Yustina Tri Handayani
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ANALISIS AKTIVASI NEUTRON DI BATAN yustina tri handayani
Jurnal Forum Nuklir JFN VOL 12 NO 2 November 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.221 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2018.12.2.5038

Abstract

ABSTRAKPENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ANALISIS AKTIVASI NEUTRON DI BATAN. Analisis Aktivasi Neutron (AAN) memiliki sensitivitas tinggi dan merupakan kompetensi BATAN. Pemetaan pengembangan sumber daya manusia yang sudah dilakukan untuk personel AAN diperlukan sebagai dasar untuk mempertahankan dan mengembangkan kompetensi BATAN. Kelompok AAN di BATAN terdiri dari 3 kelompok utama  dan 6 kelompok pendukung. Pengembangan SDM AAN dilakukan melalui Pelatihan, Sertifikasi Personel, Uji Banding, Seminar, Workshop, Pertemuan Teknis, dan e-learning. Sejak tahun 2003 telah diselenggarakan 9 Pelatihan AAN. Pada tahun 2009 diluncurkan Standar BATAN No. 007-BATAN: 2009 tentang Pedoman Kualifikasi dan Sertifikasi Petugas AAN.  Pelatihan untuk Petugas AAN dirangkai dengan sertifikasi personel  mensertifikasi petugas baru dan sertifikasi ulang  untuk 21 Teknisi Preparasi Sampel, 23 Teknisi Spektrometer Gamma, dan 8 Penyelia. Uji banding AAN secara internal diselenggarakan dari tahun 2008 sampai dengan 2015. Pada tingkat nasional dan internasional, beberapa laboratorium mengikuti Uji Banding yang diselenggarakan oleh KAN, ANSTO, dan IAEA. Hasil Uji Banding menunjukkan peningkatan kinerja secara signifikan, setelah diselenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Personel. Pada tahun 2016 IAEA meluncurkan e-learning AAN yang bisa dimanfaatkan baik dalam Pelatihan AAN, maupun pengembangan kompetensi Petugas AAN. Seminar, pertemuan teknis dan workshop diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap topik tertentu. Pengembangan SDM melalui pelatihan, sertifikasi personel, uji banding, seminar, pertemuan teknis secara berkesinambungan dapat mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang sudah ada.Kata kunci:analisis aktivasi neutron, e-learning, pelatihan, sumber daya manusia
Kajian Penerapan e-Learning Materi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pada Pelatihan Pranata Nuklir Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1211.635 KB)

Abstract

Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN menyelenggarakan Pelatihan Pranata Nuklir sebagai persyaratan untuk memasuki jabatan fungsional Pranata Nuklir. Sejak tahun 2016, sebagian materi, termasuk Estimasi Ketidakpastian Pengukuran, disampaikan dengan penggabungan metode e-learning dan tatap muka. Metode e-learning membutuhkan bahan ajar yang sesuai, supaya penyerapan materi oleh peserta lebih efektif. Kajian efektivitas penerapan metode e-learning diperlukan untuk pengembangan bahan ajar. Kajian dilakukan dengan membandingkan hasil ujian untuk materi tersebut pada pelatihan dengan penyampaian materi secara tatap muka dan e-learning untuk Pelatihan Pranata Nuklir Keterampilan dan Keahlian. Metode praktikum yang berupa pengambilan data dan perhitungan yang diberikan setelah materi teori digantikan oleh latihan menggunakan file Excel yang dilengkapi data. Slide skema pembelajaran disertakan sebagai panduan tahapan pembelajaran supaya mudah diikuti oleh peserta. Berdasarkan hasil ujian materi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pelatihan Pranata Nuklir Keterampilan secara tatap muka dan e-learning memberikan capaian 59,4% dan 59,6%. Pada Pelatihan Pranata Nuklir secara tatap muka memberikan capaian 63,3% dan 62,5%, sedangkan penyampaian secara e-learning memberikan capaian 57,6%, secara statistik menunjukkan capaian yang lebih rendah.
The utilization of YAP Scintillation Detector for Soft Gamma Radiation Measurement in Backscatter Thickness Gauge M. Zainuddin; Yustina Tri Handayani; Sugino Sugino; Hiroshi Tominaga
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 7 Nomor 1, Juli 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2466.07 KB)

Abstract

ABSTRACT Interesting properties of a YAP(Ce) scintillator make it an alternative solution for low energy gamma measurement in high counting rates that previously employed GM counter tubes and/or Nal(Tl) scintillators. Some characteristics of the YAP(Ce) crystal combined with a photomultiplier tube have been successfully demonstrated in a backscatter mode of thickness gauging with 241Am gamma-source.  
Analisis 226Ra Dalam Sampel Air Melalui Pengukuran 222Rn Dengan Metode Pencacahan Sintilasi Cair (LSC) Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 6 Nomor 2, Desember 2005
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3454.922 KB)

Abstract

ABSTRAK Pengukuran 222Rn dalam sampel air menggunakan pencacah sintilasi cair (LSC) dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini memungkinkan dilakukannya pengukuran 226Ra dalam sampel air melalui pengukuran anak luruh 222Rn menggunakan LSC. Sampel yang dianalisis diambil dari mata air panas Ciseeng Bogor dan air tanah Pusdiklat BATAN. 222Rn yang ada dalam sampel dilepas dengan cara pengadukan. Selanjutnya sampel didiamkan untuk jangka waktu tertentu dengan maksud untuk menumbuhkan 222Rn. 222Rn hasil penumbuhan diambil dari sampel dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan pelarut toluene. Untuk pengukuran dengan LSC perlu ditambahkan PPO dan POPOP sebagai sintilator. Pengukuran dilakukan dengan metode Efficiency Tracing Method (ETM). Berdasarkan aktivitas 222Rn dalam sampel air dan waktu penumbuhannya, dapat dihitung aktivitas 226Ra dalam sampel air. Kandungan 226Ra dalam air tanah Pusdiklat BATAN tidak terdeteksi (<0,054 Bq/mL), sedangkan dalam sampel air panas Ciseeng sebesar (14,9 ± 0,8) Bq/L.
Program Keandalan Manusia Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 14 Nomor 1, November 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.861 KB)

Abstract

ABSTRAKBATAN sebagai lembaga penelitian memiliki reaktor nuklir riset dan cukup banyak sumber radioaktif, sehingga memiliki kerawanan terhadap penyalahgunaan fasilitas dan sumber radioaktif. Sistem keamanan nuklir dan sumber radioaktif bertujuan untuk mencegah potensi dan memitigasi kejadian tersebut. Ancaman tersebut dapat berasal dari orang luar, maupun insider. Kekecewaan, frustasi, ketidakpuasan, merasa diabaikan, tidak dihargai, dan dendam yang tidak ditangani dapat menjadi motivasi menjadi insider. Penangkalan adanya insider dapat dilakukan dengan sistem penghargaan dan sanksi yang jelas, budaya keamanan, serta Program Keandalan Manusia, yaitu penanganan pegawai yang bermasalah secara psikologi.ABSTRACTHuman Reliability Program. As a research institution, BATAN has research reactor and some radioactive sources, that most vulnerable againts malicious acts. The objectives of Nuclear security and Security of radioactive sources are prevent the malicious acts and mitigate its consequences. The threats could be done by outsider as well as insider. Insider might be a disappointed, frustrated, revenged, disgruntled employee. Detterence from insider could be done by reward and punishment system, security culture, and Human Reliability Program, which used phycology treatment. 
Kajian Soal Tertulis Sertifikasi Personel PPR Tahun 2015 Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.627 KB)

Abstract

Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN menyelenggarakan Pelatihan Keselamatan Radiasi untuk calon PPR bidang Industri Tingkat 1, 2, 3 dan Medik Tingkat 1, 2 dan 3. Setelah lulus pelatihan, peserta mengikuti ujian untuk mendapatkan SIB sebagai PPR yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Ujian dalam pelatihan harus bisa mengukur kemampuan peserta, sehingga ada keselarasan dengan ujian untuk mendapatkan SIB. Dalam rangka meningkatkan keselarasan pengukuran kompetensi dalam pelatihan dan kompetensi dalam sertifikasi personel untuk mendapatkan SIB PPR, maka perlu dilakukan kajian terhadap soal ujian BAPETEN. Kajian dilakukan terhadap komposisi dan tingkat kesulitan soal. Soal dikelompokkan berdasarkan materi pembelajaran dalam pelatihan. Tingkat kesulitan soal diklasifikasikan dalam kriteria mudah, sedang, dan sulit. Validasi penentuan tingkat kesulitan dan nilai rata-rata benar dilakukan terhadap soal ujian pelatihan PPR Industri Tk.2 pada tanggal 3 Juni 2015 yang melibatkan 16 peserta. Hasil validasi menunjukkan kesesuaian penentuan tingkat kesulitan dengan hasil ujian dengan kesalahan 4% dan nilai rata-rata benar dengan perbedaan 1,3 dari nilai maksimum 100. Hasil kajian menunjukkan komposisi soal untuk setiap klasifikasi PPR. Secara umum juga terdapat perbedaan prediksi tingkat kesulitan untuk setiap klasifikasi PPR, dengan urutan dari yang paling sulit dan prediksi nilai rata-ratanya adalah Industri Tk.1 (69,80), Medik Tk.1 (70,375), Industri Tk.2 77,50), Medik Tk.2 (71,375) dan Industri Tk.3 (73,60).
Kajian Pelatihan Tanggap Darurat Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 13 Nomor 1, November 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3264.45 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanggap darurat atau Kesiapsiagaan Nuklir merupakan persyaratan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, sesuai Peratuan Kepala (Perka) BAPETEN N0. 1 Tahun 2010. Kompetensi personil untuk melaksanakan hal tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BATAN memiliki tugas menyelenggarakan pelatihan, sehingga kompetensi personil dalam semua bidang yang diperlukan dapat dicapai. Penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan metode Systematic Approach to Training (SAT), meliputi analisis kebutuhan, pengembangan pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan. Dalam pengembangan pelatihan dilakukan penyusunan kurikulum yang perlu dievaluasi atau dikaji untuk penyempurnaan penyelenggaraan lebih lanjut. Keberhasilan pencapaian kompetensi personil sangat ditentukan oleh kurikulum pelatihan. Pelatihan tanggap darurat yang sudah diselenggarakan oleh Pusdiklat BATAN adalah pelatihan Radiological Assesment, Emergency Preparedness and Responses, Pengkajian Dosis, yang masing-masing untuk mencapai kompetensi menyusun rencana tanggap darurat, menanggulangi kedaruratan tingkat lokal sesuai tingkat nasional, menghitung dosis okupasi dan dosis kecelakaan. Berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dalam pelatihan tersebut, maka pelatihan tersebut dapat diurutkan, tingkat pertama adalah Emergency Preparedness and Responses yang diperuntukkan bagi petugas Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) dan sebaiknya kurikulum ditinjau ulang; Tingkat kedua adalah pelatihan Pengkajian Dosis diperuntukkan bagi Pengkaji Radiologi, dimana kurikulumnya sudah memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Pengkaji Radiologi sebaiknya berpengalaman sebagai petugas PKD. Tingkat ketiga adalah pelatihan Radiological Assesment yang diperuntukkan bagi personil yang memiliki tanggung jawab menyusun rencana PKD Nuklir, antara lain Penanggung Jawab dan Pengendali Operasi PKD, dimana kurikulumnya sudah memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Sebaiknya pesertanya pernah mengikuti pelatihan Environmental Radiation Monitoring dan Pengkajian Dosis.   ABSTRACT Emergency response or Nuclear Preparedness is a radiation safety requirements in the use of nuclear energy, in accordance with Bapeten 's Chairman Regulation NO. 1/2010. Competence of personnel to implement it can be acquired through training. Centre for Education and Training BATAN has conducted training tasks, so that the need of personnel competence in all fields can be achieved. Implementation of training was conducted using Systematic Approach To Training ( SAT) , including needs analysis, training development, implementation, and evaluation of training. In the development of training, curriculum need to be evaluated or assessed for the improvement of further implementation. The successful achievement of the personnel competence is determined by the training curriculum. Emergency response training has been organized by Center for Education and Training-BATAN is Radiological Assessment, Radiological Emergency Preparedness and Responses, Dose Assessment. Based on competencies to be achieved in the training, the training can be sorted by several level. First level is Radiological Emergency Preparedness and Responses Training for emergency worker and the curriculum should be reviewed; second level is Dose Assessment Training intended for Radiological Assessor . The curriculum has met the competencies to be achieved. Radiological Assessor should be experienced as an emergency worker. Radiological Assessment training is for personnel who have the responsibility to plan Nuclear Emergency, such as Person in Charge and Operations Controller. The curriculum meets the competencies to be achieved. Training participants should have followed the Environmental Radiation Monitoring and Dose Assessment.  
Tinjauan Sistem Manajemen Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dalam Pelaksanaan Praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi Yustina Tri Handayani; Sugito Sugito; Nur Paramita Nira Mulyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.084 KB)

Abstract

Dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi yang diadakan Pusdiklat Batan, terdapat kegiatan praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi dengan kasus sumber hilang yang mempunyai skenario yang cukup kompleks, sehingga memiliki potensi bahaya relatif besar. Sistem manajemen fasilitas dan pemanfaatan tenaga nuklir yang tercantum dalam Perka Bapeten No 4 Tahun 2010 merupakan persyaratan untuk jaminan mutu dalam keselamatan radiasi. Untuk mengetahui kesesuaian dengan persyaratan, dilakukan tinjauan sistem manajemen terhadap kegiatan praktikum tersebut dengan mengacu pada pelaksanaan proses (kendali produk serta pengujian, verifikasi, dan validasi), pengembangan proses (mengidentifikasi dan mengembangkan proses, serta persyaratan pengembangan proses), pemantauan, pengukuran, penilaian, dan perbaikan (ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan pencegahan, serta peluang perbaikan). Kendali terhadap bahan ajar, peralatan yang digunakan, evaluasi kepuasan dan pencapaian tujuan pembelajaran sudah dilakukan, akan tetapi  identifikasi perubahan jumlah peserta praktikum dan identifikasi risiko belum sepenuhnya terpenuhi. Identifikasi ketidaksesuaian yang dilakukan meliputi kualifikasi pembimbing, penyimpangan dari skenario, aktivitas sumber radioaktif, penggantian peralatan, kelalaian mengisi formulir peminjaman, dan pengawasan yang kurang memadai. Dampak dan keberterimaan terhadap proses perlu ditentukan. Beberapa tindakan pencegahan dengan pengadaan sumber radioaktif berumur paruh panjang, pengujian dan penjadwalan kalibrasi peralatan. Peluang perbaikan diperlukan terkait skenario pada kondisi hujan, uji kontaminasi sumber radioaktif, perekaman kompetensi personil secara lebih baik, verifikasi peminjaman dan pengembalian sumber radioaktif oleh atasan.
Radiocarbon Dating Using LSC Yustina Tri Handayani; Widodo Soemadi; K. Isogai
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 5 Nomor 2, Desember 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3973.588 KB)

Abstract

ABSTRACT Radiocarbon dating is a method of nuclear technique for obtaining age estimates on organic materials. Determination of wood (from Horyuji Shrine) and coral sample (from JCAC area) is due in Japan Chemical Analysis Center in the frame of Instructor Training Program. It uses SRM 4990C, wood and marble blanks. Preparation of samples, standard, and blanks is due by benzene synthesis method. Chemical Yield of preparation was 86,8%. Liquid scintillator is added and counted using Liquid Scintillation Counter (LSC) Wallac 1220 Quantulus at least 10 hours. The result of wood age is (1204 ± 37) years (BP) and coral age is (160 ± 45) years (BP) in term of confidence level 68%.   ABSTRAK Radiocarbon Dating merupakan salah satu aplikasi teknik nuklir yang digunakan untuk menentukan umur suatu obyek. Penentuan umur dengan metode tersebut terhadap sampel kayu (dari kuil Horyuji) dan kulit kerang (dari hasil penggalian di area JCAC) dilakukan di Japan Chemical Analysis Center dalam kerangka Instructor Training Program. Dalam penentuan tersebut digunakan standar SRM 4990C, blanko kayu dan kapur. Preparasi sample, standard dan blanko dilakukan dengan metode sintesis benzene. Kedapatulangan proses preparasi sebesar 86,8%. Benzene yang dihasilkan ditambah sintilator cair dan dilakukan pengukuran menggunakan Pencacah Sintilasi Cair Wallac 1220 Quantulus selama minimum 10 jam. Didapatkan umur dari kayu (1204 ± 37) tahun dan umur dari kulit kerang (7160 ± 45) tahun, dengan tingkat kepercayaan 68%.
Perkembangan SDM Analisis Aktivasi Neutron Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 11 Nomor 1, November 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2131.253 KB)

Abstract

ABSTRAK Analisis Aktivasi Neutron (AAN) merupakan kompetensi utama BATAN. AAN merupakan analisis unsur yang bersifat multiunsur, selektif dan sangat sensitif yang sudah diterapkan antara lain di bidang lingkungan, kesehatan dan industri. Kelompok Kerja AAN merupakan suatu wadah koordinasi kegiatan AAN BATAN yang melibatkan satker PTAPB, PTNBR, PTBIN, PRSG, PATIR, PTKMR, Pusdiklat, STTN, PPIN dan PSJMN. Sejak tahun 2007, pokja AAN setiap tahun melakukan kegiatan seperti rapat koordinasi, uji banding, pertemuan teknis dan Seminar Nasional AAN. Sejak tahun 2007, pokja telah melakukan kegiatan uji banding yang diiikuti peserta dari PTAPB, PTNBR, PTBIN, PATIR, PTKMR dan Pusdiklat. Seminar Nasional AAN juga sudah dilakukan 4 kali, yaitu tahun 2008 di Bandung, tahun 2009 di Yogyakarta, tahun 2010 di Serpong dan tahun 2011 di Pasar Jumat Jakarta. Pelatihan untuk personil AAN sudah dilaksanakan sejak tahun 2003. Personil AAN yang sudah mendapatkan sertifikasi adalah 15 orang sebagai Teknisi Preparasi Sampel dan 19 orang sebagai Teknisi Spektrometer Gamma.   ABSTRACT Neutron Activation Analysis (NAA) is a core competency of BATAN. NAA is an elemental analysis which is multielemental, selective and highly sensitive that has been applied in environment, health and industry. The Working Group is a forum of coordinating NAA BATAN activities participated by PTAPB, PTNBR, PTBIN, PRSG, PATIR, PTKMR, Pusdiklat, STTN, PPIN, and PSJMN. Annually, NAA working group runs activities such as coordination meeting, proficiency test, technical meeting and National Seminar on NAA. Since the year of 2007, proficiency test has been done since 2007, followed by participants from PTAPB, PTNBR, PTBIN, PATIR, PTKMR and Pusdiklat. National Seminar NAA has also been conducted since 2008, in Bandung, Yogyakarta, Serpong and Jakarta, respectively. Training for NAA personnel have been conducted since 2003. BATAN has certified 15 technicians for Sample Preparation and 19 technicians for Gamma Spectrometer.