Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Pasca Penutupan Lokalisasi “Moroseneng” Di Kecamatan Benowo Kota Surabaya Agung Bayu Murti; Andi Iswoyo; M. Syaiful Arif; Dian Purnama Sari; Dewi Rosaria Indah
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.531 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.453

Abstract

Wilayah yang menjadi sasaran Program Kemitraan Wilayah ini adalah Kelurahan Kandangan dan Kelurahan Sememi Kecamatan Benowo Kota Surabaya. Kedua Kelurahan tersebut merupakan wilayah eks Lokalisasi “Moroseneng” yang ditutup Pemerintah Kota Surabaya pada akhir tahun 2013. Permasalahan yang dihadapi mitra bidang Sumber Daya Manusia antara lain;Motivasi bekerja dan berwirausaha pasca penutupan lokalisasi masih rendah, karena terbiasa mengandalkan pendapatan dari adanya lokalisasi, Permasalahan bidang ekonomi antara lain; Munculnya banyak pengangguran/PMKS, Partisipasi masyarakat pada program-program dari Pemkot Surabaya masih rendah, Pemberdayaan masyarakat belum tergarap dengan maksimal, belum pada upaya membuat masyarakat berwirausaha secara mandiri. Permasalahan bidang Pendidikan, Sosial dan lingkungan, antara lain: kurangnya kesadaran masyarakat dalam membantu tumbuh kembang anak dan pendidikan. Target luaran yang ingin dicapai antara lain; Workshop open mind bagi pemuda dan masyarakat 1 kali, melakukan updating bakat dan minat warga melalui SKU 1 kali, pelatihan usaha mandiri 4 kali, start up business with BMC 1 kali, melakukan pendampingan setiap bulan, branding wilayah, pendampingan wirausahawan setiap bulan, pembinaan wilayah dengan Konsep Kampung Pendidikan Kampunge Arek Surabaya(KPKAS). Metode yang dipakai dalam pelaksanaan program antara lain; Koordinasi secara terus menerus dengan perangkat terkait, Studi Kelayakan Usaha, Pelatihan Usaha, Pendampingan Usaha, Perbantuan dalam hal kemudahan akses pemasaran dan jaringan, promosi usaha, akses pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM dan Disperindag, Penyelenggaraan event pameraHasil yang telah dicapai adalah Terlaksananya Kegiatan Fasilitasi Inkubasi Usaha Mandiri, berupa kegiatan Motivasi Wirausaha, Kegiatan Pelatihan Produksi (peyek semanggi dan bronies kering), dan melakukan pendampingan wirausaha untuk usaha yang berpotensi dikembangkan (batik, sambel dan layang-layang) dengan pemberian ketrampilan Manajemen Usaha, Tercapainya menjadi peserta Pameran di Kelurahan kandangan dan Mlaku-mlaku nang Tunjungan,Terlaksanannya Pembinaan Wilayah dengan Konsep Kampung Pendidikan Kampunge Arek Surabaya(KPKAS), Terliputnya Kegiatan PKW ini di SBO TV, dan media cetak Jawa Pos.
STUDENTS’ STANDPOINT: USING DEBATE IN A CRITICAL AND ANALYTICAL SPEAKING CLASS Dewi Rosaria Indah
Magister Scientiae Vol 49, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.967 KB) | DOI: 10.33508/mgs.v49i1.3094

Abstract

This study presents a description of how the students were involved in an academic debate format for the Critical and Analytical Speaking class. The nature of this study was qualitative descriptive which used online questionnaires to the students from batch 2016 to 2018. It was found that the students initially had some anxiety for having to speak in English, let alone in the context of debate. They stated that the debate in the speaking class was exciting and challenging. Also, it was said that the class was able to enhance their speaking skill because it encouraged them to think critically, to be open minded, as they found and sorted ideas, knowledge and facts; an example of this was when then expressed their convincing arguments to tackle opponents’ standpoint. They admitted that they preferred to be in the contra side that was generally against the norms, open for possibilities to bend rules by questioning the law or contradicting society’s points of view.
GENERASI MILENIAL MENJADI “LEMBAH MANAH” DENGAN SAKTI (SMART KEY DICTIONARY) DALAM TRILINGUAL Sulistiyani Sulistiyani; Dewi Rosaria Indah; Apsari Fajar Prihantini; Yusniati N Sabata
Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS Vol 12 No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/pgsdunars.v12i2.2536

Abstract

Keberadaan bahasa daerah yang terancam dari kepunahan harus mendapat perhatian khusus karena bahasa daerah merupakan aset kekayaan yang tak ternilai dan ciri khas suatu bangsa. Dalam kesempatan ini ditawarkan sebuah ide kreatif untuk melindungi aset negara berupa bahasa daerah. Adapun ide kreatif yang ditawarkan yaitu dengan membuat kamus tiga bahasa yang terdiri dari bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dengan konsep SAKTI (Smart Key Dictionary) dalam trilingual. Efek positif keberadaan kamus ini, yakni sosok generasi milenial yang mempelajari kamus ini, akan menjadi sosok pribadi yang lembah manah. Hal ini disebabkan, pembelajaran melalui kamus SAKTI ini dituangkan dalam kata-kata keseharian yang merupakan kromo madyo/kata halus dalam bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif interpretatif dan kepustakaan dengan menggunakan SAKTI (Smart Key Dictionary) dengan trilingual menjadikan generasi milenial, lembah manah. Sehingga pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil dari penelitian ini dapat dirumuskan upaya pelestarian budaya bangsa melalui SAKTI (Smart Key Dictionary)
English Corner at PGRI 7 Vacational High School English Room for Students at SMK PGRI 7 Sulistiyani Sulistiyani; Dewi Rosaria Indah; Tri AE; Sri Nurhidayah; Apsari Fajar Prihantini; Indahria TH
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v5i4.1400

Abstract

The Community Partnership Program (PKM) aims to increase the creativity of English teachers and overcome several problems such as lack of understanding of learning methods, administrative limitations, learning tools and infrastructure. The solutions offered include providing training to vocational school teachers, providing learning tools according to the curriculum, making teaching aids, building adequate facilities and infrastructure, and holding training to design innovative learning tools. Solution methods for partners involve Information Technology (IT) training, using media and conversation modules as teaching materials, as well as providing English conversation modules for vocational students. Apart from that, internships are recommended for STKIP Bina Insan Mandiri students. The target of this PKM activity is to help English teachers improve the learning process and learning outcomes, as well as increase vocational school students' ability to communicate actively using English through conversation.
Pelatihan Pembuatan Konten Edukasi Berbahasa Inggris di Panti Asuhan Sulistiyani Sulistiyani; Dewi Rosaria Indah
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 6 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v6i3.2097

Abstract

Pelatihan Pembuatan Konten Edukasi Berbahasa Inggris di Panti Asuhan di Surabaya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak panti asuhan melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dan pendekatan komunikatif. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah workshop intensif yang melibatkan pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru di panti asuhan dalam penggunaan media dan metode pembelajaran yang inovatif. Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah satu panti asuhan di Surabaya yang menampung anak-anak dengan keterbatasan akses pendidikan. Instrumen pengumpulan data meliputi observasi, catatan lapangan, serta kuis dan tes evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan bahasa Inggris siswa dengan rata-rata skor meningkat dari 60 menjadi 80, serta N-Gain sebesar 0,50. Kesimpulan dari pelatihan ini adalah metode pembelajaran yang diterapkan efektif dalam meningkatkan keterampilan bahasa Inggris siswa, meskipun masih diperlukan peningkatan dalam pemanfaatan teknologi dan manajemen waktu. Rekomendasi untuk pelatihan selanjutnya mencakup peningkatan pendampingan teknologi bagi guru dan penyesuaian materi untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran berbasis audio. Pelatihan ini berpotensi untuk direplikasi di panti asuhan lain dengan penyesuaian sesuai kebutuhan setempat. English Language Educational Content Creation Training at Orphanages. The English Language Educational Content Creation Training at an Orphanage in Surabaya aims to enhance the English language skills of children in the orphanage through enjoyable learning methods and a communicative approach. The implementation method involved intensive workshops that provided training and mentoring for the orphanage teachers in using innovative teaching media and methods. The partner involved in this program is an orphanage in Surabaya, which accommodates children with limited access to education. Data collection instruments included observations, field notes, as well as quizzes and evaluation tests to measure students' understanding before and after the training. The training results showed a significant improvement in students' English language skills, with the average score increasing from 60 to 80 and an N-Gain of 0.50. The conclusion from this training is that the applied teaching methods were effective in enhancing students' English skills, although improvements are needed in the use of technology and time management. Recommendations for future training include increasing technological mentoring for teachers and adjusting materials for students who face difficulties with audio-based learning. This training has the potential to be replicated in other orphanages with adjustments based on local needs.