Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Penggunaan Biochar Dari Biomassa Tembakau Untuk Peningkatan pH Tanah Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Di Tanah Masam Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan Lodan, Agustinus; Hamzah, Amir; Wisnubroto, Erwin Ismu
Fakultas Pertanian Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aimed to determine the change of acid pH from biochar. This research was conducted in oil palm plantation owned by PT. Surya Cipta Kahuripan (SCK), Musi Banyuasin Regency, South Sumatera Province. Soil sampling was conducted at different ages of oil palm plantations. The study was conducted in a greenhouse (light house). The soil used in this experiment was taken from oil palm plantations at plant age of 10 years (planting year 2006), 7 years (planting year 2009), 4 years (planting year 2012) and control (not yet planted with oil palm). This experiment uses Randomized Block Design (RAK) factorial. The main factor is the type of soil at different ages, while the second factor is the biochar dose respectively; 0 g.kg-1, 10 g.kg-1, 20 g.kg-1, 30 g.kg-1, and 40 g.kg-1. The results showed that the dosage of biochar based on tobacco waste on acid soil of was able to increase soil pH. The highest increase of soil pH was found on land not yet planted with oil palm, while the lowest soil pH was found on soil that had been planted after 28 days incubation period, 5 g.kg-1 biochar dose (equivalent 9 ton.ha-1) Soil pH is equal to a biochar dose of 40 g.kg-1 (equivalent to 72 ton.ha-1). This indicates that the dose of biochar 9 ton.ha-1 is effective enough to increase the pH in acid soil. Enhancement soil Ph showed a positive effect on the growyh of mustard, increase soil CEC that increases the availability of nutrients by plants. In addition, the increase in soil pH also decrease the availability of Al so as to become the optimum growth medium of mustard plants. Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui perubahan pH tanah masam akibat pemberian biochar. Penelitian ini dilakukan di perkebunan kelapa sawit milik PT. Surya Cipta Kahuripan (SCK), Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada umur tanaman kelapa sawit yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca (light house). Tanah yang digunakan pada percobaan ini diambil dari perkebunan kelapa sawit pada umur tanaman 10 tahun (tahun tanam 2006), 7 tahun (tahun tanam 2009), 4 tahun (tahun tanam 2012) dan control (belum ditanami kelapa sawit). Percobaan ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial.Faktor utama adalah jenis tanah pada umur yang berbeda, sedangkan faktor kedua adalah dosis biochar masing-masing ; 0 g.kg-1, 10 g.kg-1, 20 g.kg-1, 30 g.kg-1, dan 40 g.kg-1. Hasil penelitian menunjukan pemberian dosis biochar berbahan dasar limbah tembakau mampu meningkatkan pH tanah. Peningkatan pH tanah tertinggi terdapat pada tanah yang belum ditanam kelapa sawit, sedangkan pH tanah terendah terdapat pada tanah yang telah 10 tahun ditanami setelah 28 hari masa inkubasi, Dosis biochar 5 g.kg-1 (setara 9 ton.ha-1) menunjukkan nilai pH tanah yang sama dengan dosis biochar 40 g.kg-1 (setara 72 ton.ha-1). Hal ini menunjukkan bahwa dosis biochar 9 ton.ha-1 cukup efektif untuk meningkatkan pH pada tanah masam. Peningkatan pH tanah menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman sawi, meningkatkan KTK tanah berarti meningkatkan ketersediaan unsur hara yang diperlukan tanaman. Selain itu, peningkatan pH tanah juga menurunkan ketersediaan Al sehingga mampu menjadi media pertumbuhan tanaman sawi yang optimum.
PENDEKATAN PARTISIPATORI UNTUK STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PENYANGGA TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO Erwin Ismu Wisnubroto; Gerardus Jova; Yohanes Roni
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 8 No 3 (2021): Desember
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v8i3.28062

Abstract

Daerah penyangga merupakan daerah yang berada pada batas kawasan hutan lindung dan merupakan kawasan yang berfungsi untuk melindungi hutan dari aktivitas manusia yang dapat mengganggu ekosistem hutan lindung dan taman nasional. Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo merupakan salah satu kawasan lindung yang secara administratif berada pada beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Beberapa permasalahan yang timbul pada kawasan desa penyangga Tahura Raden Soerjo berkaitan dengan pengelolaan kawasan pertanian dan sumberdaya hutan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alternatif strategi dan arahan pengembangan desa penyangga hutan di Tahura Raden Soerjo yang dapat mengurangi permasalahan pengelolaan sumberdaya hutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan partisipatif kepada stakeholder dan pakar terkait strategi pengembangan desa penyangga hutan yang berada di Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, dan pengambilan data dilakukan sebagai input pada model MULTIPOL untuk merancang berbagai alternatif strategi pengembangan desa Wiyurejo sebagai daerah penyangga Tahura Raden Soerjo. Hasil penelitian ini mengajukan prioritas kebijakan/policy yang berfokus pada pertanian multifungsi dengan prioritas program kerja membangun kawasan agrowisata, perbaikan infrastruktur dan pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan dan pendidikan terkait pertanian ramah lingkungan dan agrowisata berbasis edukasi pertanian dan lingkungan.
Prospek Nilai Tambah Usaha Enting Jahe dan Enting Kacang Eri Yusnita Arvianti; Erwin Ismu Wisnubroto; Herdiana Anggrasari
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.446 KB) | DOI: 10.33366/japi.v6i1.2322

Abstract

Dusun Kungkuk, Punten Batu. Desa Punten merupakan salah satu desa yang terkenal dengan pertanian apel. Dengan kondisi cuaca yang dingin, membuat apel tumbuh subur di daerah tersebut dan sebagai salah satu mata pencaharian warga dusun Kungkuk. Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 terjadi penurunan produksi komoditas apel yang membawa dampak sosial. Kemudian muncullah kelompok usaha Srikandi dengan olahan produk non-apel berupa enting yaitu enting jahe dan enting kacang. Oleh karena itu tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui prospek nilai tambah enting jahe dan enting kacang. Hasil analisi nilai tambah menunjukkan bahwa prospek nilai tamabah enting jahe dan enting kacang tanah sangat baik dengan rasio nilai tambah sebesar 96,82% pada enting jahe dan 92% pada enting kacang. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha enting memiliki peluang yang sangat baik dimasa mendatang untuk memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar Desa Kungkuk, Punten Batu.
IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN APLIKASI PUPUK LIMBAH ULAT SUTRA Rujirmus Bobi; Hidayati Karamina; Erwin Ismu Wisnubroto
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4577

Abstract

ABSTRAKProduktivitas bawang merah di Indonesia masih rendah sebesar 9,24 ton/ha. Hal ini karena penggunaan bibit yang kurang bermutu, media tanam yang kurang baik dan akibat serangan hama penyakit. Penggunaan insektisida secara intensif membahayakan konsumen. Salah satu metode pengendalian hama dan penyakit adalah metode kultur teknis. Maraknya budidaya ulat sutra mengakibatkan limbah ulat sutra juga banyak. Jika limbah tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan penyakit bagi ulat sutra dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian menggunakan pupuk limbah kotoran ulat sutra untuk mengurangi pengunaan dosis pupuk kimia tanpa menurunkan pertumbuhan dan produksi bawang merah serta dapat menekan serangan hama pada tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di screen house, Science Techno Park Unitri pada Agustus-Oktober 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan pupuk limbah ulat sutra dan NPK 16-16-16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 (pupuk limbah ulat sutra:sekam bakar (1:1) dosis 200 g/polybag + NPK 16-16-16 100 kg/ha = 4,5 g/polybag) dan P6 (pupuk limbah ulat sutra: sekam bakar (2:1) dosis 200 g/polybag + NPK 16-16-16 dosis 100 kg/ha = 4,5 g/polybag) memiliki bobot umbi bawang merah/rumpun lebih besar dibanding perlakuan lainnya,  berturut-turut 35,46 g/rumpun dan 28,04 g/rumpun. Hama yang terdapat pada bawang merah adalah Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Spodoptera exigua dan penyakit  yang ditemukan pada bawang merah adalah penyakit bercak yang diakibatkan  Alternaria porri dan Fusarium oxysporum. Pada perlakuan P2 hama yang menyerang sebesar 33,33% dan pada perlakuan P6 hama yang menyerang sebesar 11,11%. Pada kedua perlakuan tersebut  tetapi tidak ada penyakit yang menyerang. ABSTRACTThe productivity of shallots in Indonesia is still low at 9.24 tonnes/ha. This is due to the use of inferior quality seeds, poor planting media and pests and diseases. The intensive use of insecticides endangers consumers. One of the pest and disease control methods is the technical culture method. The rise of silkworm cultivation resulted in a lot of silkworm waste. If waste is not managed properly it can cause disease for silkworms and pollute the environment. Therefore, research was carried out using silkworm manure to reduce the use of chemical fertilizer doses without reducing the growth and production of shallots and suppressing pest attacks on shallots. The research was conducted at the screen house, Science Techno Park Unitri in August-October 2022. The research used a Randomized Block Design (RBD) with 10 treatments of silkworm waste fertilizer and NPK 16-16-16. The results showed that treatment P2 (silkworm waste fertilizer: roasted husks (1:1) dose of 200 g/polybag + NPK 16-16-16 100 kg/ha = 4.5 g/polybag) and P6 (silkworm waste fertilizer : roasted husks (2:1) dose of 200 g/polybag + NPK 16-16-16 dose of 100 kg/ha = 4.5 g/polybag) had a greater weight of shallot bulbs/clump compared to other treatments, respectively 35.46 g/clump and 28.04 g/clump. The pests found on shallots are Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Spodoptera exigua and the diseases found on shallots are spotting disease caused by Alternaria porri and Fusarium oxysporum. In the P2 treatment the attacking pests were 33.33% and in the P6 treatment the attacking pests were 11.11%. In both treatments, there was no disease that attacked.
PENGGUNAAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI Sahrul, Sahrul Gunawan; Widowati; Erwin Ismu Wisnubroto
Agroprimatech Vol. 8 No. 2 (2024): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/agroprimatech.v8i2.5395

Abstract

The utilization of urea compost and fluid natural manure (LOF) is extremely fundamental for rice plants. Urea contains high measures of nitrogen which can be consumed by plants rapidly and is significant for plant vegetative development. Fluid natural manure (LOF) gives more adjusted supplements to plants, particularly N, P and K. Fluid natural manure (LOF) likewise plays a part in further developing soil structure. This exploration means to concentrate on the impact of utilizing different dosages of urea compost and fluid natural manure (LOF) on the development and yield of rice plants. The examination will begin from October to December 2023 and will be done in the Science Techno Park garden at Tribhuwana Tunggadewi College. Non-factorial Randomized Block Configuration comprising of 4 medicines and 5 replications, each with urea manure portions of 0 kg/ha, 200 kg/ha, 400 kg/ha, and POC 100 cc/15 L of water. Plant level, wet and dry load of stover, and dry load of grain were the factors noticed. The examination of fluctuation test was utilized to investigate the perception information, trailed by the most un-massive distinction test (SRD 5%). The exploratory outcomes showed that the organization of different portions of urea compost and the utilization of LOF truly affected every noticed variable. The 400 kg/ha urea manure treatment gave the best grain dry weight (52.6 g/bunch). A urea portion of 200 kg/ha is comparable to the suggested utilization of POC in expanding stover weight and grain yield.
IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DAN TIPOLOGI PERTANIAN KABUPATEN BOJONEGORO Korniati, Ena; Lende, Deviana Asnat; Cahya, Utik Tri Wulan; Wisnubroto, Erwin Ismu
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2025): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) dan Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v12i1.60533

Abstract

Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memiliki potensi besar di sektor pertanian yang didukung oleh hasil produksi tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai. Namun, alih fungsi lahan akibat aktivitas industri, seperti Blok Cepu yang dikelola Exxon Mobil, telah memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat produksi dan produktivitas sektor pertanian di Bojonegoro serta mengevaluasi komoditas pertanian strategis menggunakan data sekunder dari BPS Bojonegoro tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan sembilan indikator komoditas unggulan, yang dikelompokkan menjadi tiga komponen utama: (1) produktivitas jagung dan realisasi pupuk (NPK, Petroganik, Urea); (2) ternak ayam, sapi potong, dan kambing potong; (3) produktivitas padi, tebu, dan realisasi pupuk Petroganik. Temuan ini menyoroti pentingnya pengelolaan pupuk yang optimal dan dukungan terhadap komoditas strategis untuk mendorong keberlanjutan sektor pertanian di Bojonegoro. Strategi pengembangan yang holistik diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak alih fungsi lahan.
Integrasi Perencanaan Pertanian dan Pengembangan Pariwisata Wisnubroto, Erwin; Barrawiadi, Maurus
Jurnal Pertanian Vol. 16 No. 1 (2025): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jp.v16i1.19783

Abstract

Kota Batu, yang secara historis dikenal sebagai pusat pertanian hortikultura, saat ini menghadapi tantangan besar akibat urbanisasi yang cepat, perubahan penggunaan lahan, dan variabilitas iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberlanjutan produksi pertanian di tiga kecamatan di Kota Batu—Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo, dan Kecamatan Bumiaji—dengan menggunakan metode PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation). Data dikumpulkan melalui Focus Group Discussions (FGD), wawancara dengan pemangku kepentingan kunci, dan sumber data statistik sekunder. Lima indikator keberlanjutan yang dianalisis meliputi produksi sayuran hortikultura, tanaman biofarmaka, tanaman hias, tanaman buah, serta ketersediaan tenaga kerja petani kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Bumiaji memiliki nilai aliran neto keberlanjutan tertinggi, diikuti oleh Junrejo dan Batu. Analisis spesifik komoditas menunjukkan bahwa Bumiaji unggul di berbagai sektor pertanian, sementara Batu menunjukkan performa yang menurun. Studi ini memberikan rekomendasi strategis untuk menyelaraskan pembangunan pertanian berkelanjutan dengan tujuan pembangunan wilayah Kota Batu, khususnya melalui pengembangan agrowisata dan integrasi pertanian perkotaan. Analisis berbasis PROMETHEE menawarkan pendekatan yang transparan dan berbasis bukti untuk perencanaan penggunaan lahan dan pengelolaan pertanian berkelanjutan. Penelitian di masa depan direkomendasikan untuk mengintegrasikan indikator dinamis seperti akses pasar dan adopsi inovasi guna memperkuat perencanaan pertanian strategis di kawasan peri-urban.
PENGGUNAAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI Gunawan, Sahrul; -, Widowati; Wisnubroto, Erwin Ismu
Agroprimatech Vol. 8 No. 2 (2024): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/agroprimatech.v8i2.5395

Abstract

The utilization of urea compost and fluid natural manure (LOF) is extremely fundamental for rice plants. Urea contains high measures of nitrogen which can be consumed by plants rapidly and is significant for plant vegetative development. Fluid natural manure (LOF) gives more adjusted supplements to plants, particularly N, P and K. Fluid natural manure (LOF) likewise plays a part in further developing soil structure. This exploration means to concentrate on the impact of utilizing different dosages of urea compost and fluid natural manure (LOF) on the development and yield of rice plants. The examination will begin from October to December 2023 and will be done in the Science Techno Park garden at Tribhuwana Tunggadewi College. Non-factorial Randomized Block Configuration comprising of 4 medicines and 5 replications, each with urea manure portions of 0 kg/ha, 200 kg/ha, 400 kg/ha, and POC 100 cc/15 L of water. Plant level, wet and dry load of stover, and dry load of grain were the factors noticed. The examination of fluctuation test was utilized to investigate the perception information, trailed by the most un-massive distinction test (SRD 5%). The exploratory outcomes showed that the organization of different portions of urea compost and the utilization of LOF truly affected every noticed variable. The 400 kg/ha urea manure treatment gave the best grain dry weight (52.6 g/bunch). A urea portion of 200 kg/ha is comparable to the suggested utilization of POC in expanding stover weight and grain yield.