Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengajian Al Quran sebagai Perekat Kebhinnekaan (Kajian Pola Komunikasi dalam Pengembangan Nilai-nilai Pancasila pada Masyarakat Multikultural melalui Pengajian Al Quran di Medan, Sumatera Utara) Tantry Widiyanarti
Nyimak: Journal of Communication Vol 1, No 1 (2017): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.641 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v1i1.271

Abstract

Sebagai sebuah negara multikultural, Indonesia sangat berpotensi mengalami konflik horizontal. Konflik tersebut biasanya dipicu oleh isu SARA. Bineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara menjadi terlupakan. Masyarakat terpecah belah dan terkotak-kotak, sesama anak bangsa saling menghujat dan memusuhi. Jika hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin negara akan menjadi chaos. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindarinya. Salah satu diantaranya adalah menggali kembali local wisdom bangsa. Pengajian sebagai salah satu bagian dari local wisdom yang dimiliki bangsa Indonesia dapat menjadi bagian dalam merekatkan rasa cinta tanah air, cinta kebinekaan, dan cinta keharmonisan. Merajut kebinekaan melalui pengajian merupakan salah satu cara dalam mencegah disintegrasi bangsa. Untuk hal ini pengajian perlu dikomunikasikan dengan baik dan benar sehingga dapat diterima masyarakat serta nilai-nilai kebangsaan yang ingin disampaikan melalui pengajian dapat diimplementasikan. Hal yang demikian tentu saja memerlukan cara berkomunikasi yang tepat sehingga proses komunikasi dan tujuan berkomunikasi dapat tercapai. Proses komunikasi dan cara berkomunikasi akan membentuk pola komunikasinya sendiri. Pola komunikasi yang mampu untuk menyampaikan tujuan dari pengajian seperti inilah yang menarik untuk diteliti sehingga penelitian ini dilakukan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode ini diyakini dapat menggali data secara mendalam sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.Kata Kunci: Pengajian Al Quran, local wisdom, pola komunikasi, Pancasila, multikultural As a multicultural country, Indonesia has the potential to experience horizontal conflict. The conflict is usually triggered by SARA issues. Bhinneka Tunggal Ika as the motto of the state becomes forgotten. Society is divided and fragmented, fellow nation children blasphemous and hostile. If this continues, it is not impossible that the state will experience the disintegration. But, there are many ways that can be done to avoid it. One of them is digging back the local wisdom of the nation. Recitation Quran, as one part of the Indonesian local wisdom can be a part in glueing the love of the homeland, the love of diversity and the love of harmony. Knitting diversity through recitation Quran is one way to prevent the disintegration of the nation. Therefore, recitation Quran should be communicated well and correctly should be communicated well and correctly so that acceptable to the community and the national values to be conveyed through recitation Quran can be implemented. Such a thing necessarily requires the proper way of communicating so that the communication process and communication goals can be achieved. The process of communication and how to communicate will shape its own communication pattern. The communication pattern that is able to convey the purpose of recitation Quran is interesting to be studied as seen in this research. The method of this research is using qualitative method through observation, interview and documentation. This method is believed to be able to dig deep data so that the research objectives can be achievedKeywords: Recitation Quran, local wisdom, communication patterns, pancasila, multicultural
IMPLIKASI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PERNIKAHAN PASANGAN ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA Aprilia Budi M; Tantry Widiyanarti; Athika Dwi J; Farhan Irziyan; Kaella Sabrina; Sherra Monica R
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 5 No. 3 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v5i3.6347

Abstract

Pernikahan lintas budaya antara pasangan etnis Jawa dan Batak di Indonesia menghadirkan tantangan unik dalam komunikasi. Artikel ini menganalisis dinamika komunikasi antar budaya yang muncul dalam konteks pernikahan ini, mengidentifikasi perbedaan nilai, norma, dan tradisi yang berpengaruh pada interaksi pasangan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kasus, penelitian ini mengeksplorasi pengalaman pasangan dalam menghadapi tantangan komunikasi dan strategi yang mereka gunakan untuk menjembatani perbedaan. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan dalam gaya komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan konflik dapat menyebabkan kesalahpahaman, namun juga memberikan peluang untuk saling belajar dan beradaptasi. Keterbukaan, penyesuaian gaya komunikasi, dan teknik negosiasi menjadi kunci dalam mengatasi kendala ini. Selain itu, pengaruh keluarga besar dan lingkungan sosial memainkan peran signifikan dalam membentuk pola komunikasi pasangan. Artikel ini menyimpulkan bahwa keberhasilan pernikahan lintas budaya bergantung pada kemampuan pasangan untuk memahami dan menghargai perbedaan, serta beradaptasi melalui komunikasi yang efektif. Dengan demikian, pernikahan lintas budaya dapat menjadi pengalaman yang memperkaya, memberikan kesempatan untuk membangun hubungan yang harmonis. Kata Kunci: Komunikasi, Budaya, Pernikahan, Etnis Batak, Etnis Jawa.
PERAN ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA: STUDI KASUS KONFLIK ANTAR ETNIS JAWA DAN PALEMBANG DI LINGKUNGAN KERJA Elisa Fitriani; Tantry Widiyanarti; Akhdan Nabil Azzuhdi; Fazzar Junaidi; Rafli Dwi Aprilianto; Niken Via Agustina
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 5 No. 3 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v5i3.6384

Abstract

Artikel ini menganalisis pengaruh perbedaan budaya antara etnis Jawa dan etnis Palembang dalam membentuk praktik komunikasi dalam konteks lingkungan kerja, bersama dengan fungsi etika komunikasi dalam mengatasi konflik yang dapat terjadi. Menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kasus, temuan menunjukkan bahwa individu dari kelompok etnis Jawa sebagian besar lebih menyukai metode komunikasi konteks tinggi yang lebih halus dan tersembunyi, sementara mereka yang berasal dari kelompok etnis Palembang menunjukkan kecenderungan yang lebih kuat terhadap gaya komunikasi konteks rendah yang langsung dan terbuka. Perbedaan seperti itu dapat menyebabkan potensi kesalahpahaman. Komitmen terhadap etika komunikasi yang kuat, yang mencakup penghormatan terhadap keragaman budaya dan penyesuaian strategi komunikasi, telah terbukti efektif dalam mengurangi konflik. Namun, hambatan yang mengakar dan kurangnya pemahaman yang memadai tetap ada. Saran dibuat untuk meningkatkan kesadaran budaya melalui pelatihan yang ditargetkan, penegakan etika komunikasi yang konsisten, dan menumbuhkan kemampuan beradaptasi dalam gaya komunikasi. Studi ini menekankan pentingnya Pemahaman antar budaya untuk membina lingkungan kerja yang kolaboratif dan efektif. Kata Kunci: Komunikasi Antarbudaya, Etika Komunikasi, Konflik Budaya, Etnis Jawa, Etnis Palembang.
Peran Komunikasi Antar Budaya dalam Membangun Hubungan Internasional: (Studi Kasus Diplomasi) Arni Damayanti; Fika Fitriani; Bunga Citra Lestari; Irma Pramudhita; Rapih Nur Kharismatika; Khairunnisa Karimah; Eko Purwanto; Tantry Widiyanarti
Federalisme: Jurnal Kajian Hukum dan Ilmu Komunikasi Vol. 1 No. 4 (2024): Federalisme : Jurnal Kajian Hukum dan Ilmu Komunikasi
Publisher : Asosiasi Peneliti dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/federalisme.v1i4.250

Abstract

In the era of globalization, intercultural communication (ICC) is key in building and strengthening international relations. This study aims to explore the role of ICC in the context of diplomacy, focusing on cultural differences that affect communication between diplomats during international negotiations. Through a qualitative approach and case study method, data were collected from in-depth interviews with diplomats and analysis of official documents. The results of the study indicate that cultural differences can cause miscommunication and tension that impact the outcome of the agreement. Therefore, effective communication strategies, such as adjusting communication styles, empathy, and using mediators, are needed to overcome these challenges. With a deep understanding of the cultural background of partners, diplomats can create a constructive communication environment, increase trust, and reach mutually beneficial agreements. This study is expected to provide valuable insights for practitioners, academics, and policymakers in improving the effectiveness of ICC at the international level.
PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENGASUH LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KEPADA WARGA BINAAN ANAK DALAM MEMPERBAIKI KESEHATAN MENTAL Mirza Shahreza; Eko Purwanto; Tantry Widiyanarti; Hani Magfiroh Nur Ratmah
INTERCODE Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/ire.v3i1.1375

Abstract

Penelitian ini berjudul Peran Komunikasi Interpersonal Pengasuh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kepada Warga Binaan Anak Dalam Memperbaiki Keseatan Mental. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Komunikasi Interpersonal Pengasuh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Dalam Memperbaiki Kesehatan Mental Warga Binaan Anak dan Untuk Mengetahui Kendala Dalam Membangun Komunikasi Interpersonal Kepada Warga Binaan Anak. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi kepada petugas dan warga binaan anak Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara terstruktur, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari lima kualitas umum teori efektifiatas komunikasi interpersonal yang paling efektif adalah keterbukaan yang menyebabkan anak enjadi terbuka dan percaya kepada pengasuh sehingga mental anak membaik dan menimbulkan percaya diri yang baik pada anak.