Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LAJU PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) JANTAN DAN BETINA PADA SALINITAS YANG BERBEDA Arif Mustofa; Desti Setiyowati; Eko Suprihatin; Mahadi Utama Hendra; Mustaqim Mustaqim
Jurnal Disprotek Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdpt.v13i2.3536

Abstract

Salah satu organisme perairan bernilai ekonomis tinggi adalah kepiting bakau (Scylla serrata) karena rasa dagingnya lezat dan bernilai gizi tinggi. Kepiting bakau sangat potensial untuk dikembangkan dalam usaha budidaya. Faktor internal dalam pertumbuhan kepiting bakau yang dibudidayakan adalah jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal utama adalah salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data perbedaan laju pertumbuhan kepiting bakau jantan dan betina serta salinitas optimal untuk pertumbuhan kepiting jantan dan betina. Hewan uji berupa kepiting bakau (Scylla serrata) dengan bobot awal sekitar 45gr/ekor dipelihara selama 4 minggu dengan ransum ikan rucah 10% bobot biomass. Karena kepiting merupakan hewan nocturnal yang aktif pada malam hari, maka pakan diberikan dua kali perhari dengan perbandingan pagi 30% dan sore 70%. Pemeliharaan pada bak yang berisi air media dengan salinitas 5ppt, 10ppt, 15ppt dan 20ppt diisi 4 ekor per bak untuk masing-masing jantan dan betina. Pengukuran terhadap bobot dan lebar karapas dilakukan seminggu sekali dan pada akhir penelitian dianalisa pertumbuhan mutlak, lebar karapas mutlak dan laju pertumbuhan harian. Pengujian data menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 kelompok jenis kelamin, 4 perlakuan salinitas yang berbeda dan 3 ulangan masing-masing perlakuan. Hasil pengukuran bobot kepiting bakau diperoleh nilai H dan SGR tertinggi pada perlakuan 15ppt baik jantan maupun betina. Namun pertumbuhan mutlak maupun pertumbuhan harian kepiting jantan lebih besar daripada betina yaitu 10,52 gr dan 8,41 gr serta 0,50% dan 0,46%. Pertumbuhan lebar karapas mutlak terbaik pada perlakuan salinitas 15ppt baik jantan maupun betina, yaitu 10,50mm dan 8,45mm.
PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK MAGGOT PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) Mahadi Utama Hendra; Arif Mustofa; Luky Mudiarti
Science and Technology (SciTech) The 3rd National Seminar and Proceedings Scitech 2024
Publisher : Science and Technology (SciTech)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah pada usaha budidaya ikan adalah pengadaan pakan yang baik. Minyak maggot (BSF) memiliki kandungan asam lemak rantai menengah tingkat tinggi dan mengandung konsentrasi asam lemak tak jenuh yaitu linoleat dan linolenat yang dapat dimanfaatkan secara efektif oleh ikan air tawar. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui dosis terbaik dan mengetahui pengaruh dari pemanfaatan minyak maggot dalam pelet terhadap peforma pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan patin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 3 pengulangan. Ikan uji menggunakan benih ikan patin berukuran 6-9cm dengan berat 2-4 g/ekor. Penelitian dilaksanakan di lab APAT, SMK N 1 JEPARA. Penelitian ini menggunakan penambahan minyak maggot pada pakan dengan dosis A (0%),B (10%),C (15%),D (20%). Penggunaan minyak maggot sebagai penambahan pakan pada pelet berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan , RGR dan EPP dan tidak berpengaruh nyata terhadap FCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan minyak maggot dalam pakan buatan terbaik terdapat pada perlakuan C (15% Minyak maggot), dengan hasil sebagai berikut pertumbuhan berat mutlak sebesar 4,39 gram. RGR sebesar 5,48%/hari. EPP sebesar 77,35%/hari. Dan SR pada semua perlakuan (A, B, C, D) memiliki nilai yang sama yaitu 100