Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengukuran Produktivits Sapi Perah Menggunakan Test Interval Titi Julaeha; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v7i2.218

Abstract

ABSTRAKMutu genetik ternak tidak tampak dari luar, yang tampak dan dapat diukur adalah performan atau produksinya oleh karena itu catatat produksi diperlukan sebagai media untuk menduga mutu genetiknya. Pencatatan produski susu yang ideal adalah pencatatan harian tetapi memerlukan waktu yang lama sehingga berdampak terhadap tenaga kerja yang akan mempengaruhi tingginya biaya produksi peternak. Hal tersebut mendorong orang utntuk mencari berbagai cara pencatatan yang praktis dan ekonomis namun mempunyai ketepatan yang tinggi. Metode Test Interval adalah salah satu metode penaksiran produksi susu sapi perah berdasarkan catatan produksi susu bulanan. Metode Test Interval mengestimasi produksi susu mulai sehari setelah tanggal pecatatan sampai hari pencatatan beriktnya. Tujuan penelitian adalah membandingkan hasil produksi susu harian dengan produksi susu taksiran metode test interval pencatatan produksi susu per bulan dan mengetahui peringkat individu sapi perah yang menggunakan Metode Test Interval dibandingkan dengan produksi susu harian. Penelitian dilaksanakan di KUD Karya Nugraha Kabupaten Kuningan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dengan menggunakan catatan produksi susu sapi perah sebanyak 140 ekor sapi perah laktasi pertama dengan periode pencatatan tahun 2007 – 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi susu sapi perah (Laktasi I) rata-rata 3724,15±227,16 liter, umur rata-rata 964 ± 51,46 hari, dan jumlah hari pemerahan (JHP) rata-rata 302,70 ± 3,35 hari. Penaksiran produksi susu sapi perah dengan Metode Test Interval mendekati produksi susu nyata dengan hasil analisis korelasi 0,97. Penggunaan taksiran produksi susu dengan Metode Test Interval tidak mempengaruhi evaluasi genetik sapi perah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penaksiran produksi susu sapi perah dengan Metode Test Interval memberikan tingkat akurasi yang relatif sama dengan produksi susu harian. Taksiran Produksi susu dengan Metode Test Interval dapat digunakan untuk keperluan pengukuran produktivitas ternak sapi perahKata Kunci: Sapi Perah, Pengukuran produktivitas dan Metode Test Interval
The Analysis Of Seba Baduy Tradition As A Form Of Indigenous Community Existence Firman Apriyanto; Titi Julaeha; Susanti Susanti; Madhuri Purba; Eneng Liah Khoiriyah; Iim Khairunnisa
Sintaksis : Publikasi Para ahli Bahasa dan Sastra Inggris Vol. 2 No. 1 (2024): Januari: Publikasi Para ahli Bahasa dan Sastra Inggris
Publisher : Asosiasi Periset Bahasa Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/sintaksis.v2i1.279

Abstract

The Purpose of Research on Seba baduy conducted by STKIP Sheikh Manshur students in Lebak Regency, aims to get to know more closely the Baduy community in preserving their culture in Seba baduy activities. The research method used is descriptive with a functional approach through data collection techniques in the form of interviews and observations. The result of this research illustrates that Seba Baduy activity is the culmination of a ritual event conducted once a year which is intended to express gratitude to God and the government for the welfare of the Baduy community that has been produced in a period of one year. In addition, Seba Baduy activity has a ritual ceremony, this ceremony is a proof of customary recognition and aims to stay in touch between Kanekes community and the government both in the regency and province, namely to the regent and governor officials who informally become the leaders of Baduy community. The best time and date for the ceremony is chosen, especially after the harvest. The seba ceremony is a series of religious or belief systems of the Sunda Wiwitan religion adopted by the Kanekes community, so this ceremony must be carried out because it is an ancestral heirloom that must continue to be maintained and preserved which is passed on continuously to its children and grandchildren in a firm and binding manner. (Ayuna et al., 2021)