Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POLA PENGEMBANGAN PETERNAKAN SEBAGAI PEKERJAAN SAMPINGAN MASYARAKAT SOA KABUPATEN NGADA Liliana Regina Deze
Jurnal Agriovet Vol. 4 No. 1 (2021): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v4i1.491

Abstract

Penelitian ini penulis ingin mengetahui pola pengembangan peternakandi Kecamatan Soa yang hanya sebagai pekerjaan sampingan. Usahapeternakan bagi masyarakat Kecamatan Soa Kabupaten Ngadaprovinsi Nusa Tenggara Timur merupakan usaha yang digeluti olehmasyarakat dalam kehidupan setiap hari. Selain sebagai bahan panganasal hewan, ternak juga berkontribusi dalam memenuhi kebutuhanhidup seperti acara adat dan juga meningkatkan status sosial. Namunusaha peternakan ini hanya dijadikan sebagai pekerjaan sampingankarena mata pencaharaian masayarakat Kecamatan Soa adalah petanisawah. Hal ini didukung oleh faktor letak topografi Kecamatan Soayang berada pada dataran rendah dengan iklim sedang atau tropis. Polapengembangan ternak masyarakat Soa dimana sistim pemeliharaannyadilepas dipadang penggembalaan.Kata Kunci : Masyakat Soa, Ternak, Pola Pengembangan
ANALISIS PENDAPATAN PETANI KOPI (STUDI KASUS DI DESA COLOL KABUPATEN MANGGARAI TIMUR) Maria Alfonsa Ngaku; Agustinus De Rozari; Liliana Regina Deze; Ezra Dince Olly
Jurnal AGRIBIS Vol. 17 No. 1 (2024): Jurnal Agribis
Publisher : Program Studi Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agribis.v17i1.5877

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan yang di peroleh petani kopi di Desa Colol, Kabupaten Manggarai Timur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif deskriptif yaitu jenis penelitian yang sifatnya menggambarkan pendapatan yang diperoleh petani kopi dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive Sampling. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara langsung, pengisian koesioner dan dokumentasi. Jumlah responden yang mengisi koesioner sebanyak 18 orang. Hasil penelitian,Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kopi dengan jumlah responden sebanyak 18 orang adalaha sebanyak Rp 255.520.000 dengan rata-rata Rp 14.195.555.- jumlah produksi kopi total yaitu 14250 Kg dalam satu periode dengan harga jual/Kg Rp 50.000 dengan total penerimaan sebesar Rp 712.500.000 hasil ini merupakan perolehan dari seluruh anggota petani kopi. pendapatan total yang diterima oleh petani kopi selama satuperiode dengan dua kali panen adalah Rp 456.980.000.- Kesimpulannya bahwa usaha petani kopi tersebut layak untuk dikembangkan. Hal ini dibuktikan dengan adanya analisa usaha dari segi R/C ratio dengan nilai 2,7% yang artinya layak dan B/C ratio dengan nilai 1,7 kali. Kata Kunci : Analisis, Pendapatan, Petani Kopi
PERANAN TERNAK BABI PADA UPACARA ADAT BERE TERE DALAM SUDUT PANDANG ADAT BUDAYA BAJAWA Liliana Regina Deze; Theodosius Octavianus Pello
Jurnal Pertanian Unggul Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Pertanian Unggul
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bere tere adalah suatu acara dimana seorang laki laki dewasa bersama keluaraganya masuk pertama kali dirumah perempuan sebagai calon istri untuk perkenalan. Bere tere juga disebut sebagai tahap peminangan atau melamar secara adat. Disini, pihak laki laki mengutus duta pelamarannya yang terdiri dari saudari kandung dan beberapa wanita lainya yang dianggap layak dan mampu bersekapur sirih dengan pihak gadis pinangan dan kelurganya. Hal ini dilakukan pada pagi hari dengan tujun agar diketahui oleh semua warga kampung bahwa gadis itu telah dipinang atau dilamar secara adat. Acara ini dilakukan dengan penuh persaudaraan dan keakraban sebagai satu kerabat yang saling menerima dalam satu ikatan.Dalam acara adat ini ternak yang biasa digunakan adalah ternak babi yang disiapkan oleh keluarga perempuan. Ternak babi yang di gunakan dalam acara ini adalah ternak babi jantan yang dimana sebelum pemotongan dilakukan ritual “mate ngana” dengan sapaan adat oleh tetua adat atau orang yang dipercayakan oleh kedua keluarga besar. Ritual ini dilakukan sebagai permohonan kedua keluarga untuk para luhur agar merestui hubungan sebagai suami istri secara adat.