Nur Indrawati Lipoeto
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usila di Kelurahan Jati Sri Ganesh Rajaratenam; Rose Dinda Martini; Nur Indrawati Lipoeto
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.96

Abstract

AbstrakOsteoporosis menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia dan dunia. Laporan WHO, dianggarkan bahwa setiap 1 dari 3 wanita kecenderungan terkena osteoporosis, pada usia diatas 45 tahun percepatan proses penyakit ini pada wanita meningkat menjadi 80%. Osteoporosis dapat dicegah dari dini, tingkat pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang mempengaruhi prilakunya.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan osteoporosis. Jenis penelitian ini adalah studi observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usila ≥60 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan metode Systemic Random Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang osteoporosis dan tindakan pencegahan yang dilakukan. Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS. Hasil analisis univariat diperoleh tingkat pengetahuan osteoporosis wanita usila baik (87,5%) tingkat pengetahuan kurang (12,5%), sikap tentang osteoporosis baik (86,5%) sikap kurang (13,5%), tindakan pencegahan baik (88,5%) tindakan pencegahan kurang (11,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan wanita usila di Kelurahan Jati (p=0,004) dan terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan wanita usila di Kelurahan Jati (p=0,001).Penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dengan tindakan pencegahan osteoporosis pada wanita usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Kata kunci: tingkat pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan, osteoporosisAbstractOsteoporosis is a serious health problem in Indonesia and the world. WHO reports, budgeted that every 1 in 3 women prone to osteoporosis, at the age of over 45 years of accelerating the disease process in women increased to 80%. Osteoporosis can be prevented from early, the level of knowledge and attitude of a person affects his behavior. This study aimed to determine whether there is a relationship between the level of knowledge and attitudes with osteoporosis preventive measures.The study was an observational study with cross-sectional design. The study population was elderly women ≥ 60 years who reside in the Village of Jati, East Padang district. Samples were taken as many as 96 people with Systemic random sampling method. Data were collected with a questionnaire to determine the level of knowledge and attitudes about osteoporosis and preventive measures undertaken. Data processed by the chi-square statistical tests using SPSS.Results of univariate analysis level of knowledge obtained both elderly osteoporotic women (87.5%) level of knowledge is less (12.5%), good attitudes about osteoporosis (86.5%) less attitude (13.5%), good preventive measures (88,5%) less precautions (11.5%). Results of bivariate analysis showed a significant relationship exists between the level of knowledge of the precautions elderly woman in the village of Jati (p = 0.004 ) and there is a significant relationship between the attitude of the precautions elderly woman in the village of Jati (p = 0.001).This study shows that there is a relationship between the level of knowledge, attitudes and preventive measures of osteoporosis in elderly women in the village of Jati, East Padang DistrictKeywords:Level of knowledge, behavior, preventive measure, osteoporosis
Perbandingan Konsumsi Lemak Berdasarkan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris pada Siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi Nisa Sulistia; Nur Indrawati Lipoeto; Sri Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.358

Abstract

Abstrak Salah satu faktor pencetus akne vulgaris adalah diet tinggi lemak, terutama lemak jenuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan konsumsi lemak berdasarkan tingkat keparahan akne vulgaris menurut kriteria Lehmann. Penelitian ini berupa studi analitik observasional dengan desain cross sectional melalui pemeriksaan statusdermatologikus menurut kriteria Lehmann dan pengambilan data konsumsi menggunakan FFQ (Food Frequency Questionnaire) pada 138 siswa kelas X dan XI SMK Negeri 1 Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat akne vulgaris derajat ringan (49%), akne vulgaris derajat sedang (42%), dan akne vulgaris derajat berat (9%). Reratakonsumsi lemak total 89,35 ± 17,63 gram. Rerata konsumsi SFA (Saturated Fatty Acid) 37,07 ± 9,97 gram. Rerata konsumsi MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) 15,30 ± 11,79 gram. Rerata konsumsi PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid) 12,03 ± 9,25 gram.Uji oneway Anova menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna rerata konsumsi lemak total (p > 0,05) dan SFA (p > 0,05) berdasarkan tingkat keparahan akne vulgaris. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna MUFA (p > 0,05), dan PUFA (p > 0,05) berdasarkan tingkat keparahan akne vulgaris. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan konsumsi lemak berdasarkan tingkat keparahan akne vulgaris pada siswa SMKNegeri 1 Kota Jambi.Kata kunci: akne vulgaris, FFQ, lemak total, SFA, MUFA, PUFA Abstract One of the precipited factors is high fat diet, especially saturated fats. The objective of this study was to determine the comparison of fat consumption which is based on the severity of acne vulgaris.This research wasanalytic observational study using cross sectional design, by examining dermatologic status according to Lehmann criteria and  taking consumption record with FFQ (Food Frequency Questionnaire) of  138 tenth and eleventh grade student in SMKN 1 Jambi. The result showed that mild acne vulgaris (49%), moderate acne vulgaris (42%), and severe acne vulgaris (9%). The average of total fat consumption was 89.35 ± 17.63 gram. The average of SFA (Saturated Fatty Acid) consumption was 37.07 ± 9.97 gram. The average of MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) was 15.30 ± 11.79 gram. The average of PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid) is 12.03 ± 9.25 gram. Oneway Anova test showed no significant difference of average total fat consumption (p > 0,05) and, average SFA consumption (p > 0,05) which was based on the severity of acne vulgaris. Kruskal-Wallis test showed no significant difference of average MUFA consumption (p>0,05), and average PUFA consumption (p>0,05) which is based on the severity of acne vulgaris. This research shows no significant difference of fat consumption which is based on the severity of acne vulgaris in studentsof SMKN 1 Jambi.Keywords: acne vulgaris, FFQ, total fat, SFA, MUFA, PUFA
Hubungan Konsumsi Antioksidan dari Makanan dengan Beta-Amyloid Plasma sebagai Penanda Gangguan Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia Ratna D Siregar; Nur Indrawati Lipoeto; Yuliarni Syafrita
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.206

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi vitamin A, vitamin C, vitamin E, zink dan selenium dari makanan dengan fungsi kognitif pada lanjut usia. Metoda penelitian adalah cross sectional study terhadap 145 lansia umur ≥ 60 tahun, pada dua kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatra Barat. Wawancara konsumsi antioksidan menggunakan Food Frequency Questionnaires (FFQ), fungsi kognitif diperiksa dengan Montreal Cognitive Assesment versi Indonesia (MoCA-Ina), Aβ40 dan Aβ42 plasma diperiksa dengan metode ELISA. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan Chi-square. Pada hasil penelitian ditemukan 83 orang (57,2%) lansia yang mengalami gangguan fungsi kognitif. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi vitamin C (p<0,049) dan vitamin E (p<0,037) tetapi tidak terdapat hubungan signifikan antara vitamin A, zink dan selenium dengan fungsi kognitif. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi antioksidan dengan tingkat Aβ40 dan Aβ42 serta antara tingkat Aβ40 dan Aβ42 dengan fungsi kognitif masing-masing (p<0,058 dan p<0,350). Kesimpulan hasil penelitian ini didapatkan hubungan antara konsumsi vitamin C dan vitamin E dari makanan dengan fungsi kognitif. Tetapi tidak terdapat hubungan antara konsumsi antioksidan dengan Aβ40 dan Aβ42 plasma dan Aβ40 dan Aβ42 dengan fungsi kognitif.Kata kunci: antioksidan, beta-amyloid, fungsi kognitif, lanjut usiaAbstractThe objective of this study was to determine the relationship between consumption of vitamin A, vitamin C, vitamin E, zinc and selenium from foods with cognitive function in elderly. This was a cross-sectional study that was conducted to 145 elderly with age ≥ 60 years, in two districts in West Sumatra, in Lima Puluh Kota city. Interview antioxidant intake using a Food Frequency Questionnaires (FFQ), cognitive function was checked by Montreal Cognitive Assessment Indonesian version (MoCA-Ina), plasma Aβ40 dan Aβ42 were examined by ELISA while the data were analyzed by using the Mann-Whitney and Chi-square test. Results : Eighty three elderly people (57.2%) were found with impaired cognitive function. There was a significant association between the consumption of vitamin C (p < 0.049) and vitamin E (p < 0.037) but there was no signifikan association between vitamin A, zinc and selenium with cognitive function. There was no significant association between consumption of the antioxidant and both plasma Aβ40 and Aβ42 levels. There was no significant between levels of Aβ40 and Aβ42 and cognitive function (p < 0.058 and p < 0.350, respectively).Conclusion : There is a association between the consumption of vitamin C and vitamin E from food and cognitive function, but there is no association between the consumption of the antioxidant and levels of plasma Aβ40 and Aβ42 and between levels of plasma Aβ40 and Aβ42 and cognitive function.Keywords: antioxidants, amyloid-beta, cognitive function, elderly
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Cintya Andriani; Nur Indrawati Lipoeto; Bobby Indra Utama
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.464

Abstract

AbstrakPreeklampsia merupakan penyebab utama kematian maternal selain perdarahan dan infeksi. Penyebab pasti terjadinya preeklampsia belum diketahui, namun terdapat faktor risiko yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Di RSUP Dr. M Djamil Padang terjadi peningkatan kasus preeklampsia setiap tahunnya dari tahun 2008-2012. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian dilakukan di bagian Rekam Medis dengan menggunakan desain cross sectional study komparatif terhadap 46 pasien preeklampsia dan 46 ibu hamil yang tidak preeklampsia yang bersalin di RSUP Dr. M. Djamil Padang dalam kisaran tahun 2011-2013. Hasil analisis univariat menunjukkan nilai rerata IMT sebelum hamil pada pasien preeklampsia dengan nilai 24,15 kg/m2 berada pada kategori overweight, sedangkan ibu hamil yang tidak preeklampsia berada pada kategori normal, dengan nilai rerata IMT 22,3 kg/m2. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan Mann Whitney tes diperoleh nilai P: 0,014 (P<0,05). Kesimpulan penelitianini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang.Kata kunci: preeklampsia, faktor risiko, indeks massa tubuh AbstractPreeclampsia is the leading cause of maternal death in addition to bleeding and infection. The exact cause of preeclampsia still unknown, but there are risk factors that affect the preeclampsia’s incident. There was an increase of preeclampsia’s case in RSUP Dr. M. Djamil Padang each year from 2008-2012. The objective of this study was to determine the correlation between Body Mass Indeks (BMI) and preeclampsia’s incident in RSUP Dr. M. Djamil Padang. The research was done at medical records department using cross sectional study comparative’s design toward 46 preeclamptic patients and 46 pregnant women who did not preeclampsia, which gave birth in RSUP Dr. M. Djamil Padang on the range 2011-2013. Results of univariate analysis showed that BMI average value of patients with preeclampsia before pregnant were in overweight category (24,15 kg/m2), whereas pregnant women who did not preeclampsia are in normal category (22,3 kg/m2). Based on bivariate analysis using the Mann Whitney test, p value was obtained 0,014 (P<0,05). The conclusion is there’s significant correlation between BMI with preeclampsia’s incident in RSUP Dr. M. Djamil Padang.Keywords: preeclampsia, risk factors, body mass indeks
Hubungan Asupan Asam Folat, Zink, dan Vitamin A Ibu Hamil Trimester III terhadap Berat Badan Lahir di Kabupaten Padang Pariaman Wici Septiyeni; Nur Indrawati Lipoeto; Joserizal Serudji
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.455

Abstract

Abstrak             Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Berat badan lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah mikronutrien seperti: asam folat, zink dan vitamin A yang disinyalir memiliki hubungan dengan berat badan lahir.Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara asupan asam folat, seng, dan vitamin A terhadap berat badan lahir. Penelitian ini merupakan cross sectional study pada 59 ibu hamil di Kabupaten Padang Pariaman. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran berat badan lahir. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Hasil penelitian ini yaitu rata-rata umur ibu hamil sebesar 26,5424 tahun. Rata-rata berat badan lahir 3181,36 gram dan rata-rata tinggi badan ibu adalah 153,8305 cm. Rata-rata konsumsi asam folat subjek penelitian adalah 341,9525 ug, zink  5,0727 mg dan vitamin A 688,9300 RE. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan asam folat dan berat badan lahir (p>0,05),asupan zink dan berat badan (p>0,05) dan asupan vitamin A dan berat badan lahir (p>0,05).bKesimpulan penelitian ini adalah bahwa tidak ada hubungan antara asupan asam folat, zink dan vitamin A ibu hamil trimester III terhadap berat badan lahir.Kata kunci: asam folat, zink, vitamin A, berat badan lahir, Ibu hamil trimester III AbstractBirth weight is an indicator of the health of the newborn. Birth weight is influenced by various factors like micronutrients such as: folic acid, zinc and vitamin A which allegedly had a relationship with birth weight. The objective of this study was to determine the relationship between the intake of folic acid, zinc, and vitamin A on birth weight. This study was a cross sectional study to 59 pregnant women in the district of Padang Pariaman. Data collection with interviews and birth weight measurements. Statistical analysis used the Spearman correlation test. The results of this study showed that the average maternal age of 26.5424 years and the average maternal height was 153.8305 cm. Average birth weight 3181.36 g. The average consumption of folic acid is 341.9525 ug, 5.0727 mg zinc and vitamin A 688.9300 RE. Analysis result showed no significant association between the intake of folic acid and birth weight (p > 0.05), zinc intake and birth weight (p > 0.05) and intake of vitamin A and birth weight (p > 0,05).The conclusion of this study is no relationship between the intake of folic acid, zinc and vitamin A of third trimester pregnant women toward birth weight.Keywords: folic acid, zinc, vitamin A , birth weight, third trimester pregnant women
Hubungan Riwayat Pola Pemberian ASI dengan Tingkat Kecerdasan Anak SD di SDN 01 Sawahan Kecamatan Padang Timur Kota Padang Syntia Ambelina; Eva Chundrayetti; Nur Indrawati Lipoeto
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.97

Abstract

AbstrakPola pemberian ASI dinyatakan para ahli berhubungan dengan tingkat kecerdasan anak. Akan tetapi, persentase pemberian ASI di Indonesia sampai saat ini masih tergolong rendah. Data Depkes RI tahun 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa anak di Indonesia yang mendapat asupan ASI eksklusif dan ASI hingga usia 2 tahun tidak mencapai 50%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara riwayat pola pemberian ASI dengan tingkat kecerdasan anak SD. Desain penelitian ini adalah penelitian dengan jenis cross sectional study. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas III – V di SD Negeri 01 Sawahan. Sampel diambil sebanyak 104 orang dengan metode proportional stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner untuk mengetahui riwayat pola pemberian ASI yang diterima responden saat bayi. Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS 16.0. Hasil analisis univariat menunjukkan anak dengan tingkat kecerdasan tinggi (68,3%) dan anak dengan tingkat kecerdasan sedang (31,7%). Terdapat 16,3% anak yang memiliki riwayat pola pemberian ASI baik dan 83,7% anak memiliki riwayat pola pemberian ASI kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara riwayat pola pemberian ASI dengan tingkat kecerdasan anak (p = 0,173). Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat pola pemberian ASI dengan tingkat kecerdasan anak SD di SDN 01 Sawahan Kecamatan Padang Timur Kota Padang.Kata kunci: Pola pemberian ASI, Tingkat kecerdasanAbstractBreastfeeding patterns declared by the experts are associated with the level of children intelligence. However, the percentage of breastfeeding in Indonesia is still relatively low. Department of Health Republic of Indonesia data for 2006 and 2007 showed that children in Indonesia who received exclusive breastfeeding intake and breastfeeding until 2 years old didn’t reach 50%. The aim of this study is to know whether there is a relationship between breastfeeding patterns history with the level of intelligence of elementary school student. The design of this study was a cross sectional study. The study population was all elementary school students in the 3rd until 5th grade in SDN 01 Sawahan. Samples were taken as many as 104 people with a proportional stratified random sampling method. Data were collected with a questionnaire to determine the history of the breastfeeding pattern of the respondents when they were baby. Data processed by the chi-square statistical test using SPSS 16.0. The results of univariate analysis showed children with high intelligence level (68.3%) and children with moderate intelligence level (31.7%). There are 16.3% of children had a both breastfeeding pattern history and 83.7% of children had a lack breastfeeding patterns history. Results of the bivariate analysis showed no significant relationship between breastfeeding patterns history with the level of children intelligence (p = 0.173). This study shows that there is no relationship between breastfeeding patterns history with the level of children intelligence of elementary school students in SDN 01 Sawahan, Eastern District of Padang.Keywords:breastfeeding patterns, level of intelligence
Hubungan Lingkar Abdomen (Lingkar Perut) dengan Tekanan Darah Marini Khairana Sari; Nur Indrawati Lipoeto; Rahmatina B. Herman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.539

Abstract

Abstrak             Prevalensi obesitas terutama obesitas sentral terus meningkat di dunia termasuk Indonesia. Obesitas sentral diukur melalui lingkar abdomen. Lingkar abdomen yang meningkat berpotensi meningkatkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan lingkar abdomen dengan tekanan darah pada karyawan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. Studi observasional ini dilakukan terhadap 92 orang karyawan yang terdiri dari 42 orang karyawan laki-laki dan 50 orang karyawan perempuan dengan rentang usia 24-59 tahun. Data dikumpulkan dari pengukuran lingkar abdomen dan tekanan darah  langsung. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan program aplikasi. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan lingkar abdomen dengan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan rerata lingkar abdomen karyawan laki-laki sebesar 84,50±9,50 cm dan karyawan perempuan sebesar 83,57±8,98 cm. Penelitian menunjukkan sebanyak 14,13% karyawan memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara lingkar abdomen dengan tekanan darah sistolik pada subjek laki-laki dan perempuan (p<0,01 dan p<0,05) namun tidak terdapat hubungan lingkar abdomen dengan tekanan darah diastolik baik pada kelompok laki-laki maupun perempuan (p>0,05). Kesimpulan hasil ini memperlihatkan bahwa peningkatan lingkar abdomen mempunyai risiko meningkatkan tekanan darah.Kata kunci: lingkar abdomen, tekanan darah, hipertensi AbstractThe prevalence of obesity especially central obesity continues to rise in the world including Indonesia. Central obesity measured by abdominal circumference. The increasing of abdominal circumference potentially increasing blood pressure. The objective of this study was to determine the correlation of abdominal circumference on blood pressure in the employees at Faculty of Medicine, Faculty of Dentistry and Faculty of Public Health from Andalas University. Observational study conducted on 92 employees consisting of 42 male employees and 50 female employees with age  of  24-59 years. Data was collected from the measurement of abdominal circumference and blood pressure directly. Univariate and bivariate data analysis using application program. Bivariate analysis using Pearson correlation test to determine the correlation of abdominal circumference on blood pressure. The results showed a mean of abdominal circumference in male employees by 84.50 ± 9.50 cm and female employees by 83.57 ± 8.98 cm. Research showed  14.13% of employees have high blood pressure (hypertension). The statistical test showed a significant correlation exists between abdominal circumference and systolic blood pressure in male and female subjects (p <0.01 and p <0.05), but there was no correlation between abdominal circumference and diastolic blood pressure both in the group of male and female subjects (p> 0.05). The conclusion of this study is the increase in abdominal circumference at risk of increased blood pressure.Keywords: abdominal circumference, blood pressure, hypertension
Hubungan Konsumsi Makanan Fungsional Sumber Antioksidan dengan Fungsi Kognitif dan Kadar 4-Hydroxynonenal (4-HNE) Plasma Lansia Widia Rahmawati; Nur Indrawati Lipoeto; Yuliarni Syafrit Syafrita
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.451

Abstract

AbstrakMakanan fungsional sumber antioksidan memiliki efek perlindungan terhadap gangguan kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara fungsional makanan sumber antioksidan dan fungsi kognitif serta kadar 4-HNE plasma pada lanjut usia. Penelitian ini dilakukan dari Februari sampai  Oktober 2014 dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara systematic random sampling pada daerah terpilih di kabupaten Limapuluh Kota. Populasi  adalah lanjut usia yang berumur ≥60 tahun dengan sampel terpilih sebanyak 134 orang. Konsumsi makanan fungsional sumber antioksidan diperoleh melalui Food Frequency Questionnaires dan fungsi kognitif diukur dengan metode MoCA-INA, sedangkan kadar 4-HNE plasma diperiksa di laboratorium Biomedik Universitas Andalas.  Uji statistik  yang digunakan adalah uji Mann-Whitney, uji korelasi spearman dan uji krusal-wallis dengan tingkat kemaknaan 95% (p<0,05).  Konsumsi  makanan fungsional sumber antioksidan  berhubungan yang bermakna terhadap gangguan fungsi kognitif pada asupan sayuran, buah, bumbu,  minuman teh dan coklat. Konsumsi makanan fungsional sumber antioksidan  dengan 4-HNE plasma pada lanjut usia tidak menunjukan hubungan yang bermakna, demikian juga dengan hubungan gangguan fungsi kognitif dengan kadar 4-HNE plasma pada lanjut usia.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan  konsumsi sayuran, buah, bumbu, minuman teh dan coklat merupakan makanan fungsional sumber antioksidan yang dapat melindungi lanjut usia dari gangguan fungsi kognitif.Kata Kunci: antioksidan, fungsi kognitif,  4-HNE , lansia AbstractThe functional foods with antioxidant have the effect  that able to prevent from cognitive impairment. The objective of this study was to know the relationship between functional food sources of antioxidant consumption on cognitive function and  4-HNE plasma level in elderly. This research was conduted from February to October 2014 using a croos-sectional design, the research was done in the Limapuluh Kota. The samples were choosen systematically and randomly in the population of elderly aged over 60 years with a sample of 134 peoples. Functional foods sources of antioxidant consumption were obtained by Foos Frequency Questionnaires and cognitive function was measured by Moca-INA method,  where as the levels of 4-HNE plasma checked in Biomedic laboratory  of Unversitas Andalas.   Statistical  test used  Mann-Whitney test, correlation spearman test, and Krusal-Wallis test with 95% significance level (p<0,05). Functional Food sources of antioxidant consumption  had a stronger relation with cognitive impairment at intake  of vegetables, fruits, herbs, tea and chocolate.  The relationship  in sources of antioxidant functional  foods with 4-HNE plasma showed not significand  statisticlly as well as cognitive function with 4-HNE plasma on elderly. Based on the result of the research,  the intake of vegatables, fruits, herbs, tea and chocolate are functional food sources of antioxidant which can protect elderly from impairment cognitive function.Keywords: antioxidant, cognitive function, 4-HNE, elderly
Perbedaan Kadar C-Reactive Protein Serum Ibu pada Kehamilan Aterm Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan Normal Debby Yolanda; Ariadi Ariadi; Nur Indrawati Lipoeto
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.389

Abstract

Abstrak Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) masih merupakan masalah penting dalam bidang obstetri, karena berkaitan dengan penyulit atau komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas serta mortalitas maternal dan perinatal. Salah satu faktor risiko KPD yaitu infeksi. C-reactive protein (CRP) merupakan salah satu protein yang meningkat pada saat terjadi infeksi. Tujuan penelitian ini adalah  menentukan perbedaan kadar CRP serum ibu pada kehamilan aterm KPD dan normal. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crosssectional. Dilaksanakan di Ruang Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2014. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil aterm dengan jumlah 60 orang yang diambil dengan Consecutive Sampling, sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu hamil ketuban pecah dini dan ibu hamil normal. Pemeriksaan kadar CRP dengan menggunakanmetode ELISA. Data dianalisa menggunakan t-test independent, dan nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik. Rerata kadar CRP serum pada kelompok KPD adalah 12,40±0,70 dan pada kelompok hamil normal adalah 6,44+2,36. Hasil uji independen t-test menunjukan terdapat perbedaan bermakna rerata kadar CRP serum antara kelompok KPDdengan kelompok kehamilan normal (p<0,05). Kata Kunci: C-reactive protein, ketuban pecah dini, kehamilan normalAbstract Pregnancy with prematur rupture of membrane (PROM) still become an important matter in obstetric, as it relates to complication which can increase maternal and perinatal morbidity and mortality. Infection is one of many risk factors of PROM. C-reactive protein is a protein which elevated when there is an infection. The objective of this study was to determine the difference of maternal C - reactive protein serum levels in term pregnancy with prematur rupture of membrane and normal pregnancy. This is an observational study with cross-sectional design. This study takes place in maternity room of RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi in 2014. Samples in this study are 60 aterm pregnant women which have been chosen by consecutive sampling, samples divided with pregnant women with PROM and normal pregnant women. CRP levels measured with ELISA method. Data were analyzed using analysis ofindependent t-test, and p<0.05 was considered to be significantly different. CRP serum levels mean in term pregnancy with PROM group is 12.40±0.70 and in normal pregnancy group is 6.44+2.36. Independent t-test analysis showed that there was significant difference of maternal C - reactive protein serum levels between in term pregnancy with PROMand normal pregnancy with p value < 0.05. Keywords: C – reactive protein, preterm rupture of membrane, normal pregnancy
Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Antioksidan dan Omega-3 Terhadap Tekanan Darah Masyarakat di Sumatera Barat Harris Putra Reza; Nur Indrawati Lipoeto; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.531

Abstract

Abstrak             Pengaturan tekanan darah melibatkan banyak sistem seperti endotelium melalui aktifitas nitrit oksida. Produksi dan aktivitas nitrit oksida dapat dipengaruhi oleh pola makan, terutama asupan makanan sumber antioksidan dan omega-3. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara makanan sumber antioksidan dan omega-3 terhadap tekanan darah masyarakat di Sumatera barat. Penelitian ini merupakan penelitian dengan data sekunder yang berasal dari penelitian Lipoeto et al (2008) yaitu “Faktor Determinan Hipertensi di Sumatera Barat”. Subyek penelitian berjumlah 400 orang yang diwawancarai menggunakan formulir Food Frequency Questioner (FFQ) dan pemeriksaan tekanan darah dengan sphygmomanometer air raksa. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret sampai Mei 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata konsumsi sayur dan buah masyarakat di Sumatera Barat lebih tinggi dari rerata Internasional, tapi lebih rendah dari rerata nasional dengan rerata 200.7 ± 128.11 gram/orang/hari, rerata konsumsi ikan masyarakat di Sumatera Barat lebih tinggi dari rerata nasional dan internasional yakni 101.26 ± 62.18 gram/orang/hari. Prevalensi hipertensi di Sumatera Barat mengalami kenaikan menjadi sebesar 41.76%. Tingkat konsumsi makanan sumber antioksidan dan omega-3 masyarakat Sumatera Barat lebih tinggi daripada rerata internasional. Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi di Sumatera Barat. Kesimpulan hasil studi ini adalah tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan sumber antioksidan dan omega-3 terhadap tekanan darah.Kata kunci: antioksidan, omega-3, tekanan darah Abstract             Blood pressure regulation involves many systems, one of the most important is endothelial system through nitric oxide activity. Nitric oxide is also known to be affected by diet, especially dietary intake of antioxidants and omega-3. The objective of this study was to determine the correlation between consumption of food source of antioxidant and omega-3 on blood pressure to people in West Sumatra. This study used secondary data from research by Lipoeto et al (2008) in "Determinant Factors of Hypertension in West Sumatra". Subjects were 400 people who were interviewed using Food Frequency Questionnaire (FFQ) form and examination of blood pressure using mercury sphygmomanometer. This research was conducted from March to May 2014. The result showed that the average consumption of vegetables and fruits of West Sumatran people is higher than international average, but lower than national average with a mean of 200.7 ± 128.11 g / person / day, the average consumption of fish of West Sumatran people is higher than the national and international average ie, 101.26 ± 62.18 g / person / day. The prevalence of hypertension in West Sumatra was increased to 41.76%. This study obtained the level of consumption of food sources of antioxidants and omega-3 of West Sumatran people is higher than international average. There is prevalence increasing of hypertension in West Sumatra. The conclusion is no correlation between the consumption of food sources of antioxidants and omega-3 on blood pressure.Keywords: antioxidant, omega-3, blood pressure