Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

TRANSFORMASI DUNIA PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR DALAM MASA PANDEMI COVID-19 Dyan Eka Pamungkas; Sukarman Sukarman
Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian Vol. 6 No. 3 (2020): Vol. 6 No. 3 September 2020
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrpd.v6n3.p211-219

Abstract

ABSTRACTThe temporary closure of educational institutions to withstand the spread of the Covid-19 pandemic around the world has affected millions of students, especially the education system in Indonesia. The Covid-19 pandemic forced the world's people to define the meaning of life, the purpose of learning and the nature of humanity. In education, COVID-19 has drastically changed the learning model; all learning activities are conducted online ranging from elementary school to college level. This research aims to describe the utilization of online learning models in the learning process in elementary schools. The data obtained in the form of qualitative data containing a description of the results of learning observations and teacher interviews on the utilization of online learning models in elementary schools. The research was conducted at SDN Sambirejo III Nganjuk. Based on the results of the interview, online learning activities at SDN Sambirejo III have been effective by utilizing the Classroom Group Whatss app, Google Classroom, and Zoom. The problem in the implementation of online learning is the problem of internet connection that is less supportive.Keyword: COVID-19, transformation, online learning ABSTRAK                                                                                          Penutupan sementara lembaga pendidikan untuk menahan penyebaran pandemic Covid-19 di seluruh dunia telah mempengaruhi jutaan siswa, terutama sistem pendidikan di Indonesia. Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Dalam bidang pendidikan, COVID-19 telah mengubah model pembelajaran secara drastis; seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara online mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan model pembelajaran daring dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Data yang diperoleh berupa data kualitatif yang berisi deskripsi tentang hasil observasi pembelajaran dan wawancara guru mengenai pemanfaatan model pembelajaran daring di sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan di SDN Sambirejo III Nganjuk. Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan pembelajaran dengan mode daring di SDN Sambirejo III sudah efektif dengan memanfaatkan aplikasi Whatss Grup kelas, Google Classroom, dan Zoom. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu masalah koneksi internet yang kurang mendukung.Kata Kunci: COVID-19, Transformasi, Pembelajaran Online
Pengintegrasian Pendidikan Karakter Bangsa Pada Pembelajaran Berbasis Game Untuk Mengajarkan Karakter Santun Di Media Sosial Dyan Eka Pamungkas; Sukarman Sukarman
EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 1 No. 1 (2017): EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.794 KB) | DOI: 10.26740/eds.v1n1.p5-14

Abstract

Fakta menunjukkan bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia didominasi oleh kelompok usia anak-anak dan remaja. Pengguna internet memiliki kecenderungan untuk mengakses media sosial yang lebih tinggi daripada mengakses hiburan, berita, pendidikan, komersial, dan layanan publik. Media sosial berbasis internet adalah distribusi informasi tercepat dan tecepat, sehingga kemungkinan perilaku buruk menjadi cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan kesantunan dalam interaksi media perilaku sosial, terutama untuk remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah literatur penelitian, yaitu penilaian dan evaluasi kritis dan mendalam dari penelitian yang ada untuk membuat bentuk baru atau mengusulkan metode baru yang terkait dengan masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka dan diskusinya, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat ditanamkan pada remaja untuk karakter sopan dalam menggunakan media sosial melalui video game game. Bimbingan orang tua perlu dilakukan untuk menghindari aktivitas buruk dalam penggunaan media sosial dan permainan video sekaligus
TRADHISI JEMUWAH LEGI DI DESA CANDIHARJO KECAMATAN NGORO KABUPATEN MOJOKERTO (TINTINGAN WUJUD, MAKNA, PAMANGGIH MASYARAKAT LAN PELESTARIAN) Osa Zuna Siyama; sukarman sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 16 No 7 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.674 KB) | DOI: 10.26740/job.v16n7.p%p

Abstract

Tradisi Kenduren Jumat legi ini sebagai tradhisi di daerah mojokerto, tradisi ini dijadikan untuk bahan penelitian karna, dalam tradisi ini mempunyai manfaat untuk masyarakat di tanah jawa. Yang disekitarnya masih mepercayai tradsi ini. Dari tradisi ini kita bisa dgambarkan bentuk dari manusia yang masih ada hubungannya dengan manusa yang meninggal duni, dari tradhisi ini menggambarkan wawasan pencipta bab nilai-nilai yang mengandhung terhadapa kahuidupan untuk menjalankan kehidupan yang nyhata, dan mengandhung nilai tauladhan untuk generasi di tanah jawa, tentang tardhisi yang ada untuk diterapkan di kehidupan yang nyata, Permasalahan dalam tradisi ini yaitu (1) bagaimana wujud tradisi kenduren jumat legi didesa candiharjo (2) bagaiamna makna tradhisi kenduren jumat legi didesa candiharjo (3) bagaimana pendapat masyarakat mengenai tentang tradisi jumat legi didesa Candiharjo (4) bagaimana pelestarian tradisi Kenduren Jumat legi didesa candiharjo. Dalam bab yang sama adapaun tujuwan pene;litian yaiutu (1) menjelaskan wujud tradisi Kenduren Jumat Legi didesa candiharjo (2) bagaiaman makna yang terkandhung dalam tradisi Jumat Legi ing desa candiharjo (3) menjelaskan pendapat masyarakat pada tradisi Jumat Legi didesa Candiharjo (4) menjelaskan cara pelestarian tardisi Kenduren Jumat Legi ing desa Candiharjo, dalam tradisi ini selalu memiliki manfat sendiri, seperti halnya di tradhisi kenduren jumat legi ini juga memiliki manfaat untuk masyarakat yang ada dilingkungan sekitar tardisi tersebut, manfaat yang terkandung ada di tradhisi kenduren Jumat Legi Ini yaitu bisa mendukung dalam pengembangan tradisi ini supaya tetap trawat dan terjaga dengan baik dan terlaksana. Dan juga supaya tradhisi ini tetap hidup di tanah jawa, meskipun budaya yang masuk di tanah jawa terkena pengaruh budaya dari luar, dalam menjelaskan penelitian ini pasti ada teori yang digunakan, seperti halnya di penelitian ini menggunakan teori danandjaja tentang wujud dan teori folklore untuk masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, sumber data penelitian berupa wujud tradisi Kenduren Jumat Legi di desa Candiharjo, data penelitian ini yaitu gambar Kenduren Jumat Legi, keadaan Kenduren Jumat Legi, dalam memperoleh pengumpulan data menggunakan teknik poto tradisi Jumat Legi, untyk menjelaskan data digunakan analisis metode deskriptif analisis Hasil penelitian ini yaitu berdhasarkan konsep folklore yang dibafgi menjadi 9 macam yaiutu (1) disebar dan diwariskan dengan cara lisan (2) folklore bersifat tradhisional, disebarkan dengan cara relative (3) folkolor memiliki versi dan varian yang berbeda (4) folklore bersifat anonym artinya pencipta kurang jelas (5) folklore memiliki bentuk dan pola (6)folkoor memiliki fungsi (7) foklor mebersifat pralogis (8) folklore memiliki orang banyak (9) folklore memiliki sifat polos dan lugu, dari semua penjelaskan itu tadi berhubungan dengan tradisi Kenduren Jumat Legi didesa Candiharjio dan ada hubungannya dengan masyarakat. Kata kunci : tradisi, kebudayaan, folklor
Tradisi Pengantin Mupus Braen Blambangan Di Masyarakat Suku Osing Kabupaten Banyuwangi ( Tintingan Folklor) Prilista Monica Febrin; sukarman sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.103 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n1.p47-68

Abstract

Tradisi Pernikahan Mupus Braen Blambangan merupakan salah satu bukti ragam budaya yang ada di Banyuwangi. Asal usul tradisi ini muncul karena adanya banyak musibah yang mengakibatkan para warga dan sepasang pengantin yang salah satunya berasal dari anak kemunjilan atau anak bungsu. Tradisi ini muncul dan tersebar untuk menciptakan keluarga yang bahagia. Tradisi ini di laksanakan di dalam acara temu manten masyarakat suku Osing, namun tidak semua acara temu manten menggunakan Tradisi Mupus Braen Blambangan. Tradisi Pernikahan Mupus Braen Blambangan hanya digunakan untuk anak kemunjilan atau anak bungsu di dalam keluarga tersebut. Tradisi ini mengandung banyak makna yang isi nasihat-nasihat dari kepala adat. Nasihat tersebut juga bisa ditemukan disetiap tata cara dan ubarampe. Ubarampe tersebut berupa bantal dan guling yang dikemas tikar, ekrak, kampil putih (ponjen), ayam dan telur, irus dan gayung, dan yang terakhir kelapa. Berjalannya Tradisi Pernikahan Mupus Braen Blambangan sesudah akad dan di laksanakan di waktu menuju petang, atau menjelang magrip. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data menggunakan folklore lisan dan non lisan. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan teknik rekam dan teknik mencatat. Kata Kunci: Folklor, asal usul, ubarampe, tradisi manten Mupus Braen Blambangan, Banyuwangi.
Upacara Adat Larung Sesaji di Pantai Kedung Tumpang Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung Miratul Hasanah; Sukarman Sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.855 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n2.p483-507

Abstract

Upacara Adat Larung Sesaji di Pantai Kedung Tumpang (UALSDPKT) merupakan salah satu upacara yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Desa Pucanglaban kepada Tuhan dan untuk menolak musibah. Upacara ini rutin dilakukan setahun sekali yaitu pada bulan Sura. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan: 1) asal-usul UALSDPKT, 2) rangkaian acara UALSDPKT, 3) ubarampe dan maknannya dalam UALSDPKT, dan 4) fungsi dari UALSDPKT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini berupa peneliti, daftar pertanyaan, dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asal-usul UALSDPKT berkaitan dengan babad tanah Jawa. Rangkaian acara UALSDPKT yaitu musyawarah, kerja bakti, menyiapkan ubarampe, memasak, istighotsah, hiburan pembuka, sambutan dan mengajatkan, mengarak ubarampe, berdoa bersama, melarung sesaji, hiburan penutup, dan pembubaran panitia. Ubarampe dalam UALSDPKT yaitu sekul suci ulam sari, bunga setaman, bunga telon, cok bakal, buceng mas, buceng kuat, jenang sengkala, kepala kambing, degan, janur, pisang raja, menyan putih, sapu lidi, gunungan buah sayur jajan, sega golong, sega punar, urap-urap, pelas lotho, geneman, tahu, kacang goreng, dan srondeng. Fungsi UALSDPKT ialah sistem proyeksi, alat pengesahan budaya, alat pendidikan, alat pemaksa masyarakat, dan ekonomi. Kata Kunci: Upacara Adat, Larung Sesaji, Kedung Tumpang, Folklor
Legenda Petilasan Calon Arang di Desa Sukorejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Kharisma Maulida Kurniasari; Sukarman Sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.315 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n3.p922-943

Abstract

Legenda Petilasan Calon Arang di Desa Sukorejo (LPCA) merupakan salah satu wujud kebudayaan daerah Desa Sukorejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri yang termasuk bagian dari foklor lisan. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan: (1) menjelaskan wujud LPCA; (2) menjelaskan struktur LPCA; (3) menjelaskan fungsi LPCA; (4) menjelaskan nilai budaya dalam LPCA; (5) menjelaskan pandangan masyarakat terhadap LPCA. Metode yang digunakan dalam penelitian LPCA yaitu deskritif kulaitatif, dengan teknik wawancara, observasi, angket, dokumentasi dan literatur. Instrumen penelitian ini berupa peneliti, daftar pertanyaan wawancara, observasi, angket serta alat bantu lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LPCA merupakan wujud tinggalan leluhur yang mempunyai hubungan dengan kisah hidup Calon Arang ketika masih hidup. Calon Arang adalah tokoh masyarakat yang legendaris di persejarahan Jawa. Struktur legenda yaitu unsur instrinsik berupa tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Fungsi legenda yaitu alat proyeksi, alat pengesahan, alat pendidikan, alat pemaksa. Nilai budaya dalam legenda yaitu nilai budaya yang berhubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia lainya, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam. Pandangan masyarakat terhadap legenda yaitu dibagi menjadi dua, golongan yang mengetahui dan golongan yang tidak mengetahui tentang ceritanya. Kata Kunci : Legenda, Foklor, Petilasan Calon Arang
Tradisi Bancakan Weton di Dhusun Trawas Desa Trawas Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Widya Dwi Evrilia; Sukarman sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.17 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n3.p880-902

Abstract

Tradisi Bancakan Weton (TBW) merupakan salah satu upacara tradisi yang masih dilakukan oleh beberapa masyarakat Jawa yang mempunyai kepercayaan terhadap leluhurnya atau kejawen. TBW yang diadakan di Desa Trawas ini termasuk folklor setengah lisan. Tujuan pada penelitian ini yaitu menjelaskan: 1) awal mulanya TBW, 2) rangkaian acara TBW, 3) makna didalam ubarampe TBW, 4) fungsi apa saja yang terkandung dalam TBW, dan 5) Perubahan budaya dalam TBW. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik untuk mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Instrumen penelitian berupa peneliti, daftar pertanyaan, lembar observasi, dan lembar kuesioner. Untuk menganalisi data dengan interpretasi dari data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa asal mula TBW sangat berkaitan dengan asal muasal adanya manusia. Rangkaian acara TBW yaitu musyawarah keluarga, menyiapkan ubarampe, menyiapkan tempat, mengundang tetangga, membuat among-among, kendurenan dan menghanyutkan among-among. Ubarampe TBW yaitu nasi kuning, lauk ayam, telur rebus, srundeng, keringan tempe, sayur, daun pisang, jenang merah, jajan pasar, air putih, jarum benang, lilin, dan bunga panca warna. Fungsi TBW yaitu sarana mohon permintaan kepada Allah SWT, menentramkan hati, kerukunan sosial, melestarikan budaya, pembinaan kepada generasi muda dan menghilangkan rasa gengsi melestarikan budaya. Perubahan budaya TBW terjadi pada ubarampe dan rantaman acara. Kata Kunci: Tradisi, Bancakan Weton, Kebudayaan Jawa, Perubahan Tradisi
Tata Ritual pada Jaranan Paguyuban Suko Budoyo di Dusun Wakung, Desa Sukorejo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk. (Tintingan Folklor) Waryan Atmadja Sejati; Sukarman Sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.537 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n3.p1308-1330

Abstract

Tata ritual dalam paguyuban Suko Budoyo (TRJ) merupakan salah satu ritual dalam pementasan jaranan yang dilakukan oleh kelompok jaranan Suko Budoyo yang berada di Dhusun Wakung, Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk. TRJ merupakan upaya untuk melestarikan dan menjaga tradisi yang ada dalam tata laku kesenian jaranan tersebut, dan mampu mengimbangi perubahan jaman. Tata laku yang dilakukan pada sebuah ritual perlu diperjelas, karena tidak banyak orang Jawa yang mengetahui arti ritual tersebut. Selain itu bukan hanya fakta dari luar, tetapi juga makna yang terkandung dalam setiap tata ritual dan ubarampe yang digunakan.Untuk memperjelas temuan penelitian ini digunakan konsep folklor dari Danandjaja, untuk makna dan simbol menggunakan teori Teeuw, dan untuk fungsinya menggunakan teori Bascom. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. instrument dalam penelitian ini adalah peneliti, daftar pertanyaan, dan alat bantu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.Tata Ritual jaranan Suko Budoyo memiliki serangkain ritual. Pada ritual sebelum pementasan terdapat ritual mandi kramas, puasa mutih, puasa ngrowot, malem jumat legian, dan slametan satu sura. Pada pementasannya sendiri terdapat ritual suguh, prapatan, dan ndadi. Dan ritual terakhir yaitu slametan pada akhir pementasanAdapun fungsi tata ritual dalam jaranan Suko Budoyo di Kabupaten Nganjuk adalah sebagai fungsi pendidikan, fungsi hiburan, fungsi sindiran bagi masyarakat, fungsi kritik sosial dan fungsi lain seperti agama, pelestari budaya, dan ekonomi. Kata Kunci: Ritual, Jaranan, Suko Budoyo, Folklor
Kesenian Reog Raja Setan Sukmo Ngemboro Ing Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan Ega Trisnawati; Sukarman sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.427 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n4.p1457-1477

Abstract

Abstrak Kesenian Reog Raja Setan Sukmo Ngemboro (KRRSSN) merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Kesenian ini merupakan hasil turun-temurunnya leluhur di Desa Sukobendu yang masih dilestarikan. Pertunjukkan KRRSSN biasanya diadakan pada acara pernikahan dan khitanan. Selain itu, pertunjukkan KRRSSN juga dijadikan sebagai pertunjukkan tahunan seperti acara Grebeg Sura. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) bagaimana sejarah KRRSSN, (2) bagaimana bentuk pertunjukkan KRRSSN, (3) bagaimana fungsi KRRSSN, (4) bagaimana perubahan yang terjadi pada KRRSSN, dan (5) bagaimana cara melestarikan KRRSSN. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan sejarah KRRSSN, (2) mendeskripsikan bentuk pertunjukkan KRRSSN, (3) mendeskripsikan fungsi KRRSSN, (4) mendeskripsikan perubahan pada KRRSSN, dan (5) mendeskripsikan cara melestarikan KRRSSN. Analisis teori yang digunakan untuk menjelaskan temuan pada penelitian ini adalah (1) konsep folklor, (2) konsep fungsi, (3) konsep perubahan, dan (4) konsep pelestarian. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian terdiri dari peneliti, daftar pertanyaan wawancara, dan lembar observasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Fungsi KRRSSN yaitu sebagai sistem proyeksi, sarana pengesahan budaya, sarana pendidikan, sarana pengendalian sosial, sarana ekonomi, dan sarana melestarikan budaya Jawa. Kata kunci : Pertunjukkan, Kesenian, Reog Raja Setan Sukmo Ngemboro, Folklor.
Kepercayaan Tradisional didalam Gua Ngerit di Desa Senden Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Ika Tya Palupi Kurnia Putri; Ika Tya Palupi Kurnia Putri; Sukarman Sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.39 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n1.p126-150

Abstract

Kepercayaan tradisional yang terdapat di Gua Ngerit adalah salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan sampai saat ini. Kepercayaan tradisional tersebut berada di Desa Senden Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek. Makna dari kepercayaan tradisional yang masih dipercayai oleh masyarakat yaitu bisa mendapatkan kesehatan, keselamatan, keberkahan, kebahagiaan, dan bisa mewujudkan apa yang diinginkan ketika melakukan tata cara tradisi disana. Kepercayaan tradisional masih dilestarikan sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Asal usul adanya kepercayaan tradisional didalam Gua Ngerit, (2) Aspek bentuk kepercayaan tradisional didalam Gua Ngerit, (3) Tata cara, ubarampe, dan makna, dan (4) Fungsi yang terdapat di kepercayaan tradisional. Pengkajian dalam penelitian ini menggunakan teori folklor, dengan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaiku peneliti, daftar pertanyaan, lembar observasi, dan alat pembantu lainnya. Fungsi yang digunakan yaitu (1) sistem proyeksi, (2) alat pengesahan budaya, (3) alat pendhidikan, dan (4) alat kendali sosial. Kata Kunci: Kepercayaan, Tradisi, Folklor, dan Gua Ngerit