Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan Depresi dan Sindrom Dispepsia pada Pasien Penderita Keganasan Yang Menjalani Kemoterapi di RSUP DR. M. Djamil Padang Mona Rahmi Rulianti1; Dedy Almasdy; Arina Widya Murni
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i3.150

Abstract

AbstrakGangguan psikologi dan sindrom dispepsia (seperti mual dan muntah) merupakan hal yang sering terjadi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan depresi dengan sindrom dispepsia yang terjadi pada pasien keganasan yang menjalani kemoterapi. Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan menggunakan kuisioner. Didapatkan pasien sebanyak 56 pasien keganasan yang menjalani kemoterapi di bangsal Penyakit Dalam, Bedah dan Obstetri & Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang selama 3 bulan (Desember 2012-Februari 2013). Depresi dinilai dengan wawancara menggunakan kuisioner BDI (Beck Depression Inventory) II. Dispepsia dinilai dengan menggunakan kuisioner pedoman skor dispepsia. Data dianalisis dengan SPSS 17 menggunakan analisis korelasi bivariat Spearman. Koefisien korelasi untuk depresi dan sindrom dispepsia adalah 0,387. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah ada hubungan yang cukup dan searah (p<0,01) antara depresi dan sindrom dispepsia yang terjadi pada pasien keganasan yang menjalani kemoterapi.Kata kunci: kanker, kemoterapi, depresi, sindrom dispepsiaAbstractPsychological disorders and dyspepsia syndromes (such as nausea and vomiting) is a common thing in cancer patients undergoing chemotherapy. This study aims to examine the relationship of depression with dyspepsia syndrome that occurs in patients with malignancies who are undergoing chemotherapy. Methods this study uses cross-sectional design using questionnaires. Obtained for 56 patients who underwent chemotherapy malignancy patients in wards Internal Medicine, Surgery and Obstetrics & Gynecology in Hospital Dr. M. Djamil Padang for 3 months (December 2012-February 2013). Depression was assessed by interview using a questionnaire BDI (Beck Depression Inventory) II. Dyspepsia assessed using questionnaires guidelines dyspepsia score. Data were analyzed with SPSS 17 using bivariate Spearman correlation analysis. The correlation coefficients for depression and dyspepsia syndrome was 0.387. The final conclusion of this study is that there are sufficient and direct relationship (p <0.01) between depression and dyspepsia syndrome that occurs in patients with malignancies who are undergoing chemotherapy.Keywords: cancer, chemotherapy, depression, dyspepsia syndrome
Peran Apoteker Dalam Program Berhenti Merokok: Systematic Review Aivi Yola Dwiputri; Dedy Almasdy; Almahdy A
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 6 Nomor 2 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.382 KB) | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i2.128

Abstract

Smoking is one of the most important health problems causing an increase in cardiovascular disease, lung disease, and cancer in the world. It is known that cigarettes have killed nearly 7 million people in the world. To deal with this, pharmacist have a very important role and are responsible for providing education to the community. The purpose of this study was to identify the role of pharmacist in smoking cessation programs. This study uses a systematic review method where 10 articles from 815 articles that meet the criteria are found, with a search string from 2012 to 2023. The results of this study indicate that the role of pharmacist in smoking cessation programs includes education, giving advice, invitations to quit smoking and nicotin replacement therapy. However, the role of pharmacist in smoking cessation programs is still not optimal due to limited competence and low confidence in success.
Penggunaan Obat Berpotensi Hepatotoksik Pada Pasien Sirosis Hati: Suatu Telaahan Ariesta Kirana Efmisa; Armenia Armenia; Dedy Almasdy
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 6 Nomor 2 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.144 KB) | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i2.137

Abstract

Liver cirrhosis is a pathological liver disease characterized by the formation of scar tissue and regenerative nodules in liver cells. This condition leads to changes in the shape and size of the liver, accompanied by increased pressure in the veins and reduced blood flow in the portal vein. Liver cirrhosis is the seventh leading cause of death. Drugs are the main cause of liver damage. More than 900 drugs, toxins and herbs are reported to cause liver damage. The purpose of this review article is to summarize the results of previous studies on the use of hepatotoxic drugs in patients with liver cirrhosis. Data sources for this study were identified through searching Google Scholar, PubMed and Science Direct using the keywords "hepatotoxic drugs" and "liver cirrhosis" in articles published between 2011-2022. Finally, 10 articles were obtained and analyzed. The results of this review article show that liver cirrhosis patients are still often prescribed potentially hepatotoxic drugs. Some commonly prescribed drugs include paracetamol, omeprazol, ranitidine, ceftriaxon, ciprofloxacin, atorvasatin, metformin, and amiodarone.
Kajian Potensi Interaksi Obat pada Pasien Rawat Jalan dengan Polifarmasi di RSUD HAMBA Batang Hari Tahun 2020 Yelly Oktavia Sari; Dheri Ardi Lusia; Dedy Almasdy
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 OKTOBER 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4827

Abstract

Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat oleh obat lain sehingga keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah. Polifarmasi paling sering didefinisikan sebagai penggunaan 5 atau lebih obat setiap hari oleh seorang individu. Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dan berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi antar obat semakin besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan potensi, mekanisme, tingkat keparahan dan menentukan korelasi jumlah obat yang diberikan dengan potensi terjadinya interaksi obat-obat pada pasien rawat jalan dengan polifarmasi di poliklinik RSUD HAMBA Batang Hari tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan desain cross-sectional deskriptif. Potensi interaksi obat-obat akan diidentifikasi melalui situs www.drugs.com dan setiap potensi interaksi obat-obatan akan dianalisis relevansinya. Spearman test digunakan untuk mengetahui korelasi jumlah obat yang diberikan dengan potensi interaksi obat-obat.  Total 317 sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi telah dianalisa. Diperoleh data bahwa tingkat keparahan interaksi terbanyak adalah Moderat (63,6%) dengan mekanisme interaksi terbanyak adalah Farmakodinamik (67,25%), Rentang usia lansia akhir (56-65) paling banyak menerima resep polifarmasi sebesar 37,85%. Hasil menunjukan adanya korelasi kuat dan searah antara jumlah penggunaan obat dengan potensi kejadian interaksi obat dan memiliki korelasi yang signifikan (r=0,679, p=000).Kata Kunci ; Apoteker; Interaksi Obat; Polifarmasi; Pasien Rawat Jalan
Kajian Penggunaan Antibiotika Secara Kuantitatif Pada Bangsal Bedah Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Tahun 2018 Elisa Ayudia; Yelly Oktavia Sari; Dedy Almasdy
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 OKTOBER 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4728

Abstract

Antibiotik merupakan  golongan obat yang  banyak digunakan didunia. Penggunaan antibiotika yang relative tinggi menimbulkan permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutaman kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotika. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan antibiotika di bangsal bedah Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang periode Januari – Desember 2018. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan restrospektif melalui pengumpulan data rekam medis . Penelitian ini dilakukan  pada 383 pasien pasca bedah yang dirawat di bangsal bedah. Pasien dibedakan antara pasien umum dan pasien BPJS. Dilakukan pengkajian penggunaan antibiotika secara kuantitatif dengan menilai DDD/ 100 patient-days. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 383 rekam medis diperoleh hasil pengkajian kuantitatif antibiotika didapat seftriakson merupakan antibiotika dengan pengguna terbanyak baik untuk pasien umum (24,54 DDD/100 patient-days) maupun pasien BPJS (49,18 DDD/100 patient-days). Tingginya penggunaan antibiotika seftriakson menunjukkan tingginya peresepan dokter terhadap antibiotik tersebut dan banyaknya variasi jenis antibiotik menyebabkan rentannya insiden resistensi antibiotik dan meningkatkan peluang munculnya resistensi terhadap antibiotik yang digunakan.Kata Kunci: Antibiotik ; Kuantitatif ; Defined Daily Dose ; Bangsal Bedah
Effect of Topical Application of Black Seed Oil (Nigella Sativa) on Wound Healing in Diabetic Rat Ulcer Model Eliza Arman; Almahdy A; Putri Dafiriani; Dedy Almasdy
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 10 (2024): Supplementary April 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i9.p1417-1425.2024

Abstract

Objective : This study aims to evaluate the use of topical black seed oil on wound healing in a diabetic rat model. Method:10 experimental rats were induced with streptozotocin at a dose of 55 mg/kg BW. Diabetic rats were anesthetized and then the wound was made with a biopsy push with a diameter of 10 mm. The rats were divided into 2 groups, namely the untreated group and the topical treatment group with 1 ml of 100% Black Seed Oil every day for 14 days. Wound healing evaluation was carried out on days 7 and 14. Gene expression analysis was performed using molecular technique RT PCR an histopathologically using He staining. Data analysis used T test. Result: On day 7 there was a decrease in TNF expression with p <0.05, while on day 14 it also showed a decrease in TNF alpha expression with p <0.01. Histopathological showed positive development by showing better wound healing with complete epithelialization, granulation with lower inflammatory cells, higher fibroblasts and collagen compared to the control group. Conclusion :Black seed oil can increase the speed of wound healing in diabetic rat models by inhibiting TNF alpha expression.
Self-Medication Pattern among Customers in a Community Pharmacy Dedy Almasdy
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 10 No 3 (2023): J Sains Farm Klin 10(3), Desember 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.3.327-332.2023

Abstract

Self-medication is a common practice carried out by the community. This practice is increasingly popular due to the increasing number of OTC products being marketed and the increase in public knowledge due to advances in information technology. This cross-sectional research was conducted at a community pharmacy by collecting data using a structured interview approach to document self-medication practices carried out by customers. A total of 285 customers were interviewed. The Mean age was 30.54 years old. The majority of them were female (74.4%), students (57.2%), and had secondary-level education (72.3%). The majority of the customers came to the pharmacy to continue their medicines which were bought before the day of the visit (60.4%). The dominant factor that influenced the customers to buy the medicines was the experience of using previous medicines (34.9%). Related to a question about customer's adherence to drug regimen, the majority of them (71.5%) answered 'always' and 'often', meanwhile to question about customers' practice if the medicine could not produce the desired effect, the majority of them (75%) answered 'stopping the medicines and seeking professional advice's. The total number of medicines that were bought by the customers were 375 items (mean 1.27 + 0.51), consisting of scheduled poison medicines, OTC medicines, vitamin/mineral supplement, and phyto-medica.
Peran Manager dalam Optimalisasi Kinerja Karyawan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Ismed, Gabila Heira Muthia; Semiarty, Rima Yunita; Nurdin, Aguswan; Hardisman, Hardisman; Almasdy, Dedy; Edison, Edison; Lestari, Yuniar
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 15, No 3 (2024): Juli-September 2024
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf15321

Abstract

A manager is a person who controls a business, involving the process of delegating authority to several people in charge with leadership duties, as well as the process of moving, guiding, and controlling all human and material resources to achieve goals. With the challenge of a high workload, a leader must be able to influence his subordinates in order to provide maximum performance. This study aimed to determine the impact of the manager's leadership role in improving employee performance, at the Semen Padang Hospital Outpatient Pharmacy Installation. The design of this study was cross-sectional. This study used a total sampling technique, so that 30 employees who work in the outpatient pharmacy installation were obtained. Data were collected by filling out a questionnaire, then analyzed using Partial Least Square in order to test the relationship between variables. Based on the results of the analysis, the p value was 0.029 and the T-statistic value was 2.188, which means that the role of the manager has a positive and significant effect on employee performance. Thus, it could be concluded that the role of the manager can optimize the performance of employees at the Semen Padang Hospital Pharmacy Installation.Keywords: manager; leadership; employee performance  ABSTRAK Manager adalah orang yang melakukan pengendalian suatu usaha, melibatkan proses delegasi wewenang kepada beberapa penanggung jawab dengan tugas kepemimpinan, serta proses menggerakkan, memberi bimbingan, dan mengendalikan semua sumber daya manusia dan materi untuk mencapai tujuan. Dengan tantangan beban kerja yang tinggi, seorang pimpinan harus mampu memberikan pengaruh terhadap bawahannya agar dapat memberikan performa kinerja yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak peran kepemimpinan manager dalam meningkatkan kinerja pegawai, di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Semen Padang Hospital. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, sehingga didapatkan 30 orang karyawan yang bertugas di instalasi farmasi rawat jalan. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, lalu dianalisis menggunakan Partial Least Square dalam rangka menguji hubungan  antar variabel. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan nilai p adalah 0,029 dan nilai T-statistik adalah 2,188, yang bermakna bahwa peran manager berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa peran manager dapat mengoptimalisasi kinerja pegawai Instalasi Farmasi Semen Padang Hospital.Kata kunci: manager; kepemimpinan; kinerja pegawai
ANALISIS EFEK SAMPING OBAT (ESO) PADA PASIEN GERIATRI DI RUANG RAWAT INAP SEBUAH RUMAH SAKIT SWASTA DI KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI Nurfadilah Nurfadilah; Yelly Oktavia Sari; Dedy Almasdy
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.908

Abstract

Efek Samping Obat (ESO) pada pasien geriatri adalah masalah yang sering terjadi pada pasien geriatri karena perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik obat akibat penurunan fungsi organ. Efek Samping Obat menjadi suatu persoalan yang kompleks bagi tenaga kesehatan dikarenakan tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang ESO juga merupakan hal penting untuk dapat mengatasi kejadian ESO di rumah sakit khususnya pada pasien geriatri. Penelitian secara kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, pengalaman, cara penanganan dan pelaporan kejadian efek samping obat pada pasien geriatri oleh tenaga kesehatan di sebuah Rumah Sakit Swasta di Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur kepada 12 orang informan yang terdiri dari informan Dokter, Perawat dan Apoteker. Topik wawancara meliputi pengetahuan informan tentang farmakovigilans dan ESO, pengalaman tentang kejadian, penanganan dan pelaporan ESO, pendapat tentang pentingnya pelaporan ESO. Rekaman hasil wawancara ditranskipsi lalu dilakukan analisis dengan pendekatan content analysis menggunakan Software NVivo versi 12. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan informan belum cukup terkait farmakovigilans dan ESO. Semua informan pernah menemukan kejadian berpotensi menimbulkan ESO pada pasien geriatri selama dirawat dirumah sakit. Reaksi efek samping obat yang paling banyak ditemukan oleh informan adalah reaksi kulit yang diakibatkan oleh penggunaan antibiotik. Selain itu informan mengetahui alur penanganan ESO dengan baik tetapi tidak dengan pelaporan kejadian ESO, sehingga belum adanya pelaporan ESO pasien geriatri. Untuk meningkatkan pelaporan ESO, edukasi, sosialisasi dan pelatihan perlu dilakukan secara berkala demi meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan akan pentingnya pelaporan ESO.
ANALISIS EFEK SAMPING OBAT (ESO) PADA PASIEN GERIATRI DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RUMAH SAKIT X PROVINSI BENGKULU Tridewi Zakinah; Yelly Oktavia Sari; Dedy Almasdy
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.909

Abstract

Efek samping obat adalah semua respon terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan, yang terjadi pada dosis normal pemakaian. Reaksi obat yang merugikan dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kerusakan permanen serta pengobatan khusus, terutama pada populasi geriatri karena perubahan fisiologis yang mengubah farmakodinamik dan farmakokinetik banyak obat. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pengetahuan, pengalaman, penanganan dan cara pelaporan ESO oleh tenaga kesehatan di ruang rawat inap interne rumah sakit “X” provinsi Bengkulu. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur terhadap 12 informan yang terdiri dari apoteker, dokter dan perawat. Data hasil wawancara direkam, ditranskip, kemudian dilakukan content analysis dengan Sofware NVivo versi 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tenaga kesehatan tentang farmakovigilan masih kurang, yang berarti pelaporan ESO masih terbatas dan bersifat pasif. Selain itu, informan telah memahami cara penanganan ESO. Obat antibiotik menyebabkan gatal pada kulit, yang merupakan penyebab tersering kasus ESO. Semua informan setuju bahwa sangat penting melaporkan kejadian ESO untuk melindungi keselamatan pasien. Untuk meningkatkan pelaporan ESO, sosialisasi dan pelatihan kesehatan secara teratur dapat dilakukan.