Asep Sofyan
Program Studi Magister Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENANAMAN NILAI KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SMP NEGERI 2 SEMARANG Sofyan, Asep; Susetyo, Bagus
Jurnal Seni Musik Vol 6 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.449 KB) | DOI: 10.15294/jsm.v6i2.18593

Abstract

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan melalui seluruh mata pelajaran, tak terkecuali seni budaya sub materi musik. Pelajaran seni merupakan media pendidikan untuk membentuk karakter siswa melalui kegiatan berkesenian. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui pembelajaran seni budaya (sub materi musik) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran seni budaya sub materi musik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Semarang. Adapun sasaran penelitian pada pembelajaran seni budaya sub materi musik di kelas VII. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran seni budaya sub materi musik di SMP Negeri 2 Semarang dilakukan dengan pendekatan penanaman nilai, pendekatakn klarifikasi nilai, dan pendekatan pelajaran berbuat melalui pengembangan materi baik teori maupun praktik dalam bentuk kegiatan apresiasi, kreasi, dan ekspresi. Materi yang disampaikan dikembangkan dengan mencari hubungan atau makna kontekstual serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Saran dalam penelitian ini adalah Pendekatan penanaman nilai, klarifikasi nilai, dan pelajaran berbuat cukup tepat untuk pembelajaran apresiasi, ekspresi, dan kreasi,sehingga hendaknya diterapkan pada mata pelajaran seni lainnya seperti seni rupa, seni tari, dan seni teater.
SISTEM DINAMIK OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR DOMESTIK DI DUA DESA KABUPATEN BANDUNG BARAT Oktavariani, Diva; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 21, No 1 (2015)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.649 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2015.21.1.8

Abstract

Abstrak: Energi memainkan peranan yang sangat penting dalam semua sektor kehidupan (industry, transportasi, rumah tangga, komersil, dan lain-lain), sementara memasak adalah kegiatan utama yang rutin dilakukan di rumah tangga. Bahan bakar yang dominan digunakan adalah gas elpiji dan kayu bakar. Meningkatnya jumlah penduduk akan diiringi oleh meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar, yang akan berdampak pada peningkatan konsumsi energi dan peningkatan emisi CO2 (gas rumah kaca) ke atmosfer. Penggunaan kayu bakar yang masih cukup banyak di Kabupaten Bandung Barat sehingga perlu dilakukannya suatu kajian konversi bahan bakar dalam upaya penurunan jumlah pengguna kayu bakar, konsumsi energi dan emisi CO2 yang dihasilkan. Penelitian ini menyajikan analisis terhadap upaya optimalisasi penggunaan energi di sektor domestik (bahan bakar untuk memasak) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak STELLA®. Penentuan pola konsumsi bahan bakar di Kabupaten Bandung Barat, Identifikasi terhadap komponen yang mempengaruhi pola konsumsi bahan bakar di rumah tangga, hingga membangun pemodelan sistem dinamik, merupakan tahapan metodologi dalam penelitian ini. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 85% KK di Desa Lembang menggunakan elpiji sebagai bahan bakar utama untuk memasak, sisanya menggunakan kayu bakar. Sementara di Desa Tenjolaut 63% KK menggunakan kayu bakar dan sisanya menggunakan elpiji. Adapun komponen utama yang mempengaruhi penggunaan jenis bahan bakar untuk memasak adalah pendapatan keluarga dan kedekatan lokasi dengan perkebunan/ hutan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pola konsumsi energi dari kedua desa memiliki kecenderungan untuk terus naik setiap tahunnya. Akan tetapi, jika diberikan skenario intervensi berupa pengurangan jumlah pengguna kayu bakar maka pola konsumsi energinya akan mengalami penurunan begitupun halnya dengan emisi CO2 yang dihasilkan. Di Desa Lembang, pada tahun 2025 diperkirakan nilai konsumsi energinya sebesar 437 TJ, setelah diberikan intervensi yang intensif maka dihasilkan penurunan konsumsi energi hingga menjadi 201 TJ. Di Desa Tenjolaut, konsumsi energi di tahun 2025 diperkirakan sebesar 391 TJ dan kemudian turun menjadi 278 TJ setelah diberikan intervensi. Emisi CO2 di Desa Lembang pada tahun 2020 diperkirakan akan berkurang sebesar 8.536 ton CO2, sementara Desa Tenjolaut diperkirakan total emisi CO2 nya akan berkurang sebesar 11.400 ton CO2 di tahun 2025. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Desa Lembang lebih cepat untuk mencapai program penurunan penggunaan kayu bakar. Kata kunci: konsumsi energi, sektor domestik, sistem dinamik, dan emisi CO2 Abstract: Energy plays a very important role in all sectors of life (industry, transportation, household, and commercial), while cooking is a primary activity done by the household. Cooking fuel that usually used by the households are LPG and firewood. Increase in population and the needs of fuel, will effect on the enhancement of the energy consumption and CO2 emission (green house gases) to the atmosphere. The use of firewood in Bandung Barat regency is much enough, so then we need to have a research in order to find the solution in decreasing the number of people who used a firewood, decreasing the energy consumption and CO2 emission. This research presents an analysis on the optimizing the used of energy in domestic sector, especially the use of cooking fuel, by using software STELLA®. The methodology in this research start with the determination the pattern of fuel consumption in Bandung Barat Regency, identification the components that affect the pattern of fuel consumption in household, and last,  built a system dynamics. The questionnaire shows that 85% of household in Lembang village is using LPG and the rest is using firewood. Meanwhile, in Tenjolaut village, 63% of household using firewood and the rest is using LPG. Main components that influence the household in choosing the cooking fuel are income and distance to the plantation or forest. The results of model simulation shows that pattern of energy consumption in both villages have the same trend, which is increasing. However, if we give an intervention by reducing the number of firewood user, the pattern of energy consumption and CO2 emissions is tend to fall. In Lembang village, the energy consumption in 2025 is predicted to be 437 TJ, it will decrease to 201 TJ after some intensive intervention. In Tenjolaut village, the energy consumption in 2025 is predicted to be 391 TJ and after some intervention, it will become 278 TJ. Emission of CO2 in Lembang village will decrease as much as 8.536 ton CO2 in 2020, while in Tenjolaut village, it will decrease at amount of 11.400 ton CO2 in 2025. From the above explanation, it is conclude that Lembang village will able to first reach the program for reducing the used of firewood compared to Tenjolaut village. Keywords: energy, domestic sector, system dynamics, and optimization
PENGARUH GAS BUANG KNALPOT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM L.) Hilmansyah, Eggy; Setiani, Barti; Sofyan, asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.542 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.2.3

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemaparan gas hasil dari knalpot terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang telah dilakukan di Rumah Kaca. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah umur tanaman tomat yang terdiri dari dua taraf, yaitu umur tanaman 1 bulan dan tanaman berumur 2 bulan. Faktor kedua adalah taraf lama pemaparan (kontrol di luar chamber, kontrol di dalam chamber, lama pemaparan selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 1 jam). Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara umur tanaman dengan lama pemaparan terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Berdasarkan Uji statistik hasil tertinggi ditunjukkan pada umur tanaman 2 bulan (P2) yang berada pada kontrol dalam (T2) sebesar 81,3 cm dan hasil terendah pada umur tanaman 1 bulan (P1) yang berada pada lama pemaparan selama 60 menit (T6) sebesar 34,9 cm. Kata kunci:  tanaman tomat, pertumbuhan tanaman, lama pemaparan, rancangan acak kelompok,   pencemara udara. Abstract: This research is designed to find out the impact of the exposure of the exhaust fumes which come from the mufflers on growth of the tomatoes cultivation which has been conducted in the Green House. This research used Randomized Block Design with factorial pattern which consisted of 2 factors and 3 time repetitions. First factor was age of the tomatoes cultivation which made up in two levels, that is, cultivation age has one month and the cultivation has two months in age. Second factor was long of duration for the exposure (in field control, in chamber control, duration of exposures  were 15 minutes, 30 minutes, 45 minutes and 1 hour respectively). The research results revealed that the interactions have been occurred between the cultivation age and duration of exposure on growth the tomatoes cultivation. Based on the statistical test, highest result is shown on the cultivation with 2 month in age (P2) which is existed under control (T2) as high as 81.3 cm, in height and lowest result was on the cultivation with 1 month in age (P1) which is existed on long of duration of the outpouring for 60 minutes (T6) as high as 34,9 cm in height. Keywords: tomoto plant, growth of plant, duration of exposure, randomized blok design, air polution
PERHITUNGAN NERACA AIR TAWAR DI PULAU PRAMUKA, JAKARTA Dzulfikar H, R Achmad; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang mengalami kekurangan air tawar saat musim kering. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah surplus/defisit lensa air tawar pada Pulau Pramuka berdasarkan neraca air alami, menentukan kekurangan ketersediaan air tawar, dan menentukan jumlah air yang harus di produksi oleh instalasi reverse osmosis yang akan dibuat. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juni ? Desember 2017. Perhitungan neraca air alami dihitung per-tahun dari tahun 2012 sampai 2016 berdasarkan data karakteristik tanah dan data cuaca. Data cuaca yang digunakan adalah data curah hujan dan temperatur yang diambil dari stasiun terdekat, yaitu stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berdasarkan perhitungan neraca air, pada tahun 2016 Pulau Pramuka memiliki nilai surplus sebesar 369 mm dan defisit sebesar 669 mm. Kemudian, berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa nilai sustainable yields dari lensa air tawar lebih kecil dari kebutuhan air total. Pada tahun 2016 Pulau Pramuka mengalami defisit air rata-rata sejumlah 164 m3 per hari. Kapasitas produksi instalasi reverse osmosis yang harus dibangun adalah sebesar 226 m3/hari kata kunci: Pulau Pramuka, pulau kecil, air tanah, neraca air, Thornthwaite-Mather, sustainable yield. Abstract: Pramuka island is one of the small islands which located in Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pramuka island is one of the islands that encounter water scarcity when dry season.  The objective of the research are to determine the amount of freshwater lens surplus/deficit on Pramuka island based on natural water balance, to determine amount of freshwater deficit based on water consumption and to determine amount of freshwater that has to be provided by new reverse osmosis installation. The research was held in June - December 2017 period. Water balance measurement is counted per year from 2012 to 2016 based on rainfall and temperature data from the nearest station, which is Tanjung Priok station, Jakarta Utara. The calculation of water balance measured by using the Thornthwaite Mather method. Based on water balance measurement, in 2016 Pramuka Island has 369 mm surplus and 669 mm deficit. Later, it discovered from the calculation that the value of sustainable yields is lower than total water need each year. In 2016 Pramuka island experienced water deficit that equal to 164m3 per day. The rate of freshwater production that needed from new reverse osmosis instalation is 226 m3 per day Keywords: Pramuka island, small island, groundwater, water balance, Thornthwaite-Mather, sustainable yield.
ANALISIS DISTRIBUSI PENCEMAR UDARA NO2, SO2, CO, DAN O2 DI JAKARTA DENGAN WRF-CHEM Darmanto, Nisrina Setyo; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 18, No 1 (2012)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.579 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2012.18.1.6

Abstract

Abstrak: Tingginya aktivitas perkotaan di DKI Jakarta meningkatkan emisi pencemar udara sumber antropogenik seperti NO2, SO2, CO, dan O3. Pada penelitian ini dilakukan simulasi numerik mengenai distribusi pencemar udara di atmosfer akibat faktor meteorologi pada musim kemarau (Agustus 2011) dan musim hujan (Januari 2011) dengan simulasi numerik WRF-Chem. Input emisi simulasi berasal dari inventarisasi emisi antropogenik tahun 2011 pada penggunaan energi di sektor industri, transportasi, dan kebutuhan domestik serta pembakaran residu pertanian di Jakarta dan sekitarnya. Inventarisasi emisi yang dilakukan menunjukkan bahwa kontribusi SO2  tertinggi dihasilkan dari sektor industri sedangkan kontribusi NO2  dan CO tertinggi dihasilkan dari transportasi. Hasil WRF-Chem menunjukkan bahwa pola meteorologi musim kemarau memiliki perbedaan yang signifikan dengan musim hujan. Pada musim kemarau, terjadi dominasi angin lokal laut/darat yang mendistribusi pencemar udara ke arah utara (Teluk Jakarta) saat terjadi angin darat dan ke arah selatan (Jakarta Selatan dan Bogor) saat terjadi angin laut. Di musim ini, kecepatan angin rendah dan terbentuk mixing layer yang signifikan. Pada musim hujan, adanya angin permukaan akibat angin sinoptik dengan kecepatan tinggi dari arah barat dan variasinya mendistribusi pencemar ke arah timur (Jakarta Timur dan Bekasi). Kecepatan angin tinggi dan mixing layer yang terbentuk lebih rendah dibanding pada musim kemarau. Verifikasi hasil pemodelan dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil observasi di stasiun pemantauan pencemaran udara DKI 2 di Kelapa Gading, Jakarta.Kata kunci: distribusi pencemar udara, inventarisasi emisi, Jakarta, pencemar udara, WRF-Chem Abstract: The increase of urban activities in DKI Jakarta implies in higher air pollutants emission such as NO2, SO2, CO, and O3  which come from anthropogenic sources. In this research, the numerical simulations of meteorological aspects on air pollutants distributions during dry season (August 2011) and wet season (January 2011) are conducted by using WRF-Chem software. The anthropogenic emission input for WRF-Chem is calculated from 2011 emission inventory in Jakarta and its suburban areas from energy-utilization sectors (industrials, transportations, and domestic) and agricultural residual burning. The emission inventory shows that industrial sectors contribute the highest SO2 emission among all. Therefore, the transportation sectors contribute the highest NO2 and CO emission among all. The WRF-Chem results show that the meteorological characteristic during dry and wet season has significant differences one another. During the dry season, sea/land breeze local winds has major influences in distributing air pollutants to the north (Jakarta Bay) due to land breeze and south (South Jakarta and Bogor) due to sea breeze. In this season, the wind velocity is relatively low and the mixing layer is formed significantly. Therefore, during the wet season the synoptic westerly wind  influences the surfaces wind  results in  low domination of sea/land breeze local wind  and distributes the air pollutants to the east (East Jakarta and Bekasi). The wind velocity is high and the inversion layer is not significantly formed compared to dry season. For the simulation results verification, a comparison between simulated and observed values from air quality monitoring stations DKI 2 in Kelapa Gading is conducted.Key words: air pollutant distributions, emission inventory, Jakarta, air pollutants, WRF-Chem
PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN EMISI PENCEMARAN UDARA DARI PEMBANGUNAN JALUR TOL JORR W2 DI DKI JAKARTA Siami, Lailatus; Sofyan, Asep; Frazila, Russ Bona
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 20, No 2 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2242.607 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2014.20.2.6

Abstract

Abstrak: Sebagai pusat urbanisasi, mobilitas barang dan manusia di Kota Jakarta memiliki rutinitas transportasi yang padat setiap hari. Hal ini ditandai dengan adanya orientasi mobilitas manusia dari perumahan di sekeliling Jakarta (Jabodetabek) menuju tempat kerja di Kota Jakarta. Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan sebesar ±8% per tahun, sektor transportasi memiliki dampak berupa kemacetan dan pencemaran udara. Dari penelitian sebelumnya (Darmanto, 2012) sektor dominan dalam penyumbang emisi CO dan PM10  adalah sektor transportasi sebesar 78,85% dan 99,94%. Sehingga, diperlukan penanganan khusus pada sektor transportasi. Pendekatan pada jaringan jalan yang kompleks di Jakarta dilakukan dengan menggunakan model jaringan jalan. Sehingga didapatkan volume kendaraan tiap ruas jalan untuk dihitung beban emisinya. Berdasarkan hasil representasi dari model jaringan jalan, ruas jalan dengan volume tertinggi berada di jalan tol Cawang dan jalan utama pada jalan Ciputat Raya. Hasil dari inventarisasi emisi pada ruas jalan berbeda ? beda pada tiap jenis polutan. Hal ini dipengaruhi oleh proporsi jenis kendaraan yang ikut menentukan faktor emisi. 70,68% beban emisi didominasi oleh polutan CO sebesar 973.734,26 ton/tahun. Sistem transportasi di Jakarta disusun dalam pola transportasi makro (PTM). Dan pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah),   terdapat beberapa rencana prioritas untuk pembangunan transportasi. Salah satunya adalah pembangunan tol dalam kota maupun tol luar kota. Pada studi ini, skenario yang dipilih adalah pembangunan jalur tol JORR W2 (Jakarta Outer Ring Road West 2). Jalur tol ini Di daerah Kebon Jeruk ? Ulujami yang juga dijadikan akses bus. Dari skenario ini, didapatkan penurunan beban emisi sebesar  2% untuk polutan NOx; 1,6% untuk polutan NO2; 0,4% untuk polutan CO; 0,8% untuk polutan PM10 dan 0,1% untuk polutan VOC.  Kata kunci: Sektor transportasi, model jaringan jalan, RPJMD, JORR W2, penurunan emisi Abstract : As the center of urbanitation for goods and human, Jakarta surely have a dense of mass transportation everyday. It is showed by the mobile of human from the surround (Jabodetabek) to workplace in Jakarta. By the 2011, the rate of vehicle number is ±8% each year. It is a common that transportation sector has a traffic congestion and traffic air pollution impact. Previous study (Darmanto, 2012) showed the dominant sector of highest emission of CO and PM10 from transportation sector as 78,8 % and 99,4%. So it will be necessary to take particular handling from transportation sector. The approach of complex road networking uses road networking model. So that, flow of vehicle in every road derived to be calculated in emission inventory. Based on emission inventory of road segmentation, Cawang road highway has the highest number for number of vehicle. And so does Ciputat Raya road. The result of emission inventory for each road is different for each parameter. Due to the proportion of vehicle which determine the factor emission. 70,68% CO as the highest emission is 973.734,26 ton/year. Transportation system in Jakarta conduct in Jakarta?s macro transportation (JMT) master plan. And in RPJMD (Mid-term action), there are some specific priority of transportation action. It is highway road development inner and outside of Jakarta. In this study, scenario will be do in development of Jakarta Outer Ring Road West 2(JORR W2). And the suitable scenario highway development in Kebun Jeruk ? Ulujami for bus ccesable. Based on the scenario, reduction of NOx emission is 2%; 1,6% for NO2 emission; 0,4% for CO emission; 0,8% for PM10 emission and 0,1% for VOC emission.  Key  words:  Transportation sector,  traffic  networking model,  Mid-term action,  JORR  W2,  emission reduction
IDENTIFIKASI DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CITARUM HILIR DI KARAWANG DENGAN WASP Laili, Fanti Nur; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.1

Abstract

Abstrak: Sungai Citarum merupakan sungai terbesar di wilayah Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas DAS 6.614 km2 dengan panjang 300 km. Bagian hulu Sungai Citarum berada di Kabupaten Cianjur dan bagian hilirnya di Kabupaten Karawang. Sungai Citarum hilir memiliki peranan penting bagi Kabupaten Karawang untuk aktivitas domestik, pertanian dan industri. Saat ini Sungai Citarum telah menjadi isu nasional sebagai sungai yang mengalami pencemaran berat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pencemaran dan kondisi eksisting sungai Citarum hilir berdasarkan parameter kimia secara umum. Mengidentifikasi beban pencemaran organik berupa BOD dari Non Point Source dan Point Source di sungai Citarum hilir sepanjang 17,7 km. Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) sungai dihitung dengan bantuan WASP (Water Analisys Simulation Program). Indeks pencemaran menunjukkan sungai Citarum hilir (Bendungan Walahar - Jl. Rumah Sakit) sudah tercemar dengan status cemar ringan sampai berat. Hasil kalibrasi BOD memperlihatkan hasil  RSME adalah 1,47 mg/L dan RE 21,8%. Hasil modeling WASP pada variasi debit andalan (Q70%) menunjukkan bahwa peningkatan debit di sungai sangat berpengaruh terhadap nilai BOD, penurunan nilai BOD pada musim hujan (maksimum) mencapai 91,8 % dari musim kemarau (minimum). Pada kondisi debit andalan minimum (1,6 m3/s) sungai Citarum Hilir tidak dapat memenuhi kualitas sungai I, II, III dan IV di sepanjang 17,7 km. Pada debit maksimum (42,5 m3/detik) lokasi sungai Citarum hilir yang memenuhi sungai kelas III meningkat 32,39 % dengan DTBP sebesar 2.816,06 Kg/hari dan 2799,90 kg/hari sepanjang 5,734 km.  Kata kunci: Sungai Citarum, pencemaran, DO, BOD, WASP, DTBP Abstract: The Citarum River is the largest river in the region of West Java province which has an area of 6,614 km2 watershed with a length of 300 Km. The upstream Citarum located in Cianjur and the downstream in Karawang. The downstream of Citarum river has an important role for the Karawang regency for domestic activities, agriculture and industry. Currently, the Citarum River into a national issue as the river is heavily polluted. This study aims to determine the level of pollution and the existing condition of Citarum river downstream based chemical parameters. Identified organic pollution load of BOD from Non Point Source (NPS) and Point Source (PS) in the Citarum river downstream Along the 17.7 km. Total Maximum Daily Load of BOD is determined by WASP (Water Analisys Simulation Program). Pollution Index shows the downsteream of Citarum river (Walahar Dam ?Jl. Rumah Sakit) polluted, from slightly to heavily polluted. BOD calibration results show the results RSME is 1.47 mg /L and RE 21.8%. WASP modeling results in the variation of dependable flow (Q70%) indicate that the increase in river discharge influence on the value of BOD,  impairment of BOD in the rainy season (maximum) reaches 91.8% of the dry season (minimum). The downstream Citarum river at minimum flow (1,6 m3/s) can not meet 1th, 2th, 3th and 4th of quality standards along 17,7 Km. At the maximum flow (42,5m3/s) location of Citarum river meet 4th of class of quality standard increased 32.39% with TDML 2816,06 kg/ day and 2799,90 kg /day along 5,734 km. Keywords: Citarum River, polluted, DO, BOD, WASP, TDML 
PENELITIAN METODE ESTIMASI UNTUK INVENTARISASI EMISI SHORT LIVED CLIMATE FORCERS (SLCFS) PADA SEKTOR TRANSPORTASI DARAT (STUDI KASUS : KOTA SURABAYA) Tomo, Haryo Satriyo; Haryoputro, Nugroho; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 19, No 1 (2013)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.563 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2013.19.1.8

Abstract

Abstrak: Inventarisasi emisi merupakan bagian yang penting dalam usaha pengelolaan kualitas udara. Sayangnya, usaha inventarisasi emisi yang kontinu di negara-negara berkembang seperti Indonesia seringkali mengalami stagnasi akibat ketidaktersediaan data yang sesuai dengan metode-metode yang sudah ada. Inventarisasi yang akhirnya berjalan pun tak jarang berakhir dengan hasil yang memiliki ketidakpastian yang tinggi. Metode yang saat ini ada untuk inventarisasi emisi antara lain adalah pendekatan dengan traffic counting, dengan perhitungan VKT (vehicle kilometers travelled) serta perkiraan dengan data jumlah kendaraan yang terdaftar. Metode yang diperkenalkan dalam penelitian ini menggabungkan perhitungan data jumlah kendaraan yang terdaftar dengan data panjang jalan yang telah dipetakan dalam grid, disertai dengan validasi dengan data ATTN dan pemetaan proporsional beban emisi tiap jenis kendaraan dengan proporsi panjang jalan di suatu grid terhadap panjang jalan total. Hasil yang diperoleh berupa data inventarisasi emisi yang telah dipetakan secara spasial.
KAJIAN BEBAN PENCEMARAN HARIAN DI SUNGAI CITARUM MENGGUNAKAN PEMODELAN QUAL2K STUDI KASUS: SUNGAI CITARUM SEGMEN KOTA KARAWANG Mustika, Adi; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.35 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.2.1

Abstract

Abstrak: Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat.  Potensi pemanfaatan Sungai Citarum cukup besar meliputi antara lain: sumber air baku air PDAM, air baku industri, pertanian, perikanan, PLTA, dan sarana rekreasi. Hasil pemantauan kualitas air menunjukkan bahwa sampai saat ini kondisi kualitas air Sungai Citarum belum dapat memenuhi baku mutu air yang telah ditetapkan di sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau (SK. Gubernur Jabar No. 39/2000). Berdasarkan hasil penelitian Pusat Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR) dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Prov. Jawa Barat Th. 2011, terjadinya penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh peningkatan beban pencemaran dari berbagai sumber pencemar yang berasal dari populasi penduduk, perkembangan industri, ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian, pengembangan perikanan, dan populasi ternak. Studi ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air serta menghitung beban pencemar di Sungai Citarum Segmen Kota Karawang. Sebanyak 6 sampel dikumpulkan dari 6 titik pengamatan, yang selanjutnya dianalisis di Laboratorium Perum Jasa Tirta II. Metode pendekatan yang digunakan adalah dengan simulasi pemodelan QUAL2K serta perhitungan beban pencemaran harian maksimum. Berdasar hasil studi, diketahui bahwa kandungan pencemar BOD melebihi Baku Mutu Air Kelas II PP No.82/2001. Dari hasil pemodelan QUAL2K dapat diketahui sebaran pencemar di setiap ruas. Hasil perhitungan beban pencemaran harian maksimum pencemar BOD pada kondisi eksisting adalah 4416,6 kg/hari, pada kondisi debit minimum adalah 545,3 kg/hari, dan pada kondisi debit maksimum adalah 3867,7 kg/hari. Kata kunci: beban pencemaran, BOD,  kualitas air, model Qual2K, pengelolaan sungai. Abstract : Citarum River is the longest and largest river in West Java. The potential use of Citarum river large enough, including the following: raw water source of PDAM, raw water industry, agriculture, fisheries, hydropower, and recreation facilities. The results of water quality monitoring to the current condition of Citarum River showed that the water quality can not meet the water quality standard that has been set in throughout the year, especially during the dry season (SK, West Java Governor No. 39/2000). Based on the research and Development Centre for Water Resources (Pusair) and the Environmental Management Agency (BPLHD) Province of West Java (2011), the decline in water quality caused by increasing of pollution load from various sources of pollution that comes from the population, industrial, agriculture, fisheries and livestock. This study was conducted to determine the water quality and load capacity pollutant in the Citarum River Segment Karawang. A total of 6 (six) samples were collected from 6 (six) observation point, which is then analyzed in the laboratory of PJT II. The method used in this study is QUAL2K modeling simulation and calculation of the maximum daily load. Based on the study results, it is known that the pollutant (BOD) exceeds the Quality Standard (PP No.82 / 2001, Class II). Based on QUAL2K modeling, it can be seen that the pollutant sources were not evenly distributed in every segment from the 1st until the 5th segment. The maximum daily load of pollutants BOD on the existing condition was 4416.6 kg / day, on the minimum discharge conditions was 545.3 kg / day, and on the maximum discharge conditions was 3867.7 kg / day. Key words:  BOD, load capacity of pollutant, model Qual2K, river management, water quality.
PERBEDAAN PERGERAKAN ANGIN PADA MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU DAN PENGARUHNYA TERHADAP DISPERSI PENCEMAR UDARA DI KOTA SURABAYA Budaya, Betha Januardi; Lestari, Puji; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 19, No 2 (2013)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1920.113 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2013.19.2.4

Abstract

Abstrak: Dinamika atmosfer merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam studi tentang pencemaran udara. Kondisi atmosfer dari suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap distribusi pencemar udara di wilayah tersebut. Kota Surabaya memiliki topografi yang unik dimana di wilayah barat dan selatan merupakan daerah perbukitan landai sedangkan di wilayah utara dan timur merupakan daerah tepi laut. Kondisi geografis Kota Surabaya yang terletak di tepi pantai utara dari Provinsi Jawa Timur akan menyebabkan adanya pengaruh dari angin lokal seperti angin darat dan angin laut. Dengan melakukan studi terhadap pergerakan angin maka akan diketahui pola pergerakan udara di Kota Surabaya dan efeknya terhadap pencemar udara yang diemisikan dari berbagai sumber di Kota Surabaya. Salah satu cara untuk mempelajari pola pergerakan udara adalah dengan melakukan pemodelan meteorologi skala meso WRF. Output dari model WRF kemudian akan digunakan sebagai input data meteorologi dalam model Calpuff yang digunakan untuk melihat pola dispersi pencemar udara di Kota Surabaya pada musim hujan dan musim kemarau. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada musim kemarau angin bergerak dari arah timur pada siang hari hingga sore hari yang akan menyebabkan pencemar udara bergerak ke arah barat dari Kota Surabaya, sedangkan pada malam hari pencemar udara akan bergerak ke arah timur kemudian berbelok arah karena terbawa angin yang bergerak dari arah tenggara menuju ke arah utara dan barat laut dari Kota Surabaya. Pada musim hujan, angin bergerak dari arah barat laut pada siang hari hingga sore hari yang akan menyebabkan pencemar udara ke arah tenggara dari Kota Surabaya, sedangkan pada malam hari hingga pagi hari pencemar udara akan bergerak secara dominan ke arah timur dari Kota Surabaya.