Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)

Intensitas Serangan Tungau Parasit Terhadap Larva Nyamuk Aedes Sp. Pada Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Karanganyar Budianto, Bambang Heru; Basuki, Edi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.738 KB)

Abstract

Tungau parasit merupakan tungau yang memarasiti seluruh stadium nyamuk Aedes sp. Kemampuan memarasiti tungau parasit dapat diketahui dari intensitas serangannya. Sampai saat ini, belum diperoleh informasi mengenai besaran intensitas serangan tungau parasit pada stadium larva Aedes sp. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis tungau yang memparasiti larva nyamuk Aedes sp. dan menentukan intensitas serangan tungau parasit terhadap larva nyamuk Aedes sp. di daerah endemis DBD di Kabupaten Karanganyar. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara survai dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Pengambilan sampel dilakukan di 4 kecamatan dari Kabupaten Karanganyar yang memiliki endemisitas tertinggi, yaitu Kecamatan Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, dan Kebakkramat. Berdasarkan tingkat kesalahan 20% maka diambil sampel minimal sebanyak 25 ekor larva Aedes sp. dari setiap kecamatan. Variabel yang diteliti adalah intensitas serangan tungau parasit dan variabel pendukungnya berupa temperatur, ketinggian, dan pH. Data dianalisis dengan cara menghitung jumlah individu jenisfamilia tungau yang ditemukan dibagi dengan jumlah individu larva yang terparasiti. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan tiga familia tungau yaitu Familia Hydrachnidae, Pionidae, dan Hydrozetidae. Intensitas serangan tungau parasite di daerah endemis demam berdarah dengue di Kabupaten Karanganyar termasuk sangat rendah. Intensitas serangan familia Pionidae dan Hydrozetidae masing-masing sebesar 0,25 dan familia Hydrachnidae 0,50.
Produksi Kroto Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina yang Dibudidaya dengan Pakan Sumber Protein Berbeda Dwijayanto, D; Arif, A; Basuki, Edi; Darsono, D
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.713 KB)

Abstract

Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) telah diidentifikasi sebagai agen biokontrol pada berbagai jenis tanaman. Penurunan populasi dari tahun 2009-2012 sangat tajam, yakni berkisar 50% dari jumlah semula. Populasi semut rangrang pada tahun 1999-2006 cukup melimpah sehingga banyak tanaman hias maupun tanaman pangan dapat terselamatkan dari hama. Salah satu faktor penyababnya adalah perburuan telur atau larva (kroto) semut rangrang tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem. Hasil kroto yang ada di pasaran berasal dari alam, sedangkan alam tidak setiap saat menyediakan kroto. Disisi lain permintaan kroto terusmeningkat, maka budidaya semut rangrang menjadi sangat penting untuk memenuhi permintaan kroto yang tinggi dan pelestarian habitat baik unsur abiotik maupun biotik mempengaruhi kelimpahan semut rangrang di alam. Produksi kroto semut rangrang hasil budidaya pada dasarnya saat ini belum menjawab kebutuhan pasar yang ada. Kebutuhan akan kroto masih sangat jauh terpenuhi karena metode dan sistem para peternak masih banyak yang menggunakan cara yang belum tepat. Dampaknya adalah produksi kroto tidak maksimal. Penelitian ini dilakukan di Grendeng, Purwokerto Utara, Banyumas selama bulan februari sampai maret 2014. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan sumber protein berbeda terhadap produksi kroto semut rangrang yang dibudidaya dan mengetahui jenis pakan sumber protein yang menghasilkan tingkat produksi kroto semut rangrang tertinggi yang dibudidaya. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas pakan sumber protein ulat hongkong (Tenebrio molitor), jangkrik (Gryllus assimilis), dan ulat kandang (Alphitobius diaperinus) masingmasing sebanyak 2 g dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali selama 25 hari. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa pakan sumber protein berbeda (Tenebrio molitor, Gryllus assimilis, Alphitobius diaperinus) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kroto semut rangrang yang dibudidaya. Tingkat produksi kroto semut rangrang yang dibudidaya dengan pemberian pakan sumber protein ulat hongkong sebesar 50,98 g (3.568 individu), jangkrik sebesar 51,25 g (3.587 individu), dan ulat kandang sebesar 45,11 g (3.157 individu).
Kelimpahan Tungau Parasit pada Larva Nyamuk Aedes sp. di Daerah Endemis Demam Derdarah Dengue Kabupaten Banjarnegara Budianto, Bambang Heru; Basuki, Edi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.899 KB)

Abstract

Insidence Rate demam berdarah dengue (IR-DBD) di Banjarnegara dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Meningkatnya IR yang terjadi karena meningkatnya populasi vektor DBD yaitu nyamuk Aedes sp. Kelimpahan populasi nyamuk ini biasanya ditekan oleh banyak musuh alaminya, dan salah satunya adalah tungau parasit. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kelimpahan tungau parasit pada nyamuk Aedes sp. adalah temperatur, pH dan Dissolved Oxygen (DO). Tujuan penelitian adalah mengetahui familia tungau parasit yang menginfeksi larva Aedes sp dan menentukan kelimpahan serta faktor ekologis yang menentukan kelimpahan tungau parasit pada larva Aedes sp. Metode yang digunakan adalah survey dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Tungau parasit yang diperoleh di identifikasi menggunakan buku identifikasi Pesic (2003), Gerecke (2004) dan Proctor (2006). Analisis data menggunakan software SPSS 16, dengan analisis regresi linear, quadratic, dan cubic untuk menentukan factor kunci kelimpahan tungau parasite larva Aedes sp. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini ditemukan tiga familia tungau parasit yaitu familia Pionidae, Hydrachnidae dan Hydryphantidae. Faktor ekologi tungau parasit larva Aedes sp yaitu temperature, pH dan DO. Kelimpahan tungau parasit pada larva nyamuk Aedes sp. di daerah endemis demam berdarah dengue di Kabupaen Banjarnegara ditentukan paling utama adalah oleh temperatur. Faktor ekologis temperatur 89% menentukan kelimpahan tungau parasit.
Kemampuan Serkaria Fasciola gigantica Asal Beberapa Jenis Siput dalam Membentuk Metaserkaria Budianto, Bambang Heru; Basuki, Edi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.041 KB)

Abstract

Cacing parasit Fasciola gigantica memiliki hospes intermedier berupa berbagai jenis siput. Di dalam tubuh siput, mirasidium akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi sporokista, redia I, redia II, dan serkaria. Serkaria ke luar dari tubuh siput, berenang-renang menuju ke tumbuhan air, menempel pada daun dan tumbuh menjadi metaserkaria. Kemampuan serkaria dalam membentuk metaserkaria diduga berkaitan dengan jenis siput dan ukuran tubuhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan serkaria F. gigantica asal Lymnaea sp., Compeloma sp., dan Pomacea sp. dalam membentuk metaserkaria dan menentukan jenis siput yang persentase pembentukan metaserkaria tertinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan adalah siput jenis Lymnaea sp., Compeloma sp., dan Pomacea sp. Setiap perlakuan diulang sebanyak 9 kali. Data persentase keber-hasilan serkaria dalam membentuk metaserkaria yang diperoleh, dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F), dan dilanjut-kan dengan uji Beda Nyata Terkecil, pada taraf kesalahan 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan serkaria F. gigantica asal beberapa jenis siput sawah dalam membentuk metaserkaria tidak sama (P<0,05). Keberhasilan mem-bentuk metaserkaria tertinggi diperoleh dari siput Lymnaea sp.