Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Gulma Eleusine indica Sebagai Fitoremediator Logam Berat Koko Tampubolon; Tengku Boumedine Hamid Zulkifli; Alridiwirsah Alridiwirsah
Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan Vol 3 No 1 (2020): Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan
Publisher : Prodi. Agroteknologi dan Perkebunan, Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/agri.v3i1.82

Abstract

Pendahuluan: Gulma telah dilaporkan merugikan bagi pertanian, namun menguntungkan bai lingkungan. Laporan gulma Eleusine indica sebagai fitoremediasi logam berat pada lahan bekas tambang masih tergolong sedikit. Tujuan review artikel ini adalah mengkaji mekanisme gulma Eleusine indica dalam fitoremediasi beberapa logam berat. Hasil kajian: Gulma Eleusine indica tergolong tumbuhan hiperakumulator dikarenakan mampu meremediasi beberapa logam berat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahwa gulma Eleusine indica memiliki mekanisme fitostabilisasi dan fitoekstraksi dalam meremediasi beberapa logam berat.
Penerapan Limbah Kotoran Sapi dan Kapur Kalsium Oksida (CaO) pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Rezki Fauzi; Tengku Boumedine Hamid Zulkifli; Koko Tampubolon; Irwan Agusnu Putra; Yunida Berliana; Dedi Kurniawan; Razali Razali; Octanina Sari Sijabat
Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan Vol 3 No 1 (2020): Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan
Publisher : Prodi. Agroteknologi dan Perkebunan, Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/agri.v3i1.86

Abstract

Introduction: The research was aimed to obtain an appropriate dose of cow manure waste, calcium oxide lime, and interactions in increasing the growth and yield of cowpea. Material and Methods: The research was conducted in Secanggang Village, Secanggang Subdistrict, Langkat District in June until September 2017. The research was conducted using the Randomized Block Design Factorial, the first factor (cow manure waste) dose of L0= 0 ton ha-1; L1= 10 ton ha-1; L2= 20 ton ha-1. The second factor (calcium oxide lime) dose of K0= 0 ton ha-1; K1= 3 ton ha-1; K2= 6 ton ha-1; and K3= 9 ton ha-1. Data were analyzed using the F and followed by DMRT at level 5% using IBM SPSS Statistics v.20 software. Results: The cow manure waste dosages of 10 until 20 ton.ha-1 significantly increased the plant height at 4 Weeks After Planting (WAP) and yield.plot-1 of cowpea ranged from 2.14 to 2.50% and 13.00 to 15.98%, respectively and the dose of 20 ton.ha-1 significantly increased the yield.sample-1 of 17.44% compared to untreated. The application of calcium oxide lime at the dose of 9 ton.ha-1 significantly increased the plant height of cowpea at 4 WAP of 2.46%, and the dose of 6 until 9 ton.ha-1 significantly increased the yield.sample-1 and yield.plot-1. However the highest was found in the dosage 6 ton.ha-1 of 13.51% and 20.16% compared to untreated. The interaction of cow manure waste with calcium oxide lime were not significant effect on growth and yield of cowpea.
Ekologi, Kerugian, dan Pengelolaan Gulma Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Resisten Herbisida pada Pertanaman Padi Sawah: Review Koko Tampubolon; Alridiwirsah Alridiwirsah; Novilda Elizabeth Mustamu
Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan Vol 2 No 2 (2019): Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan
Publisher : Prodi. Agroteknologi dan Perkebunan, Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/agri.v2i2.135

Abstract

Gulma jajagoan (Echinochloa crus-galli) dapat menyebabkan penurunan produksi padi sawah dan sudah dilaporkan resisten terhadap beberapa herbisida. Tujuan review artikel ini sebagai informasi awal yang dapat dijadikan alternatif pengendalian gulma jajagoan (E. crus-galli) yang sudah mengalami resisten herbisida pada areal pertanaman padi sawah. Hasil review menginformasikan bahwa gulma E. crus-galli tergolong toleran pada berbagai kondisi iklim, memiliki jumlah biji yang melimpah mengakibatkan populasinya selalu hadir di areal persawahan dan menimbulkan kerugian produksi padi sawah jika tidak dikendalikan, bahkan gulma ini sudah resisten terhadap beberapa herbisida. Upaya pengelolaan gulma E. crus-galli resisten-herbisida menyarankan menggunakan mode of action herbisida baik secara tunggal atau campuran sebagai manajemen resisten dan diharapkan dapat memutus siklus resisten di areal persawahan.