Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Laut Kita: Dulu, Kini, Dan Nanti Jejen Jaelani; Tri Sulistianingtyas
Jurnal Sosioteknologi Vol. 11 No. 25 (2012)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buku Tahun 1511: Lima Ratus Tahun Kemudian adalah buku yang sangat menarik di dalam kenyataan jarangnya buku di Tanah Air yang membahas laut dengan segala halihwalnya. Buku ini ditulis Laksamana Madya TNI Y. Didik Heru Purnomo bersama para wartawan dari berbagai pelosok Tanah Air. Buku ini memaparkan berbagai pandangan dan pengalaman para wartawan dari berbagai daerah tentang pengalaman yang mereka temui, alami, lihat, dan dengar mengenai laut. Selain itu, ada juga tulisan-tulisan yang berisi faktafakta penelitian yang diperoleh dari lapangan.
PERUBAHAN CARA PANDANG DAN SIKAP MASYARAKAT KOTA BANDUNG AKIBAT PENGARUH GAYA HIDUP DIGITAL Jejen Jaelani; Tri Sulistianingtyas; Dana Waskita
Jurnal Sosioteknologi Vol. 11 No. 27 (2012)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perangkat digital kini telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat di kota besar, kota-kota kecil, dan perdesaan. Hal ini memunculkan gaya hidup yang relatif baru di Indonesia, yaitu gaya hidup digital. Masyarakat hidup dengan perangkat digital dan menjadikan perangkat digital sebagai bagian takterpisahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Gaya hidup ini telah mengubah kebiasaan masyarakat. Kini, banyak hal yang dulu dikerjakan dengan cara pergi, menghabiskan waktu dan jarak, kini dapat dilakukan dengan menekan tombol di perangkat digital saja. Gaya hidup digital ini memiliki banyak dampak, baik dampak positif maupun dampak negatifnya. Penelitian ini difokuskan kepada gaya hidup digital di masyarakat kota Bandung dan dampaknya bagi perubahan sikap, mental, dan cara pandang mereka. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa gaya hidup digital telah menjadi bagian takterpisahkan dalam kehidupan masyarakat kota Bandung. Selain itu, gaya hidup digital juga telah banyak mengubah tatanan hidup, sikap, mental, dan cara pandang masyarakat. Kata kunci: teknologi digital, gaya hidup digital, mental, sikap, cara pandang, perangkat digital, perubahan Digital devices have now become a part of people's daily lives in big cities, small towns, and rural areas. This has triggered a relatively new way of life in Indonesia, the digital lifestyle. The community lives with digital devices and makes them inseparable parts of their daily lives. Lifestyle has changed the habits of the people. Now, a lot of things that used to be done by going, spending time and reaching distance, can now be done by pressing the button on digital devices only. The digital lifestyle has a lot of impact, either positive or negative. This study focuses on the digital lifestyle in the city of Bandung and the implications for changes in attitudes, mental, and their point of views. It was found that the digital lifestyle has become an inseparable part of people of Bandung. In addition, the digital lifestyle has also significantly changed the order of life, attitude, mental, and public perception. Keywords: digital technology, digital lifestyle, mental attitude, outlook, digital devices, change
MITOS NAMA ASING DI DALAM PENAMAAN KOMPLEKS PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN Jejen Jaelani; Tri Sulistianingtyas; Asep Wawan Jatnika
Jurnal Sosioteknologi Vol. 13 No. 3 (2014)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2014.13.3.8

Abstract

Di Indonesia, sejak tahun 1990-an, muncul fenomena penamaan kompleks dengan nama asing yang mencapai puncaknya beberapa tahun terakhir. Perumahan yang menggunakan nama asing dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu menggunakan nama asing sepenuhnya, menggunakan gabungan nama daerah dan bahasa asing, menggunakan gabungan nama dalam bahasa Indonesia dengan bahasa asing, dan menggunakan nama kota di luar negeri. Penggunaan nama asing ini merupakan mitos, sebuah tipe wicara yang khusus. Penamaan ini menawarkan cara berbicara yang berbeda untuk objek yang sebenarnya sama. Penamaan kompleks dengan nama asing mengesankan ekslusivitas, kebahagiaan, prestise, dan seterusnya. Mitos nama asing pada kompleks perumahan ini menawarkan kepercayaan dan cara hidup yang baru pada masyarakat. Ketika kepercayaan ini kemudian menjadi kesadaran kolektif dalam jangka waktu lama, hal ini akan berubah menjadi ideologi, yakni ideologi konsumerisme. Pada saat yang bersamaan, mitos nama asing ini membuat segmentasi kota di antara para warganya semakin tegas. Kompleks perumahan dengan nama asing ini diperuntukan bagi kelas tertentu, dengan gaya dan cara hidup tertentu, dengan tingkat ekslusivitas tertentu yang berbeda dengan masyarakat di luar kompleks tersebut. Kata kunci: mitos, nama asing, kompleks perumahan, ideologi, konsumerisme In Indonesia, there has appeared the phenomenon of naming housing complexes with foreign names since the 1990s until its peak in the last few years. Housing complexes with foreign names can be categorized into several groups: those fully using foreign names, combining names of the regions and foreign names, combining names in Indonesian language and foreign names, and using names of cities abroad. The use of foreign languages in naming housing complexes is a myth, a particular type of speech. It offers a different manner of talking about the same objects. The foreign languages used in naming the housing complexes give an impression of exclusivity, happiness, prestige, etc. The myth of using foreign names for housing complexes offers new beliefs and ways of life among the communities. When these have become a belief of collective awareness for a long time, it will turn into an ideology, a consumerism ideology. At the same time, the myth of using foreign names in housing complexes confirms the segmentation of cities among the dwellers. Housing complexes with foreign names are earmarked for a particular class, style and way of life, different from the community outside the housing complexes. Keyword: myth, foreign name, housing complex, ideology, consumerism
Kontroversi Khilafah: Islam, Negara, dan Pancasila Jejen Jaelani, M.Hum.
Jurnal Sosioteknologi Vol. 14 No. 2 (2015)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2015.14.2.9

Abstract

Kehidupan beragama merupakan hal yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Agama menjadi sendi penggerak kehidupan masyarakat yang beradab. Demikian juga di dalam konteks bernegara, agama menjadi salah satu hal penting yang dijunjung negara bagi warganya. Akan tetapi, hal ini tidak serta-merta menjadikan agama sebagai landasan bagi jalannya ideologi dan sistem pemerintah-an negara, khususnya Indonesia. Indonesia adalah negara dengan keragaman yang sangat luar biasa kaya. Ada ratusan suku bangsa, bahasa, ada banyak agama dan kepercayaan yang selama ini tumbuh harmonis menjalin satu-kesatuan Indonesia. Negara ini dibangun dengan semangat keberagaman dan toleransi. Oleh sebab itu, para pendiri negara ini dengan sangat cerdas dan brilian menuangkan se-mangat keberagaman dan toleransi ini ke dalam UUD 1945 dan Pancasila.
WACANA KONSUMERISME DAN PEMANGILAN IDEOLOGIS DI DALAM LAMAN KOMERSIAL SAN DIEGO HILLS MEMORIAL PARKS AND FUNERAL HOMES Tri Sulistyaningtyas; Jejen Jaelani
Jurnal Sosioteknologi Vol. 16 No. 1 (2017)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2017.16.1.4

Abstract

Bahasa memiliki merupakan sebuah praktik sosial. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai medium penyampai pesan. Di dalam kehidupan masyarakat, bahasa memiliki peran yang sangat besar di dalam membangun kepercayaan, pendidikan, dan berbagai hal lainnya. Salah satu fenomena bahasa yang menarik untuk diteliti adalah peran bahasa di dalam membangun wacana konsumerisme. Bahasa menjadi senjata yang sangat efektif untuk menyebarkan ideologi konsumerisme. Di dalam penelitian ini diuraikan bagaimana bahasa bekerja membangun wacana konsumerisme dan melakkan pemanggilan ideologis di dalam laman komersial permakaman San Diego Hill Memorial Parks and Funeral Homes. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa Melalui wacana yang disampaikan di dalam situs resminya, San Diego Hills Memorial Parks and Funeral Homes menawarkan konsep diri kepada calon pelanggannya. Semua konsep diri ini muncul dengan berbagai detail yang ditawarkan di dalamn deskripsi setiap permakaman yang ditawarkan. Melalui wacana, laman resmi permakaman ini melakukan pemanggilan ideologis kepada para pelanggannya. Para pelanggannya didorong untuk mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari golongan dan kelas sosial yang mana. Setiap permakaman ditawarkan sesuai dengan gaya dan kelas sosial calon pelanggannya. Ideologi konsumerisme muncul melalui wacana yang membangun konsep San Diego Hills Memorial Parks and Funeral Homes. Melalui pemanggilan yang halus, wacana ini mendorong para pelanggan, calon pelanggan, atau masyarakat umum untuk mengidentifikasi diri mereka dan memilih permakaman yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan hasrat diri mereka. Wacana mendorong masyarakat, khususnya pelanggan untuk konsumsi tanda dan makna yang dibangun oleh wacana tersebut.
The Representation of Presidential Candidates of Election 2019 in Online Media in Lampung: A Reflection of Image Construction in Local Media for Presidential Election 2024 Sunarsih Sunarsih; Jejen Jaelani; Harits Setyawan
Edukasi Lingua Sastra Vol 20 No 2 (2022): Edukasi Lingua Sastra
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47637/elsa.v20i2.538

Abstract

Towards the presidential election of Republic of Indonesia in 2019, many discourses related to the presidential election 2019 appeared in various mass media. The media included printed, electronic, and online news which gave information, editorial, advertisement, and other forms related to the presidential election. These various contents about the presidential election were interesting to be explored through research because they could uncover realities which were represented differently, for different purposes, and with distinctive ideology in each mass medium. These phenomena could be found not only in national online mass media, but also in online mass media in Lampung. Observing how the prospective president and vice president were represented in local online mass media was an interesting thing. That was because by using data from local online mass media, we could identify how constellation movement and political dynamics in national level were represented in local level with unique reader segments. One of provinces which were interesting to be explored through research was Lampung. As a province located in the southern area of Sumatera, Lampung was geographically strategic as the connector of Java and Sumatera. Lampung played a crucial role due to its position as the gate of Sumatera Island in logistic matters and citizen mobilization to Java and Sumatera. Based on data from Alexa (Alexa, 2019) there were five online mass media in Lampung which occupied the highest positions: saibumi.com, jejamo.com, lampost.co, radarlampung.co.id, and duajurai.co. This research aimed at describing the representation of prospective president and vice president during the presidential election 2019 in news articles published by local news sites in Lampung. It would use a discourse analysis with Corpus- Assisted Critical Discourse Analysis (CACDA). Based on data analysis, it was found that Dua Jurai, Jejamo, Saibumi, and Radar Lampung had a tendency to represent both prospective presidents and vice presidents neutrally. Meanwhile, Lampung Post had a tendency to represent the first prospective president and vice president: Jokowi-Maruf Amin in positive ways and the second prospective president and vice president: Prabowo Subianto and Sandiaga Uno in negative ways. This appeared from word-use frequency in news about both prospective presidents and vice presidents published by the mass media.