Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) BERBASIS POTENSI LOKAL DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Siti Nurmayanti; Dwi Putra Buana Sakti; Eka Agustiani
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i2.330

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu bentuk dari tri dharma perguruan tinggi mengambil tema pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE) pada pengrajin anyaman ketak dan rotan, yang masih melakukan kegiatan usaha secara individual. Tujuan pembentukan KUBE ini tentu untuk lebih memberdayakan masyarakat pengrajin ketak dan rotan yang berada di Desa Saba Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksnakan atas kerjasama antara tim pelaksana kegiatan yang terdiri dari staf dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Matraam dengan mahasiswa KKN Universitas Mataram yang berlokasi di Desa Saba Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu mengidentifikasi potensi dan masalah desa, terutama terkait mengenai pembentukan kelompok usaha bersama, dan pelaksanaan program. Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat ini menunjukkan bahwa potensi lokal masyarakat adalah di bidang anyaman rotan dan ketak. Ketrampilan menganyam ini di miliki oleh kaum perempun Desa Saba sebagai ketrampilan turun temurun namun belum dilakukan secara professional. Kemudian dilakukan sosialisasi mengenai kelompok usaha bersama (KUBE) dengan mendatangkan nara sumber dari dinas sosial kabupaten, mensosialisasikan syarat-syarat administrasi pembentukan kelompok usaha bersama kepada ibu-ibu pengrajin anyaman. Kemudian para pengrajin di setiap dusun membentuk kelompok bersama yang terdiri dari 10 orang anggota. Para pengrajin yang seluruhnya kaum perempuan sangat antusias dan bersemangat dalam pembentukan kelompok usaha bersama di bidang anyaman ini. Hal ini tentu saja dengan harapan akan kebermanfaatan yang besar dengan bergabung dalam sebuah kelompok usaha.
Analisis Biaya dan Margin Pemasaran Produk Agroindustri Olahan dI Kota Mataram Suprianto Suprianto; Putu Karismauan; Eka Agustiani
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA Vol. 7 No. 1 (2021): JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.143 KB)

Abstract

This study aims to determine the marketing patterns of processed agro-industrial products, assess the margins of each marketing agency, the profit description of the institutions and marketing channels, as well as the level of marketing efficiency in each of the marketing channels for processed agro-industrial products in the city of Mataram. This type of research is descriptive using quantitative and qualitative data. Data collection was carried out through interviews with the help of questionnaires. The data analysis used is descriptive analysis using the calculation of marketing margins, profits and efficiency in each marketing agency and marketing channels. The results obtained are the marketing system for processed agro-industrial products in the city of Mataram consists of three marketing channels, namely from producers, collectors, retailers → end consumers. In my marketing channel, skin cracker collectors are traders with a margin of IDR. 15,000 / Kg, while in the marketing channel that has the highest margin in this channel is retail traders, namely IDR 20.000/Kg . Processed bread products with a marketing margin of IDR 250 / pack at retailers, then salted peanut products have a marketing margin of IDR 15,000 / kg in marketing channels I and II, Tofu products and marketing margins of tempe IDR 250 / piece (retailers) and IDR 750 / pack of tempe for traders and IDR 500 / pack for retailers. Processed salted egg products have a marketing margin of IDR 1000 / egg in channel I and IDR 500 / egg in channel II.Marketing efficiency can be seen from the amount of total marketing margin and farmer's share, where in Marketing Channels 1, 2, and 3, it can be seen that all the marketing channels for the processed agro-industrial products are included in the efficient marketing level. The three marketing channels are efficient based on each acquisition of a farmer's share that is above 50 percent. In addition, several factors also underlie these three channels to become an efficient marketing channel, including these factors, namely costs, profits, distance, travel time, marketing facilities and infrastructure. The costs incurred on each of these marketing channels are not very expensive. The costs incurred in each marketing channel consist of transportation costs, labor wages, and packaging costs. The cheaper the costs incurred, the marketing channel can be said to be more efficient and this is in marketing channel II (the average marketing efficiency is 2.1%).
Pendampingan Diversifikasi Camilan Tradisional Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Wahidatul Husnaini; Susi Retna Cahyaningtyas; Zuhrotul Isnaini; Intan Rakhmawati; Eka Agustiani
https://jurnal.fe.unram.ac.id/index.php/abdimas/about/privacy Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Abdimas Independen, Mei 2023
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/independen.v4i1.547

Abstract

Desa Kelayu merupakan salah satu desa di Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang masyarakatnya banyak menghasilkan produk rumahan berupa camilan tradisional. Namun jenis dan rasa camilan yang dihasilkan Ibu-Ibu rumah tangga dengan industri rumah tangga masih terbatas jenisnya, sehingga dibutuhkan pendampingan untuk menghasilkan diversifikasi atas camilan tradisional tersebut. Melalui metode pengabdian edukasi dan pendampingan yang dilakukan berdasarkan keterampilan dan dana yang dimiliki Ibu-Ibu rumah tangga di Desa Kelayu, diharapkan volume penjualan dan pendapatan industri ini akan meningkat. Melalui kegiatan pendampingan diversifikasi produk, berdasarkan hasil evaluasi pengabdian setelah kegiatan pendampingan, Ibu-Ibu rumah tangga di Desa Kelayu sudah dapat menghasilkan camilan tradisional dengan beragam produk dan rasa. Bahkan ibu-ibu ini juga sudah dapat memperoleh pendapatan yang meningkat secara krusial.