Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Evaluasi Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Peranakan Sapi Brahman(BX) (Studi Kasus di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “HDR” Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon) Asep Mulyana; Umi Trisnaningsih; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 5 No. 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.201

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosentase tingkat kebuntingan atau Conception Rate (CR) hasil Inseminasi Buatan (IB) pertama dan Service per Conception (SC) hasil Inseminasi Buatan (IB) pertama pada ternak sapi peranakan sapi Brahman (BX). Penelitian dilaksanakan di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “HDR” Desa Babakan Losari Lor Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon dengan melakukan survey / observasi mengenai data pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi peranakan sapi Brahman (BX) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 serta pengamatan lapangan. Data primer yang diamati adalah jumlah straw yang digunakan, jumlah ternak sapi yang di inseminasi dan jumlah ternak sapi yang bunting pada Inseminasi Buatan yang pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “HDR” Desa Babakanlosari lor Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon yang dilakukan oleh petugas / inseminator Distandunakhut berhasil sangat baik yaitu memilki Prosentase Kebuntingan atau Nilai Conception Rate (CR) 58% dan Service per Conception (SC) 1,72.Kata Kunci : Inseminasi Buatan, Tingkat Kebuntingan, Sapi Brahman
Hubungan antara Tinggi Pundak, Panjang Badan dan Lingkar Dada dengan Bobot Badan pada Domba Ekor Tipis Wawan Hadiyanto; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 5 No. 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.202

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bobot badan domba ekor tipis dengan tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada serta mengetahui besar keeratan antara bobot badan domba ekor tipis dengan tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada tersebut. Penelitian dilaksanakan di Pasar Hewan Ciledug Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon selama satu minggu, yaitu 1 – 7 Desember 2008. Ternak yang diamati adalah 50 ekor domba ekor tipis jantan dan 50 ekor domba ekor tipis betina yang berumur 1,0 – 1,5 tahun. Penelitian dilaksanakan dengan metode observasi dan pengamatan terhadap ternak domba ekor tipis yang memenuhi kriteria sesuai tujuan penelitian. Data utama yang diamati adalah jenis kelamin, umur domba, berat badan ( BB), Tinggi Pundak (TP), Panjang Badan (PB) dan Lingkar Dada (LD). Data yang diperoleh dianalisis dengan metode korelasi dan regresi. Lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan sebagai variable bebas, yakni X1, X2 dan X3, sedangkan berat badan sebagai variable tak bebas (Y). Hasil penelitian menunjukan bahwa antara berat badan memiliki hubungan yang erat dengan lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan domba ekor tipis. Pada domba ekor tipis jantan hubungan tersebut ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = - 41,92 + 0,558   + 0,254  + 0,224  dan koefesien korelasi R = 0,927, sedangkan pada domba ekor tipis betina hubungan tersebut ditunjukan dengan persamaan regresi Y = -39,032 + 0,662  + 0,223  + 0,205  dan koefisien korelasi R = 0,910. Secara mandiri lingkar dada memiliki kolerasi yang paling kuat dengan berat badan. Pada domba ekor tipis jantan memiliki korelasi 0,890 dengan persamaan Y = -31,589 + 0,829 X dan pada domba ekor tipis betina memilki koefisien korelasi 0,900 dengan persamaan Y = -34,057 + 0,857 X.Kata Kunci : Morfologi, Bobot Badan Domba, Domba Ekor Tipis
Korelasi Antara Lingkar Dada dengan Produksi Susu Laktasi Pertama Sapi Fries Holland (FH) Pada Peternkan Rakyat di Pujon- Malang Taufik Rahmat; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 6 No. 1 (2014)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v6i1.204

Abstract

Abstrak            Sapi Friessland Holstein (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia, baik oleh peternakan rakyat maupun industri. Sapi FH memeliki kemampuan produksi relatf lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa sapi perah lainnya. Besar ukuran tubuh dan bobot badan meskipun bukan ukuran ekonmi ternak perah, akan tetapi merupakan gambaran dari pertumbuhan ternak. Pertumbuhan yang baik menunjukan perkembangan hormonal yang baik khususnya hormon pertumbuhan, serta perkembangan organ-organ vital yang memiliki peran yang penting dalam metabolisme tubuh. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa nilai korelasi antara lingkar dada dan produksi susu laktasi pertama sapi FH. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan nyata dengan persamaan regresi produksi susu laktasi pertama dengan lingkar dada sapi FH pada peternakan rakyat di wilayah Pujon Kabupaten Malang. Lokasi penelitian di Peternakan Rakyat di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, dilaksanaka pada bulan Desember 2012 – Januari 2013. Data yang diambil lingkar dada (sapi perah umur 3 dan 4 tahun) dan catatan produksi susu laktasi pertama, diambil secara random pada peternakan rakyat di Pujon. Data yang diperoleh produksi harian sapi perah sebesar 10,83 ± 0,95 ekor/liter dan produksi selama laktasi 3302,39 ± 290,09 ekor/liter dengan rata-rata lingkar dada sapi FH di peternakan Pujon 163,63±4,83 cm. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu ada korelasi antara lingkar dada dan produksi susu laktasi pertama sapi FH sebesar 0,731 (P<0,001) dan persamaan regresi Y = -3877,150 + 43,878 X.Kata Kunci : Sapi perah Fries Holland, lingkar dada dan produksi susu.
EVALUASI TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI PERANAKAN ONGGOLE (PO) (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI”HARAPAN MULYA” KABUPATEN KUNINGAN) TAHUN 2011 S/D 2013 Hadi Nuryamin; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 6 No. 1 (2014)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v6i1.206

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah straw yang digunakan untuk menghasilkan satu kebuntingan atau nilai Service per Conception (SC) pada pelaksanaaan Insemianasi Buatan dan persentase tingkat kebuntingan atau conception rate (CR), hasil Inseminasi Buatan (IB) pertama pada sapi peranakan Onggole (PO). Penelitian dilaksanakan di Kelompok tani “HARAPAN MULYA” Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan dengan melakukan survey/observasi mengenai data pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi peranakan onggole (PO) dari tahun 2011 – 2013 serta pengamatan lapangan. Data primer yang diamati adalah jumlah straw yang digunakan, jumlah ternak sapi yang di inseminasi dan jumlah ternak sapi yang bunting pada Inseminasi Buatan yang pertama. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan IB di Kelompok tani “HARAPAN MULYA” Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan yang dilakukan oleh petugas / inseminator Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan berhasil baik yaitu memiliki nilai Service per Conception (SC) 1,67 dan presentase kebuntingan atau nilai Conception Rate (CR) 60%.Kata kunci : Inseminasi Buatan (IB), Sapi PO, Service per Conception (SC)  dan  Conception Rate (CR)
HUBUNGAN ANTARA UMUR LAKTASI PERTAMA DENGAN AIR SUSU SAPI PERAH FRIES HOLLAND Roni Maulana Yusuf Tian Lean; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 7 No. 1 (2015)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v7i1.211

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur laktasi pertama dengan produksi air susu sehingga dapat memberikan informasi yang penting bagi peternak dalam tatalaksana pengelolaan peternakan sapi perah di wilayah kerja KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan selama bulan Januari 2015. Hasil penelitian ini menghasilkan analisis regresi hubungan antara umur pertama laktasi dengan produksi susu puncak dengan persamaan regresi Y = 4203, 451 + 53,021 x . Nilai R = 0,522 menunjukan bahwa umur laktasi pertama berpengaruh sebesar 52,2% terhadap produksi susu pada laktasi tertinggi, sedangkan yang 47,8% di pengaruhi oleh faktor lain. Analisis korelasi produksi susu laktasi pertama dengan produksi susu laktasi tertinggi sebesar 0,73 dan korelasi produksi susu laktasi pertama dengan produksi susu laktasi total sebesar 0,86. Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa produksi susu pada laktasi pertama memiliki hubungan yang nyata dengan produksi susu tertinggi pada laktasi puncak dan produksi susu total. Sapi yang menghasilkan susu terbanyak pada laktasi pertama akan menghasilkan susu tertinggi pula dalam laktasi puncak dan produksi susu total. Produksi susu seekor sapi akan terus meningkat dengan tambahnya umur sapi sampai umur 7 – 8 tahun dan setelah umur tersebut produksi susu akan menurun sampai sapi berumur 11 – 12 tahun. Tingginya pengaruh laktasi pertama terhadap produksi susu dimungkinkan karena faktor genetik yang dimiliki oleh sapi tersebut dimunculkan secara bersamaan dan berlangsung secara terus menerus dengan tata laksana pemeliharaan yang konstan dari mulai laktasi 1 sampai laktasi 8. Kuantitas produksi susu disamping dipengaruhi oleh faktor genetik, juga sangat di pengaruhi oleh faktor pemberian pakan pada saat sapi laktasi.Kata kunci : sapi perah FH, periode laktasi, air susu
EVALUASI TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) Mardi Mardi; Mus Nilamcaya; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 7 No. 1 (2015)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v7i1.213

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah straw yang digunakan  untuk menghasilkan satu kebuntingan atau nilai Service per Conception (SC) pada pelaksanaan Inseminasi Buatan dan prosentase tingkat kebuntingan atau Conception Rate (CR) hasil Inseminasi Buatan (IB) pertama pada sapi peranakan Ongole (PO). Penelitian dilaksanakan di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “ KTTS  PADUSAN ” Desa Kubang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon dengan melakukan survey / observasi mengenai data pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi peranakan Ongole (PO) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 serta pengamatan lapangan. Data primer yang diamati adalah jumlah straw yang digunakan, jumlah ternak sapi yang di inseminasi dan jumlah ternak sapi yang bunting pada Insemiansi Buatan yang pertama. Hasil penelitan menujukan bahwa pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) di Kelompoktani Ternak Sapi Potong  “ KTTS  PADUSAN ” Desa Kubang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon yang dilakukan oleh petugas / inseminator Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan Dan Kehutanan Kabupaten Cirebon berhasil sangat baik yaitu memiliki nilai Service per Conception (SC) 1,61 dan Prosentase Kebuntingan  atau Nilai Conception Rate (CR) 62 %.  Kata Kunci : IB, Sapi PO, nilai Service per Conception (SC) dan Conception Rate  (CR)
Pengaruh Variasi Bobot Sampel dan Waktu Destruksi Terhadap Kadar Protein Bahan Baku Pakan Ternak Non Ruminansia dengan metode Kjedahl Dani Komara; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v7i2.217

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi bobot sampel dan waktu destruksi terhadap kadar protein kasar (PK) dalam reference bahan baku tepung ikan pada ternak non ruminansia dengan metode kjeldahl. Penelitian ini dilaksanakan di JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Cabang Cirebon melakukan uji profiensi pada penetapan kadar protein kasar dengan metode kjeldahl pada bahan baku pakan ternak. Bahan yang digunakan adalah reference bahan baku tepung ikan untuk pakan ayam bulan  November 2013. Tepung Ikan yang tergolong dalam bahan baku pakan konvensional yang telah teruji homogenitasnya. Hasil Uji Profisiensi out of range dari nilai standart yang ditetapkan, sehingga dilakukan serangkaian uji terhadap faktor-faktor yang menyebabkan penyimpanga  hasil. Pengujian dilakukan dengan memvariasi bobot sampel dan waktu destruksi guna mengetahui jumlah bobot sampel dan lamanya waktu destruksi yang optimal dalam proses analisis. Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan nilai standart kadar protein kasar yang ditetapkan oleh PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk cabang Cirebon agar diperoleh perlakuan maksimum dalam proses analisis. Percobaan dilakukan melalui 2 tahap yaitu penetapan sampel dan pengolahan dat. Penetapan sampel dilakukan dengan memvariasikan bobot sampel yaitu 1 gram; 0,7 gram dan 0,5 gram serta waktu destruksi yaitu 75 menit, 60 menit dan 45 menit. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode Kjeldahl yang mengacu pada Association of Offical Analytical Chemists (AOAC 2005) metode 2001.11, dengan perlakuan standart yaitu dengan bobot sampel 1 gram dan waktu destruksi 60 menit. Pengolaha data dilakukan secara statistika menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), meliputi analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil dari penelitian dilihat dari masing-masing perlakuan yaitu variasi bobot sampel dan waktu destruksi berpengaruh terhadap kadar protein kasar, sedangkan interaksi dari kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh terhadap kadar Protein kasar dalam reference bahan baku tepung ikan pada pakan ternak ayam dengan metode Kjeldahl. Hasil Pengujian diperoleh perlakukan maksimum yang memenuhi nilai standart serta melihat efisiensi bahan pereaksi dan dengan ketelitian yang lebih tinggi yaittu pada perlakuan bobot sampel 0,5 gram dan waktu destruksi 60 menit dengan nilai rerata kadar protein kasar (PK) sebesar 47,80%(b/b), sedangkan nilai standart kadar PK yang ditetapkan oleh PT Japfa Comfeed Indonesi Tbk yaitu sebesar 47,63 – 48,07 % (b/b). sedangkan pada tepung ikan pada perlakuan bobot sampel 1 gram dan waktu destruksi 60 menit dengan nilai rerata kadar PK yang ditetapkan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yaitu sebesar 57,51 – 58,20% (b/b).Kata Kunci : waktu destruksi, Tepung ikan, dan metode kjeldahl
Pengukuran Produktivits Sapi Perah Menggunakan Test Interval Titi Julaeha; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v7i2.218

Abstract

ABSTRAKMutu genetik ternak tidak tampak dari luar, yang tampak dan dapat diukur adalah performan atau produksinya oleh karena itu catatat produksi diperlukan sebagai media untuk menduga mutu genetiknya. Pencatatan produski susu yang ideal adalah pencatatan harian tetapi memerlukan waktu yang lama sehingga berdampak terhadap tenaga kerja yang akan mempengaruhi tingginya biaya produksi peternak. Hal tersebut mendorong orang utntuk mencari berbagai cara pencatatan yang praktis dan ekonomis namun mempunyai ketepatan yang tinggi. Metode Test Interval adalah salah satu metode penaksiran produksi susu sapi perah berdasarkan catatan produksi susu bulanan. Metode Test Interval mengestimasi produksi susu mulai sehari setelah tanggal pecatatan sampai hari pencatatan beriktnya. Tujuan penelitian adalah membandingkan hasil produksi susu harian dengan produksi susu taksiran metode test interval pencatatan produksi susu per bulan dan mengetahui peringkat individu sapi perah yang menggunakan Metode Test Interval dibandingkan dengan produksi susu harian. Penelitian dilaksanakan di KUD Karya Nugraha Kabupaten Kuningan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dengan menggunakan catatan produksi susu sapi perah sebanyak 140 ekor sapi perah laktasi pertama dengan periode pencatatan tahun 2007 – 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi susu sapi perah (Laktasi I) rata-rata 3724,15±227,16 liter, umur rata-rata 964 ± 51,46 hari, dan jumlah hari pemerahan (JHP) rata-rata 302,70 ± 3,35 hari. Penaksiran produksi susu sapi perah dengan Metode Test Interval mendekati produksi susu nyata dengan hasil analisis korelasi 0,97. Penggunaan taksiran produksi susu dengan Metode Test Interval tidak mempengaruhi evaluasi genetik sapi perah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penaksiran produksi susu sapi perah dengan Metode Test Interval memberikan tingkat akurasi yang relatif sama dengan produksi susu harian. Taksiran Produksi susu dengan Metode Test Interval dapat digunakan untuk keperluan pengukuran produktivitas ternak sapi perahKata Kunci: Sapi Perah, Pengukuran produktivitas dan Metode Test Interval
HUBUNGAN ANTARA BOBOT KARKAS DENGAN LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN Eko Rokhidin; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 8 No. 1 (2016)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v8i1.224

Abstract

ABSTRAKPengetahuan mengenai bobot ternak adalah penting, misalnya untuk menentukan dosis obat, harga jual atau beli, pemberian pakan dan keperluan pengelolaan peternakan lainnya. Bobot ternak yang biasa diukur ialah bobot hidup dan bobot karkas apabila tersedia timbangan. Bobot karkas adalah bobot ternak yang sudah disembelih, dikuliti dan telah dipisahkan bagian kepala, jeroan, keempat kaki mulai dari persedian carpus atau tarsus kebawah. Mengingat pentingnya mengetahui bobot hidup dalam jual beli ternak dan besarnya arti karkas dalam suatu usaha peternakan sapi potong atau belum adanya cara yang praktis dalam menentukan bobot hidup dan bobot karkas dari seekor sapi, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan ukuran vital sapi yang meliputi lingkar dada, dan panjang badan sebagai penduga bobot karkas sapi. Pengetahuan mengenai berat hidup atau bobot badan di kalangan peternak sapi penggemukan masih sangat minim, sehingga peternak sering dijadikan sasaran empuk bagi para jagal untuk membohonginya. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana hubungan antara bobot karkas dengan lingkar dada dan panjang badan pada sapi Peranakan Ongole. Pengetahuan hubungan antara bobot badan atau karkas dengan ukuran tubuh diharapkan dapat menambah pengetahuan peternak sapi sehingga dapat menduga bobot karkas sapinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara bobot karkas dengan lingkar dada dan panjang badan pada sapi peranakan ongole dan untuk mengetahui sumbangan masing-masing variable terhadap hubungan antara bobot karkas dengan lingkar dada dan panjang badan pada sapi Peranakan Ongole. Pengelompokkann ke umur 1,5-2,5 tahun digunakan 25 ekor sapi PO jantan dan diperoleh data rata-rata lingkar dada 172,84 cm, panjang badan 145,56 cm, dan bobot karkas sebesaar 176,24 kilogram. Pada umur 2,5-3 tahun digunakan 25 ekor sapi PO jantan dan diperoleh data rata-rata lingkar dada 173,64 cm, panjang badan 145,96 cm, dan bobot karkas sebesar 213,44 kilogram. Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa bertambahnya umur ternak, maka ukuran statistic vital juga bertambah. Pada sapi PO jantan, ukuran statistic vital yang bertambah lebih besar adalah lingkar dada, kemudian diikuti panjang badan. Hasil analisis variansi di dapat bahwa garis regresi tersebut diatas sangat nyata (P> 0,01). Pada kelompok umur 1,5 – 2,5 tahun dan 2,5 – 3 tahun koefisien korelasi (R) 0,57 dan 0,21; koefisien determinasi (R2) sebesar 32,34 dan 34,66 persen tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 32,34 persen dan 4,56 persen yang terjadi pada bobot karkas sapi PO jantan umur 1,5 – 2,5 tahun dan 2,5 – 3 tahun dipengaruhi oleh lingkar dada, dan panjang badan. Diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:1,5 – 2,5          → Y = - 193,23 + 1,86 X1 + 0,57 X22,5 – 3             → Y = - 156,48 + 1,46 X1 + 0,65 X23    – 4             → Y = - 350,43 + 2,09 X1 + 1,28 X2 Korelasi antara lingkar dada dengan bobot karkas (r) = 0, 715; 0,446; 0,746 dan korelasi antara panjang badan dengan bobot karkas (r) = 0,421; 0,388 dan 0,704. Untuk sapi PO yang diteliti oleh Suparman dan Soeprapto (1989) melaporkan bahwa diperoleh korelasi antara lingkar dada dengan bobot karkas (r) = 0,86 dan panjang badan (r) = 0,73. Dilaporkan pula oleh Munadi (1986) bahwa ada korelasi sangat nyata (P>0,01) antara lingkar dada dengan bobot karkas dengan koefisien  korelasi (r) = 0,931 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 86,63 persen. Hal ini dinyatakan pula oleh direktorat Jendral Peternakan bahwa lingkar dada mempunyai korelasi dengan bobot hidup. Lebih lanjut dinyatakan pula oleh Cole (1966) bahwa bobot hidup dapat untuk menunjukkan produktivitas ternak, karena bobot hidup berhubungan dengan persentase karkas.Kata Kunci : Lingkar dada, Sapi Po dan Bobot karkas