Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Kekerasan Produk Metalurgi Serbuk Berbahan Limbah Aluminium dengan Metode Kompaksi Bertahap IGAK Chatur Adhi WA; Anak Agung Alit Triadi; Made Wijana; I Made Nuarsa; I Made Mara
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN 2021: Special Issue, Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v0i0.252

Abstract

The product resulting from the powder metallurgy process has advantages in terms of mechanical properties and physical properties. Material engineering by mixing several types of metal powders is very possible to do. The composition of this powder metallurgical process material is a mixture of aluminum powder (80%), copper powder (15%) and silicon carbide powder (5%) by weight then compacted with a compaction load gradually, starting with a load of 3 tons, holding for 3 minutes, followed by a load of 3 tons. 4 tons were held for 3 minutes and the last 5 tons were held for 3 minutes by pre sintering 1250C. Sintering in the  kitchen with temperature variations of 4500C, 5000C and 5500C and sintering time for 60 minutes. Tests carried out on the specimens were hardness tests using the Rockwell (HRF) method. The results showed that the hardness of a single material has a hardness of around 35 HRF. The average hardness of the mixed material at a sintering temperature of 4500C is 80 HRF. The hardness of the mixed material at a sintering temperature of 5000C on average is 74 HRF. Meanwhile, the hardness of the mixed material at a sintering temperature of 5500C averaged 52 HRF. It can be concluded that the application of heat at the time of compaction and the selection of the sintering temperature greatly affect the hardness of the product resulting from the powder metallurgy process.  
Pengaruh treatment terhadap peningkatan produktivitas industri mikro/kecil sasaran (export oriented product) dalam rangka peningkatan daya saing industri [studi kasus : di pulau lombok-ntb] I G.A.K Chatur Adhi Wirya Aryadi; I Made Wijana; I Wayan Joniarta
Dinamika Teknik Mesin Vol 7, No 1 (2017): Dinamika Teknik Mesin
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.877 KB) | DOI: 10.29303/dtm.v7i1.7

Abstract

With the obtained value-indigo productivity on each SMEs, we can define improvement targets SMEs. By using reference values as a basis for selecting the smallest productivity of SMEs, then we can determine what we will improve. SMEs Dimas Silver and Songket gallery is a target implementation of productivity applied, because it has a partial productivity and totral smallest. Alternative workable is the addition of design and the use of E-Comers for both SMEs. Of the application of alternative sales increased 15% for Dimas silver and 10% to Songket Gallery. The impact of the increase in sales over the increased productivity of both productivity Dimas silver material partial first year of 2.86 and 3.28 for the second year. Average total productivity Songket Gallery 0.76 for the first year and 0.9 for the second year
KERAJINAN KULIT KERANG RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAN PENUNJANG PARIWISATA DI LOMBOK NTB I Wayan Joniarta; Made Wijana; I.G.A.K Chatur Adhi W.A
Jurnal Abdi Insani Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan kegiatan ini yaitu mengatasi pencemaran debu kulit kerang sehingga pekerja kerajinan merasa lebih nyaman dan produktifitasnya lebih meningkat. Dalam mencapai tujuan untuk mengurangi dampak pencemaran udara akibat dari proses produksi kerajinan kulit kerang melibatkan 2 UKM (YANTO dan LAMOPS), UKM ini adalah sebagai Mitra dalam program PPPUD (Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah. Dalam proses produksi pengupasan, pengampelasan akan dihasilkan debu kulit kerang yang mencapai 40% dari berat 1 lempeng kulit kerang yang berbobot Rata-rata 750 gram, sehingga kalau debu ini tidak di tangani maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan, dan menganggu kesehatan orang-orang yang dekat dengan usaha kerajinan kulit kerang tersebut. Usaha yang dilakukan yaitu dengan membuatkan sistem penyedot debu dimana dalam sistem itu ada alat penampung debu yang dilengkapi dengan dengan filter udara, selang penghubung fleksibel, mesin penyedot debu, dan corong penangkap debu. Hasil yang didapat setelah aplikasi alat penyedot debu yaitu pencemaran akibat debu berkurang sebanyak 85%. Hal ini bahwa debu-debu terbang yang sebelumnya mencemari lingkungan sekitar dan tempat kerja sudah berkurang. Sebanyak 85 % . Dampak lainnya juga membuat aktifitas tempat kerja menjadi lebih bersih dan lebih nyaman serta secara umum akan mampu menngkatkan produktifitas pekerja sehingga omzet usaha akan meningkat dan pendapatan pekerja lebih meningkat. Debu kulit kerang yang masih murni juga berkhasiat sebagai bahan untuk lulur di salon-salon kecantikan karena sangat berkhasiat untuk menghaluskan kulit dengan kandungan kalsium cukup tinggi.
PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF KERAJINAN PERAK MELALUI PENINGKATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN GILING PERAK I Wayan Joniarta; I Made Adi Sayoga; Made Wijana; I Gusti Agung Ketut Chatur Adhi Wirya Aryadi; Ni Ketut Surasni
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 3 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i3.346

Abstract

Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, merupakan sentra kerajinan perak. Produk yang dihasilkan adalah bros, cincin, giwang, tusuk konde, suweng, liontin dan gelang. Bahan utama produk perhiasan ini yaitu perak yang dicetak,digiling, diukir kemudian di kombinasi dengan kulit kerang, mutiara dan batu permata. Salah satu UKM yang menjadi mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah “JEN’s “ Creative Silver. Permasalahan mitra yaitu masih menggunakan mesin giling manual yang diputar dengan tangan sehingga karyawan cepat lelah. Tujuan dari kegiatan ini yaitu menyediakan mesin penggiling perak dengan penggerak motor listrik yang nyaman dilengkapi dengan gearbox. Metode pelaksanaan yaitu mendesain, merancang dan merakit, melatih karyawan, menyediakan panduan perawatan mesin. Hasil kegiatan yaitu 1 unit mesin penggiling perak dengan penggerak motor Listrik 1 HP putaran 1450 rpm, terhubung gearbox 1:20 sehingga putaran rol penggiling sekitar 100 rpm. Mesin ini bisa membentuk kawat dengan diamater bervariasi mulai 2 mm hingga paling kecil sekitar 0,05 mm. Mesin ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu,, putaran stabil, hasil giling bisa seragam dan karyawan tidak cepat lelah. Motor listrik yang di gunakan dilengkapi dengan switch otomatis yang akan memutus aliran listrik ketika terjadi konslet. Pengujian kinerja mesin, saat masih menggunakan mesin manual memerlukan waktu sekitar 10 sampai 15 menit untuk menggiling perak satu on (100 gr) sekarang menggunakan motor listrik, maka waktu bisa lebih cepat rata-rata > 50% bisa sampai 5 – 7 menit untuk 1 on (100 gr). Peningkatan omzet sejak diterapkan mesin giling perak saat ini masih kecil,sekitar 3% akibat sepinya permintaan di tengah-tengah wabah pandemic covid-19.
Pemberdayaan Industri Kreatif Kerajinan Kulit Kerang dan Mutiara yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan untuk Menunjang Pariwisata di Lombok - NTB I Wayan Joniarta, Made Wijana, I.G.A.K Chatur Adhi W.A.
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.873 KB)

Abstract

Industri Kreatif kerajinan kulit kerang dan mutiara di kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat yang memanfaatkan limbah berupa kulit kerang kombinsai mutiara dan perak. Mitra kerja dalam program ini yaitu 2 industri kecil (YANTO dan LAMOPS). Dalam proses produksinya, kulit kerang akan di kupas / diampelas, dipotong, diukir dan dipoles sehingga akan dihasilkan produk berupa liontin, anting, gelang, plakat, asbak,tusuk konde dan sebagainya. Permasalahan dalam produksi yang dihadapi oleh industri kecil yaitu masalah pengampelasan dan pemotongan yang menimbulkan polusi debu. Tujuan kegiatan ini yaitu mengatasi pencemaran debu kulit kerang dari proses produksi sehingga karyawan merasa lebih nyaman dan produktifitasnya lebih meningkat. Dari proses produksi, debu kulit kerang yang mencapai 40 % dari berat 1 lempeng kulit kerang yang berbobot rata-rata 250 gram. Metode yang dilakukan yaitu dengan mendesain mesin dan sistem penyedot debu dimana dalam sistem itu ada alat penampung debu yang dilengkapi dengan dengan filter udara, slang penghubung fleksibel, dan corong penangkap debu menampung debu dari dua unit mesin produksi yaitu mesin amplas dan mesin potong..Hasil yang didapat setelah aplikasi mesin penyedotdebu yaitu pencemaran akibat debu berkurang sebanyak 85 % artinya bahwa debu-debu terbang yang sebelumnya mencemari lingkungan sekitar dan tempat kerja sudah berkurang. Dampak lainnya juga membuat kondisi tempat kerja menjadi lebih bersih dan lebih nyaman,mampu meningkatkan produktifitas pekerja sehingga omzet usaha akan meningkat dan pendapatan pekerja lebih meningkat. Debu kulit kerangyang masih murni juga berkhasiat sebagai bahan untuk lulur di salon-salon kecantikan untuk menghaluskan kulit dengan kandungan kalsium cukup tinggi sekitar 60%.
Pemberdayaan Industri Kreatif Kerajinan Kulit Kerang Melalui Introduksi Mesin Poles di Ukm “Yanto “ Pearls Shell Handycraf Di Kota Mataram I.W Joniarta; M Wijana; I.G.A.K Chatur Adhi .W.A; I.K Wiratama; S. Sujita
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 2, No 1 (2020): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2026.237 KB)

Abstract

Industri Kreatif kerajinan kulit kerang dan mutiara di kota Mataram  yang memanfaatkan limbah berupa kulit kerang dari budidaya mutiara. Mitra kerja dalam program ini yaitu industri kecil ”YANTO” Pearlshell Handycraft di jalan Penghulu Agung Gang Kura-Kura, Ampenan Selatan Kota Mataram. Proses produksi kerajinan ini dimulai dengan memotong kulit kerang, mengampleas, melubangi, mengukir dan memoles. Proses yang terakhir yaitu memoles akan menentukan kwalitas dari produk akhir, karena kilau dan cahaya dari produk kulit kerang akan muncul ketika proses pemolesan bekerja dengan baik. Permasalahan yang dihadapi UKM yaitu kesulitan mendapatkan mesin poles yang memenuhi syarat ergonomis di pasaran. Perajin harus memodifikasi mesin secara mandiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan kerjasama dengan Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah untuk merancang mesin poles yang ergonomis. Secara ergonomis mesin di buat dengan penggunaan data anthropometri populasi karyawan yang menggunakan mesin tersebut. Data dihitung menggunakan standar deviasi dan persentil 5 sehingga di dapatlah ukuran utama meja mesin poles dan kursi kerja. Tinggi meja 87,9  cm  panjang meja 110 cm dan lebar meja 64,3 cm..  Kemudian  dimensi kursi juga didapat sebagai berikut: tinggi alas kursi 50,7 cm. Panjang alas kursi 50,6 cm Lebar alas kursi  44,5 cm  tinggi sandaran kursi  56,8 cm,  lebar sandaran kursi 44,5 cm. Spesifikasi Motor mesin poles Grinda 6000 model TDS-150 dengan mata polesh 6 inch (Ø 150 x 20 x Ø 12.7) x 2, Daya: 250 W, putaran 2850 rpm. Meja dilengkapi dengan laci penyimpanan serbaguna. Setelah penerapan mesin poles baru maka didapatkan hasil waktu pengerjaan / unit produk saat pemolesan menjadi semakin singkat rata-rata 21,23 % dari sebelum diterapkan mesin baru..
Pengeringan Dodol Buah Skala Rumah Tangga Memanfaatkan Energi Alternatif Ida Bagus Alit; I Gede Bawa Susana; I.G.A.K. Chatur Adhi W.S.; I Made Mara; Sujita Sujita
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 3, No 1 (2021): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.579 KB)

Abstract

Energi alternatif sebagai sumber daya alam dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Pemanfaatan energi tersebut dilakukan melalui penerapan teknologi yang murah dan mudah dipahami masyarakat. Salah satu pemanfaatannya adalah dalam proses pengeringan produk pertanian khususnya dodol buah. Hal ini dilakukan dengan menerapkan alat pengering menggunakan sumber energi biomassa sekam padi. Biomassa sekam padi dapat digunakan sebagai sumber energi untuk mengeringkan dodol buah melalui konversi energi termal. Hal ini berimplikasi pada proses pengeringan yang lebih singkat dan produk akhir lebih higienis karena tidak terkontaminasi debu atau kotoran lainnya. Dodol buah dikeringkan di dalam lemari tertutup.
Penerapan Media Pembelajaran Video untuk Meningkatkan Minat Belajar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar I Ketut Wiryajati; I Gede Bawa Susana; I Wayan Joniarta; I G.A.K. Chatur Adhi W.A.; I Ketut Perdana Putra
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1703.084 KB) | DOI: 10.29303/jkp.v4i2.131

Abstract

Keterbatasan waktu guru dalam proses pembelajaran menyebabkan guru di SDN 2 Batu Putih tidak menggunakan media yang menarik minat belajar siswa. Sehingga dibutuhkannya media yang menarik untuk meningkatkan minat belajar siswa seperti media pembelajaran video. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan penerapan media pembelajaran video di kelas V SDN 2 Batu Putih Sekotong – Lombok Barat. Metode pengabdian yang digunakan adalah dengan melakukan sosialisasai dengan materi tanggap bencana. Hasil pengabdian menunjukan sosialisasi menggunakan video pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti setiap kegiatan dan merespon pertanyaan yang diberikan. Rata-rata siswa menyukai gambar yang ditamilkan dalam bentuk animasi.
Pemberdayaan Nelayan Tradisional Dengan Menerapkan Lampu Pemanggil Ikan di Kabupaten Lombok Barat I Made. Suartika; - Pandri. Pandiatmi; I G.A.K Chatur Adhi W.A; - - syahrul; - Made. wijana
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 3, No 2 (2021): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9408.969 KB)

Abstract

Kegiatan program kemitraan masyakakat (PKM) nelayan tradisional dengan penerapan lampu pemanggil ikan di Lombok Barat ini bertujuan untuk meningkatkan jam operasional nelayan dan mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang.  Dengan menerapkan lampu diharapkan nelayan dapat melaut di malam hari sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan. Kegiatan PKM diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Pelaksanaan PKM menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) yaitu; melibatkan masyarakat kelompok nelayan secara langsung dalam kegiatan mulai dari penyiapan, perencanaan, dan pembuatan maupun pengoperasian alat sehingga nelayan dapat melaksanakan sendiri pembuatan lampu pemanggil ikan. Hasil kegiatan adalah terpasangnya lampu perahu nelayan yang berfungsi sebagai penerangan dan mengundang ikan.
Penyuluhan dan Pelatihan Keselamatan Kerja Di Bengkel “UD. ICM” Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat Made Mara; Ida Bagus Alit; I Gede Bawa Susana; made Wirawan; I G.A.K. Chatur Adhi W. A.
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 4, No 1 (2022): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1936.275 KB)

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan karyawan UD. ICM yang sehari-harinya bekerja baik di bengkel maupun di lokasi proyek. Permasalahan kecelakaan kerja seperti luka pada jari dan tangan, terbentur benda keras, luka bakar dan jenis kecelakaan lainnya sering kali terjadi dan mengganggu produktivitas kerja. Hal ini disadari karena rendahnya pemahaman tentang keselamatan kerja di bengkel, abai akan keselamatan kerja sehingga berimbas pada tingginya kecelakaan kerja yang pada akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Tujuan dari kegiatan ini pada dasarnya adalah meningkatkan kesadaran para pekerja akan pentingnya pemahanan bahaya dan meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan kerja.. Metode yang dipakai dalam kegiatan ini adalah metode simulasi dan praktek langsung sehingga lebih mudah dipahami yang muaranya agar setiap pekerja membiasakan diri mengendalikan resiko bahaya di tempat kerja mereka masing-masing. Dalam kegiatan ini diawali dengan memberikan pemahaman dan pengenalan potensi bahaya, mengidentifikasi resiko dilanjutkan dengan pengendalian resiko dan terakhir mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD) Hasil dari evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan ini ddidapat bahwa terjadinya peningkatan tingkat pemahaman para pekerja dari yang sebelumnya 33,64% menjadi 95,45% seteah mengikuti pelatihan. Tingkat pemahaman resiko bahaya yang paling rendah yaitu 20% di mana kemampuan mengenali bahaya sangat rendah dan tingkat sedang yaitu sebesar 50%. Sedangkan untuk evaluasi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri juga meningkat dari 24% menjadi 96% setelah mengikuti pelatihan. Tingkat kepatuhan penggunaan APD ini masih harus selalu ditekankan melalui upaya saling mengingatkan.