Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KORELASI ANTARA KONFIGURASI RUANG PUBLIK DENGAN INTERAKSI SOSIAL Siregar, Johannes Parlindungan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2021.013.01.3

Abstract

Ruang publik sangat penting sebagai katalis bagi kohesi sosial. Jaringan jalan lingkungan berperan sebagai saluran bagi pertukaran ekonomi yang sekaligus berperan untuk menjadi penghubung antara warga. Kota Malang adalah sebuah kota yang mengalami urbanisasi secara cepat dan membutuhkan ruang publik yang juga seharusnya terintegrasi dengan perencanaan permukiman. Makalah ini memaparkan kajian mengenai peranan jaringan jalan lingkungan di kawasan perumahan menyediakan ruang publik. Kajian ini mempergunakan metode space syntax dengan data berupa peta axial line untuk mengidentifikasi karakteristik konfigurasi ruang dan analisa deskriptif atas hasil observasi atas karakteristik aktivitas. Kemudian, analisa dilanjutkan dengan membuktikan hubungan antara karakteristik konfigurasi ruang dengan interaksi sosial dengan mempergunakan analisa korelasi product moment. Kajian ini menemukan karakteristik konfigurasi jalan lingkungan mempengaruhi timbulan interaksi sosial di sekitar jalan lingkungan. Dengan demikian, struktur jalan lingkungan penting untuk mendukung terbentuknya ruang publik yang berkualitas.
Memodelkan Pemanfaatan Ruang Mempergunakan Perspektif Konfigurasi Ruang di Kota Blitar Siregar, Johannes Parlindungan; Surjono, Surjono; Rukmi, Wara Indira
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 19, No 4 (2023): JPWK Volume 19 No. 4 December 2023
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v19i4.42337

Abstract

Ruang kota memiliki potensi yang melekat ke susunan komponen-komponen dasar penyusunnya. Kota Blitar merupakan kota dengan beragam pemanfaatan ruang yang meliputi pemanfaatan ruang pada lingkungan terbangun dan lingkungan tidak terbangun. Makalah ini bertujuan untuk merumuskan model mengenai kaitan antara sentralitas konfigurasi ruang dengan kompomen-komponen morfologis kota yang merefleksikan bentuk-bentuk pemanfaatan ruang. Kajian ini mempergunakan pendekatan kuantitatif untuk melakukan analisa korelasi dengan data berupa pola jaringan jalan, frekuensi kemunculan jenis guna lahan dan sebaran bangunan. Space syntax dipergunakan untuk menganalisa sentralitas ruas jalan dan statistik deskriptif dipergunakan menganalisa distribusi guna lahan dan bangunan. Kemudian, analisa Rank-Spearman dipergunakan untuk analisa korelasi antara sentralitas pola jaringan jalan dengan guna lahan dan sebaran bangunan. Kajian ini menemukan bahwa semakin tinggi sentralitas ruas jalan maka guna lahan akan semakin banyak ditemui fasilitas perdagangan dan jasa, pelayanan umum, RTH, dan hunian. Namun, tidak terjadi korelasi yang kuat dengan sebaran bangunan. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk permodelan yang dapat dipergunakan untuk memahami kemungkinan kemunculan guna lahan komersial yang didorong oleh meningkatnya sentralitas ruang dan aksesibilitas antara ruang perkotaan. 
Proses Penyediaan Taman Kota Berdasarkan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (Kasus: Taman Kota di Kota Bojonegoro) Kamilatuzzahroh, Milla; Septiana Hariyani; Siregar, Johannes Parlindungan
RUAS Vol. 22 No. 1 (2024)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2024.022.01.4

Abstract

Population density triggers urban density so that urban parks become important infrastructure that has a significant ecological impact while beautifying the environment, entertainment facilities, research, and social spaces. The provision of parks in Bojonegoro City is needed to meet these needs. This study aims to analyze the priority of urban park functions in Bojonegoro based on the function of green open space. The analysis uses the Process Hierarchy Analysis (AHP) method to determine the value of the priority vector of functions and the value of the priority vector on the supporting factors of the provision of urban parks. The results of the study show that the priorities in the process of providing urban parks, both the planning, land provision and blending processes are budget availability (0.859) and socio-cultural functions (0.684). Budget availability allows for routine maintenance, such as garden maintenance, facility repairs, and waste management. The availability of the budget provides a solution for improving the quality of city parks as public RTH in accordance with service standards.
Penta Helix Model in Advancing Rural Tourism Development, A Case Study of Padangan Village, Bojonegoro Regency, Indonesia Baucokro, Ahmad Haddad; Siregar, Johannes Parlindungan; Wicaksono, Agus Dwi
Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari
Publisher : Postgraduate School of Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpal.2025.016.02.05

Abstract

The decreasing number of tourists in Padangan Village highlights issues among policymakers. One of the commonly used models to analyze the role of policymakers is the Penta Helix Model. This study aimed to identify the role of Penta Helix actors in developing the tourism sector of Padangan Village. The research employed a descriptive-qualitative approach with a focus on policymakers. Data were collected through in-depth interviews using the snowball sampling method to identify respondents. The findings showed that the most critical role in tourism development in Padangan Village was played by the government, including the Village Head of Padangan, the Department of Tourism and Culture of Bojonegoro, and the Department of Public Works and Housing of Bojonegoro. The roles of media actors and business actors were relatively minor, and collaboration between the government and these groups had not yet been established. Their lack of interest led to the non-involvement of community actors and academics. Meanwhile, tourism development efforts by the actors primarily focused on enhancing attraction components and tourism activities, without paying enough attention to amenities, accessibility, and accommodations. Keywords: Tourism Development; Penta Helix; Stakeholders.