Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh suhu dan waktu proses terhadap karakter biodiesel hasil sintesa dari minyak biji ketapang Siswani, Endang Dwi; Kristianingrum, Susila; Marwati, Siti; Noviantara, Arief; Yuniastuti, Rosa
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 2 (2013): October 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v2i2.3345

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh suhu dan waktu proses transesterifikasi terhadap karakter biodiesel hasil sintesa dari minyak biji ketapang. Karakter biodiesel dilakukan menggunakan standar SNI. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA UNY, sedangkan pengujian karakter biodiesel hasil sintesa dilakukan di Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas, dan Batubara, Jurusan teknik Kimia, Fakultas teknik UGM. Sintesa biodiesel dari minyak biji ketapang dilakukan melalui dua (2) tahap. Tahap pertama adalah pengambilan minyak dari biji ketapan, dan tahap kedua adalah proses transesterifikasi dengan menggunakan metanol. Proses dilaksanakan pada berbagai berbagai harga suhu, yaitu: 35, 57, 78 dan 89 oC dan berbagai waktu, yaitu: 60 dan 120 menit. Biodiesel hasil sintesa dianalisis menggunakan FTIR, sedangkan karakter biodisel dicari dengan bantuan alat yang ada dalam Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas. dan Batubara, Fakultas Teknik UGM. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Variasi suhu proses transesterifikasi tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada nilai massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran. Ada pengaruh suhu terhadap proses transesterifikasi terhadap jumlah biodiesel yang dihasilkan yaitu untuk suhu reaksi 35, 57, 78, dan 780C menghasilkan biodiesel berturut turut sebanyak 368, 450, 435, dan 316 mL. Nilai massa jenis biodiesel BA, BB, BC dan BD berturut turut adalah sebesar 869.5, 858.6, 859, dan 858.8 kg/m3. Nilai viskositas untuk biodiesel BA, BB, BC, dan BD berturut turut adalah sebesar 5.867 ± 0.00194, 5.300, 4.820 ± 0.0005 mm2/s, dan 4.700 mm2/s. Nilai titik nyala untuk biodiesel BA, BB, BC, dan BD berturut turut adalah sebesar: 176.5, 172.5, 172.5, dan 174.50C. Nilai titik tuang untuk biodiesel BA, BB, BC, dan BD adalah sebesar 90C. Nilai kalor pembakaran untuk biodiesel BA, BB, BC, dan BD hasil sintesis berturut-turut adalah sebesar: 9466.472, 9482.149, 9561.2445, dan  9506.199 kal/g. Ada pengaruh waktu 60 dan 120 menit pada proses transesterifikasi terhadap jumlah biodiesel yang dihasilkan yaitu waktu 60 menit menghasilkan biodiesel sebanyak  ±260 mL (biodiesel BP), dan waktu 120 menit menghasilkan biodiesel sebanyak ±275 mL (biodiesel BQ). Nilai densitas, viskositas, titik tuang, titik nyala, kalor pembakaran masing-masing biodiesel secara berturut-turut adalah untuk biodiesel BP (waktu transesterifikasi 60 menit) yaitu (888,800 kg/m3; 10,48 cSt; 6 0C; 188,5 0C; 9889,64 kal/g) dan untuk biodiesel BQ (waktu transesterifikasi 120 menit) yaitu (88,800 kg/ m3; 11,99 cSt; 6 0C; 188,5 0C; 9788,003 kal/g).   Kata kunci:  minyak biji ketapang, variasi suhu, waktu transesterifikasi, karakter biodiesel
Condition optimization of sea pandan leaves biosorben synthesis and adsorptivity test on chromium and lead metal ions in different kinds of waste Susila Kristianingrum; Endang Dwi Siswani; Annisa Fillaeli
Jurnal Sains Dasar Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.971 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v3i1.2786

Abstract

This study aims to determine whether or not biosorben synthesized from sea pandanus leaves, the influence of the type of acid used, the optimum adsorption efficiency of Cr and Pb metal ions from various wastes, as well as the synthesis results of biosorben character. The subjects were biosorben of sea pandanus Pandanus tectorius types of Java's southern coast. The objects are adsorptive properties and the character of the pandanus sea biosorben synthesized before and after activation. Purposive sampling is used as the sampling technique. The independent variables are the type of activator (HCl and H2SO4) and waste water. The dependent variables are the adsorptive nature and character of the sea pandanus biosorben synthesis results. The study was conducted in three phases, namely the manufacture of biosorben sea pandan leaves, characterization and determination of adsorption efficiency (Ep) biosorben synthesized on metal ions of Cr and Pb in batik waste, leachate, and oil. Qualitative and quantitative analysis are done using Atomic Absorption Spectrophotometer instrument at a wavelength of 357.9 nm for Cr and 217 nm for Pb. Biosorben characterization was conducted on the moisture content, ash content, volatile content, and carbon content compared with SNI 06-3730-1995 and analyzed by FTIR spectra. It is also seen biosorben surface area of synthesized both before and after activation by porosimetry. Biosorben of pandanus sea has to be synthesized. Biosorben synthesized with 5% H2SO4 solution produced optimum Ep for Cr and Pb metal ions from waste leachate obtained are 75.831% and 98.714%. Character biosorben activation results in a solution of 5% HCl and H2SO4 by FTIR have almost similar spectra. Moisture content, ash content, volatile content, and carbon content of biosorben synthesized with 5% HCl and 5% H2SO4 in accordance with SNI 06-3730-1995. Porosimetry characterization of biosorben synthesized before activation is 3.5756 m2 / g, whereas after activation with HCl 5% to 770.7636 m2/g, and after activation with 5% H2SO4 solution become 153.7002 m2/g. Keywords: biosorben, sea pandanus, adsorptivity test, chromium, lead
SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET (Hevea brasiliensis) PADA VARIASI SUHU TRANSESTERIFIKASI DAN RASIO (METANOL/MINYAK) PADA WAKTU 60 MENIT Nikma Ulya; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) massa jenis, viskositas dan gugus fungsi IR dariminyak biji karet, 2) massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala, kalor pembakaran dan gugusfungsi IR dari biodiesel, 3) kesesuaian karakter biodiesel dengan SNI 7182: 2012. Subjek daripenelitian ini adalah biji karet yang berasal dari PTPN IX Semarang. Objek dalam penelitian iniadalah biodiesel dari minyak biji karet yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi. Metode yangdigunakan untuk pengambilan minyak adalah metode pres hidrolik. Jenis alkohol yang digunakandalam proses transesterifikasi adalah metanol 99 %. Katalis yang digunakan adalah KOH 1 % denganlama pengadukan 60 menit. Variasi suhu yang digunakan adalah 45, 65, dan 85oC untuk biodiesel B1,B2, dan B3 dengan rasio mol metanol: minyak adalah 8: 1, dan dengan rasio mol metanol: minyakadalah 6: 1 untuk biodiesel B4, B5, dan B6. Biodiesel yang diperoleh dianalisis dengan FTIR dan diujiparameternya meliputi massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran. Gugusfungsi dari minyak biji karet adalah C=O ester, C-O ester, C-H alkana, C-H alifatik dan –CH3. Massajenis dan viskositas minyak biji karet pada suhu 40oC adalah sebesar 907,9 kg/m3 dan 33,5740 cSt.Gugus fungsional dari biodiesel adalah C=O ester, C-O ester, C-H alkana, C-H alifatik dan –CH3.Karakter biodiesel B1, B2, B3, B4, B5, dan B6 meliputi: massa jenis berturut-turut sebesar 902,8;901,7; 887,6; 899,9; 897,1 dan 884,5 kg/m3, viskositas berturut-turut sebesar 21,6032;22,8623;18,1665; 22,5723; 20,4164 dan 16,1066 cSt, titik tuang berturut-turut sebesar 0, 3, 6, -3, -3 dan 0oC,titik nyala berturut-turut sebesar 174, 196, 198, 140, 106 dan 104oC, serta kalor pembakaran berturutturutsebesar 9421,3905; 9724,1315; 9501,3610; 9674,6475; 9369,0820 dan 9575,4920 kal/g. Titiktuang dan titik nyala dari biodiesel B1, B2, B4, dan B5 sudah sesuai dengan SNI 7182:2012, namununtuk massa jenis, viskositas, dan kalor pembakaranbelum memenuhi standar. Massa jenis, titik tuang,dan titik nyala dari biodiesel B3 dan B6 telah sesuai dengan SNI 7182:2012, tetapi viskositas dan kalorpembakaran belum memenuhi standar.Kata Kunci: Minyak Biji Karet, Kondisi Transesterifikasi, Karakter Biodiesel.
VARIASI SUHU DAN RASIO (METANOL/MINYAK) TERHADAP KARAKTER BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum Inophyllum Linn.) Eva Meikareni; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui 1) rendemen minyak hasil pengepresan danbiodiesel hasil proses transesterifikasi 2) besarnya massa jenis, viskositas, bilangan asam, kadar air,kalor pembakaran, dan gugus fungsi FTIR biodiesel serta 3) kesesuaian karakteristik biodiesel jikadibandingkan dengan SNI 7182:2015. Tiga tahap sintesis biodiesel yaitu pengepresan, esterifikasidan proses transesterifikasi menggunakan metanol dan KOH sebagai katalis. Prosestransesterifikasi dilakukan pada variasi suhu 45, 55, 65 0C dan rasio mol (metanol:minyak) 8:1 dan6:1 selama 60 menit. Pengepresan minyak menghasilkan 27,273 % sedangkan biodiesel hasiltransesterifikasi berkisar antara 88,5 sd 94,5%. Karakterisasi biodiesel hasil sintesis memberikannilai massa jenis biodiesel BB, BD, dan BE sesuai dengan standar SNI (850–890 kg/m3), nilaiviskositas biodiesel BE dan BF sesuai dengan standar SNI (2,3–6,0 cSt), nilai bilangan asam dankadar air semua biodiesel sesuai dengan SNI 7182:2015, namun untuk nilai kalor pembakaransemua biodiesel belum sesuai. Gugus fungsi biodiesel yang dihasilkan adalah C=Oester, C-Oester, CHalkana,C-Halifatik dan –CH3.Kata Kunci : Minyak Biji Nyamplung, Transesterifikasi, Karakter Biodiesel
PEMANFAATAN MINYAK BIJI KARET (Hevea brasiliensis) SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL PADA VARIASI SUHU TRANSESTERIFIKASI DAN RASIO (METANOL/MINYAK) PADA WAKTU 120 MENIT Ismu Rohmah Rusmaningtyas; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) massa jenis, viskositas dan gugus fungsi IR dariminyak biji karet, 2) massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala, kalor pembakaran dan gugus fungsi IRdari biodiesel, 3) kesesuaian karakter biodiesel dengan SNI 7182: 2012. Subjek dalam penelitian iniadalah biji karet yang berasal dari PTPN IX Semarang, Jawa Tengah. Objek dalam penelitian ini adalahbiodiesel dari hasil reaksi transesterifikasi minyak biji karet. Metode yang digunakan dalam pengambilanminyak adalah pengepresan. Jenis katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah KOH 1% b/b danlama pengadukan 120 menit. Jenis alkohol yang digunakan pada transesterifikasi adalah metanol. Variasisuhu yang digunakan adalah 45, 65, dan 85 oC untuk biodiesel B1, B2, dan B3 dengan rasio mol metanol:minyak adalah 4: 1, dan dengan rasio mol metanol: minyak adalah 8: 1 untuk biodiesel B4, B5, dan B6.Biodiesel yang diperoleh dianalisis dengan FTIR dan uji parameternya meliputi massa jenis, viskositas,kalor pembakaran, titik tuang, dan titik nyala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter minyak bijikaret mempunyai massa jenis dan viskositas sebesar 907,9 kg/m3 dan 33,5740 cSt. Gugus fungsi yangterdapat pada minyak biji karet dan biodiesel yaitu C=O karbonil ester, C-O ester, C-H alkana, C-Halifatik dan –CH3. Karakter biodiesel B1, B2, B3, B4, B5, dan B6 meliputi massa jenis beturut-turut adalah887,37; 880,1; 898,67; 902,7; 897,9; dan 886,9333 kg/m3, viskositas berturut-turut sebesar 21,1135;19,8651; 16,3189; 16,7291; 19,7945; dan 20,7268 cSt, kalor pembakaran berturut-turut sebesar9420,3125; 8838,2115; 9458,48; 9821,6535; 9068,65; dan 9215,28 kal/g, titik tuang berturut-turut sebesar9, -3, 3, 0, 6, dan 0 oC, serta titik nyala berturut-turut sebesar 210, 204, 196, 208, 198, dan 184 oC.Biodiesel B1, B2 dan B6 memiliki nilai massa jenis yang sesuai dengan SNI 7182:2012. Biodiesel B1, B2,B3, B4, B5 dan B6 memiliki nilai viskositas dan kalor pembakaran yang belum sesuai dengan standar,namun memiliki nilai titik tuang dan titik nyala yang sesuai dengan SNI 7182:2012. Berdasarkan hasilpenelitian, biodiesel yang paling baik adalah biodiesel B1 yaitu pada suhu 45oC dengan rasiometanol/minyak yaitu 4/1.Kata kunci : Minyak Biji Karet, Kondisi Transesterifikasi, Karakter Biodiesel.
PEMANFAATAN BIJI NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM L) SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL DENGAN VARIASI SUHU DAN WAHTU PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI Sinta Trisnawati; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan pada penelitian ini untuk mengetahui rendemen biodiesel, karakter biodiesel yangdihasilkan meliputi spektra IR, massa jenis, viskositas, bilangan asam, kadar air, dan kalorpembakaran, serta kesesuaian karakter bidoesel menurut SNI 7182:2015. Metode yang dilakukanyaitu mereaksikan minyak nyamplung dengan metanol dan KOH pada suhu 45, 55, 65˚C selama 60,dan 120 menit, perbandingan minyak:metanol 1:12 b/b. Rendemen biodiesel yang dihasilkan berkisarantara 65,15 sd 71,7%. Karakterisasi hasil sintesis memberikan nilai massa jenis biodiesel BB, BC, BE,BF sesuai dengan SNI yaitu 888,07; 887,12; 889,14; dan 887,87 kg/m3. Pada viskositas yangmemenuhi standar yaitu pada biodiesel BF yaitu 4,676 cSt. Bilangan asam semua biodiesel telahmemenuhi standar yang ditetapkan. Untuk kadar air pada biodiesel BB, BC, BE, BF telah memenuhistandar yaitu 0,004; 0,022; 0,003; dan 0,003%-volume. Untuk kalor pembakaran semua biodieselyang dihasilkan belum memenuhi standar yang ditetapkan. Gugus fungsi yang terkandung didalambiodiesel adalah C=O, C-O ester, ester asam lemak, C-H dan metilen.Kata kunci : lama pengadukan, minyak biji nyamplung, minyak biodesel, suhu, transesterifikasi
SINTESIS BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) PADA VARIASI SUHU DAN RASIO METANOL/MINYAK PROSES TRANSESTERIFIKASI Rizky Fawziah; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSintesis biodiesel dengan biji nyamplung sebagai bahan baku telah dilakukan. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui 1) rendemen minyak hasil pres dan biodiesel hasil proses transesterifikasiminyak biji nyamplung, 2) karakter biodiesel (densitas, viskositas, bilangan asam, kadar air, kalorpembakaran serta analisis gugus fungsi menggunakan spektroskopi IR, dan 3) kesesuaian biodieselberdasarkan SNI 7182: 2015. Ada beberapa langkah untuk mensintesis biodiesel, langkah pertamaadalah preparasi sampel, kemudian proses pres dengan mesin pres hidrolik, setelah itu prosesesterifikasi, dan langkah terakhir adalah proses transesterifikasi menggunakan metanol dan KOHsebagai katalis. Proses transesterifikasi dilakukan pada variasi suhu 45, 55 dan 65˚C, dan variasirasio metanol: minyak = 8: 1 dengan kode sampel B1, B2, B3 dan 10: 1 dengan kode sampel B4, B5dan B6 masing-masing dengan waktu pengadukan selama 120 menit. Karakteristik biodiesel yangsesuai dengan SNI 7182:2015 adalah untuk massa jenis B4, B5 dan B6. Viskositas hanya biodieselB6. Nilai bilangan asam dan kadar air dari semua biodiesel sesuai dengan SNI. Namun nilai kalorpembakaran kurang dari nilai standar (10.160-11.000 kal/g). Gugus fungsi dari biodiesel adalahC=O karbonil ester, C-O ester, C-H alkana, C-H alifatik dan –CH3.Kata kunci: Biji Nyamplung, Transesterifikasi, Rasio (Metanol:Minyak), SuhuTransesterifikasi, Kualitas Biodiesel.
SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK RANDU PADA VARIASI SUHU DAN WAKTU TRANSESTERIFIKASI BERKATALIS NaOH Anggit Tyas Palupi; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 5, No 3 (2016): Volume 5, No 3, Edisi 3 tahun 2016
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) gugus fungsi biodiesel hasil sintesis dari minyak biji kapuk randu, 2) rendemen biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak biji kapuk randu 3) besarnya massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran dari biodiesel yang dihasilkan serta 4) kesesuaian karakteristik biodiesel jika dibandingkan dengan SNI 7182:2012. Biji kapuk yang digunakan berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta.Metode yang digunakan dalam pengambilan minyak adalah pengepresan. Jenis alkohol yang digunakan pada transesterifikasi adalah metanol dengan perbandingan (minyak:metanol) adalah 5:1 b/b. Jenis katalis yang digunakan adalah NaOH 0,5% b/b. Variasi suhu yang digunakan adalah 35oC, 50oC, dan 65oC dengan lama pengadukan 60 dan 120 menit. Biodiesel yang diperoleh dianalisis dengan FTIR dan diuji parameternya meliputi massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran.Gugus fungsional dari biodiesel adalah C=O karbonil ester, C-O ester dan -CH3 metil. Rendemen yang dihasilkan dari proses transesterifikasi pada suhu 35o C, 50o C dan 65o C dengan lama pengadukan 60 dan 120 menit secara berturut-turut adalah 90,7265%; 89,2681%; 82,9376%; 89,4204%; 90,4281%; dan 88,5172%. Karakter biodiesel meliputi: massa jenis berturut-turut sebesar 868,43; 867,40; 870,37; 868,07; 867,37; dan 867,43 kg/m3, viskositas berturut-turut sebesar 3,5926; 3,4446; 3,9883; 3,7076; 3,3144; dan 3,1178 cSt, titik tuang berturut-turut sebesar 0, 0, 6, -3, -3, dan 0 oC, titik nyala berturut-turut sebesar 109, 115, 127, 113, 181, dan 153 oC, serta kalor pembakaran berturut-turut sebesar 7853,0378; 7900,5544; 7973,0324; 7880,2667; 7940,2747; 8014,2446 kal/g. Biodiesel hasil sintesis memiliki nilai massa jenis, viskositas, titik tuang dan titik nyala yang sudah sesuai dengan SNI 7182:2012, namun kalor pembakaran semua biodiesel tersebut belum memenuhi standar.
VARIASI SUHU DAN WAKTU TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK RANDU PADA SINTESIS BIODIESEL DENGAN KATALIS NaOH Antri Kinasih; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 5, No 3 (2016): Volume 5, No 3, Edisi 3 tahun 2016
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) rendemen biodiesel secara keseluruhan yang dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak biji kapuk randu, 2) gugus fungsi biodiesel, 3) besarnya massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran dari biodiesel yang dihasilkan, 4) kesesuaian kualitas biodiesel berdasarkan SNI 7182-2012.Metode yang digunakan untuk pengambilan minyak adalah metode pres. Biji kapuk yang digunakan berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta. Jenis alkohol yang digunakan pada reaksi transesterifikasi adalah metanol dengan perbandingan massa minyak : metanol adalah 10:1 b/b, menggunakan katalis NaOH dengan konsentrasi 0,5% m/v. Variasi suhu yang digunakan adalah 35, 50, dan 65oC untuk biodiesel BA, BB, dan BC dengan lama pengadukan 60 menit. Biodiesel BD, BE, dan BF untuk varasi suhu 35, 50, dan 65oC dengan lama pengadukan 120 menit. Biodiesel yang diperoleh dianalisis dengan FTIR dan diuji parameternya meliputi massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang dan kalor pembakaran.Spektrum hasil analisis FTIR menunjukkan gugus fungsi biodiesel adalah C=O karbonil ester, C-O ester, C-H alkana, -CH3 metil dan C=C alken. Rendemen keseluruhan biodesel BA, BB, BC, BD, BE and BF secara berturut-turut adalah 90,4854, 87,7553, 83,9224, 90,7652, 88,6829 dan 82,6389 %. Karakter biodiesel BA, BB, BC, BD, BE and BF meliputi: massa jenis berturut-turut sebesar 870,69, 872,55, 880,55, 870,00, 869,00, dan 871,59, viskositas berturut-turut sebesar 5,3279, 5,0306, 6,1414, 3,8214, 3,7800, dan 4,2367 cSt, titik tuang berturut-turut sebesar -3, -3, 0, 0, 0, dan 0 oC, titik nyala berturut-turut sebesar 177, 171, 169, 175, 179, dan 167 oC, serta kalor pembakaran berturut-turut sebesar 7725,2620, 7770,7721, 7847,9569, 7749,3623, 7798,9833, dan 7869,4320 kal/g. Massa jenis, titik tuang, titik nyala dari biodiesel BA, BB, BC, BD, BE dan BF serta viskositas biodiesel BA, BB, BD, BE and BF telah sesuai dengan SNI 7182:2012, namun untuk kalor pembakaran biodiesel BA, BB, BC, BD, BE and BF dan viskositas biodiesel BC belum sesuai dengan SNI 7182-2012.
VARIASI SUHU DAN WAKTU TRANSESTERIFIKASI PADA SINTESIS BIODIESEL DARI BIJI KAPUK RANDU DENGAN KATALISATOR NaOH DAN RASIO (MINYAK/ METANOL) : 15/1 Joko Susanto; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 5, No 5 (2016): Volume 5, No 5 Edisi 5 Tahun 2016
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Rendemen biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak biji kapuk randu. 2) Karakteristik biodiesel yang meliputi massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala kalor pembakaran dan analisa gugus fungsi dengan spektroskopi IR, serta 3) Kesesuaian karakteristik biodiesel hasil sintesis dengan SNI 04-7182:2012.Subjek dalam penelitian ini adalah biji kapuk randu yang berasal dari Gunungkidul. Objek dalam penelitian ini adalah biodiesel dari minyak biji kapuk randu yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi. Metode pengambilan minyak dengan pengepresan. Jenis alkohol yang digunakan pada reaksi transesterifikasi adalah metanol dengan perbandingan massa (minyak:metanol) adalah 15:1 b/b. Katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi adalah NaOH dengan konsentrasi 0,5 % b/b. Variasi suhu yang digunakan adalah 35, 50 dan 65 ˚C dengan waktu pengadukan 60 menit untuk biodiesel B1, B2 dan B3. Biodiesel B4, B5 dan B6 untuk variasi suhu 35, 50 dan 65 ˚C dengan waktu pengadukan 120 menit. Biodiesel yang diperoleh dianalisis dengan FTIR dan uji parameternya meliputi massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala dan kalor pembakaran.Hasil penelitian menghasilkan rendemen biodiesel B1, B2, B3, B4, B5 dan B6 sebesar 80,9648; 82,6644; 90,5655; 84,2775; 83,1769 dan 95,9423%. Uji parameter menunjukkan bahwa massa jenis biodiesel B1, B2, B3, B4, B5 dan B6 berturut-turut sebesar 882,83; 875,60; 889,60; 876,43; 875,10 dan 899,43 kg/m3, viskositas: 7,3042; 5,2177; 6,3705; 4,2437; 3,9845 dan 8,5470 cSt, titik tuang: -3; -3, 0; 0; 0 dan 6 ˚C, titik nyala: 194; 190; 189; 187; 185 dan 185 ˚C, kalor pembakaran: 7668,1350; 7717,1729; 7792,6060; 7696,5865; 7759,8347 dan 7816,7487 kal/g, dan gugus fungsi yang terdapat pada biodiesel yaitu C=O karbonil ester, C-O ester, C-H alkana dan C-H alifatik. Biodiesel yang paling memenuhi syarat SNI adalah B2, B4 dan B5, namun kalor pembakarannya belum memenuhi standar.