Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG WORTEL (Daucus Carota) pada PAKAN BUATAN TERHADAP PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN CUPANG (Betta splendens Regan) Riki Fernando; Hendry Yanto; Farida .
Jurnal Borneo Akuatika Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.62 KB) | DOI: 10.29406/jba.v1i2.1829

Abstract

Ikan cupang (Betta splendenrs ) adalah jenis ikan hias yang sudah dapat dibudidayakan sebagai ikan hias, ikan cupang sering mengalami perubahan warna menjadi kurang cerah. Untuk mendapatkan warna cerah yang seragam pada ikan ditambahkan pigmen di sumber pakan. Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari tepung wortel (Daucus carota L.). Tujuan dari penelitian ini adalah Menentukan kadar tepung wortel untuk peningkatan warna pada ikan cupang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima tingkat, dengan kadar 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 5% selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa penambahan tepung wortel melalui pakan buatan dapat meningkatkan warna ikan cupang yang berpengaruh nyata (p>0,05) sedangkan efesiensi pakan, pertumbuhan mutlak dan kelangsungan hidup tidak berbeda nyata. Kemudian tepung wortel dengan kadar 5% menghasilkan warna yang lebih cerah dari pada kadar tepung wortel lainnya.Kata Kunci : Ikan Cupang, Wortel , perubahan warna
PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK HALUS YANG DIFERMENTASI DENGAN Saccharomyces Cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BIAWAN (Helostoma temminckii) Mariana Cici; Hendry Yanto; Tuti Puji Lestari
Jurnal Borneo Akuatika Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.543 KB) | DOI: 10.29406/jba.v1i2.1830

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dedak halus yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam pakan untuk mendukung pertumbuhan ikan biawan dan menentukan kadar penambahan dedak halus yang difermentasi yang terbaik dalam pakan untuk menghasilkan pertumbuhan ikan biawan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan yaitu kadar dedak halus tanpa fermentasi A (kontrol) 10%, kemudian B dedak halus fermentasi (10%),  C (20%), D (30%) dan E (40%). Analisis statistik menggunakan analisis ragam, dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya digunakan Uji Beda Nyata Terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dedak halus fermentasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan relatif, dan konversi pakan (P<0,05). Pakan dengan kadar 30% dedak halus fermentasi menghasilkan aktivitas enzim protease 1,028±0,039 u/ml menit, lipase 0,196±0,006 u/ml menit dan α-amilase 1,372±0,039 u/ml menit, laju pertumbuhan relatif (47,41%) dan konversi pakan (1,53%) dan kelangsungan hidup (100%) adalah yang terbaik untuk ikan Biawan.Kata kunci: Dedak halus padi, Fermentasi, Ikan Biawan, Saccharomyces cerevisiae
PENGGUNAAN MINYAK SEREH SEBAGAI ANESTESI DALAM TRANSPORTASI BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus Schwanenfeldii) DENGAN SISTEM TERTUTUP Fera Mariana Siregar; Hendry Yanto; Eko Prasetio
Jurnal Borneo Akuatika Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.996 KB) | DOI: 10.29406/jba.v1i1.1427

Abstract

Ikan tengadak merupakan ikan komoditas lokal Kalimantan, dan pada transportasi benih sering terjadi mortalitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi minyak sereh yang optimal terhadap kelangsungan hidup benih ikan tengadak selama proses transportasi. Penelitian ini menggunakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu A = 0 (control), B = 1 ml/L, C = 2 ml/L, D = 3 ml/L, dan  E = 4 ml/L. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon dan tingkah laku ikan tengadak setelah menggunakan pembiusan minyak sereh menunjukkan gejala ikan mulai bergerak panik, gerakan operculum agak cepat, aktifitas mulai lambat, dan ikan mulai lemah dan pingsan saat minyak sereh bereaksi. Pemberian minyak sereh berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap waktu induksi, masa sedatif dan kelangsungan  hidup ikan tengadak selama transportasi. Konsentrasi minyak sereh yang paling efektif untuk pengangkutan benih ikan tengadak dengan ukuran 3 -5 cm adalah dosis 2 ml/L dengan kelangsungan hidup 86,67%.