Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Perwujudan Keyakinan akan Keberadaan Mahluk Halus dalam Komik Kawin ka Kunti Kasmana, Kankan; Sabana, Setiawan; Gunawan, Iwan; Ahmad, Hafiz Aziz
PANGGUNG Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i3.192

Abstract

AbstrakMahluk halus dalam masyarakat Sunda merupakan fenomena antara mitos dan realitas. Kepercayaan terhadap mahluk yang dianggap immateri-spiritual ini mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan banyak diangkat dalam media populer. Tahun 1986 hadir komik Sunda berjudul Kawin ka Kunti, bercerita tentang pernikahan manusia dan mahluk halus, Kuntianak. Penelitian ini bersifat kualitatif, secara deskriptif menguraikan tentang pengemasan mitos dan tradisi dalam komik sebagai wujud interteks. Analisis intertekstualitas digunakan dalam penelitian berupaya mencari representasi teks berupa keyakinan akan keberadaan mahluk halus di masyarakat Sunda yang muncul dalam komik. Diperoleh kesimpulan bahwa interteks hadir dalam komik berupa keyakinan akan keberadaan mahluk halus, meliputi wujud hantu, kehadiran mantra berupa jampe pamakena, serta adat istiadat yang berkaitan dengan mahluk halus. Imaji hantu dalam komik ini adalah representasi dari konsep, pandangan, kepercayaan akan kehadiran mahluk halus. Gambarannya bisa jadi merupakan sebuah imaji perseptual, yang hadir dalam diri komikus didasarkan pada referensi eksternal di lingkungan komikus berada. Kata Kunci: Mahluk Halus, Komik, Intertekstual, Sunda, Tradisi AbstractSpiritual beings within Sundanese is both myth and reality phenomenon. This spiritual-immaterial belief influences Sundanese people’s life, where it frequently appears in popular media. In 1986, there was a comic titled Kawin ka Kunti, told a story about spiritual being (Kuntianak)-human marriage.It is a qualitative research which descriptively explains how myth and tradition are wrapped as an intertext form. Uses intertextual analysis, this research attempts to find text representation in form of belief on spiritual beings existence in the comic. It is then concluded that intertext exists in the comic in form of belief on spiritual beings existence comprises of incarnation of several ghosts, spells presence in form of jampe pamakena, as well as custom related to ghosts. Ghost imaging in this comic is a representation of concept, point of view, and belief of jurig (ghost). It may come in form of perceptual imaging, presents in anything that is based on external reference of the comic artist her/himself.Keywords: Jurig (ghost), Comic, Intertextual, Sunda, Tradition
CITRA DAN SELERA PADA GAYA BERBUSANA DARSO Kasmana, Kankan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 1 No 1 (2009): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.926 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v1i1.1089

Abstract

Darso, seorang artis calung dan pop Sunda di Jawabarat, ia menjadiikon artis Sunda yang cukup terkenal. Dengan gaya berbusana, cara berbicara, serta bagaimana ia menampilkan dirinya, ia mampu menciptakan sebuah identitas yang cukup menarik untuk diteliti. Keberadaannya yang fenomenal, menciptakan sebuah daya tarik tersendiri bagi dirinya untuk disukai maupun dibenci oleh masyarakat disekelilingnya. Tulisan ini akan memaparkan tentang citra serta selera seorang pribadi Darso dalam cara berbusana, bertujuan untuk memahami konsep serta latar belakang dibalik pemilihan gaya berbusana tersebut dengan menggunakan pendekatan analisa interpertatif, yang didukungoleh data-data dan hasil wawancara yang pernah dilakukan oleh penulis.Untuk mengetahui tentang citra serta selera seorang pribadi Darso makadiuraikan tentang cara berbusana, konsep yang dimunculkan serta karakter lain yang mendukung perwujudan identitas dalam masalah selera dan apa saja halhal yang terkait. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa identitas Darso diwujudkan bukan hanya dalam berbusana saja, ia muncul dalam ungkapan lain seperti karakter, sifat, dan pandangan terhadap modal. Bagi segelintir orang modal utama bukan hanya dalam bentuk status ekonomi (economic capital), social capital, atau cultural capital saja namun symbolic capital bisa menjadi yang utama dalam beberapa kasus. Darso dengan gaya busana dan karakternya adalah gambaran identitas diri, yang dengannya khalayak dapat mengenali image/citra yang dibangun.Kata kunci: artis, image, fashion, selera/taste, identitas
TREN GAYA VISUAL LOGO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEABADIAN PENGGUNAAN Kasmana, Kankan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 2 No 1 (2010): February
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.195 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v2i1.1091

Abstract

Logo berfungsi sebagai identifikasi, yang mampu membentuk dan menanamkan citra pada khalayak. Dengan gaya visual yang beragam logo mempunyai karakter yang berbeda-beda, memperlihatkan ciri, bentuk, dan selera. Bahkan logo-logo tertentu muncul memiliki gaya visual khas yang mencirikan gaya rancangan yang digandrungi oleh masyarakat pada saat logo tersebut dibuat. Adanya fenomena desain, berupa perubahan logo yang diakibatkan oleh pemilihan gaya visual tertentu yang disesuaikan tren menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini dibahas secara deskriptif desain logo dan kaitannya dengan tren serta keabadian penggunaannya. Dapat disimpulkan dalam gaya visual logo, tren dipengaruhi oleh gaya ilustrasi dalam media, selera manusia, penemuan teknologi serta pengaruh sosial-budaya. Tren visual selalu berubah, dan mempengaruhi desain logo. Logo yang baik adalah logo berumur panjang dalam penggunaannya, ia dapat bertahan dalam perubahan tren yang ada. Tren hanya bertahan beberapa waktu saja, ia akan selalu berubah tergantung kondisi sosial-budaya masyarakat. Secara visual, desain logo yang mengikuti tren akan terasa generik, secara emosional ia tidak memberikan kesan yang beda bagi khalayak. Teknologi merupakan tools yang mengkomodir kebutuhan desainer, digunakan untuk merealisasikan konsepsi ide seorang desainer. Desain yang baik bukan desain yang dipenuhi oleh efek yang indah dan terlihat canggih yang dapat direalisasikan oleh teknologi, namun bagaimana desain itu menjadi solusi dari sebuah masalah.
JAMAAH TABLIGH DAN FESTISISM Kasmana, Kankan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 3 No 1 (2011): February
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.863 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v3i1.1098

Abstract

Islam diterima sebagai agama, pandangan dan jalan hidup masyarakat Indonesia. Penetrasi Islam ke Indonesia membuat menciptakan konsep-konsep baru, pandangan, cara hidup, cara berfikir yang mempengaruhi kehidupan sosial dan masyarakat Indonesia. Dalam tatanan  aktualisasinya ajaran Islam ditafsirkan beragam, berakibat pada perbedaan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh padangan turun temurun, tafsir-tafsir yang ada, media, serta pemikiran-pemikiran dari komunitas atau perorangan yang dianggap menjadi sumber terpercaya. Jamaah Tabligh, sebuah organisasi yang mewarnai keberagaman pelaksanaan ajaran Islam di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa tentang Jamaah Tabligh dan Fetisisme, sebuah wacana tentang sudut pandang fetisisme dan keyakinan golongan dengan berbagai sumber rujukan. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Jamaah Tabligh sangat menjunjung ajaran Islam yang dipengaruhi oleh Kitab Fadhail Amal yang menjadi rujukan utama, yang dikarang oleh Muhammad Zakariya Al Kandahlawi. Dalam penafsirannya, banyak sekali peniruan pada Rosul Muhammad seperti penampilan fisik, cara berpakaian yang menjadi entitas dari sebuah spiritualitas, yang membentuk sebuah habitus. Sebagian peniruan merupakan adopsi dari budaya Arab, India dan Afganistan dimana menjadi daerah awal berkembangnya ajaran jamaah ini. Bentuk peniruan merupakan wujud harapan untuk mencapai kepuasan spiritual, dan mencapai pengalaman religius tertentu, sebagai bentuk fetisisme. Namun hal tersebut kembali pada motivasi anggota Jamaah yang sangat beragam.
JAMAAH TABLIGH DAN HOMOLOGI Kasmana, Kankan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 2 No 2 (2010): Agustus
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.764 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v2i2.1115

Abstract

Indonesia dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan terbuka dalammenerima sesuatu yang datang dari bangsa lain, apapun bentuknya, konsep, ideologi, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, ataupun gaya hidup. Tidak peduli positif atau negatif, sedikit banyak menimbulkan perubahan sosial dan masyarakat. Jamaah Tabligh sebagai sebuah komunitas dalam menjalankan praktek agama, dapat dijumpai ciri, keunikan serta kekhasan yang membuatnya berbeda dari masyarakat pada umumnya. Ada sebuah pola yang memunculkan gaya hidup yang cukup menarik untuk diteliti. Pada penelitian ini akan dibahas Jamah Tabligh dan homologi, dengan pendekatan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan, dalam melaksanakan aktivitasnya,anggota jamaah memiliki banyak kesamaan disebabkan konsep yang diterima sebagai materi/ilmu tanpa boleh dikritisi, atau pun mengambil referensi sumber lain (taqlid). Kesamaan tersebut membentuk sebuah homologi dalam fisik (body) berupa jenggot, dalam pakaian (fashion) afghani clothes, dalam penggunaan ruang dan waktu (bayan, huruj, ijtima), serta penggunaan objek (kayu Siwak. Fenomena tersebut terjadi membentuk sebuah pola, dan menciptakan sebuah gaya hidup. Cara mereka menentukan dan memilih objek dipengaruhi oleh konsep ajaran yang dianut berdasar pada kitab Fadhail Amal. Keyakinan menjadi sebagai suatu perlambang adanya kebutuhan diri terhadap nilai-nilaispiritualitas. Nilai spiritualitas didapat dengan menciptakan/bergabung kedalam komunitas dengan visi misi yang sama yang memunculkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai hal.Kata Kunci: homologi, spiritualitas, jamaah, gaya hidup
KESERUPAAN HIDUP ORANG SUNDA DALAM KOMIK ADEN ENDUL Kasmana, Kankan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.127 KB) | DOI: 10.34010/visualita.v9i1.3872

Abstract

Aden Endul a comic strip that was present in West Java Indonesia starting in 1986. With comedy genre, comic raised the theme about Sundanese people (a tribe who inhabit West Java) daily life. This article discusses the comic Aden Endul, as the literary image, seeks to find aspects of Sundanese culture in narration and visual, through structural analysis. The result of the research revealed that comics represent Sundanese culture aspect in the form of Sundanese language usage which shows the teachings of silih asah, silih asih and silih asuh, religious aspect; the syncretism of Sundanese and Islamic teachings, the view of the life of traditional society whose close to nature. The organization of comic composition along with its elements shows the comic artist's knowledge as a Sundanese, possessing an aspect of visuality that presents life experiences and comic life. The humor is intented as an autocritical for the comic artist and also readers.
Designing Multimedia Applications for Nutrition Education and Managing Stress Kasmana, Kankan; Dewi, A. C.; Hermiyah, M.; Asifa, V.; Maulana, Hanhan
Indonesian Journal of Teaching in Science Vol 1, No 1 (2021): IJOTIS: March 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2142.095 KB) | DOI: 10.17509/ijotis.v1i1.33773

Abstract

This research is a project, which is a multimedia application design that aims to provide education about the importance of balanced nutrition and stress management during the COVID-19 pandemic. The design is divided into several menus in applications that contain multimedia elements in the form of text, images, sound, animation, and video. Data obtained through a qualitative approach were taken by taking and analysing existing data to resolve the situation from interviews with participants as a user and informants. The multimedia development method used is the Multimedia Development Life Cycle (MDLC), which consists of the concept, design, material collection, manufacture, testing, and distribution stages. The design results show that collaboration between communication considerations, design, and information system structuring is required in the process. This multimedia application's design can support the process of providing education, increase interest in better understanding the behaviour of balanced nutrition, and deal with stress during the Covid-19 pandemic for users.
Perancangan Font Tapych Berbasis Karakter Visual Motif Tapis Lampung Wantoro, Wantoro; Kasmana, Kankan
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 3 No. 01 (2017): February 2017
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v3i01.1260

Abstract

Abstrak Tapis merupakan kain khas asal Lampung yang terbuat dari tenunan benang kapas berwarna emas dan perak. Sebagai produk budaya, tapis memiliki visualisasi yang khas. Berdasarkan observasi, pemanfaatan tapis yang memiliki representasi nilai dan nilai estetika tinggi masih terbatas pada media dan waktu tertentu. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran tentang pelestarian dan pengembangan tapis karena keterbatasan pemanfaatannya. Contoh pemanfaatan tapis yang dapat dilakukan adalah upaya eksplorasi visual kedalam bentuk produk budaya lain yang lekat dengan keseharian masyarakat. Salah satu produk budaya yang dapat dirancang adalah huruf. Huruf merupakan media komunikasi tulisan yang sebenarnya telah lama ada dan berkembang. Di Indonesia, komunikasi tulisan mayoritas  menggunakan huruf latin. Penggunaan huruf latin di Indonesia dapat dilihat mulai dari cara manual hingga sudah dilakukan secara digital. Huruf digital atau disebut dengan font saat ini banyak digunakan pada perangkat-perangkat digital/elektronik. Perkembangan desain font juga terus berkembang karena kebutuhan akan penyampaian pesan maupun kesan estetis pada suatu karya juga berkembang. Hal inilah yang kemudian menginspirasi lahirnya kemungkinan-kemungkinan bentuk visual baru font khususnya yang berbasis huruf Latin. Tapis, dengan kekayaan estetik pada visualnya dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam menciptakan kemungkinan bentuk baru dari sebuah font yang berbasis pada bentuk huruf latin. Perpaduan visual antara tapis dan karakter huruf latin dapat menghasilkan karakteristik yang khas.  Kata Kunci: Adaptasi, Font, Perancangan, Tapis, Visual  Abstract Tapis from Lampung is a unique fabric made from cotton yarn woven gold and silver. As cultural products, Tapis have a typical visualization. Based on observations, the use of Tapis which has a value of representation and a high aesthetic value is still limited to the media and a certain time. This raises concerns about the preservation and development of the Tapis due to the limited utilization. Examples of the use of Tapis that can be done is a visual exploration efforts into other forms of cultural products attached to everyday people. A cultural product that can be designed is the letter. Letter is a medium of communication that has long been there and growing. In Indonesia, the majority of written communications using Latin letters. The use of the Latin alphabet in Indonesia can be seen from how the user until it is done digitally. Digital letter or called by the current font is widely used in digital devices / electronic. Font design development is also growing because of the need for the delivery of messages as well as the growth of aesthetic impression. This inspired the birth of the possibilities of new visual font forms especially based Latin letters. Tapis, with the wealth of the visual aesthetic can be used as inspiration in creating the possibility of a new font form based. Visual fusion between Tapi and the Latin alphabet characters can produce distinct characteristics.  Keywords: Adaptation, Fonts, Design, Tapis, Visual
Perancangan Informasi Budaya Mantra Rahasia Jawa Kuno Melalui Media Buku Ilustrasi Ghazali, Debi Nur Muhamad; Kasmana, Kankan
DIVAGATRA - Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain Vol 1 No 1 (2021): DIVAGATRA #01
Publisher : Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.98 KB) | DOI: 10.34010/divagatra.v1i1.4866

Abstract

The secret mantra of ancient Java is a mantra that was secretly passed down from generation to generation until now. The recitation and procedures for practicing the mantra are very unique, therefore the secret mantra becomes the Javanese culture's speech. Because of the inherent and interrelated between the mantra and the Javanese, if it is associated with the belief of a religious mantra is an activity that leads to evil and shirk. But even so the stanzas contained in mantras are an art as well as strong customs. Secret spells good or bad depends on the spell reader itself, both in intention and intent and purpose of reciting secret spells.
Animasi Pengenalan Karakter Jurig Leled Samak Syah, Encep Zainul; Kasmana, Kankan
DIVAGATRA - Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain Vol 1 No 2 (2021): DIVAGATRA #02
Publisher : Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.909 KB) | DOI: 10.34010/divagatra.v1i2.5708

Abstract

Folk stories are stories that are passed down from generation to generation, from one generation to the next but are not recorded. Folklore is also a branch of folklore that develops in society. In Indonesia a lot of folklore that developed, especially in Sundanese society and one of the stories told by the Sundanese people is a myth about jurig. It is said that jurig is a person who comes from the spirit of a person who died in an unnatural way. But now there are lots of folktales about suspicions in Sundanese society that have started to fade away just like the story about Jurig Leled Samak. Therefore this design aims to re-introduce the story of Jurig Leled Samak itself by using animation in the form of motion graphics.