Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KASSIM AHMAD PELOPOR INKAR SUNNAH DI MALAYSIA Zikri Darussamin
AL-FIKRA Vol 8, No 1 (2009): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v8i1.3802

Abstract

INTEGRASI KEWARISAN ADAT MELAYU-SIAK DENGAN KEWARISAN ISLAM Zikri Darussamin
AL-FIKRA Vol 11, No 2 (2012): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v11i2.3857

Abstract

KONTROVERSI HADIS MISOGINIS Zikri Darussamin
AL-FIKRA Vol 9, No 1 (2010): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v9i1.3820

Abstract

KEWARISAN ADAT LIMO KOTO KAMPAR Zikri Darussamin
AL-FIKRA Vol 15, No 2 (2016): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v15i2.4017

Abstract

Hak Waris Anak Laki-laki dalam Al-Qur'an dan Hadis Zikri Darussamin
Jurnal Ushuluddin Vol 20, No 2 (2013): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v20i2.922

Abstract

Dari perspektif gender ahli waris dapat dibedakan kepada dua kelompok, yaitu; ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan . Ahli waris perempuan termasuk dalam kelompok zawil furudh, yaitu hak bagiannya dalam pewarisan sudah ditentukan secara pasti . Sementara hak kewarisan laki-laki, khususnya anak laki-laki dikelompokkan kedalam 'ashabat, yaitu ahli waris yang bagiannya tidak pasti. lsyarat tentang bagian yang akan diperoleh 'ashabat hanya terdapat dalam surat ai-Baqarah ayat 11 dan dalam hadis Rasulullah riwayat lbnu Abbas. Akan tetapi, ketika kedua nash tersebut diselaraskan telah menimbulkan diskusi panjang di kalangan ulama sejak masa sahabat dan sampai sekarangpun diskusi itu masih belum selesai
INTEGRASI KEWARISAN ADAT MELAYU-RIAU DENGAN ISLAM Zikri Darussamin
Sosial Budaya Vol 11, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v11i2.832

Abstract

Integrasi adalah penggabungan dua unsur kebudayaan yang terkristalisasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesatuan yang sempurna. Integrasi kewarisan adat lokal dengan kewarisan Islam memiliki pola yang beragam sesuai dengan sistem kekerabatan yang dianut. Di daerah Melayu-Riau, integrasi kedua sistem hukum tersebut terjadi melalui proses yang sangat panjang dan bukannya tanpa konflik meskipun intensitas perbenturan itu lebih lunak dibanding dengan daerah lain, seperti Minangkabau. Hal ini disebabkan karena sistem suku di Minangkabau yang berakibat lahirnya institusi-institusi adat yang relatif sukar disesuaikan dengan kewarisan Islam. Kondisi sosial di daerah Melayu-Riau pada umumnya lebih menguntungkan sehingga konflik kewarisan adat dengan kewarisan Islam tidak melahirkan konflik terbuka
Urgensi Nafkah dalam Islam : Kajian Tematik Hadis Nafkah dalam Kitab Shahih Bukhara dan Musnad Imam Ahmad Nurmakiyah Nurmakiyah; Syahmila Putri; Zikri Darussamin
Moral : Jurnal kajian Pendidikan Islam Vol. 2 No. 2 (2025): Juni : Moral : Jurnal kajian Pendidikan Islam
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/moral.v2i2.1044

Abstract

The provision of sustenance (nafaqah) is a crucial aspect of family life that is strongly emphasized in Islamic teachings. This study aims to explore the urgency of nafaqah through a thematic approach to authentic (ṣaḥīḥ) hadiths that address the obligation of financial support, viewed from legal, ethical, and social perspectives. Using the maudhū‘ī (thematic) method, this research collects and analyzes ṣaḥīḥ hadiths from major compilations such as Ṣaḥīḥ al-Bukhārī and Ṣaḥīḥ Muslim to gain a comprehensive understanding of Islamic principles regarding nafaqah. The findings reveal that providing sustenance is not only a legal duty of the husband, but also a sign of faith, compassion, and a means of maintaining social stability. This study highlights the importance of a proper understanding of nafaqah in Islam as a foundation for building a harmonious and God-pleasing family.
ANALISIS HADIS TENTANG KAFAAH DALAM MENENTUKAN KEBERHASILAN PERNIKAHAN Zikri Darussamin; Rahmalaila Dasry; Elmatiana; Salmawati
MAHAD ALY JOURNAL OF ISLAMIC STUDIES Vol 4 No 2 (2025): Ma'had Aly Journal of Islamic Studies
Publisher : AL-BAYAN INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63398/2dkp6836

Abstract

This article examines the role of the concept of kafa'ah in determining the success of marriage, focusing on the analysis of munakahat hadith. The discussion of kafa'ah, which refers to equality and compatibility between partners in various aspects, is one of the important factors in building a harmonious and lasting relationship. In today's changing times, there are many aspects that resemble the requirements that the prophet has recommended to us to choose a quality partner, and the author wants to explore what these similarities are. Through a qualitative approach, this study analyzes various traditions related to munakahat to identify the principles of kafa'ah that can be applied in the context of modern marriage and the author also uses the tahrij method to determine the quality of the traditions that are the first source of reference in this article. The results of the analysis show that an in-depth understanding of kafa'ah can help couples choose the right candidate and minimize conflicts that may arise due to incompatibility. Thus, this article emphasizes the importance of considering the aspect of kafa'ah in the process of selecting a partner, as an effort to achieve success and happiness in marriage
Rekonstruksi Cinta Tanah Kelahiran Dalam Tradisi Mudik Perspektif Hadis Hubwallah, Habib; Usman; Zikri Darussamin
Journal Hub for Humanities and Social Science Vol. 1 No. 1 (2024): 2024: January - June
Publisher : Yayasan Masjid Al-Muhajirin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63847/e55qyx71

Abstract

Artikel ini membahas tentang bagaimana rekonstruksi cinta tanah kelahiran dalam tradisi mudik ditinjau dari sudut pandang hadis. Mudik merupakan salah satu bentuk ungkapan kecintaan seseorang terhadap tanah kelahirannya. Mencintai tanah kelahiran merupakan suatu keniscayaan bagi manusia, sebagaimana Rasulullah SAW. mencintai tanah kelahiran beliau, yaitu kota Makkah. Adapun rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam penelitian ini yaitu status hadis tentang cinta tanah kelahiran, pemahaman para ulama terkait hadis tentang cinta tanah kelahiran, dan rekonstruksi tradisi mudik dengan cinta tanah kelahiran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk merekonstruksi hubungan antara tradisi mudik dengan cinta tanah kelahiran. Penelitian ini menyimpulkan: Pertama, Hadis riwayat Ibnu Hibban nomor 275 berstatus hasan. Kedua, Hadis ini menjelaskan kecintaan Rasulullah SAW. terhadap kota Makkah sebagai tempat kelahiran beliau. Ketiga¸ Tradisi mudik merupakan suatu momen yang penting bagi para pemudik untuk berkunjung ke kampung halaman dan mengisi waktu dengan melaksanakan shalat Idul Fitri bersama keluarga, bersilaturahmi kepada kerabat dan sanak saudara di kampung halaman, berekreasi ke berbagai tempat wisata, dan aktivitas lainnya.
Ingkar Sunnah Dalam Perspektif Pemikiran Ibn Hazm Al-Andalusī Yogi Juliansyah; M. Syahrul; Zikri Darussamin
Jurnal Kajian Islam dan Sosial Keagamaan Vol. 3 No. 2 (2025): Oktober - Desember
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The phenomenon of denial of the Sunnah, namely the rejection of the authority of hadith as a source of Islamic teachings, has become a crucial issue in contemporary hadith studies. Although it emerged more strongly in the modern era, the seeds of similar thinking have been criticized by classical scholars. Ibn Hazm al-Andalusi (d. 456 AH) is one of the important figures who emphasized the position of hadith in the structure of Islamic law. Through his monumental work, al-Iḥkām fī Uṣūl al-Aḥkām. This study aims to highlight the importance of this Andalusian scholar's contribution to maintaining the methodological foundations of Islam. The method used in this study is qualitative with a literature study approach, examining Ibn Hazm's texts and comparing them with discourses on denial of the Sunnah in both classical and modern traditions. The results show that Ibn Hazm not only rejected the attitude of denial of the Sunnah but also offered a systematic framework of ushul fiqh to maintain the authority of hadith. These findings emphasize the relevance of Ibn Hazm's thought to contemporary discourse, particularly in facing the wave of criticism of hadith. Thus, this study highlights the importance of the contributions of Andalusian scholars in maintaining the continuity of Islamic epistemology.