Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyuluhan Dan Pengobatan Gratis Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara Martina Pakpahan; Juhdeliena Juhdeliena; Eva Berthy; Riama Marlyn
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.263 KB)

Abstract

Trend penyakit degeneratif berkaitan erat dengan perilaku tidak sehat. Menurut Riskesdas tahun 2013, capaian proporsi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara nasional sebesar 32,3 %, provinsi Sumatera Utara sebesar 24,6 % sedangkan di Kabupaten Samosir sebesar 14,7 %. Penelitian yang dilakukan penulis pada tahun 2016 mengenai determinan perilaku sehat rumah tangga di Kabupaten Samosir, diketahui bahwa capaian perilaku sehat rumah tangga di Kabupaten Samosir sebesar 12,8 %. Variabel yang berhubungan bermakna yaitu; sikap (nilai p=0.001), penghasilan (nilai p=0.001), serta ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan (nilai p=0.049). Perilaku konsumsi sayur dan buah sebagai salah satu bentuk PHBS rumah tangga (keluarga) dapat menjadi perilaku pencegahan penyakit degeneratif, namun capaian nasional masih sangat rendah yaitu sebesar 10,7 % (Kemenkes, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa rumah tangga yang mengkonsumsi sayur dan buah dengan frekuensi minimal satu porsi perhari yaitu sebesar 34,2 %. Sedangkan standar yang direkomendasikan WHO, konsumsi sayur dan buah sebesar 400 gram (5 porsi) setiap hari untuk semua kelompok usia. Rendahnya capaian tersebut kontras dengan profesi mayoritas masyarakat sebagai petani dan ketersediaan lahan bercocok tanam yang luas yang dimiliki keluarga. Edukasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, membangun sikap positif dan merubah perilaku masyarakat di Pangururan untuk hidup sehat terutama dalam perilaku konsumsi sayur dan buah. Hasil post test menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta sebesar 25,37 % serta tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.
Pola Hidup Sehat Mencegah Osteoporosis Dan Nyeri Sendi Pada Kelompok Umur Diatas 35 Tahun Shinta Yuliana Hasibuan; Deborah Siregar; Riama Marlyn; Juhdeliena Juhdeliena; Eva Berthy
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.762 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.435

Abstract

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang akan mengakibatkan penuruan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang, sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang. Selama ini osteoporosis identik dengan otangtua, namun faktanya pengeroposan tulang bisa menyerang siapa saja termasuk usia muda. Osteoporosis dapat menimbulkan beban, tidak hanya bagi penderita juga bagi keluarga. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakt ini adalah sebagai bentuk pencegahan sejak dini karena begitu tinggi morbiditas yang terkait dengan patah tulang. Upaya pencegahan dimulai dengan promosi, memberi pemahaman kepada masyarakt luas bahwa osteoporosis dapat dicegah dari kanak-kanak dengan asupan kalsium yuang cukup. Pola hidup aktif juga merupakan hal penting untuk menghindari osteoporosis. Dari hasil pemeriksaan asam urat jemaat GPIB Efata Batujajar didapatkan data bahwa 42.5% reposnden mengalami asam urat dengan kategori rendah dan dari hasil pemeriksaan kepadatan tulang didapatkan data bahwa 42.5% responden mengalami kepadatan tulang dengan hasil normal.