Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FUNGSI TASAWUF TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK (ETIKA) KERJA: Studi pada Murid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah Fatmawati, Fatmawati
TEOLOGIA Vol 24, No 2 (2013): Etika Islam/Tasawuf
Publisher : TEOLOGIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Every adult male who works with various types of background work is a form of responsibility to provide for his family members . Observing ones work activities , this study analyzed the work activities on college institutes followers of Qadiriyah Naqsyabandiyah (QN) in Pontianak city. The research analyzes using perspective of Sociology of Religion , how functions can Sufism moral formation (ethics ) working his followers . Furthermore, this study used a qualitative approach comes with a descriptive method. Networking research data using the snowball technique in college institutes informant followers of Qadiriyah Naqsyabandiyah As-Salam and An-Nuur in Pontianak city QN flow assuming a more dominant in Pontianak. The next stage of data were analyzed using qualitative analysis. The results of the research—stageportrait of detainees practice Sufism by iḥsān; students were guided by mursyid (teacher like procession allegiance) and remembrance procession done consistently implications for morality (ethics) work has a spiritual dimension and Islamic values​​. Morality (ethics) refers to the working properties such as the nature of the Prophet Muhammad,ṣiddiq (right ), amanah (trust), faṭanah (intelligence) and tablīgh (sermons/promotion) which is still relevant today. When performing work activities of Qadiriyah Naqsyabandiyah (QN)followersfeel have the power within themselves so that they always feel to be watched. They are careful in their work and always maintain appropriate behavior Islamic morality . Abstrak: Setiap laki-laki dewasa yang bekerja dengan berbagai latar belakang jenis pekerjaan  adalah sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk memberi nafkah anggota keluarga­nya. Mencermati aktivitas kerja seseorang, kajian ini meng­analisis aktivitas kerja pada pengikut perguruan tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (QN) di kota Pontianak.  Adapun pisau analisis  penelitian menggunakan persfektif  Sosiologi Agama, bagimana fungsi tasawuf dapat pembentukan akhlak (etika) kerja para pengikutnya. Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dilengkapi dengan metode deskriptif. Penjaringan data penelitian ini meng­gunakan teknik snow ball yakni pada informan pengikut perguruan tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah As-Salam dan An-Nuur di kota Pontianak dengan asumsi aliran QN lebih dominan di Pontianak. Tahapan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian mengambarkan tahapan-tahahan pengamalan tasawuf oleh ikhsan/murid  yang dibimbing oleh mursyid/guru seperti prosesi bai’at (ikrar) dan prosesi zikir  yang dilakukan secara konsisten berimplikasi pada akhlak (etika) kerja yang mempunyai dimensi spiritual dan nilai-nilai Islami. Akhlak (etika) kerja merujuk sifat-sifat Nabi Muhammad Saw seperti sifat ṣiddiq(benar), amanah (tangungjawab), faṭanah (kecerdasan) dan tablīgh (promosi) yang masih relevan hingga kini. Ketika melakukan aktivitas kerja para pengikut QN merasa mempunyai kekuatan spiritualdi dalam dirinya, yakni merasa selalu  ada yang mengawasi. Mereka berhati-hati dalam bekerja dan selalu menjaga perilakunya sesuai akhlak Islami. Keywords: tasawuf, tarekat, akhlak, etika.
FUNGSI TASAWUF TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK (ETIKA) KERJA:Studi pada Murid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah di Kota Pontianak Kalimantan Barat Fatmawati Fatmawati
Jurnal Theologia Vol 24, No 2 (2013): TASAWUF
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2013.24.2.330

Abstract

Abstract: Every adult male who works with various types of background work is a form of responsibility to provide for his family members . Observing one's work activities , this study analyzed the work activities on college institutes followers of Qadiriyah Naqsyabandiyah (QN) in Pontianak city. The research analyzes using perspective of Sociology of Religion , how functions can Sufism moral formation (ethics ) working his followers . Furthermore, this study used a qualitative approach comes with a descriptive method. Networking research data using the snowball technique in college institutes informant followers of Qadiriyah Naqsyabandiyah As-Salam and An-Nuur in Pontianak city QN flow assuming a more dominant in Pontianak. The next stage of data were analyzed using qualitative analysis. The results of the research—stageportrait of detainees practice Sufism by iḥsān; students were guided by mursyid (teacher like procession allegiance) and remembrance procession done consistently implications for morality (ethics) work has a spiritual dimension and Islamic values. Morality (ethics) refers to the working properties such as the nature of the Prophet Muhammad,ṣiddiq (right ), amanah (trust), faṭanah (intelligence) and tablīgh (sermons/promotion) which is still relevant today. When performing work activities of Qadiriyah Naqsyabandiyah (QN)followersfeel have the power within themselves so that they always feel to be watched. They are careful in their work and always maintain appropriate behavior Islamic morality . Abstrak: Setiap laki-laki dewasa yang bekerja dengan berbagai latar belakang jenis pekerjaan adalah sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk memberi nafkah anggota keluarga¬nya. Mencermati aktivitas kerja seseorang, kajian ini meng¬analisis aktivitas kerja pada pengikut perguruan tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (QN) di kota Pontianak. Adapun pisau analisis penelitian menggunakan persfektif Sosiologi Agama, bagimana fungsi tasawuf dapat pembentukan akhlak (etika) kerja para pengikutnya. Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dilengkapi dengan metode deskriptif. Penjaringan data penelitian ini meng¬gunakan teknik snow ball yakni pada informan pengikut perguruan tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah As-Salam dan An-Nuur di kota Pontianak dengan asumsi aliran QN lebih dominan di Pontianak. Tahapan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian mengambarkan tahapan-tahahan pengamalan tasawuf oleh ikhsan/murid yang dibimbing oleh mursyid/guru seperti prosesi bai’at (ikrar) dan prosesi zikir yang dilakukan secara konsisten berimplikasi pada akhlak (etika) kerja yang mempunyai dimensi spiritual dan nilai-nilai Islami. Akhlak (etika) kerja merujuk sifat-sifat Nabi Muhammad Saw seperti sifat ṣiddiq(benar), amanah (tangungjawab), faṭanah (kecerdasan) dan tablīgh (promosi) yang masih relevan hingga kini. Ketika melakukan aktivitas kerja para pengikut QN merasa mempunyai kekuatan spiritualdi dalam dirinya, yakni merasa selalu ada yang mengawasi. Mereka berhati-hati dalam bekerja dan selalu menjaga perilakunya sesuai akhlak Islami. Keywords: tasawuf, tarekat, akhlak, etika.
MANAJEMEN KONFLIK PADA ETNIS MELAYU BERDASARKAN BENTUK PERADILAN “PEKAT KATE” Studi di Desa Ambawang Kuala Kabupaten Kubu Raya Fatmawati Fatmawati
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.947

Abstract

Essentially, Malay ethnic has a pattern of social control or forms of conflict management based on local wisdom called Pekat kate (collective agreement). When a case occurs, residents of Ambawang Kuala Village prefer to settle it through the use of judiciary, because the resolution involves the element of justice. This study uses a descriptive method by analyzing the pattern of Malay ethnic justice in completing a case. The data collection of this research uses purvosive techniques, namely an informant involved in Pekat kate trial. The qualitative analysis of this study describes the justice mechanism of Pekat Kate. The results of the study explain the incident of when there is a problem of renting agricultural land between land owner, in this case the plaintiff, with the land tenant, in this case the defendant, in settling the case using the Pekat kate judiciary. The Pekat kate judiciary stages consist of the stage of Betandang ke-Tetue Kampong (reporting), the stage of Pekare Pekat Kate (judicial process), the stage of the oath pledge (oath) and the stage of procession of perce 'ae' cucor mawar (rose water splash). The pattern Pekat kate judiciary is more effective because it contains elements of religious beliefs (Islam), for those who are in litigation, in addition to being responsible for judicial decisions, must also account for it to GodPada dasarnya etnis Melayu mempunyai pola pengendalian sosial atau bentuk bentuk manajemen konflik berdasarkan kearifan lokal yang dinamakan peradilan Pekat kate (kesepakatan bersama). Ketika terjadi suatu perkara warga Desa Ambawang Kuala lebih memilih penyelesaiannya menggunakan peradilan, karena penyelesaiannya mengandung unsur keadilan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menganalisis pola peradilan Etnis Melayu dalam menyelesaian suatu perkara. Penjaringan data penelitian ini menggunakan teknik purvosif yakni informan yang terlibat dalam peradilan Pekat kate. Analisis kualitatif penelitian ini, mendeskripsikan mekanisme peradilan Pekat kate. Hasil penelitian menjelaskan ketika terjadi permasalahan sewa menyewa lahan pertanian antara pemilik lahan dalam hal ini penggugat dengan penyewa lahan dalam hal ini tergugat, dalam penyelesaian perkara  menggunakan peradilan Pekat kate. Tahapan peradilan Pekat kate terdiri tahapan Betandang ke-Tetue Kampong (melapor), tahapan Gelar Pekare Pekat Kate (proses peradilan), tahapan ikrar sumpah (pengucapan sumpah) dan tahapan prosesi perce’ ae’ cucor mawar (percikan Air awar). Pola peradilan Pekat kate lebh efektif karena mengandung unsur keyakinan agama (Islam), bagi mereka yang berpekara, selain bertanggungjawab terhadap putusan peradilan, selain itu harus mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan.
Internalization of Students’ Nationalism Sense through Outbound Learning Based on Local Wisdom Yulis Jamiah; Fatmawati Fatmawati; Endang Purwaningsih
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 4, No 2 (2019): Volume 4 Number 2 September 2019
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.559 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v4i2.1642

Abstract

Outbound learning is a system that aims to assist students' learning process, contains a series of activities designed in the open nature, thus influencing and supporting the students' internal learning processes. Learning processes that are appropriate and attractive to students will encourage them to optimize their potential. The potential of local wisdom which is owned by students can be developed, have strategic value to maintain national defense, can strengthen nationalism sense, and can build national faith identity. Students as social agents who function to conserve the values of local wisdom and as a social asset that is useful to bring up a nationalism sense. The value of local wisdom implemented in learning must be based on assets of local cultural values and open to global knowledge and technology. Internalization of the values of local wisdom derived from cultural products and community works as learning media, is useful to bring up nationalism awareness. The values of local community wisdom are still conserved from generation to generation by the community as a moral responsibility to keep the tradition from becoming extinct.
Ketahanan pangan melalui “sedeqah kaseh” masyarakat Melayu di masa pandemi Covid 19 Fatmawati Fatmawati; Basuni Basuni
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 3 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232203

Abstract

Kearifan lokal Sedeqah kaseh adalah budaya tolong menolong masyarakat Melayu di Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap. Hal ini diawali masa pandemic Covd 19 berdampak pada kerawanan pangan masyarakat kota akibat kehilangan mata pencaharian. Bagi masyarakat Melayu berprofesi sebagai petani keberadaan sumber daya pangan yang melimpah tetap bisa bertahan tanpa ketergantungan dengan orang lain. Penelitian ini menggunakan metode diskriftif kualitatif dengan menggungkapkan secara nyata ketahanan pangan dalam persfektif budaya. Hasil penelitian menjelaskan, masa pandemic Covd 19 budaya sedeqah kaseh berfungi membantu kedatangan orang-orang kota ke Desa Punggur Kecil yang memerlukan bantuan terutama bantuan pangan. Sedeqah kaseh merupakan bentuk kepedulian orang Melayu terhadap sesama dengan suka rela, melalui bantuan pangan secara langsung maupun penyediaan lahan produktif sehingga tercipta ketahanan pengan masyarakat desa.
The Symbolic Meaning of Ready to Tetek In The Wedding Custom of Dayak Bakati Kanayatn Setango Ethnicity in Binua Tambang Laut Tebas District Sambas Regency Ledy Rivena; Yohanes Bahari; Riama Al Hidayah; Fatmawati Fatmawati
International Journal Ethnic, Racial and Cultural Heritage Vol 1, No 1 (2023): July 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/ijerch.v1i1.65093

Abstract

This study aims to describe the implementation process and symbolic meaning of the ready-to-tek procession carried out by the Dayak Bakati Kanayatn Setango ethnic community. This research uses qualitative research approaches and Victor Turner's interpretation theory, namely Exegetical Meaning, Operational Meaning, and Positional Meaning. The results showed that the ready-to-tek procession consisted of six stages, namely Pamuka Acare, Mileh Badan Siap, Suap Kasih, Nyarah Mahung, Mingkat Patuah, and Panutup Acare. In the procession, there are traditional devices that are used and have important meanings, such as Patunde, Siap Tetek, Pangkuman, Lamang ge Tumpi, and Pangiak Adat. Researchers suggest the need for documentation and more holistic and in-depth research in the field of Sociology related to ethnicity and culture. In addition, the younger generation of the Dayak Bakati Kanayatn Setango ethnic community really needs to learn about local customs and culture so that they can preserve and understand the importance contained in these customs and cultures.