Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perbandingan Adverbia Penanda Waktu Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia Jayanti Megasari; Ashanti Widyana
JLA (Jurnal Lingua Applicata) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jla.56812

Abstract

This is a comparative study of Korean and Indonesian language. This study aims to describe the form of time markers adverbs in Korean and Indonesian and also to analyze the differences and similarities of the time markers of Korean and Indonesian language. The simple sentences in Korean are translated into Indonesian by following the Indonesian language rules that apply as objects of analysis. It is found that (1) the adverb form of time marker in Korean and Indonesian has very noticeable differences; (2) the time marker in Korean is adverb but it is not applied in Indonesian language. On the other hand, the time marker in Indonesian is adverb but in Korean, it is only suffix particles.   
Analisis Pembentukan Istilah-Istilah Linguistik dalam Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia Didin Samsudin; Jayanti Megasari; Risa Triarisanti; Ashanti Widyana; Hima Ragillia Dwinanda Putri Mahendra
JLA (Jurnal Lingua Applicata) Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : DBSMB, Vocational College of Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jla.76971

Abstract

This study was conducted to fulfill the need of students to understand linguistics courses in the Korean Language Education Study Program. The student’s understanding of linguistics starts from their ability to understand the linguistic terms. This study deals with the formation of linguistic terms in Korean language compared to their formation in Indonesian language. It is necessary to analyze Indonesian terms’ formation to find their equivalent terms. It is found that Korean linguistic terms are generally changed into Indonesian as a whole. Although some terms originate from foreign languages, the majority have undergone adaptation and adjustments to be more comprehensible. In contrast, Indonesian linguistic terms are influenced by their source language. Meanwhile, Indonesian linguistic terms are influenced by the language of origin. The formation of terms is also analyzed based on the word formation process by using morphological theory to determine the formation pattern. This research may answer the function of these terms in the process of understanding linguistics lectures at the Korean Language Education Study Program, FPBS, UPI.
The early generation of Yanggongju (Western Princess) and their life polemics in 1950-1955 Ashanti Widyana; Fina Fianita; Jayanti Megasari
Journal of Korean Applied Linguistics Vol 1, No 2 (2021): Journal of Korean Applied Linguistics
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jokal.v1i2.38268

Abstract

Yanggongju, the sexual workers for G.I. soldiers who were stationed in Korea particularly during and after Korean war, were stigmatized as 'bad women' for having sexual relationships out of marriage with foreign men. These women must endure hardships that came from the clients or the pimps in daily basis. This study aims to investigate how the life and polemics yanggongju had experienced in the period of 1950-1955. The early generations of yanggongju consisted of women with various backgrounds, such as war widows and women who became the breadwinner of the family. This study used qualitative method and the data were collected from the articles of Kyunghyang Shinmun, Dong-a Ilbo, and Chosun Ilbo in the period of January 1, 1950, to December 31, 1555, accessed from a news archive site called naver news library.  After two-times process of data reduction, 47 articles were collected under the category of nyu-seu (news). It was found that the early generation of yanggongju experienced at least four kinds of polemics in their life: (1) life difficulties (physically and mentally), such as fallen women stigma, vulnerable to sexual transmitting disease, and having many debts, (2) child neglect in the form of attempted abortion and child abandonment, (3) suicide and abused, and (4) alcohol and drug (opium) addiction. It is hoped that this research can contribute to further researches on the problem of yanggongju and their position as a marginalized people.
Bahasa Maskulin dalam Drama All of Us Are Dead Bintang Gemilang Aristawidya; Risa Triarisanti; Ashanti Widyana
Syntax Idea 2948-2957
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i7.3975

Abstract

Penelitian ini membahas tentang fitur bahasa laki-laki. Laki-laki dan perempuan memiliki gaya bahasa yang sangat berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serta menganalisis fitur bahasa laki-laki berdasarkan teori Jennifer Coates dengan objek penelitian berupa drama Korea yang berjudul All Of Us Are Dead. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis berdasarkan teori Miles, Huberman, dan Saldana yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menemukan terdapat dua fitur bahas laki-laki yang ditemukan yaitu perintah dan arahan serta umpatan dan bahasa tabu. Fitur umpatan dan bahasa tabu menjadi fitur yang paling banyak ditemukan karena laki-laki bisa mengumpat di kondisi apapun baik saat sendiri maupun bersama orang lain. Perintah dan arahan antara laki-laki dan perempuan juga berbeda, laki-laki lebih sering untuk memberikan perintah secara langsung dan kuat untuk menunjukkan kontrol sedangkan perempuan tidak
PENGUATAN LITERASI DIGITAL DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GURU BAHASA ASING DI WILAYAH SUKABUMI GUNA MENGHADAPI SITUASI PEMBELAJARAN PASCA-PANDEMI Ansas, Velayeti Nurfitriana; Azizah, Asma; Widyana, Ashanti
Dimasatra Vol 3, No 1 (2022): OKTOBER
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.792 KB) | DOI: 10.17509/dm.v3i1.55266

Abstract

Pembelajaran saat pandemi menjadi titik balik guru mulai memanfaatkan teknologi secara intens dalam kegiatan pembelajaran, Khususnya dalam pengembangan media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pascapandemi, siswa belum bisa secara maksimal hadir di kelas. hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru dalam memaksimalkan kegiatan pembelajaran. penerapan model flipped learning dapat menjadi solusi yang baik bagi guru dan siswa. Oleh karena itu, para guru harus memiliki literasi digital yang mumpuni agar dapat beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru ini. Tujuan dari pelaksanaan PkM ini difokuskan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan teknologi berbasis ICT dalam mengembangkan media pembelajaran serta mengimplementasikannya di kelas. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pelatihan ini, guru mampu mengembangkan beberapa jenis media yang belum pernah digunakan seperti membuat infografis dengan menggunakan Canva, membuat video animasi dengan menggunakan animaker dan membuat tes menggunakan Wordwall. Melalui pelatihan ini, kesiapan dan kapasitas guru SMK dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT di dalam flipped learning dapat meningkat.
A contrastive analysis of food name forming between Korea and Indonesia: a morphological study Megasari, Jayanti; Widyana, Ashanti
Journal of Korean Applied Linguistics Vol 2, No 1 (2022): Journal of Korean Applied Linguistics
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jokal.v2i1.43852

Abstract

Food cannot be separated from our daily lives. The meaning of food in people's lives is to fulfil the needs of the body and other forms of culture. This study compares the formation of Korean and Indonesian food names. This study uses a descriptive research method and uses a morphological study as an analysis. The data used in this study are Korean and Indonesian food names from various relevant sources. This research was conducted as an introduction to culture through the culinary arts and as a form of developing the science of morphology. This study compares the formation and pattern used in naming Korean food names with the formation and pattern of naming Indonesian food names. This research produces formation patterns based on word categories. In Korean food, names produce 12 patterns of formation and in Indonesian food produce 5 patterns of formation.
Tingkat Kecemasan Berbicara Mahasiswa dan Dampak serta Faktor Penyebabnya pada Pembelajaran Bahasa Korea Indrajaya, Denissa Putri; Samsudin, Didin; Widyana, Ashanti
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i1.4840

Abstract

Adanya kecemasan berbicara bahasa Korea nyatanya menjadi masalah yang terjadi di kelas berbicara. Penelitian dilakukan agar mengetahui tingkat kecemasan berbicara mahasiswa, dampak, serta faktor penyebabnya. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, peneliti mengumpulkan data melalui angket serta wawancara kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Korea. Penelitian ini menggunakan teori milik Horwitz, dkk (1986) sehingga angket yang digunakan adalah Foreign Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS) dengan beberapa modifikasi. Hasil penelitian menunjukan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tingkat dasar berada pada tingkat biasa saja yaitu di angka 3.161. Namun ketika harus berbicara bahasa Korea di kelas, tingkat kecemasan mereka  tergolong tinggi. Dampak dari kecemasan berbicara yaitu kurangnya kontribusi mereka di dalam kelas sehingga menyebabkan rendahnya nilai yang didapat serta secara psikologis dapat menyebabkan stres. Kemudian faktor penyebab dari kecemasan yaitu rasa tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan kosakata dan tata bahasa, takut membuat kesalahan saat berbicara, dan takut akan penilaian dosen.
Representation of Existentialism in Jo Yong's Fairy Tales in the Drama It's Okay to Not Be Okay (A.J. Greimas Semiotic Analysis) Syahrir, Hana Hanifah; Triarisanti, Risa; Widyana, Ashanti
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 3, No 2 (2024): December 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v3i2.4376

Abstract

This research examines the fairy tale 진짜 진짜 얼굴을 찾아서 (Finding The Real Face) which is found in the Korean drama "It's Okay to Not Be Okay". This research analyzes the actant schema and functional structure from A.J.'s structural narrative theory. Greimas, after that, identified the representation of existentialism in it. The method used is qualitative with narrative semiotic analysis presented descriptively. The results of this research show that the fairy tale 진짜 진짜 얼굴을 찾아서 (Finding The Real Face) fulfills the six actants in varying amounts. The dominant actant of this tale is the Box Man, namely as subject, helper and recipient. The functional structure of a fairy tale has a sequential plot. Apart from that, this fairy tale reflects the search for identity of the characters, namely the Box Man, the Mask Child, and the Tin Can Princess.
PENGUATAN KOMPETENSI MENULIS ARTIKEL ILMIAH BERBASIS HASIL PTK UNTUK GURU BAHASA DI SMA KABUPATEN BANDUNG DAN SEKITARNYA Azizah, Asma; Ansas, Velayeti Nurfitriana; Widyana, Ashanti; Khaliya, Meutia; Ibrahim, Ibrahim; Mushonif, Mushonif
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.51303

Abstract

Penulisan karya ilmiah merupakan upaya penting untuk meningkatkan kemampuan guru dan menjadi syarat utama bagi kenaikan jenjang karir guru di Indonesia, sesuai dengan PP Nomor 74 tahun 2008. Namun, terdapat kendala bagi banyak guru dalam menuangkan hasil penelitian mereka ke dalam artikel ilmiah. Faktor-faktor seperti kurangnya kebiasaan menulis, ketidakpahaman tentang konsep penulisan, minimnya motivasi, keterbatasan waktu, dan kurangnya referensi membuat guru kesulitan dalam menulis artikel ilmiah. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menguatkan kompetensi guru bahasa di SMA dalam menulis artikel ilmiah yang siap publikasi. Melalui metode pelatihan exploratory mixed methods, kegiatan ini memandu guru dalam mengembangkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi artikel ilmiah. Data yang dikumpulkan meliputi tahap pra-pelatihan, pelatihan, dan pasca-pelatihan, dengan kegiatan dilaksanakan secara daring untuk mengakomodasi guru dari berbagai wilayah di Jawa Barat. Hasil pra-pelatihan menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum berpengalaman dalam mempublikasikan artikel. Sesi pelatihan berfokus pada penulisan artikel ilmiah dan melibatkan diskusi aktif tentang penelitian PTK dan tantangan dalam menulis laporan penelitian. Kendala utama yang dihadapi adalah terkait dengan referensi. Setelah pelatihan, guru berhasil menghasilkan draf artikel ilmiah dengan pendampingan dosen. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan kompetensi guru bahasa SMA untuk menulis artikel ilmiah berbasis penelitian PTK.Writing scientific papers is an important effort to enhance teachers' capabilities and is a primary requirement for career advancement in Indonesia, as per Government Regulation No. 74 of 2008. However, many teachers face challenges in translating their research findings into scientific articles. Factors such as infrequent writing habits, lack of understanding of writing concepts, limited motivation, time constraints, and a shortage of references hinder teachers in scientific article writing. This community service activity aims to strengthen the competencies of high school language teachers in writing publishable scientific articles. Through exploratory mixed methods training, this activity guides teachers in developing their Classroom Action Research (CAR) findings into scientific articles. Data collected includes pre-training, training, and post-training phases, with activities conducted online to accommodate teachers from various regions in West Java. Pre-training results show that most teachers lack experience in publishing articles. The training sessions, focusing on scientific article writing, involved active discussions about CAR research and challenges in research report writing. The main obstacle faced was related to references. Post-training, teachers successfully produced drafts of scientific articles with faculty guidance. These results indicate that the training effectively improves the competencies of high school language teachers in writing scientific articles based on CAR research findings.
Pembekalan bahasa korea dasar bidang pariwisata guna meningkatkan keterampilan komunikasi siswa SMK Negeri 3 Denpasar, Bali Widyana, Ashanti; Samsudin, Didin; Azizah, Asma; Megasari, Jayanti; Mustika, Teja; Ibrahim, Ibrahim
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.28014

Abstract

AbstrakSetelah pandemi melanda, Indonesia mulai bangkit untuk memulihkan roda perekonomian yang sempat terhenti. Salah satu sektor yang kembali menggeliat pasca pandemi adalah pariwisata, terutama di Bali. Bali memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara, terutama wisatawan dari Korea Selatan yang pada tahun 2023 menyumbang sebanyak 226.789 orang wisatawan atau sekitar 4,3 % dari total wisatawan mancanegara yang berwisata ke Bali. Industri pariwisata Bali yang semakin pulih meningkatkan kebutuhan tenaga profesional yang mampu berbahasa Korea, khususnya yang mendukung layanan pariwisata. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu elemen penting untuk menyiapkan generasi muda untuk memenuhi kebutuhan ini. Sebagai bentuk dukungan untuk mempersiapkan lulusan yang berkompeten dalam bahasa Korea bidang pariwisata, dilaksanakanlah program pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar bahasa Korea. Program ini menggunakan metode pembelajaran bauran (blended learning), menggabungkan sesi daring melalui Zoom dan tatap muka di SMKN 3 Denpasar. Sebanyak 20 siswa dari SMKN 3 Denpasar menjadi peserta pelatihan, yang difokuskan pada penguasaan bahasa Korea dasar untuk pariwisata. Pelatihan ini dirancang dengan bahan ajar khusus, silabus terstruktur, dan panduan praktis. Hasil program ini mencakup lima luaran utama: panduan bahasa Korea untuk pariwisata, hak kekayaan intelektual (HKI), publikasi di jurnal nasional, liputan media massa, dan video dokumentasi kegiatan. Diharapkan, kegiatan ini mampu membekali siswa dengan keterampilan bahasa Korea yang relevan dan mendukung peningkatan kompetensi mereka di industri pariwisata. Kata kunci: bahasa korea dasar; Bali, blanded learning; pariwisata; pembekalan; pengabdian kepada masyarakat; sekolah menengah kejuruan  AbstractAfter the pandemic, Indonesia began to recover its economy, with tourism being one of the sectors that thrived again, particularly in Bali. Known for its unique charm, Bali remains a favorite destination for domestic and international tourists. In 2023, South Korean tourists made up 4.3% of international visitors to Bali, totaling 226,789 arrivals. This recovery has created a growing need for professionals proficient in Korean to support tourism services. Vocational High Schools (SMK) are pivotal in preparing students to meet this demand. To enhance their skills, a community service program was conducted at SMKN 3 Denpasar, focusing on basic Korean language proficiency for tourism purposes. The program used a blended learning approach, combining online sessions via Zoom with face-to-face classes. Twenty students participated in the training, which included specialized teaching materials, a structured syllabus, and practical exercises. Key outcomes included a Korean language guide for tourism, intellectual property rights registration, publication in a national journal, media coverage, and a video documentation of the activities. This initiative aims to equip students with essential Korean language skills, enabling them to thrive in Bali’s recovering tourism sector and meet its professional demands effectively. Keywords: Bali; basic korean language; blended learning; community service; facilitating; tourism; vocational high school