This Author published in this journals
All Journal NUTRIRE DIAITA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Asupan Suplemen Kalsium pada Ibu Hamil dengan Panjang Bayi Saat Lahir di Wilayah Cengkareng Jakarta Barat Mulya, Fransisca Mega; Bahar, Herwanti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 6, No 2 (2014): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v6i2.1266

Abstract

AbstrakSalah satu indikator bayi sehat adalah panjang badan. Panjang bayi saat lahir  ditentukan oleh pertumbuhan janin saat dalam kandungan. Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan janin adalah asupan zat gizi ibu. Kalsium merupakan mineral yang sangat penting bagi pertumbuhan tulang. Selain asupan kalsium dari makanan, suplementasi seringkali dilakukan untuk mencegah resiko defisiensi. Mengetahui hubungan antara suplemen kalsium yang dikonsumsi ibu dengan panjang bayi saat lahir. Pengambilan data asupan suplemen kalsium dilakukan dengan cara wawancara terhadap 30 ibu hamil  yang  sudah memasuki trimester  kedua. Kemudian panjang bayi  didapat dari hasil pengukuran pada saat bayi tersebut dilahirkan.  Uji statistik yang digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  Product Moment Correlation  untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) yaitu asupan zat gizi pada ibu hamil dan variabel terikat  (Y) yaitu panjang bayi. Dari  hasil  penelitian  didapat  rata-rata asupan suplemen kalsiumresponden  sebesar  (562.5±258.789)  mg,  dan  rata-rata  panjang  bayi  saat  lahir adalah  (4.67±1.241)  cm. Hasil  uji  statisik  menunjukkan  bahwa  tidak  ada hubu-ngan antara asupan suplemen kalsium pada ibu hamil dengan panjang bayi saat lahir (P≥0.05). Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan suplemen kalsium pada ibu hamil tidak berhubungan dengan panjang bayi saat lahir. Oleh karena itu perlu adanya  penelitian  lebih  lanjut  dengan  jumlah  sampel  lebih  besar  dan  perlu tambahan analisa pengaruh asupan zat gizi  lainya serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi panjang bayi saat lahir.                                                                          Kata kunci: suplemen kalsium, ibu hamil, panjang bayi
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah Hayati, Risma; Bahar, Herwanti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 3, No 2 (2011): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v3i2.1239

Abstract

AbstractThe compliance of patient to consume of low-salt diet is relatively low compared to consume of drugs. The objective of this study was to understand the effect of obedience consumption low-salt diet to blood pressure levels in patients with hypertension. The population study is hypertensive patients in the Outpatient Clinic, Hospital R. SYAMSUDIN, SH Sukabumi, we got the sample total are 37 respondents. This study is experimental without a control group. This study used Chi-Square test, Independent T-test, correlation-regression. Most of respondents are 57.6 years, 70.3 % women, 35% of junior high school education, and 81.1 % are retired. Respondents who has suffer long history of hypertension (81.1%), and most suffer from mild hypertension (94.6 %). Nutritional counseling process by local dietitian as 81.1 % of intervention does not match score and the majority of respondents do not comply diet (78.4 %). The first measurement of mean systolic and diastolic pressure respectively are 164.86 ± 11.2 mmHg and 98.92 ± 8.42 mmHg. The end measurement of mean systolic and diastolic pressure respectively are 127.3 ± 17.74 mmHg and 82.43 ± 4.94 mmHg. The mean changes of systolic and diastolic pressure in compliance respondents, respectively are (-55.00 ± 5.34) mm Hg;(-28.75 ± 6.40) mm Hg and the mean non-compliance (-32,75 ± 17.50) mmHg, (14.13 ± 8.66) mm Hg. The differences in blood pressure both of groups are significant with p-value<0.05. The effect of dietary compliance is decreasing of systolic and diastolic blood pressure depends on age respectively, -22.241 mmHg and -14.612 mmHg. Low-salt diet may contribute to maintain the levels of blood pressure of hypertensive patients. Keywords: Dietary Compliance, Low-Salt diet, Blood pressure levels   AbstrakAsupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi. Kepatuhan pasien terhadap anjuran diet rendah garam relative rendah dibanding anjuran penggunaan obat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kepatuhan menjalankan diet rendah garam terhadap kadar tekanan darah pada penderita hipertensi. Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan, RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi,  sampel 37 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rancangan penelitian eksperimen semua tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square, T-test Independent, Korelasi-Regresi. Rerata umur responden 57,6 tahun, 70,3% perempuan, berpendidikan SMP sebanyak 35% dan 81,1% merupakan kelompok yang telah tidak bekerja. Responden dengan riwayat hipertensi lama (81,1%), dan sebagian besar menderita hipertensi ringan (94,6%). Proses konseling gizi oleh ahli gizi setempat sebagai intervensi 81,1% tidak sesuai skor dan sebagian besar responden menyatakan tidak patuh menjalani diet (78,4%). Rerata tekanan sistolik awal (164,86±11,21)mmHg dan diastolik awal (98,92±8,42) mmHg. Rerata tekanan sistolik akhir (127,3±17,74) mmHg dan diastolic akhir (82,43±4,94). Rerata perubahan tekanan sistolik dan diastolik pada responden yang patuh yaitu masing-masing     ((-55,00±5,34)mmHg;(-28,75±6,40)mmHg)dan Rerata pada yang tidak patuh ((-32,75±17,50) mmHg;(14,13±8,66) mmHg). Perbedaan tekanan darah kedua kelompok bermakna dengan nilai p<0.05. Kepatuhan menjalani diet memberikan pengaruh penurunan tekanan darah Sistolik sebesar -22,241 mmHg tergantung umur dan penurunan tekanan darah Diastolik sebesar -14,612 mmHg tergantung umur. Kepatuhan menjalani diet rendah garam dapat turut menjaga kadar tekanan darah penderita hipertensi. Kata Kunci: Kepatuhan Diet, Diet Rendah Garam, Kadar Tekanan Darah
Perbedaan Asupan Zinc dan Kalsium Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Usia 7 - 12 Tahun di Provinsi Banten (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010) Novita, Nita; Bahar, Herwanti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 5, No 2 (2013): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v5i2.1256

Abstract

AbstrakRendahnya kecukupan gizi pada kelompok anak usia sekolah dasar berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, konsentrasi dan prestasi.Infeksi yang lama dan berat juga berhubungan erat dengan masalah gizi berupa malnutrisi. Infeksi dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Seorang anak yang mengalami infeksi membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak dari biasanya. Sementara beberapa gejala yang dialami saat infeksi seperti diare dan tidak nafsu makan membuat asupan gizi menjadi sulit. Sebaliknya, malnutrisi juga dapat menyebabkan individu rentan terhadap terjadinya infeksi. Daya tahan tubuh kita didukung oleh protein, zat besi, vitamin dan beberapa mikronutrien lainnya Jika asupan zat gizi tersebut kurang, kerja daya tahan tubuh menjadi tidak optimal. Anak dengan usia sekolah dasar sudah dapat menentukan makanan yang disukainya. Makanan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar ditentukan berdasarkan berat badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki umumnya lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan anak perempuan, sehingga asupan makanan yang mengandung lebih banyak energi perlu ditingkatkan. Sedangkan anak perempuan pada usia sekolah dasar mulai memasuki usia haid, sehingga memerlukan lebih banyak protein dan zat besi. Asupan gizi pada anak usia sekolah mulai dipengaruhi oleh factor lingkungan, karena anak-anak usia ini sudah mulai mengenal lingkungannya. Oleh karena itu, perhatian orang tua dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk mencegah gangguan gizi berupa malnutrisi atau pun obesitas. Peran serta dari berbagai pihak dalam hal asupan gizi diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak-anak di Indonesia pada umumnya dan anak-anak usia sekolah dasar pada khususnya. Anak pada usia 6 -12 tahun ini suka mengkonsumsi minuman bersoda dan jarang mengkonsumsi susu sehingga mereka rentan untuk kekurangan kalsium dan vitamin D sesuai yang dianjurkan untuk mereka. Anak suka mengkonsumi jajanan seperti keripik, kue-kue, donat, makanan gorengan dan minuman bersoda. Dimana jajanan tersebut hanya menyuplai energi. Alasan lain yang mendorong anak untuk mengkonsumsi makanan jajanan adalah daya tarik seperti rasa, warna dan kemasan makanan tersebut. Kata kunci: kalsium, status gizi, jajanan
Perbedaan Asupan Zat Gizi Makro dan Serat Pada Anak Usia 7-12 Tahun Berdasarkan Status Ekonomi di Indonesia (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010) Pratiwi, Dita; Bahar, Herwanti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 5, No 1 (2013): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v5i1.1252

Abstract

 AbstrakIndonesia dikenal sebagai Negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati. dibagi menjadi 3 region yaitu Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, dan Indonesia bagian timur. Masalah gizi disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi. Usia 7-12 tahun merupakan golongan yang memerlukan perhatian. Status ekonomi keluarga salah satu faktor yang menentukan jumlah makanan yang tersedia dalam keluarga. Mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro dan serat pada anak usia 712 tahun berdasarkan status ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan data sekunder Riskesdas 2010 dengan pendekatan cross-sectional dan design survey analitik. Sampel yang didapat 1887 orang. Pengujian statistik menggunakan uji t-test Independent dan one-way Anova. rata-rata umur responden 9 tahun 5 bulan (±1.68), jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 983 orang dan perempuan yaitu 904 orang. Pendapatan keluarga responden sebagian besar pada quintil 2 (ekonomi rendah) sebanyak 22.4%, quintil 3 (ekonomi menengah) sebanyak 21.46%, quintil 4 (ekonomi tinggi) sebanyak 21.4% dan quintil 5 (ekonomi sangat tinggi) sebanyak 16.86%. rata-rata asupan energi responden 1442 kkal (±138), protein 47 gram (±9.8), karbohidrat 214 gram (±19.5), lemak 43 gram (±11.9), dan serat 7 gram (±2.7). Ada perbedaan bermakna asupan protein dengan status ekonomi Di Indonesia (p≤0.05), ada perbedaan bermakna asupan protein dengan status ekonomi di region 2 Indonesia (p≤0.05), ada perbedaan asupan energi dan protein di region 1 Indonesia (p≤0.05), dan ada perbedaan asupan energi, protein, lemak di region 3 Indonesia. Kata kunci: Gizi, Makro, Serat, anak-anak 
Analisis Asupan Zat Gizi Makro, Serat dan Obesitas pada Pre Lansia Usia 45 – 54 Tahun di Wilayah Jawa dan Bali (Analisis Data RISKESDAS 2012) Ulum, Miftahul; Bahar, Herwanti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 6, No 1 (2014): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v6i1.1259

Abstract

AbstractElderly is a natural process that will inevitably experienced by everyone who was blessed with long life. Nutritional problem today is not only that also occur in the elderly. The purpose of this study to explore the difference intake of macronutrients, fiber, and obesity in pre elderly aged 45-54 years in Java and Bali. This study used 2010 Riskesdas data with a cross sectional approach and analitic survey design. The samples obtained in 2576. Statistical testing using independent t-test, one-way anova test and linear regression. The result of this study idicated most respondents were female (1643 people). Based on residence, most respondents living in urban areas (1785 people). The level of percapita spending most of the respondents in quintile 5 (very high) 692 people. Average energy intake of 1271±284,6 kcal respondents, protein 41,62±13,02g, fat 36,69±14,68 g, carbohydrates 187,11±51,28 g, and fiber 6,65±2,493 g. The prevalence of obesity was significantly higher in pre elderly women (28,34±2,42) with a p-value <0,05. The mean intake of fat, protein, carbohydrate and fiber were significantly different between obese and normal pre elderly (p <0,05). Based on the type of area and the level of per capita expenditure, obesity in closely associated with the intake of macronutrients and fiber (p<0,05). It needs a special attention from their families and local government related to the provision of a source of food intake (energy, protein, fats, carbohydrates) and fiber.   Keywords: elderly, obesity, macronutrient  AbstrakLansia merupakan proses alamiah yang pasti akan di alami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Masalah gizi saat ini bukan hanya saja gizi kurang tetapi gizi lebih juga sudah menjadi permasalahan yang terjadi pada lansia. Asupan zat gizi makro dan kurangnya asupan serat merupakan penyebab terjadinya gizi lebih pada lansia. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro, serat, dan obesitas pada pre lansia usia 45-54 tahun di wilayah Jawa dan Bali. Data yang digunakan data sekunder Riskesdas 2010 dengan pendekatan cross-sectional dan design survey analitik. Sampel yang didapat 2576 orang.Pengujian statistik menggunakan uji t-test independent, uji one-way anova dan regresi linier.Hasil penelitian ini menunjukkan Sebagian responden berjenis kelamin perempuan yaitu 1634 orang. Berdasarkan tempat tinggal, responden lebih banyak yang tinggal di wilayah perkotaan yaitu sebesar 1785 orang. Tingkat pengeluaran perkapita responden sebagian besar pada kuintil 5 (sangat tinggi) yaitu 692 orang. Rata-rata asupan energi responden 1271±284,6kkal, protein 41,62±13,02 gr, lemak 36,69±14,68 gr, karbohidrat 187,11±51,28 gr, dan serat 6,65±2,493 gr. Prevalensi obesitas secara signifikan lebih tinggi pada pre lansia perempuan (28,34±2,42) dibandingkan dengan pre lansia laki-laki (27,32±2,92) dengan nilai p<0,05. Rerataasupan lemak, protein, karbohidrat dan serat secara signifikan berbeda antara pre lansia obesitas dan normal (p<0,05). Berdasarkan tipe wilayah dan tingkat pengeluaran perkapita, obesitas berhubungan erat dengan asupan zat gizi makro dan serat (p<0,05).Perlu adanya perhatian khusus dari keluarga dan pemerintah daerah terkait penyediaan asupan makanan sumber (energi, protein, lemak, karbohidrat) dan serat. Kata kunci:lansia, obesitas, zat gizi makroÂ