Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Optimalisasi filtrasi masker kain dengan filter cartridge dari limbah sabut kelapa untuk mewujudkan sustainable development goals 2030 Ulfi Rohmawati; Arti Rimasani; Aji Pamungkas; Annisa Fillaeli
Prosiding Seminar Biologi Vol 6 No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID-19 (OKTOBER 2020)
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v6i1.16825

Abstract

COVID-19 sudah menginfeksi ratusan ribu orang dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, WHO telah mengumumkan bahwa COVID-19 dapat menyebar melalui udara (airbone). Pemerintah telah melarang penggunaan masker kain jenis scuba dan buff bagi masyarakat, mengingat ukuran pori-pori yang besar dan tingkat filtrasi hanya 0-5% yang tidak efektif menyaring partikel seukuran virus COVID-19 yang berukuran 120-160 nm. Badan Standar Nasional (BSN) telah merilis standardisasi untuk masker kain sehingga tidak sembarang bahan dapat digunakan. Penggunaan masker kain sebenarnya menjadi alternatif terakhir karena langkanya masker medis. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi untuk meningkatkan keefektifan filtrasi pada masker kain melalui filter cartridge nanoselulosa. Filter cartridge berbentuk lembaran dan didesain untuk menggantikan fungsi tisu di dalam masker kain. Sabut kelapa adalah salah satu limbah yang banyak mengandung selulosa sekitar 54% dan masih kurang optimal dalam pemanfaatannya. Maka dari itu, sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai filter cartridge nanoselulosa. Ada 3 tahapan besar untuk membuat nanoselulosa yaitu perlakuan asam, pemutihan, dan homogenisasi. Fiber nanoselulosa nantinya akan diubah menjadi lembaran dengan tekstur mirip kertas dengan metode fiber spinning techniques. Tujuan dari pembuatan filter cartridge adalah untuk mengoptimalkan filtrasi pada masker kain sehingga kemungkinan untuk tertular COVID-19 rendah. Selain itu, filter cartridge memerhatikan breathability yaitu cara agar seseorang tetap nyaman bernafas saat menggunakannya. Inovasi filter cartridge diharapkan dapat mendukung tercapainya salah satu program SDGs poin ketiga mengenai kehidupan sehat dan sejahtera bagi seluruh masyarakat.
Aplikasi Sistem Kontinyu Menggunakan Karbon Aktif untuk Penurunan Kadar Logam Cu dan Zn dalam Air Limbah Susila Kristianingrum; Sulistyani Sulistyani; Annisa Fillaeli; Endang Dwi Siswani; Nur Hasna Nafiisah
Jurnal Sains Dasar Vol 9, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v9i2.38965

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi massa adsorben dan laju alir yang paling optimum, efisiensi penjerapan (Ep), kapasitas adsorpsi paling tinggi, serta tipe adsorpsi dari karbon aktif teraktivasi ZnCl2 terhadap penyerapan logam Cu dan Zn dalam limbah simulasi menggunakan sistem kolom kontinyu. Metode adsorpsi logam Cu dan Zn dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan kolom. Limbah simulasi dialirkan secara gravitasi dari atas ke bawah melalui kolom yang telah diisi adsorben. Subjek dalam penelitian ini adalah karbon aktif dari daun pandan laut teraktivasi ZnCl2 5%. Sementara objek pada penelitian ini adalah efisiensi adsorpsi, kapasitas adsorpsi, dan tipe adsorpsi dari adsorben daun pandan laut teraktivasi ZnCl2 5% terhadap logam Cu dan Zn. Analisis kandungan logam Cumenggunakan Spektrofotometer UV-Visible dan logam Znmenggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa massa adsorben optimum untuk penurunan kadar logam Cu dan Znberturut-turut adalah 0,7 gram dan 0,9 gram dengan laju alir optimum sebesar 0,3 mL/menit dan 0,2 mL/menit, maka akan dihasilkan efisiensi adsorpsi terbesar untuk logam Cuyaitu 96,6854% dan 38,6576% untuk logam Zn. Kapasitas adsorpsi tertinggi karbon aktif dari daun pandan laut teraktivasi ZnCl2 terhadap penyerapan logam Cu dan Zn berturut-turut sebesar 48,8149 mg/g dan 16,3567 mg/g. Tipe adsorpsi logam Cu memenuhi pola isoterm Langmuir.
Uji Efektivitas Arang Aktif Daun Pandan Laut yang Diaktivasi dengan Natrium Hidroksida untuk Adsorpsi Ion Fe3+ secara Sistem Kolom Sulistyani Sulistyani; Endang Dwi Siswani; Susila Kristianingrum; Annisa Fillaeli; Isnaini Saputri
Jurnal Sains Dasar Vol 8, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v8i1.38752

Abstract

Penelitian ini memaparkan daun pandan laut sebagai alternatif baru bahan untuk membuat arang aktif, serta identifikasi kemampuan adsorpsinya secara sistem kolom. Daun pandan laut mengalami proses pemanasan hingga menjadi arang, dilanjutkan dengan proses aktivasi kimia dengan menggunakan larutan natrium hidroksida 1% dan aktivasi fisika dengan dialiri gas karbon dioksida.  Arang aktif hasil sintesis dianalisis kondisi optimum adsorpsinya secara sistem kolom, yang meliputi massa arang aktif dan laju alir.  Selanjutnya pada kondisi optimumnya, diuji daya adsorpsi arang aktif terhadap ion Fe3+. Konsentrasi ion Fe3+ sebelum dan sesudah adsorpsi dideteksi dengan menggunakan spektrofotometer UV-vis, dengan menambahkan reagen tiosinat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak massa adsorben yang digunakan, efisiensi adsorpsi semakin baik. Pada rentang massa 0,3-0,7 gram, efisiensi adsorpsi tertinggi arang aktif terjadi pada massa 0,7 gram, dengan nilai efisiensi adsorpsi ion Fe3+ sebesar 96,92%. Pada analisis laju alir diperoleh bahwa laju alir lambat menghasilkan daya adsorpsi yang lebih baik dibandingkan laju alir cepat. Laju alir terbaik larutan ion Fe3+ terjadi pada 0,2 mL/menit dengan nilai efisiensi sebesar 99,39%. Berdasarkan kondisi optimum tersebut dapat ditentukan daya adsorpsi adsorben terhadap ion Fe3+ sebesar 30,58 mg/g.
Pengembangan Teknik Deteksi Ion Logam Fe(III) dengan Menggunakan Nanopartikel Perak yang Distabilkan Kitosan-Formaldehida sebagai Sensor pada Spektrofotometer UV-Vis Sulistyani Sulistyani; Waode Rustiah; Susila Kristianingrum; Annisa Fillaeli; Fatikhah Nur Hidayati P.S.
Jurnal Sains Dasar Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v11i1.48305

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknik deteksi ion logam Fe(III) menggunakan nanopartikel perak sebagai sensor pada spektrofotometer UV-Vis. Nanopartikel perak disintesis melalui metode reduksi kimia dengan reduktor natrium sitrat, kemudian ditambahkan agen penstabil kitosan yang diikat silang dengan formaldehid. Selanjutnya, nanopartikel perak yang telah dimodifikasi dengan kitosan-formaldehid direaksikan dengan ion Fe(III) pada berbagai variasi konsentrasi dan sinyal absorpsinya diamati menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel perak-kitosan-formaldehid berhasil disintesis yang ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan dan munculnya serapan maksimum pada λ = 416 nm. Saat berinteraksi dengan ion Fe(III) pada berbagai variasi konsentrasi, serapan maksimum nanopartikel perak yang distabilkan kitosan-formaldehid relatif tidak mengalami pergeseran, tetapi muncul serapan SPR pada λ = 480 nm. Berdasarkan uji kinerja analitik pada daerah SPR, dapat dinyatakan nanopartikel perak yang distabilkan kitosan-formaldehid memiliki kinerja yang baik sebagai sensor ion Fe(III) dengan nilai presisi 0,12%, akurasi 0,075 ppm, nilai linieritas (R2) 0,924 pada rentang konsentrasi dari 1-50 ppm dengan persamaan regresi y = 0,0015x + 0,1646, serta nilai LOD dan LOQ secara berturutan 0,106 ppm dan 0,235 ppm.
The Application of Carbon-Chitosan Composite Imprinted Cu in the Wastewater Treatment Annisa Fillaeli; Susila Kristianingrum; S. Sulistyani; Bella Fatmala; Ilham Fauzi
Indonesian Journal of Chemistry and Environment Vol 4, No 1 (2021): JUNE 2021
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.204 KB) | DOI: 10.21831/ijoce.v4i1.48357

Abstract

This research aimed at determining the effect of chitosan in synthesizing imprinted Cu carbon-chitosan composite properties, the effect of imprinting Cu in carbon-chitosan composites to the adsorption efficiency and adsorption capacity of Cu in electroplating waste via batch methods, and the regeneration pattern of the composite. Composites were characterized using FTIR and SEM-EDX. In FTIR spectra, the addition of Cu caused the reduction of -OH and -NH functional groups intensity as the active site of Cu chemical bonding in 3448.72 cm-1. SEM-EDX analysis showed that the carbon-ionic imprinted chitosan composites after desorption contains the element of C = 60.17%, O = 38.8%, Cu = 0.83% and Na = 0.85%. The optimizations of Cu adsorption were studied from the concentration pattern of its variable, measured with Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). The results showed that an optimum concentration for adsorption of Cu was 75 mg / L and an optimum contact time for adsorption of Cu was 24 hours with adsorption efficiency of 98.54% and adsorption capacity of 2.62 mg/g respectively. The adsorption yield of electroplating waste showed the adsorption efficiency of 31.62% and adsorption capacity of 367,79 mg/g respectively. Regeneration test was investigated from adsorption-recovery-reactivation (A-Rcov-RAct) steps. This regeneration test was carried out in three cycles. Recovery test was carried out using EDTA 0.05 M and 0.1 M HCl solutions. The efficiency of reactivation was identified from adsorption ability after activated with 0.1 M NaOH from two routes of recoveries. The results showed that recover agents do not influence the adsorption percentage, while to the recovery percentage progress, HCl 0.1M EDTA 0.05M. All routes of reactivation showed the similar results in average 99%
Evaluation of Drainage Channel on Meteorological Road, Laut Dendang Village, Deli Serdang Regency Fikri Damara; Desi Paskalia Tinambunan; Sakkot Matua Gong Hasibuan; Rachmat Mulyana; Meuthia Fadila; Ahmad Zulfikar; Wisnu Prayogo; I Wayan Koko Suryawan; M. Faisi Ikhwali; Iva Yenis Septiariva; Nur Novilina Arifianingsih; Sapta Suhardono; Annisa Fillaeli
Journal of Sustainable Infrastructure Vol. 1 No. 2 (2022): Environmental Impact of COVID-19 Pandemic
Publisher : Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas Pertamina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61078/jsi.v1i2.11

Abstract

Drainage is one way of removing unwanted excess water in an area and dealing with the effects of excess water in the system. When the rainy season comes, there are almost floods or puddles on urban roads. The large population also makes the volume of drainage channels fill up quickly, while the drainage capacity tends to decrease due to rainwater (erosion) and sedimentation. Meteorological Street, Laut Dendang Village, Percut Sei Tuan sub-district, Deli Serdang Regency, is one of the villages that is frequently flooded every time it rains. On these issues, the researcher highlights the importance of evaluating the Deli Serdang Regency's drainage system along Meteorological Road to anticipate when the rainy season comes. The general exponential method can determine whether the existing drainage volume can still accommodate terrestrial run-off and domestic wastewater in the next 30 years and calculate the population growth. Based on the research results from rainfall data obtained from Meteorology Road, the rainfall intensity value for the last ten years (2010 - 2019) was 10.538 mm/day. Thus, the amount of discharge flowing in the drainage channel (Qplansning) is equal to 0.832 m3/sec, while the planned Q for the next ten years is 0.874 m3/sec, for the next 20 years is 0.953 m3/sec, and 30 years into the future. front is 1.111 m3/sec. Based on the calculation results, Qplans exceeds Qeksisting. Therefore, a new channel plan is needed.