Adanya kecemasan berbicara bahasa Korea nyatanya menjadi masalah yang terjadi di kelas berbicara. Penelitian dilakukan agar mengetahui tingkat kecemasan berbicara mahasiswa, dampak, serta faktor penyebabnya. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, peneliti mengumpulkan data melalui angket serta wawancara kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Korea. Penelitian ini menggunakan teori milik Horwitz, dkk (1986) sehingga angket yang digunakan adalah Foreign Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS) dengan beberapa modifikasi. Hasil penelitian menunjukan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tingkat dasar berada pada tingkat biasa saja yaitu di angka 3.161. Namun ketika harus berbicara bahasa Korea di kelas, tingkat kecemasan mereka tergolong tinggi. Dampak dari kecemasan berbicara yaitu kurangnya kontribusi mereka di dalam kelas sehingga menyebabkan rendahnya nilai yang didapat serta secara psikologis dapat menyebabkan stres. Kemudian faktor penyebab dari kecemasan yaitu rasa tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan kosakata dan tata bahasa, takut membuat kesalahan saat berbicara, dan takut akan penilaian dosen.