This Author published in this journals
All Journal Wahana Teknik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERENCANAAN INSTALASI POMPA DARI FRESH WATER TANK KE HOT WATER TANK DENGAN KAPASITAS 600 LITER/MENIT Mochammad Sochib; Syamsul Hadi
Wahana Teknik Vol 4 No 1 (2015): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.967 KB)

Abstract

PT. Sentana Adidaya Pratama bergerak di bidang produksi pupuk majemuk dengan kapasitas produksi setiap hari sebesar 700 MT. Proses produksi memerlukan beberapa bahan antara lain: Nitrogen (N), Rock Phosphat (RP), Kalium Chloride (KCl), dan Magnesite (MgO) yang kemudian dicampur menggunakan mix antara air dan steam (uap panas) di dalam sistem sebuah granulator drum. Pasokan air untuk proses tersebut memerlukan tangki penyimpanan dari fresh water tank ke hot water tank, sehingga diperlukan  alat transportasi yang bertujuan untuk memindahkan air tersebut melalui saluran tertutup. Hal tersebut membuat peneliti merasa perlu untuk merencanakan instalasi pompa yang efektif dan efisien.Langkah perencanaan instalasi pompa dengan kapasitas 600 liter/menit dilakukan dengan mempertimbangkan jenis pompa dan head pressure.Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan: total head Instalasi sebesar  6,12717 meter, head pompa sebesar 6,73 meter, total panjang pipa: 15 meter, total elbow: 3 buah, kapasitas dari user: 600 liter/menit, dan temperature air sebesar 25 °C - 35 °C.Kata kunci: perencanaan, pompa, head pressure
ANALISA PERBANDINGAN PENGELASAN SMAW DENGAN VARIASI AMPERE TERHADAP SIFAT MEKANIS Mochammad Sochib; Muhammad Afif
Wahana Teknik Vol 5 No 1 (2016): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.483 KB)

Abstract

Pengelasan SMAW sangat erat hubungannya dengan defect yang mempengaruhi mechanical properties. Pada proses pengelasan ini kualitas hasil pengelasan dipengaruhi energi panas yang berarti dipengaruhi tiga parameter yaitu arus las, tegangan las, dan kecepatan pengelasan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan sifat mekanis terhadap perubahan heat input dengan variasi ampere.Tahapan penelitian yang digunakan adalah : 1) Pembuatan kampuh V, 2) Proses pengelasan benda uji, 3) Pembuatan specimen, 4) Uji tarik benda uji. 5) Uji kekerasan Vickers. Pengelasan menggunakan baja karbon A 36 tebal 10 mm dengan menggunakan proses las SMAW yang memakai elektroda E 7018 diameter 3,2 mm dengan posisi pengelasan 1G dan bentuk sambungan kampuh V 60 ? dengan variasi arus 100 A, 120 A, 130 A.Hasil pengujian menghasilkan kesimpulan : 1) Semakin besar heat input maka semakin besar nilai kekuatan tarik dan semakin besar juga nilai kekerasannya, 2) Sebaiknya memakai arus 100 A.Kata kunci: pengelasan, SMAW, uji tarik, vickers
UJI KETAHANAN KOROSI MATERIAL BAJA KARBON A 283 Gr C, SS 317L, SS 304, SS HG-30, SS ALLOY-31 TERHADAP LIQUID SODIUM METABISULPHITE Mochammad Sochib; Gh Rifqi Syaifullah
Wahana Teknik Vol 3 No 1 (2014): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6623.755 KB)

Abstract

Sodium Metabisulphite adalah suatu garam industri yang terbuat dari belerang/sulfur (S) dan soda ash (Na2Co3). Sebuah tangki penampungan Sodium Metabisulphite, dengan temperatur sekitar 27 C sampai 30 C, menggunakan material Carbon Steel A 283 Grade C, telah terjadi pengkorosian yang secara visual terlihat berupa lubang-lubang kecil pada body tangki secara merata sehingga sering menimbulkan kebocoran.Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui jenis material apa yang mempunyai laju korosi yang rendah 2) Mengetahui jenis korosi apa yang terjadi pada berbagai material yang dipilih. Penelitian dilakukan pada material baja karbon A 283 C, SS 3I7 L, SS 304, SS HG 30, SS Alloy 31 yang dicelupkan dalam bejana yang berisi Sodium Metabisulphite. Pengujian dilakukan dengan metode uji kehilangan berat (weight loss) dan penelitian ini tidak membahas struktur mikromaterial.Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Laju korosi (CPR) adalah: material A 283 C sebesar 1,663397735 mm/y, material SS 317 L sebesar 0,003144580 mm/y, material SS 304 sebesar 0,935858876 mm/y, material SS HG 30 sebesar 0,004859598 mm/y,  dan material SS Alloy 31 sebesar 0,003177925 mm/y. 2) Nilai laju korosi (CPR) yang paling besar adalah pada material baja karbon tipe A 283 C yaitu sebesar 1,663397735 mm/y, sedangkan yang paling rendah adalah pada material SS 317 L yaitu sebesar 0,003144580 mm/y. 3) Dilihat dari permukaan pada semua sampel uji, Karakteristik korosi yang terjadi pada masing-masing material uji adalah korosi jenis lubang (pitting corossion).Kata kunci: laju, korosi, liquid, sodium, metabisulphite
ANALISA FOULING PADA PLATE AND FRAME, LEAN/RICH AMINE EXCHANGER 135-H-02 DI SAKA INDONESIA-PANGKAH Mochammad Sochib; Agus Riyanta
Wahana Teknik Vol 6 No 1 (2017): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1477.467 KB)

Abstract

Lean/ Rich Amine Exchanger 135-H-02 adalah salah satu alat penukar panas tipe plate and frame yang dipakai sebagai alat penukar panas di Saka Indonesia-Pangkah Ltd. Alat penukar panas ini sangat penting sekali perannya untuk menjaga kualitas produk, sehingga perlu dilakukan penelitian/analisis luas permukaan panas untuk mengetahui adanya kebuntuan di dalam alat penukar panas tersebut.Data temperatur yang diambil, kemudian dihitung luas permukaan panasnya, terjadi penurunan luas permukaan panas sebesar 2,3 m2, dan efisiensi heat exchanger saat ini adalah 88,3 %. Standart minimum efisiensi heat exchanger tersebut adalah 75 %. Sedangkan standar maksimum penurunan luas permukaan panasnya adalah 5 m2. Dari hasil perhitungan, alat penukar panas tersebut masih bisa beroperasi selama 5,8 tahun.Kondisi alat penukar panas tersebut perlu dikontrol secara rutin, salah satu caranya adalah dengan memonitor adanya perubahan temperatur Lean dan Rich Amine, sehingga umur alat penukar panas tersebut bisa bertahan selama 5,8 tahun.Kata kunci: fouling, plate and frame, lean rich amine exchanger
ANALISIS SISTEM PROTEKSI KOROSI UNTUK PIPA PETROLEUM GAS, MATERIAL API-5L X52 (ø 20”, Sch. 40, 8560m) Mochammad Sochib; Maryanta Maryanta
Wahana Teknik Vol 2 No 1 (2013): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.572 KB)

Abstract

Pipa under ground dan under water perlu diadakan perlindungan korosi dan yang sesuai adalah Proteksi Katodik. Korosi itu sendiri sesungguhnya tidak dapat dihentikan namun hanya bisa dicegah atau diperlambat lajunya. Di Hess Indonesia Pangkah Ltd yang berlokasi di Manyar mensuplai PetroleumGas ke PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) di Gresik sepanjang 8560 meter menggunakan pipa dengan material API-5L X52 (ø 20”, Sch. 40). Dari hasil pengukuran terjadi penurunan tegangan proteksi dibawah (-0,850 Volt DC). Maka kondisi ini perlu dilakukan penelitian dan analisis yang mendalam agar pipa tidak terjadi korosi. Kemudian diadakan penelitian dan perhitungan kembali desain yang terpasang adalah: Luas area yang diproteksi 670,29m2, arus proteksi yang diperlukan 40,22 ampere, jumlah anodeyang diperlukan 10,34 buah, maka berdasarkan besaran nilai tersebut desain telah sesuai dengan kebutuhan proteksi yang diperlukan, bahkan Panel Rectifier yang terpasang telah dinaikkan ke 125% dari perhitungan secara teoritis. Setelah diadakan penelitian yang mendalam menggunakan metoda standard internasional, ditemukan pada pipa unit-2 adanya kebocoran arus sebesar12 - 14 ampere pada Flange Isolasi IF-6 di Tie-In akhir pipa Hess yang menuju ke PJB yang berlokasi di area PJB Gresik. Agar sistem proteksi katodik kembali normal maka disarankan untuk melepas kabel jumper yang memisahkan proteksi pipa unit-1 dan pipa unit-2 dengan maksud untuk mengamankan pipa unit-1 sepanjang 8400 meter dan mengorbankan (sementara) pipa unit-2 sepanjang 160 meter tanpa proteksi katodik, sambil menunggu perbaikan selanjutnya.Turunnya tegangan proteksi dibawah (-0,850 Volt DC) diakibatkan karena terjadinya hubung singkat (short circuit) di Flange Isolasi IF-6, maka dari hasil penelitian disarankan untuk memberikan proteksi tambahan secara terpisah pada pipa unit-2 yang terjadi short circuit. Kata kunci: Pipa, korosi, katodik, proteksi.Kata kunci: pipa, korosi, katodik, proteksi
ANALISA KEGAGALAN SAMBUNGAN LAS BAJA PADUAN RENDAH (BS-1501-224 Gr 490 BLT 45) Mochammad Sochib; Budi Astoro
Wahana Teknik Vol 1 No 1 (2012): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.097 KB)

Abstract

Before the manufacture of pressure vessel welding process performed on the test material in which the test material is then carried out the testing process from the mechanical (tensile tests, comparisons, test the hardness and toughness test) of the test results will be obtained from the value of each test and if the value of the produced in accordance with the implied then for the next process can be used for the same job and if the contrary should be tested again with the same procedure from previous work.Testing performed to analyze the causes of failure in welded joints of low alloy steel material (BS 1501-224 Gr 490 BLT 45). Used method of impact testing where the test material will be taken on the position of weld material, fusion and fusion line + line 2mm with test temperature 45° C.The first test results are known the value obtained does not meet / achieve the implied value of the standard, but after re-commissioning and testing (re-test) by the same process as before it can be seen where the test results have met both the value of the implied value for the results of testing welded joints of low alloy steel material (BS 1501-224 Gr 490 BLT 45).Keywords : failure, welded joints
PERENCANAAN BELT CONVEYOR BATU BARA dengan KAPASITAS 1000 TON PER JAM di PT. MERATUS JAYA IRON STEEL TANAH BUMBU Mochammad Sochib; Gaguk Mei Kusbiantoro
Wahana Teknik Vol 7 No 1 (2018): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1675.765 KB)

Abstract

Belt conveyor digunakan pada berbagai industri sebagai alat transportasi untuk memindahkan berbagai material. Conveyor pada PT. Meratus Jaya Iron Steel berperan sebagai alat pengangkut material bahan baku utama seperti lump ore, batu bara dan lime stone (batu kapur). Seharusnya conveyor tersebut digunakan untuk mempelancar kegiatan proses, akan tetapi untuk handling material terutama batubara dari pelabuhan ke stockpile masih menggunakan tronton. Untuk itu agar lebih efisien dan efektif, maka handling ke stockpile akan digunakan conveyor yang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan yaitu belt conveyor.Metode perencanaan yang digunakan dalam perencanaan belt conveyor ini adalah dengan studi literatur berdasarkan referensi desain belt conveyor yang sudah ada di pasaran serta melakukan pengamatan di lapangan terkait dengan material pengangkut yaitu batu bara jenis coal bitominous mine. Hal-hal yang diperhatikan dalam perencanaan belt conveyor ialah karakteristik dari material tersebut antara lain: bulk density, angle of surcharge, angle of repose, temperatur, berat belt, lebar belt, berat material angkut,cross section area, tegangan dan daya belt.Berdasar hasil perhitungan perencanaan dengan kapasitas 1.000 ton/jam dengan panjang 800 meter dan ketinggian 25 meter didapat hasil untuk bulk density coal bitominous mine 0,80 ton/m³, surcharge angle 25 degree, angle of repose 38 degree, belt width 1.050 mm, cross section area 0,13005 m², speed of belt conveyor 2,67 m/s, factor t 1, berat belt 16 lbs/ft, diameter idler 159 mm, diameter drive pulley 508 mm, daya motor sebesar 160,91 kw ,dan jumlah putaran motor yang dibutuhkan 1.529,39 rpm.Kata Kunci: material handling, belt conveyor, kapasitas
Analisis Daya Lekat Coating Three Layer Polypropylene (3LPP) dengan Variasi Temperatur pada Pipa Minyak dan Gas Mochammad Sochib; Masrufaiyah; Achmad Bachtiar Zulfi
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prosentase kerusakan pada coating 3LPP pada PT. Indal Steel Pipe sangat besar, diantaranya: repair coating saat moving sebesar 15% dan coating reject pada saat peel test sebesar 20%. Peneliti merasa perlu untuk melakukan analisis pengujian peel test pada coating 3LPP karena prosentase kerusakannya cukup tinggi, sehingga diharapkan terjadi efisiensi proses produksi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kekuatan daya lekat coating 3LPP dengan variasi tegangan temperatur 80?C, 95?C, dan 105?C pada pipa minyak dan gas.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengujian secara langsung untuk mengetahui kekuatan daya rekat coating 3LPP pada pipa minyak dan gas. Pengujian akan dilakukan dengan 2 macam yaitu peel test dan adhesive hanging test.Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini ialah: 1) Dari hasil uji peel test menunjukkan bahwa dengan temperatur 80?C menunjukkan daya rekat coating yang paling baik dibanding temperatur 95?C dan 105?C. 2) Dari hasil adhesive hangging test terlihat lapisan kulit yang meregang yang diakibatkan panas serta beban gantung saat pengujian dengan temperatur 95?C lebih baik dan lebih lunak, sedangkan pada temperatur 80?C lebih keras dan mudah patah atau pecah. Peneliti menyarankan bahwa material polypropylene dengan temperatur 80?C - 95?C yang paling tepat karena sesuai dengan permintaan customer, sedangkan temperatur 105?C kurang bagus karena terlalu lunak dan dapat menyebabkan reject dan menjadi kerugian bagi perusahaan.Kata Kunci: Adhesive Hanging Test, Coating, PeelTest, 3 Layer Polypropylene