p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Abdi Insani
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF KERAJINAN PERAK MELALUI PENINGKATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN GILING PERAK I Wayan Joniarta; I Made Adi Sayoga; Made Wijana; I Gusti Agung Ketut Chatur Adhi Wirya Aryadi; Ni Ketut Surasni
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 3 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i3.346

Abstract

Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, merupakan sentra kerajinan perak. Produk yang dihasilkan adalah bros, cincin, giwang, tusuk konde, suweng, liontin dan gelang. Bahan utama produk perhiasan ini yaitu perak yang dicetak,digiling, diukir kemudian di kombinasi dengan kulit kerang, mutiara dan batu permata. Salah satu UKM yang menjadi mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah “JEN’s “ Creative Silver. Permasalahan mitra yaitu masih menggunakan mesin giling manual yang diputar dengan tangan sehingga karyawan cepat lelah. Tujuan dari kegiatan ini yaitu menyediakan mesin penggiling perak dengan penggerak motor listrik yang nyaman dilengkapi dengan gearbox. Metode pelaksanaan yaitu mendesain, merancang dan merakit, melatih karyawan, menyediakan panduan perawatan mesin. Hasil kegiatan yaitu 1 unit mesin penggiling perak dengan penggerak motor Listrik 1 HP putaran 1450 rpm, terhubung gearbox 1:20 sehingga putaran rol penggiling sekitar 100 rpm. Mesin ini bisa membentuk kawat dengan diamater bervariasi mulai 2 mm hingga paling kecil sekitar 0,05 mm. Mesin ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu,, putaran stabil, hasil giling bisa seragam dan karyawan tidak cepat lelah. Motor listrik yang di gunakan dilengkapi dengan switch otomatis yang akan memutus aliran listrik ketika terjadi konslet. Pengujian kinerja mesin, saat masih menggunakan mesin manual memerlukan waktu sekitar 10 sampai 15 menit untuk menggiling perak satu on (100 gr) sekarang menggunakan motor listrik, maka waktu bisa lebih cepat rata-rata > 50% bisa sampai 5 – 7 menit untuk 1 on (100 gr). Peningkatan omzet sejak diterapkan mesin giling perak saat ini masih kecil,sekitar 3% akibat sepinya permintaan di tengah-tengah wabah pandemic covid-19.
SOSIALISASI MODIFIKASI MESIN KETINGTING DI POSYANTEK DAN KELOMPOK NELAYAN PESISIR PANTAI PENGHULU AGUNG AMPENAN KOTA MATARAM I Made Suartika; I Dewa Ketut Okariawan; Made Wijana; Wawan Saputra
Jurnal Abdi Insani Vol 8 No 3 (2021): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v8i3.444

Abstract

Dalam operasionalnya terutama melaut di malam hari, nelayan tradisional menggunakan aki untuk mensuplai daya lampu penerangan dalam aktifitas light fishing. Untuk penerangan 4 lampu dengan daya 10 watt, nelayan menggunakan aki 12 volt yang hanya mampu bertahan selama 4 jam, sedangkan waktu melaut rata-rata 12 jam/hari. Untuk memenuhi kebutuhan kekurangan arus listrik, nelayan menggunakan aki tambahan atau mencharge aki yg membutuhkan biaya dan waktu yang tinggi. Salah satu solusi yang dapat dilakukan terhadap permasalahan tersebut adalah dengan memodifikasi mesin ketinting. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memodifikasi mesin perahu ketingting milik nelayan tradisional di Pantai Ampenan. Hal tersebut bermanfaat bagi para nelayan agar bisa mengisi aki sendiri pada saat operasional di laut. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan sosialisasi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan Kerjasama Balitbang kota Mataram, penyuluh Dinas Perikanan dan Kelautan kota Mataram, dan Posyantek Ampenan. Hasil dari kegiatan adalah dihasilkannya modifikasi mesin ketinting dengan penambahan alternator yang dapat mengisi aki dalam waktu 7 sampai dengan 8 jam dengan kapasitas aki 45 Ah. Dengan penambahan alternator maka konsumsi bahan bakar menjadi 0,5 liter/jam dari 0,38 lietr/jam sebelum modifikasi. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan modifikas kisaran Rp 500.000 sampai dengan Rp 600.000 perunit sesuai dengan spesifikasi bahan yang digunakan. Kesimpulannya kegiatan ini sangat membantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional para nelayan.