p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Wahana Teknik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISA PENGARUH JUMLAH PLUG PADA KONDENSER TERHADAP EFISIENSI DAN HEAT TRANSFER YANG HILANG DI PLTU UNIT 3 DAN 4 PT. PJB UP. GRESIK Masrufaiyah; Tri Joko Sulistiono
Wahana Teknik Vol 7 No 1 (2018): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.083 KB)

Abstract

Kondenser merupakan salah satu komponen utama pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pada kondenser terdapat permasalahan kebocoran tube yang akan mempengaruhi efisiensi dan heat transfer yang dihasilkan. Agar pemakaian kondenser tersebut awet, maka perlu dipelihara dengan pemberian plug pada tube yang bocor sehingga fluida air laut yang melewati tube tidak tercampur dengan air kondensasi uap dari turbin. Penelitian ini dilakukan untuk: 1. mengetahui perpindahan panas kondenser Pembangkit listrik tenaga uap dan pengaruh perpindahan panas apabila terdapat  plug pada PLTU unit 3 dan 4 di PT. PJB UP. Gresik. 2. Membandingkan efisiensi apabila terdapat plug dan tidak terdapat plug. Perhitungan perpindahan panas menggunakan rumus LMTD (logarithmic mean temperature difference) dan rumus efektivitas/efisiensi. Hasil perhitungan didapatkan bahwa; 1. PLTU UP. Gresik unit 3 dan 4 memiliki heat transfer  194.738.408 W atau setara dengan 194,73 MW. Jumlah plug maksimum adalah 6000 plug dan tube minimum yang diijinkan 8.528 dari total keseluruhan tube 14.528 buah. 2. Efisiensi kondenser PLTU UP. Gresik unit 3 dan 4 apabila tidak terdapat plug adalah 93,64% akan tetapi terjadi penurunan 0,01 % apabila terdapat satu plug. Kata Kunci: heat transfer, plug, efisiensi
Analisis Daya Lekat Coating Three Layer Polypropylene (3LPP) dengan Variasi Temperatur pada Pipa Minyak dan Gas Mochammad Sochib; Masrufaiyah; Achmad Bachtiar Zulfi
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prosentase kerusakan pada coating 3LPP pada PT. Indal Steel Pipe sangat besar, diantaranya: repair coating saat moving sebesar 15% dan coating reject pada saat peel test sebesar 20%. Peneliti merasa perlu untuk melakukan analisis pengujian peel test pada coating 3LPP karena prosentase kerusakannya cukup tinggi, sehingga diharapkan terjadi efisiensi proses produksi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kekuatan daya lekat coating 3LPP dengan variasi tegangan temperatur 80?C, 95?C, dan 105?C pada pipa minyak dan gas.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengujian secara langsung untuk mengetahui kekuatan daya rekat coating 3LPP pada pipa minyak dan gas. Pengujian akan dilakukan dengan 2 macam yaitu peel test dan adhesive hanging test.Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini ialah: 1) Dari hasil uji peel test menunjukkan bahwa dengan temperatur 80?C menunjukkan daya rekat coating yang paling baik dibanding temperatur 95?C dan 105?C. 2) Dari hasil adhesive hangging test terlihat lapisan kulit yang meregang yang diakibatkan panas serta beban gantung saat pengujian dengan temperatur 95?C lebih baik dan lebih lunak, sedangkan pada temperatur 80?C lebih keras dan mudah patah atau pecah. Peneliti menyarankan bahwa material polypropylene dengan temperatur 80?C - 95?C yang paling tepat karena sesuai dengan permintaan customer, sedangkan temperatur 105?C kurang bagus karena terlalu lunak dan dapat menyebabkan reject dan menjadi kerugian bagi perusahaan.Kata Kunci: Adhesive Hanging Test, Coating, PeelTest, 3 Layer Polypropylene
Perancangan Mesin Pencacah Pakan Ternak Serbaguna dengan Kapasitas 300 kg/jam Mohammad Sochib; Masrufaiyah; Angga Prasetia Putra
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian besar penduduk yang memelihara ternak kususnya ternak sapi dan ayam yang jumlahnya banyak memerlukan sebuah alat untuk merajang atau memcacah rumput dan jagung sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga yang dikeluarkan yaitu mesin pencacah pakan ternak serbaguna. Analisis teknik meliputi analisis daya, torsi yang terjadi pada poros dan kontruksi rangka. Tenaga penggerak mesin pencacah pakan ternak serbaguna direncanakan menggunakan 5 pasang pisau, motor diesel yang disesuaikan dengan kemampuan 5,5 kw dan 4,10135 watt. Hasil perencanaan menghasilkan mesin pencacah pakan ternak serbaguna dengan spesifikasi ukuran tinggi 1.140 mm, lebar 795 mm dan panjang 600 mm. Kapasitas produksi mesin pencacah pakan ternask serbaguna ini 300 kg/jam. Sumber penggerak mesin adalah motor diesel 5,5 hp dengan putaran pully motor 2.500 rpm dan putaran pada pulley poros 2.125 dan putaran mesin yang di butuhkan 2.084. Sistem transmisi menggunakan V-belt dengan dengan type A52 panjang sabuk 1.316,46, poros penggerak berdiameter 60 mm dan panjang 711 mm menggunakan bahan JIS G4051. Kontruksi rangka terbuat dari profil siku 50 mm x 50 mm x5 mm dengan bahan JIS G3101, dan pisau sebanyak 5 pasang dengan bahan JIS G3101 yang dilapisi hard surfacing Z351 DF2B-600-B Kata Kunci: mesin, pencacah, pakan, ternak, serbaguna
Analisa Kekasaran Permukaan Pada Proses Pembubutan Material AISI 4140 dengan Nose Radius dan Cutting Parameter yang Berbeda Masrufaiyah; Sugeng Hariyadi; Mochammad Miftahurrohman
Wahana Teknik Vol 9 No 1 (2020): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The process of machining the shaft can be done using a lathe where it is often obtained that the surface roughness value is not as desired. This is influenced by several factors including the nose radius on the tool geometry and cutting parameters. To determine the effect of these two factors, this study used AISI 4140 material with a WNMG Sumitomo type carbide chisel with a nose radius R 04 and R 08 as well as different feeding starting from F 70, F 80, F 90, F 100, F 110 and F 120 and using the same Rpm, Rpm 900. The results show that to achieve a roughness value of N8 with a roughness value of 3.2 m, a tolerance of 2.4 m–4.8 m, the tool radius and feeding used include: R 04 with F 70 with a value of 3.101 m, R 04 with F 80 with a value of 4.050 m, R 08 with F 90 with a value of 2.562 m, R 08 with F 100 with a value of 3.164 m, R 08 with F 110 with a value of 3.828 m, R 08 with F 120 with a value of 4,556 m. Based on the roughness value (Ra), the larger the nose radius used, the lower the roughness value obtained. The more nose radius used, the higher the roughness value obtained. Keywords: AISI 4140, Cutting, Nose, Parameter, Radius, Roughness, Surface.  
Analisa Laju Korosi Galvalum I dan Galvalum II Terhadap Media Air Sumur dan Air Laut Masrufaiyah; Agus Setiyo Umartono; Nando Arifal Hisyamuddin
Wahana Teknik Vol 9 No 2 (2020): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of lightweight steel roof trusses (galvalume) is currently increasing, given the increasingly expensive and scarce wood prices. When compared to wood, galvalume is also more durable because it cannot be eaten by termites. In this study, the quality of 2 galvalumes, namely aplus and galvatruss, will be tested against the corrosion rate due to rainwater and seawater. The purpose of this study was to determine the effect of differences in the quality of galvalume on the corrosion rate due to rainwater and seawater. This corrosion rate study was carried out directly electrochemically using a tool to measure the corrosion rate, namely potentiostat, using regression methods and polarization techniques, namely based on electrochemical reactions at the anode and cathode that occurred in the galvalume constituent material which had been electrified. The results of the study concluded that galvatruss galvalume is better than aplus galvalume. This is evident in the corrosion rate test, the value of the corrosion rate of galvatruss galvalume is lower than the value of the aplus galvalume corrosion rate, both with rainwater and seawater. Keywords: corrosion, galvalume, rates, seawater, wellwater.