Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Etika dalam Pendidikan: Kajian Etis tentang Krisis Moral Berdampak Pada Pendidikan Tanyid, Maidiantius
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakEtika pendidikan berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harusmelakukan sesuatu dalam tindakan yang beretika, termasuk di dalamnyaproses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Ada kesenjangan yang terjadisekarang bahwa antara penanaman nilai-nilai yang baik dan benar di sekolahpada proses pendidikan, namun di masyarakat sebagai lapangan pendidikantempat mempraktikkan pendidikan tidak memberikan nilai-nilai etika yangbenar sebagai dasar yang mendidik. Kondisi ini akan terus terjadi dari generasike generasi dan pengaruhnya terus berlangsung dan menghasilkan kerusakanmoral bagi generasi selanjutnya, termasuk juga di dalamnya pendidik. Karenaitu, untuk mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan, maka secara internalharus diterapkan model pendidikan berkarakter yang berbasis padafirmanTuhan.Kata-kata kunci: etika, pendidikan, karakterEducational ethics is founded upon the observation that when a person doessomething it must be done in an ethical manner, including that which is donethrough the educational process in the educational context. There is adiscrepancy which now occurs between the schools, where good and rightvalues are plantedthrough the educational process, and the community, as aneducational context, a place that teaches,which does not give ethical valuesthat are correct as a foundation which teaches. This condition will continue tohappen from generation to generation and its influence will be direct and willresult in moral breakdown for the succeeding generations, including theeducator. Because of this, in order to overcome the moral crisis in theeducational world, a model of character education which is based upon God’sword needs to be implemented internally.Keywords: ethics, education, character
Konflik Dalam Pernikahan Tanyid, Maidiantius
Jurnal Jaffray Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v3i1.137

Abstract

Untuk mengatasi konflik pernikahan bukanlah suatu masalah yang mudah,jika kedua pasangan masih dikendalikan oleh keegoisan dan tidak mau melangkahmaju, serta berusaha untuk memperbaiki konflik tersebut. tetapi konflik akan selesai jika pasangan suqmi isteri mau mengadopsi prinsip saling menerima dan saling memberi.Keahlian di bidang pendidikan Agama Kriste
Kualitas Pemimpin Sebagai Pendidik Dalam Menghadapi Konflik Tanyid, Maidiantius
BIA Vol 1, No 1 (2018): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.681 KB) | DOI: 10.34307/b.v1i1.24

Abstract

The leader is the person whom is responsible to ensure all the task will be done. Therefore the leader needs to delegate those tasks for each person that was considered has some competences. A leaders as an educator must be able to carry out leadership base on the truth of God which always educate and motivate the team work. Being a leader who able to educate or as educator who can lead is two resposibilities those cannot be separated. Because the leader as an educator must be able to demonstrate their integrity based on truth. AbstrakPemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab melakukan tugas, dan tugas itu dipercayakan kepada setiap bawahan yang dianggap dapat bertanggungjawab melakukannya sesuai dengan kompetensi.  Pemimpin sebagai pendidik adalah pemimpin yang mampu menjalankan kepemimpinan dengan berstandar kebenaran, mendidik dan memotivasi.  Menjadi pemimpin yang mampu mendidik dan pendidik yang dapat memimpin, dan dua kata penting yaitu “pemimpin dan pendidik” tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tanggungjawab. Pemimpin yang mampu menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin sekaligus menjadi pendidik adalah pemimpin yang mampu menunjukkan integritasnya berdasarkan kebenaran.
Konflik Dalam Pernikahan Maidiantius Tanyid
Jurnal Jaffray Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v3i1.137

Abstract

Untuk mengatasi konflik pernikahan bukanlah suatu masalah yang mudah,jika kedua pasangan masih dikendalikan oleh keegoisan dan tidak mau melangkahmaju, serta berusaha untuk memperbaiki konflik tersebut. tetapi konflik akan selesai jika pasangan suqmi isteri mau mengadopsi prinsip saling menerima dan saling memberi.Keahlian di bidang pendidikan Agama Kriste
Etika dalam Pendidikan: Kajian Etis tentang Krisis Moral Berdampak Pada Pendidikan Maidiantius Tanyid
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.13

Abstract

AbstrakEtika pendidikan berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harusmelakukan sesuatu dalam tindakan yang beretika, termasuk di dalamnyaproses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Ada kesenjangan yang terjadisekarang bahwa antara penanaman nilai-nilai yang baik dan benar di sekolahpada proses pendidikan, namun di masyarakat sebagai lapangan pendidikantempat mempraktikkan pendidikan tidak memberikan nilai-nilai etika yangbenar sebagai dasar yang mendidik. Kondisi ini akan terus terjadi dari generasike generasi dan pengaruhnya terus berlangsung dan menghasilkan kerusakanmoral bagi generasi selanjutnya, termasuk juga di dalamnya pendidik. Karenaitu, untuk mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan, maka secara internalharus diterapkan model pendidikan berkarakter yang berbasis padafirmanTuhan.Kata-kata kunci: etika, pendidikan, karakterEducational ethics is founded upon the observation that when a person doessomething it must be done in an ethical manner, including that which is donethrough the educational process in the educational context. There is adiscrepancy which now occurs between the schools, where good and rightvalues are plantedthrough the educational process, and the community, as aneducational context, a place that teaches,which does not give ethical valuesthat are correct as a foundation which teaches. This condition will continue tohappen from generation to generation and its influence will be direct and willresult in moral breakdown for the succeeding generations, including theeducator. Because of this, in order to overcome the moral crisis in theeducational world, a model of character education which is based upon God’sword needs to be implemented internally.Keywords: ethics, education, character
Kualitas Pemimpin Sebagai Pendidik Dalam Menghadapi Konflik Maidiantius Tanyid
BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual Vol 1, No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/b.v1i1.24

Abstract

The leader is the person whom is responsible to ensure all the task will be done. Therefore the leader needs to delegate those tasks for each person that was considered has some competences. A leaders as an educator must be able to carry out leadership base on the truth of God which always educate and motivate the team work. Being a leader who able to educate or as educator who can lead is two resposibilities those cannot be separated. Because the leader as an educator must be able to demonstrate their integrity based on truth. AbstrakPemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab melakukan tugas, dan tugas itu dipercayakan kepada setiap bawahan yang dianggap dapat bertanggungjawab melakukannya sesuai dengan kompetensi.  Pemimpin sebagai pendidik adalah pemimpin yang mampu menjalankan kepemimpinan dengan berstandar kebenaran, mendidik dan memotivasi.  Menjadi pemimpin yang mampu mendidik dan pendidik yang dapat memimpin, dan dua kata penting yaitu “pemimpin dan pendidik” tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tanggungjawab. Pemimpin yang mampu menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin sekaligus menjadi pendidik adalah pemimpin yang mampu menunjukkan integritasnya berdasarkan kebenaran.
Studi Evaluatif Terhadap Interpretasi Kaum Revisionis Tentang Homoseksualitas Berdasarkan Roma 1:26-27 Tembang, Setblon; Tanyid, Maidiantius; Wilayanto, Wilayanto
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v5i2.432

Abstract

This research is motivated by differences in views between revisionists and traditional understanding of the interpretation of Romans 1:26-27. The text in Romans 1:26-27 is traditionally considered and accepted as a text prohibiting even condemning LGBTIQ practices. However, the revisionists view that the acts condemned in Romans 1:26-27 do not refer to people with a homosexual orientation, but homosexuals committed by heterosexual people. This study aims to review the Bible's teaching on LGBTIQ to evaluate the revisionist interpretation of Romans 1:26-27. The approach in this research is qualitative research using hermeneutic methods and literature review. In the view of the revisionists, Romans 1: 26-27 discusses criticism of idol worship, criticism of heterosexuals, not homosexuals, discusses relationships that are unequal and driven by excessive lust. But looking back at Romans 1:26-27, LGBTIQ is a sin that violates God's law and not just as a punishment for idol worship. Paulus views LGBTIQ as a sin and deserves to receive the appropriate punishment for his mistakes. So, based on these findings, the revisionists were more influenced by presuppositions in reinterpreting Romans 1:26-27.
Problematika Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Tingkat Sekolah Dasar Kamiriang Zendrato; Maidiantius Tanyid
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 4 No. 2 (2025): Maret 2025
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jpt.v4i2.2134

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam problematika kompetensi kepribadian guru pada jenjang sekolah dasar melalui pendekatan library research atau studi kepustakaan. Kompetensi kepribadian merupakan salah satu komponen fundamental dalam profesionalisme pendidik, yang mencerminkan integritas moral, kedewasaan emosional, serta kemampuan menjadi teladan bagi peserta didik. Namun demikian, berbagai studi menunjukkan bahwa guru di tingkat sekolah dasar masih menghadapi kendala signifikan dalam mengembangkan aspek kompetensi ini secara optimal. Hasil telaah literatur mengidentifikasi sejumlah faktor yang menjadi akar permasalahan, antara lain krisis rohani pribadi, beban tugas yang tinggi, kurangnya pembinaan dan pendampingan, kultur sekolah yang kurang mendukung serta Guru PAK tidak menjadi role model yang menginspirasi.Temuan ini menunjukkan urgensi penguatan sistem pengembangan profesional guru yang komprehensif, khususnya dalam aspek kepribadian, guna mendukung terciptanya lingkungan pendidikan dasar yang humanis, transformatif, dan berorientasi pada pembentukan karakter.
Transformasi Spiritualitas Jemaat melalui Pendekatan Liturgis-Partisipatif: Studi Kasus GBI Kalampangan Kalimantan Tengah Bate'e, Yamowa'a; Urbanus; Sarmauli; Mariani, Evi; Setinawati; Surya, Agus; Tanyid, Maidiantius; Sari, Flory Anita; Ujianto, Virgo; Suprihatin
Khaliya Onomiyea: Jurnal Abdimas Nusantara Vol. 2 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Levinus Rumaseb Sentani, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61471/ko-jan.v2i2.49

Abstract

Rendahnya tingkat kehadiran jemaat dalam Ibadah Minggu di GBI Kalampangan, Kalimantan Tengah, mendorong dilaksanakannya program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) melalui pendekatan liturgis-partisipatif berupa Ibadah Berbagi Kehidupan (IBK). Program ini bertujuan membina spiritualitas jemaat dengan menekankan nilai doa, ibadah, komunitas, dan kepedulian sosial. Kegiatan dilaksanakan melalui lokakarya dan diskusi kelompok dengan metode Participatory Action Research (PAR), yang melibatkan jemaat secara aktif dalam perencanaan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa IBK mampu meningkatkan kesadaran spiritual jemaat dan mendorong partisipasi lebih tinggi dalam Ibadah Minggu Raya.
Transformasi Sosial-Ekonomi Keluarga Rentan melalui Edukasi dan Aksi Partisipatif Jemaat Gereja Bethel Indonesia Tumbang Rungan Palangka Raya Sarmauli, Sarmauli; Mariani, Evi; Bate’e, Yamowa’a; Tanyid, Maidiantius; Binoto, Parluhutan Dodo; Oktavia, Eni; Punghendarto, Ade Septa; Jayanti, Kusuma
Abdimas Indonesian Journal Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Civiliza Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/aij.v5i2.1110

Abstract

The implementation of Community Service (PKM) aims to carry out socio-economic transformation of vulnerable families through education and participatory actions of the congregation of the Indonesian Bethel Church (GBI) Tumbang Rungan Palangka Raya. Congregation members who fall into the category of socio-economically vulnerable families need to receive special attention from the church. This special service is a form of needs-based service, which focuses not only on spiritual services but also on education and economics. The specific targets of this PKM are: (1) Providing an understanding of the congregation about the importance of Socio-Economic Transformation, (2) Providing social education and economic literacy training for vulnerable families in GBI Tumbang Rungan, and (3) Increasing the role and participatory actions of the Congregation in GBI Tumbang Rungan. The proposed activity plan includes a series of workshops and focus group discussions to identify the socio-economic needs of vulnerable families, conducting education and congregation participation adapted from the results of the workshops, and evaluating the impact of this program on congregation attendance at Sunday services. This study used the Participatory Action Research (PAR) method, which actively involved the congregation in the planning, implementation, and evaluation of the program. With this approach, it is hoped that the socio-economic transformation program for vulnerable families, through education and participatory action by the GBI Tumbang Rungan Palangka Raya congregation, will improve their well-being and strengthen their bond with the church community. Keywords: Socio-Economic Transformation, Vulnerable Families, Education and Participatory Action of the Congregation, GBI Tumbang Rungan.