Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penurunan Aktivitas Proliferasi Sel Adenokarsinoma Mamma Mencit C3H akibat Pemberian Ekstrak Etanol Lengkuas (Alpinia galanga) Susanto Winarko; Yanwirasti .; Aswiyanti Asri; Salmiah Agus
Majalah Patologi Indonesia Vol 23 No 2 (2014): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.318 KB)

Abstract

Background WHO data in 2011 showed that deaths from breast cancer in Indonesia reached 20,052 peoples of all deaths. This is partly due to the high cost of treatment, so that many people are turning to alternative therapies such as traditional plants. Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild is the traditional material that is cheap and easily available in Indonesia. Lengkuas-containing active substances I-acetoxychavicol acetate (ACA), and according to past research has anti-cancer properties by inhibiting the activity through the inhibition of cell proliferation pathways nuclear factor kappa B (NFƙB). To investigate the effect of ethanol extract of lengkuas against mammary adenocarcinoma cell prolifferation activities in C3H mice with various dose levels. Methods This study was an experimental study using C3H mice with post-test only research design controlled group design. Experimental animals consisted of 32 C3H mice were inoculated with tumor cells and then divided into 4 groups: control group (K) and three treatment groups (P1, P2 and P3) were given graded doses of ethanol extract of lengkuas 225 mg/kgBW/day, 450 mg/kgBW/day and 675 mg/kgBW/ day for 2 weeks. After all mice were terminated, examined the proliferative activity of tumor cells with Ki-67 antibody. Differences in proliferative activity between the groups were tested using one-way anova followed by post hoc Bonferroni test. Results There were significant differences in proliferative activities (p=0.000) among the four groups. By the post hoc Bonferroni analysis was found the significant differences in proliferative activities between the control group P1, with P2 controls, P3 control group, between P1 with P3 group, P2 with P3 group (p=
Ekspresi Cathepsin-D Lebih Tinggi pada Adenokarsinoma Folikuler Tiroid Dibandingkan Adenoma Folikuler Tiroid Agusry Yakob; Salmiah Agus
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 3 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.065 KB)

Abstract

Type of thyroid follicular neoplasms are benign thyroid disorders such as follicular adenomas (AK) and malignant form of follicular adenocarcinoma (AKF). Both of these morphological types of neoplasms are difficult to distinguish, because it has a similiar picture. The criteria used to distinguish these two lesions in the infiltration of tumor cells into the capsule in follicular adenocarcinoma. Cathepsin-D is one of the useful biological marker lysis of extracellular matrix including tissue capsule at the time of invasion. Histological markers can be used as an indicator for the assessment of tumor cell invasion into capsule. This study aims to determine whether there are differences and relationships cathepsin-D expression in thyroid follicular neoplasms to help properly diagnosis. Methods The design of analytic observational study with cross sectional approach. The study population was derived from paraffin blocks that have been diagnosed as follicular carcinoma and adenoma in the Anatomical Pathology Laboratory of the Faculty of Medicine, University of Andalas in 2010 to 2012. Obtained sample size formula based on 32 samples. The sampling method proportional stratified random sampling with thyroid follicular adenoma 13 cases and 19 cases of thyroid follicular adenocarcinoma. In the samples examined using immunohisto-chemistry mouse monoclonal antibody cathepsin-D. The data obtained were analyzed with the chi-square test. Results In epidemiology of thyroid disorders such as thyroid neoplasms benign or malignant more common in women than in men, while age is incidence of reproductive age, 33-55 years. Of the 32 samples, thyroid follicular adenoma (n=13) and follicular thyroid adenocarcinoma (n=19) showed expression of cathepsin-D were higher in follicular thyroid adenocarcinoma (84.2%) compared with follicular adenoma (15.8%). Statistically using Chi square test found a significant relationship between the expression of cathepsin-D with the type of follicular thyroid neoplasma with a value of p
Ekspresi p53 pada Karsinoma Payudara Duktal Invasif serta Hubungannya dengan Beberapa Parameter Patologik Prognosis Lismawati Rasyd; Salmiah Agus; Aswiyanti Asri
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.549 KB)

Abstract

Latar belakang Karsinoma payudara menempati urutan pertama tumor ganas pada wanita di Sumatera Barat dan merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita usia 35-55 tahun. Sulit untuk memperkirakan masa kelangsungan hidup karena derajat keganasan dan respon pasien terhadap pengobatan sangat bervariasi. p53 merupakan gen suppresor tumor dan mutasi pada gen ini berperan dalam karsinogenesis, aktivitas proliferasi serta invasi dan metastasis sel tumor. Mutasi gen p53 banyak ditemukan pada karsinoma payudara dan dihubungkan dengan prognosis yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ekspresi p53 pada karsinoma payudara duktal invasif (KPDI) serta hubungannya dengan derajat diferensiasi histopatologi, ukuran makroskopis tumor, invasi vaskular dan metastasis kelenjar getah bening. Metode Empat puluh tiga blok parafin karsinoma payudara duktal invasif dikumpulkan dari laboratorium Patologi Anatomik di Sumatera Barat. Ukuran makroskopis tumor dilihat pada status pemeriksaan basah jaringan. Slide HE diperiksa ulang untuk penetapan derajat diferensiasi histopatologi, invasi vaskular dan metastasis kelenjar getah bening (KGB). Ekspresi protein p53 diperiksa dengan metode imunohistokimia menggunakan antibodi anti-p53 produksi biogenex di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Hubungan ekspresi p53 dengan derajat diferensiasi histopatologi, invasi vaskular dan metastasis kelenjar getah bening diuji dengan chi-square, dan hubungan ekspresi p53 dengan ukuran makroskopis tumor dianalisis dengan t test. Hasil Ekspresi p53 pada karsinoma payudara duktal invasif ditemukan pada 17 dari 43 kasus (39,53%). Hubungan ekspresi p53 dengan derajat diferensiasi histopatologi bermakna secara statistik (p0,05). Kesimpulan Ekspresi p53 pada karsinoma payudara duktal invasif ditemukan sebanyak 39,53%. Ekspresi p53 berhubungan dengan derajat diferensiasi histopatologi. Kata kunci: derajat diferensiasi histopatologi, ekspresi p53, invasi vaskular, karsinoma payudara duktal invasif, metastasis kelenjar getah bening, ukuran makroskopis tumor.
Hubungan Ekspresi Matriks Metaloproteinase-9 dan Tingkat Kedalaman Invasi Adenokarsinoma Kolorektal Invasif Ade Fakhri; Salmiah Agus
Majalah Patologi Indonesia Vol 26 No 3 (2017): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.159 KB)

Abstract

Latar belakangMatriks metaloproteinase-9 (MMP-9) merupakan salah satu anggota enzim metaloproteinase yang sering ditemukan pada adenokarsinoma kolorektal. MMP-9 mampu menghancurkan protein membrana basalis dan matriks ekstraseluler yang berperan pada invasi sel tumor. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan ekspresi MMP-9 dan tingkat kedalaman invasi adenokarsinoma kolorektal invasif.MetodePenelitian menggunakan 35 sampel blok parafin kasus adenokarsinoma yang telah didiagnosis pada Laboratorium Patologi Anatomik di Sumatera Barat sejak Januari 2012-Desember 2014. Ekspresi MMP-9 dinilai menggunakan pewarnaan imunohistokimia pada sitoplasma sel tumor. Ekspresi dinyatakan negatif bila <10% sel terwarnai, dan positif bila ≥10% sel terwarnai. Analisis statistik antara ekspresi MMP-9 dan kedalaman invasi dilakukan menggunakan uji chi-square.HasilEkspresi MMP-9 positif pada 28 kasus (80%) dan negatif pada 7 kasus (20%). Kelompok 1 (T1+T2) menunjukkan ekspresi positif pada 10 kasus (35,7%) dan Kelompok 2 (T3+T4) menunjukkan ekspresi positif pada 18 kasus (64,3%). Analisa statistik antara ekspresi MMP-9 dan tingkat kedalaman invasi adenokarsinoma kolorektal invasif menunjukkan hubungan tidak bermakna (p>0,05).KesimpulanEkspresi MMP-9 dapat digunakan untuk menentukan tingkat kedalaman invasi adenokarsinoma kolorektal invasif.
Hubungan Overekspresi HER-2/neu dengan Derajat Histopato-logik dan Kedalaman Invasi Adenokarsinoma Kolorektal Nurwiyeni Nurwiyeni; Salmiah Agus
Majalah Patologi Indonesia Vol 26 No 3 (2017): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.965 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma kolorektal adalah tumor ganas epitel kolon dan rektum, yang merupakan penyebab kematian ke-empat kanker di seluruh dunia, baik pada wanita maupun pria. Angka ketahanan hidup penderita karsinoma kolorektal rendah namun insiden meningkat dengan cepat dalam beberapa dekade terakhir. HER-2/neu adalah antigen target terapi onkologi. Penelitian ekspresi HER-2/neu pada kedalaman invasi dan derajat histopatologik adenokarsinoma kolorektal menunjukkan hasil yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis overekspresi HER-2/neu pada kedalaman invasi dan derajat histopatologik adenokarsinoma kolorektal.MetodeSampel penelitian sebanyak 46 kasus adenokarsinoma kolorektal yang diperoleh dari hasil pengangkatan jaringan, dan telah didiagnosis di Laboratorium Patologi Anatomik wilayah kota Padang. Pulasan imunohistokimia HER-2/neu dilakukan untuk memeriksa derajat histopatologik dan kedalaman invasi. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan derajat histopatologik menggunakan modifikasi klasifikasi WHO/AJCC dan kedalaman invasi berdasarkan klasifikasi TNM. Overekspresi HER-2/neu dinilai secara imunohistokimia pada membran dan sitoplasma.HasilPemeriksaan ekspresi HER-2/neu pada kedalaman invasi menunjukkan hasil positif pada 22 kasus (47,8%), yaitu 6 kasus (27,3%) derajat 1, 9 kasus (40,9%) derajat 2, 7 kasus (31,8%) derajat 3. Pemeriksaan ekspresi HER-2/neu pada derajat histopatologik menunjukkan hasil positif pada 22 kasus (47,8%), yaitu 5 kasus (22,7%) pada membran dan 17 kasus (77,3%) pada sitoplasma. Uji chi-square antara kedalaman invasi dan derajat histopatologik adenoma kolorektal menunjukkan hubungan tidak bermakna (p>0,05).KesimpulanEkspresi HER-2/neu dapat digunakan untuk membedakan kedalaman invasi dan derajat histopatologik pada adenokarsinoma kolorektal.
Hubungan Ekspresi Ki-67 dan Tipe Stroma Peritumoral dengan Varian Histopatologik Karsinoma Sel Basal Silvi Yelitha; Salmiah Agus; Satya Wydya Yenny
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 1 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.723 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma sel basal (KSB) merupakan keganasan kulit tersering pada manusia. Walaupun jarang bermetastasis KSB terutama varian agresif bersifat destruksi lokal dan dapat terjadi kekambuhan. Mekanisme terjadinya varian KSB agresif dan non-agresif masih belum dimengerti, diduga tingginya tingkat proliferasi sel yang berperan dalam patogenesis tumor ini. Tingkat proliferasi sel dapat dinilai dengan ekspresi Ki-67. Sel tumor yang menginfiltrasi stroma akan menimbulkan reaksi sel stroma peritumoral. Belum diketahui secara pasti tipe stroma peritumoral yang berperan pada varian KSB.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan ekspresi Ki67 dan tipe stroma peritumoral dengan varian histopatologik KSB.MetodeSampel yang digunakan sebanyak 40 terdiri atas 20 sampel KSB agresif dan 20 sampel KSB non agresif. Sampel diwarnai dengan pewarnaan imunohistokima (IHK) Ki-67 dan histokimia (van Gieson dan Alcian Blue).HasilKSB agresif lebih banyak mengekspresikan Ki-67 tinggi (78,3%) dan memiliki stroma tipe desmoplasia (66,7%), sedangkan KSB non-agresif lebih banyak mengekspresikan Ki-67 rendah (88,2%) dan memiliki stroma tipe miksoid (70%).KesimpulanSecara klinikopatologik ekspresi Ki-67 dan tipe stroma peritumoral berperan untuk membedakan KSB varian agresif dengan non-agresif.
Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor dan Peningkatan Microvessel Density pada Karsinoma Nasofaring Tidak Berkeratin Muina Muina; Salmiah Agus; Sukri Rahman
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 3 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.179 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma nasofaring (KNF) tidak berkeratin mempunyai prognosis yang buruk. Vascular endothelial growth factor (VEGF) merupakan biomolekuler penanda progresivitas pada KNF sehingga ekspresi VEGF ini digunakan sebagai marker biologis terapi target. VEGF berperan penting pada angiogenesis yang terlihat dengan peningkatan microvessel density (MVD). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi VEGF dan MVD pada KNF tidak berkeratin.MetodePenelitian analitik dengan menggunakan desain potong lintang komparatif pada 44 sampel blok parafin penderita KNF tidak berkeratin, didapatkan masing-masing 22 blok parafin subtipe tidak berkeratin berdiferensiasi dan yang tidakberdiferensiasi. Masing-masing sampel dilakukan pemeriksaan ekspresi VEGF dan CD31 dengan metode pewarnaan imunohistokimia Labeled Streptavidin Biotin Complex dilakukan dengan prosedur manual. Antibodi primer yang digunakan adalah VEGF dan CD31 dari Dako, Glostrup, Denmark. Data dianalisis dengan uji statistik chi-square.HasilEkspresi VEGF ditemukan sebesar 68,2%. Pada KNF yang tidak berkeratin menunjukkan ekspresi VEGF didapatkan MVD tumor yang tinggi (66,7%). Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara ekspresi VEGF dan MVD (p=0,001).KesimpulanEkspresi VEGF pada KNF tidak berkeratin menunjukkan peningkatan MVD
Peran Imunoekspresi Bcl-2 pada Derajat Histopatologik dan Kedalaman Invasi Miometrium pada Karsinoma Endometrium Tipe I Linna Chandra; Salmiah Agus; Pelsi Sulaini
Majalah Patologi Indonesia Vol 28 No 1 (2019): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.348 KB)

Abstract

Latar belakangDerajat keganasan dan kedalaman invasi pada karsinoma endometrium merupakan faktor penting dalammenentukan prognosis dan stadium. Saat ini, telah banyak ditemukan penelitian molekuler yang berhubungandengan karsinogenesis karsinoma endometrium, antara lain Bcl2 yang merupakan protoonkogen yangmenghambat kematian sel terprogram (apoptosis). Peranan Bcl-2 terhadap karsinogenesis karsinomaendometrium belum jelas. Overekspresi Bcl-2 memainkan peranan penting pada karsinogenesis danprogresifitas karsinoma endometrium.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional comparative terhadap42 spesimen hasil operasi histerektomi total di Laboratorium Patologi Anatomik Sumatera Barat periode 2011-2014. Pemeriksaan ulang preparat HE dilakukan untuk menilai jenis histologik, derajat keganasan, dankedalaman invasi. Ekspresi Bcl-2 dinilai dari pulasan imunohistokimia meggunakan antibodi monoklonal.Hasilnya dibandingkan dengan derajat keganasan dan kedalaman invasi. Hubungan antara ekspresi Bcl-2dengan derajat keganasan dan kedalaman invasi dianalisa menggunakan uji chi-square dan dilanjutkan denganuji Mann Withney.HasilBerdasarkan perhitungan sampel didapat sampel sebanyak 42, terdiri atas 14 sampel derajat 1, 19 sampelderajat 2, 9 sampel derajat 3, 6 sampel invasi <½ ketebalan miometrium, dan 36 sampel invasi ≥½ ketebalanmiometrium. Ekspresi Bcl2 positif pada sitoplasma sebanyak 28 kasus (66,7%). Analisa statistik tidak terdapathubungan yang bermakna antara ekspresi Bcl2 dengan berbagai derajat keganasan dan kedalaman invasi padakarsinoma endometrium.KesimpulanImunoekspresi Bcl-2 menunjukkan hubungan tidak bermakna dengan derajat histopatologik dan kedalamaninvasi miometrium pada karsinoma endometrium.
Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dan Ki-67 Labeling Index dengan Derajat Histopatologik Meningioma Dwi Sri Rejeki; Salmiah Agus; Yuliarni Syafrita
Majalah Patologi Indonesia Vol 28 No 3 (2019): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.555 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar belakangMeningioma adalah tumor yang berasal dari sel meningotel (arachnoid) yang menempel pada duramater.Tumor ini merupakan tumor terbanyak kedua pada susunan saraf pusat, terbanyak pada perempuan. Semuaderajat meningioma berisiko untuk terjadi rekurensi, sayangnya perilaku biologik dari meningioma tidak dapatdilihat hanya dari gambaran histopatologik saja. Pada banyak penelitian jenis tumor lain menunjukkan bahwareseptor progesteron mempengaruhi derajat histologik. Dikatakan Ki-67 LI berperan penting dalam menentukanrisiko rekurensi pada derajat histologik meningioma. Dengan demikian maka pada meningioma diperlukanpemeriksaan reseptor progesteron dan Ki-67 LI untuk melihat perangai dari sel tumor yang dapat menentukanterapi dan prognosis.MetodePenelitian menggunakan metode cross-sectional study. Sampel penelitian ini penderita meningioma di 5Laboratorium Patologi Anatomik Sumatra Barat. Didapatkan sebanyak 64 kasus meningioma didapatkanselama Januari 2012 sampai Desember 2015, dan 35 sampel diambil yang memenuhi kriteria inklusi. Dilakukanpemeriksaan imunohistokimia menggunakan antibodi yang spesifik dengan reseptor progesteron dan Ki-67.Analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis Test dan dianggap bermakna bila p<0,05.HasilSebanyak 35 sampel, 29 sampel (82,9%) dikelompokkan pada meningioma derajat I, 4 sampel (11,4%)dikelompokkan pada meningioma derajat II dan 2 sampel (5,7%) dikelompokkan pada meningioma derajat III.Meningioma paling banyak ditemukan pada kelompok usia 41-50 tahun, jenis kelamin perempuan dan derajathistopatologik derajat I.KesimpulanTidak terdapat perbedaan ekspresi reseptor progesteron pada derajat histopatologik meningioma. Tidakterdapat perbedaan ekspresi Ki-67 LI pada derajat histopatologik meningioma. Terdapat hubungan terbalikantara ekspresi reseptor progesteron dan Ki-67 LI pada derajat histopatologik meningioma.
Hubungan Ekspresi Ki-67 dan E-Cadherin dengan Kedalaman Invasi Melanoma Malignum Berdasarkan Clark Level Santy Saberko; Salmiah Agus; Satya Wydya Yenny
Majalah Patologi Indonesia Vol 28 No 3 (2019): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.33 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar belakangMelanoma malignum (MM) adalah keganasan yang berasal dari sistem melanosit kulit. Tumor inimerupakan tumor paling agresif dari semua keganasan kulit. Tumor dengan ukuran kecil dapat mengalamiinvasi dan metastasis dengan prognosis buruk. Kedalaman invasi MM berdasarkan Clark level merupakansalah satu faktor prognosis penting untuk menentukan ketahanan hidup pasien. Penentuan invasiberdasarkan Clark level ini bersifat subjektif maka diperlukan pemeriksaan yang lebih objektif sepertipemeriksaan imuhistokimia Ki-67 dan E-cadherin. Pemeriksaan ini diharapkan mampu melihat risikometastasis pada MM. Proliferasi sel merupakan kunci utama progresi tumor dan dapat diukur denganpemeriksaan ekspresi Ki-67. E-Cadherin merupakan salah satu protein transmembran yang memiliki peranpenting dalam proses metastasis tumor. Tujuan penelitian ini untuk menilai ekspresi Ki-67 dan E-Cadherinpada kedalaman invasi MM berdasarkan Clark level HasilEkspresi Ki-67 positif ditemukan pada 42 kasus di mana rerata ekspresi Ki-67 pada Clark level II yaitu12,17%, Clark level III 39,38%, Clark level IV 57,63% dan Clark level V 64,44%. Ekspresi E-Cadherinpositif pada Clark level II sedangkan pada Clark level III, IV dan V sebagian besar ekspresi E-Cadherinnegatif. Melanoma malignum paling banyak ditemukan pada kelompok usia 60-79 tahun, jenis kelaminlaki-laki, subtipe histopatologik nodular melanoma dan kedalaman invasi Clark level IV. Terdapathubungan bermakna antara ekspresi Ki-67 dan E-Cadherin dengan kedalaman invasi berdasarkan Clarklevel p=0,001.KesimpulanEkspresi Ki-67 berbanding lurus dan ekspresi E-Cadherin berbanding terbalik dengan kedalaman invasimelanoma malignum berdasarkan Clark level. Ekspresi Ki-67 dan E-Cadherin mampu memprediksi risikometastasis pada melanoma malignum.