Taufik Warman Mahfuzh
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Term أولياء dalam Al-Qur’an: Analisis Karya Tafsir di Indonesia Abad ke- 17, 18, dan 19 M Mahdini Mahdini; Taufik Warman Mahfuzh; Ade Afriansyah
Syams Vol 2, No 1 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.375 KB)

Abstract

Mencetak Generasi yang Berakhlak Mulia: Perspektif Pendidikan dalam Tafsir al-Mishbah dan Tafsir al-Azhar pada Q.S. As-Saffat Ayat 100-111 Maulidia Maulidia; Taufik Warman Mahfuzh; Zainap Hartati
Syams Vol 2, No 2 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.445 KB)

Abstract

Al-Qur’an Surah As-Saffat Verse 100-111 shows that Islamic teachings are very concerned about how important it is to create a generation that has noble character and is close to their Lord. This illustrates that the content of the verse has an educational perspective. However, in order not to leave the spirits of Islamic education, it is necessary to put the thoughts of the scholars into one of their works, including the interpretation of the Qur’an. This article concludes: First, the educational perspectives contained in the interpretation of al-Mishbah are: 1) Religious values, namely belief in God, divine guidance, trials, tawakkal, patience, piety, and the fruit of faith; 2) Social values, namely honest, democratic, and polite; 3) Ethical values, namely responsibility, hard work, and resilience; and 4) Aesthetic Values, namely appreciating achievements, giving values and awards. Second, the educational perspective contained in the interpretation of al-Azhar are: 1) Religious values, namely belief in God, divine guidance, trials, patience, tawakkal, syaja’ah (courage) and piety; 2) Ethical values, namely hard work, the fruit of faith; and 3) Aesthetic Values, namely appreciating achievements and giving values and awards. Third, the educational perspective contained in the two interpretations is understood from almost the same substance, the difference only lies in the narrative.
PENINGKATAN NILAI PRODUK JAHE MERAH MELALUI PENGARUSUTAMAAN JENDER DALAM BINGKAI MODERASI AGAMA SEBAGAI MODAL SOSIAL DI KALAMPANGAN PALANGKA RAYA Muzalifah Muzalifah; ST Rahmah; Abubakar Abubakar; Taufik Warman Mahfuzh; Muslimah Muslimah; Sagaf Baitullah; Yuniarti Yuniarti; Rahmad Wahyudi
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) 2021
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketidakmampuan masyarakat dalam mengembangan ekonomi dapat berdampak kepada meningkatnya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. Oleh karena itu perlu campur tangan stakeholder dalam peningkatan ekonomi masyarakat terutama pasca pendemi. Salah satu bentuk peningkatan ekonomi masyarakat adalah dengan mengangkat produk yang berkearifan lokal pada suatu masyarakat, diantaranya produk jahe merah Kelampangan. Tujuan dari peningkatan produk tersebut yaitu agar memiliki nilai jual, sehingga dapat dipasarkan di pasar lokal, nasional bahkan internasional. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan ABCD yaitu suatu metode pengabdian yang berupaya untuk mengembangkan komunitas berbasis aset (potensi), diantaranya pengembangan ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal di Kelampangan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa produk jahe merah merupakan aset potensial yang memiliki nilai ekonomi sehingga perlu dikembangkan produksi dan pemasarannya. Selain itu, dalam pengolahan produk tersebut terdapat moderasi beragama sebagai modal sosial yang eksistensinya diperankan oleh ibu-ibu anggota TP-PKK