Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisa ekonomi usaha pendederan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu lumpur (Epinephelus coioides) dalam tambak di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh Farok Afero; Safrita AM
Depik Vol 4, No 1 (2015): APRIL 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.241 KB) | DOI: 10.13170/depik.1.1.2306

Abstract

Abstract. This study presented an economic analysis of nursery operation for tiger and green grouper with different production scales. The result highlighted small scale nursery of tiger grouper with a 3 year projected both positive cumulative cash flows and NPV. Small scale of green grouper highlighted both positive cumulative cash flow and NPV, also IRR and B/C higher than the medium and large scale. Medium scale of tiger grouper generated both positive cumulative cash flow and NPV. In addition, medium scale of tiger grouper generated IRR and B/C higher than small and large scale. Medium scale of green grouper generated IRR and B/C higher than large scale. The results of the financial analysis indicated the income of large scale of tiger grouper higher than medium scale, but the ratio benefit of medium scale higher than large scale. Small scale of green grouper indicated ratio benefit higher than medium and large scale. The sensitivity analysis showed decreased survival rate to 60% affects a negative contribution to the NPV, IRR and B/C on a large scale of green grouper. On the other side, small scale of green grouper obtained higher profit ratio despite a decline in survival rate, an increase in seed costs and falling seed prices. This suggests that small scale of green grouper not affected to volatility of the main variable costs.Keywords: Nursery; tiger grouper; green grouper; production scaleAbstrak. Penelitian ini menyajikan analisa ekonomi pendederan kerapu macan dan lumpur dengan skala produksi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa budidaya kerapu macan dalam skala kecil, dengan proyeksi 3 tahun menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif. Sedangkan pendederan kerapu lumpur skala kecil menunjukkan arus kas kumulatif dan NPV positif, IRR dan B/C yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendederan skala menengah dan besar. Pendederan kerapu macan skala menengah menghasilkan aliran kas dan NPV positif. Selain itu, pendederan kerapu macan skala menengah menghasilkan IRR dan B/C yang lebih tinggi dari kecil dan besar. Sedangkan pada pendederan kerapu lumpur skala menengah menghasilkan IRR dan B/C lebih tinggi dari skala besar. Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa pendapatan pendederan kerapu macan pada skala besar lebih tinggi daripada skala menengah, tetapi rasio keuntungan skala menengah lebih tinggi dibandingkan skala besar, sedangkan pada pendederan kerapu lumpur menunjukkan bahwa rasio keuntungan skala kecil lebih lebih tinggi dibandingkan skala menengah dan besar. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan sintasan kehidupan sampai 60% memberikan kontribusi negatif pada NPV, IRR dan B/C pada pendederan kerapu lumpur skala besar. Sebaliknya pendederan kerapu lumpur skala kecil memperoleh rasio keuntungan yang lebih tinggi meskipun terjadi penurunan sintasan kehidupan, peningkatan biaya benih dan penurunan harga. Hal ini menunjukkan bahwa pendederan kerapu lumpur skala kecil tidak berpengaruh dengan volatilitas biaya variable utama.Kata kunci: Pendederan; kerapu macan; kerapu lumpur; skala produksi
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya Farok Afero; Muhammad Nazir; Arie Muhardy
Depik Vol 4, No 2 (2015): AUGUST 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.859 KB) | DOI: 10.13170/depik.4.2.2401

Abstract

Abstract. Snapper (Lates calcarifer), grouper (Epinephelus coioides), tiger shrimp (Penaeus monodon), vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) and tilapia (Oreochromis niloticus) are leading commodity worthly cultivated in Pidie Jaya. Bandar Baru and Tringgadeng an appropriate areas for black tiger shrimp while Jangka Buya and Ulim approriate areas for vannamei cultivation. AHP analysis showed black tiger shrimp is top priority based on the economic value while vannamei shrimp is top priority based on enterprise sustainability. Financial analysis of snapper, grouper, black tiger shrimp, vannamei shrimp and tilapia farming generated positive cash flow and NPV, IRR 100%, the ratio of benefit to cost of production 1,30 and payback period of investment costs   1 year, thus demonstrating the feasibility of cultivation of these leading commodities. Vannamei shrimp cultivation showed positive prospect as long the market offers premium price. Grouper and snapper had a positive outlook because high demand of high-quality fish in the international market.Keywords: Leading commodity; financial analysis; aquaculture; Pidie Jaya Abstrak. Komoditas kakap (Lates calcarifer), kerapu (Epinephelus coioides),udang windu (Penaeus monodon), udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan nila (Oreochromis niloticus) adalah komoditas unggulan yang layak dibudidaya di Kabupaten Pidie Jaya. Bandar Baru dan Tringgadeng merupakan kawasan yang layak untuk pengembangan komoditas udang windu sedangkan Jangka Buya dan Ulim layak untuk pengembangan komoditas udang vannamei. Analisis AHP menunjukkan komoditas udang windu menjadi prioritas utama untuk dikembangkan berdasarkan nilai ekonomi sedangkan udang vannamei menjadi prioritas utama berdasarkan keberlanjutan usaha. Analisis indikator keuangan budidaya kakap, kerapu, udang windu, vannamei dan nila menunjukkan usaha budidaya komoditas unggulan menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif, nilai  IRR diatas 100%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi diatas 1,30 serta periode pengembalian biaya investasi 1 tahun, sehingga menunjukkan kelayakan usaha budidaya komoditas unggulan tersebut. Budidaya udang vannamei menunjukkan prospek yang positif selama harga yang ditawarkan oleh pasar masih tinggi. Ikan kerapu dan kakap memiliki prospek yang positif karena masih banyaknya permintaan ikan berkualitas tinggi di pasar internasional.Kata kunci: Komoditas unggulan; Analisa ekonomi; Perikanan Budidaya; Pidie Jaya
Analisa ekonomi usaha pendederan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu lumpur (Epinephelus coioides) dalam tambak di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh Farok Afero; Safrita AM
Depik Vol 4, No 1 (2015): APRIL 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.1.1.2306

Abstract

Abstract. This study presented an economic analysis of nursery operation for tiger and green grouper with different production scales. The result highlighted small scale nursery of tiger grouper with a 3 year projected both positive cumulative cash flows and NPV. Small scale of green grouper highlighted both positive cumulative cash flow and NPV, also IRR and B/C higher than the medium and large scale. Medium scale of tiger grouper generated both positive cumulative cash flow and NPV. In addition, medium scale of tiger grouper generated IRR and B/C higher than small and large scale. Medium scale of green grouper generated IRR and B/C higher than large scale. The results of the financial analysis indicated the income of large scale of tiger grouper higher than medium scale, but the ratio benefit of medium scale higher than large scale. Small scale of green grouper indicated ratio benefit higher than medium and large scale. The sensitivity analysis showed decreased survival rate to 60% affects a negative contribution to the NPV, IRR and B/C on a large scale of green grouper. On the other side, small scale of green grouper obtained higher profit ratio despite a decline in survival rate, an increase in seed costs and falling seed prices. This suggests that small scale of green grouper not affected to volatility of the main variable costs.Keywords: Nursery; tiger grouper; green grouper; production scaleAbstrak. Penelitian ini menyajikan analisa ekonomi pendederan kerapu macan dan lumpur dengan skala produksi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa budidaya kerapu macan dalam skala kecil, dengan proyeksi 3 tahun menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif. Sedangkan pendederan kerapu lumpur skala kecil menunjukkan arus kas kumulatif dan NPV positif, IRR dan B/C yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendederan skala menengah dan besar. Pendederan kerapu macan skala menengah menghasilkan aliran kas dan NPV positif. Selain itu, pendederan kerapu macan skala menengah menghasilkan IRR dan B/C yang lebih tinggi dari kecil dan besar. Sedangkan pada pendederan kerapu lumpur skala menengah menghasilkan IRR dan B/C lebih tinggi dari skala besar. Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa pendapatan pendederan kerapu macan pada skala besar lebih tinggi daripada skala menengah, tetapi rasio keuntungan skala menengah lebih tinggi dibandingkan skala besar, sedangkan pada pendederan kerapu lumpur menunjukkan bahwa rasio keuntungan skala kecil lebih lebih tinggi dibandingkan skala menengah dan besar. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan sintasan kehidupan sampai 60% memberikan kontribusi negatif pada NPV, IRR dan B/C pada pendederan kerapu lumpur skala besar. Sebaliknya pendederan kerapu lumpur skala kecil memperoleh rasio keuntungan yang lebih tinggi meskipun terjadi penurunan sintasan kehidupan, peningkatan biaya benih dan penurunan harga. Hal ini menunjukkan bahwa pendederan kerapu lumpur skala kecil tidak berpengaruh dengan volatilitas biaya variable utama.Kata kunci: Pendederan; kerapu macan; kerapu lumpur; skala produksi
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya Farok Afero; Muhammad Nazir; Arie Muhardy
Depik Vol 4, No 2 (2015): AUGUST 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.4.2.2401

Abstract

Abstract. Snapper (Lates calcarifer), grouper (Epinephelus coioides), tiger shrimp (Penaeus monodon), vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) and tilapia (Oreochromis niloticus) are leading commodity worthly cultivated in Pidie Jaya. Bandar Baru and Tringgadeng an appropriate areas for black tiger shrimp while Jangka Buya and Ulim approriate areas for vannamei cultivation. AHP analysis showed black tiger shrimp is top priority based on the economic value while vannamei shrimp is top priority based on enterprise sustainability. Financial analysis of snapper, grouper, black tiger shrimp, vannamei shrimp and tilapia farming generated positive cash flow and NPV, IRR 100%, the ratio of benefit to cost of production 1,30 and payback period of investment costs   1 year, thus demonstrating the feasibility of cultivation of these leading commodities. Vannamei shrimp cultivation showed positive prospect as long the market offers premium price. Grouper and snapper had a positive outlook because high demand of high-quality fish in the international market.Keywords: Leading commodity; financial analysis; aquaculture; Pidie Jaya Abstrak. Komoditas kakap (Lates calcarifer), kerapu (Epinephelus coioides),udang windu (Penaeus monodon), udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan nila (Oreochromis niloticus) adalah komoditas unggulan yang layak dibudidaya di Kabupaten Pidie Jaya. Bandar Baru dan Tringgadeng merupakan kawasan yang layak untuk pengembangan komoditas udang windu sedangkan Jangka Buya dan Ulim layak untuk pengembangan komoditas udang vannamei. Analisis AHP menunjukkan komoditas udang windu menjadi prioritas utama untuk dikembangkan berdasarkan nilai ekonomi sedangkan udang vannamei menjadi prioritas utama berdasarkan keberlanjutan usaha. Analisis indikator keuangan budidaya kakap, kerapu, udang windu, vannamei dan nila menunjukkan usaha budidaya komoditas unggulan menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif, nilai  IRR diatas 100%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi diatas 1,30 serta periode pengembalian biaya investasi 1 tahun, sehingga menunjukkan kelayakan usaha budidaya komoditas unggulan tersebut. Budidaya udang vannamei menunjukkan prospek yang positif selama harga yang ditawarkan oleh pasar masih tinggi. Ikan kerapu dan kakap memiliki prospek yang positif karena masih banyaknya permintaan ikan berkualitas tinggi di pasar internasional.Kata kunci: Komoditas unggulan; Analisa ekonomi; Perikanan Budidaya; Pidie Jaya
Analisa ekonomi usaha pendederan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu lumpur (Epinephelus coioides) dalam tambak di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh Farok Afero; Safrita AM
Depik Vol 4, No 1 (2015): APRIL 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.1.1.2306

Abstract

Abstract. This study presented an economic analysis of nursery operation for tiger and green grouper with different production scales. The result highlighted small scale nursery of tiger grouper with a 3 year projected both positive cumulative cash flows and NPV. Small scale of green grouper highlighted both positive cumulative cash flow and NPV, also IRR and B/C higher than the medium and large scale. Medium scale of tiger grouper generated both positive cumulative cash flow and NPV. In addition, medium scale of tiger grouper generated IRR and B/C higher than small and large scale. Medium scale of green grouper generated IRR and B/C higher than large scale. The results of the financial analysis indicated the income of large scale of tiger grouper higher than medium scale, but the ratio benefit of medium scale higher than large scale. Small scale of green grouper indicated ratio benefit higher than medium and large scale. The sensitivity analysis showed decreased survival rate to 60% affects a negative contribution to the NPV, IRR and B/C on a large scale of green grouper. On the other side, small scale of green grouper obtained higher profit ratio despite a decline in survival rate, an increase in seed costs and falling seed prices. This suggests that small scale of green grouper not affected to volatility of the main variable costs.Keywords: Nursery; tiger grouper; green grouper; production scaleAbstrak. Penelitian ini menyajikan analisa ekonomi pendederan kerapu macan dan lumpur dengan skala produksi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa budidaya kerapu macan dalam skala kecil, dengan proyeksi 3 tahun menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif. Sedangkan pendederan kerapu lumpur skala kecil menunjukkan arus kas kumulatif dan NPV positif, IRR dan B/C yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendederan skala menengah dan besar. Pendederan kerapu macan skala menengah menghasilkan aliran kas dan NPV positif. Selain itu, pendederan kerapu macan skala menengah menghasilkan IRR dan B/C yang lebih tinggi dari kecil dan besar. Sedangkan pada pendederan kerapu lumpur skala menengah menghasilkan IRR dan B/C lebih tinggi dari skala besar. Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa pendapatan pendederan kerapu macan pada skala besar lebih tinggi daripada skala menengah, tetapi rasio keuntungan skala menengah lebih tinggi dibandingkan skala besar, sedangkan pada pendederan kerapu lumpur menunjukkan bahwa rasio keuntungan skala kecil lebih lebih tinggi dibandingkan skala menengah dan besar. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan sintasan kehidupan sampai 60% memberikan kontribusi negatif pada NPV, IRR dan B/C pada pendederan kerapu lumpur skala besar. Sebaliknya pendederan kerapu lumpur skala kecil memperoleh rasio keuntungan yang lebih tinggi meskipun terjadi penurunan sintasan kehidupan, peningkatan biaya benih dan penurunan harga. Hal ini menunjukkan bahwa pendederan kerapu lumpur skala kecil tidak berpengaruh dengan volatilitas biaya variable utama.Kata kunci: Pendederan; kerapu macan; kerapu lumpur; skala produksi
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya Farok Afero; Muhammad Nazir; Arie Muhardy
Depik Vol 4, No 2 (2015): AUGUST 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.4.2.2401

Abstract

Abstract. Snapper (Lates calcarifer), grouper (Epinephelus coioides), tiger shrimp (Penaeus monodon), vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) and tilapia (Oreochromis niloticus) are leading commodity worthly cultivated in Pidie Jaya. Bandar Baru and Tringgadeng an appropriate areas for black tiger shrimp while Jangka Buya and Ulim approriate areas for vannamei cultivation. AHP analysis showed black tiger shrimp is top priority based on the economic value while vannamei shrimp is top priority based on enterprise sustainability. Financial analysis of snapper, grouper, black tiger shrimp, vannamei shrimp and tilapia farming generated positive cash flow and NPV, IRR 100%, the ratio of benefit to cost of production 1,30 and payback period of investment costs   1 year, thus demonstrating the feasibility of cultivation of these leading commodities. Vannamei shrimp cultivation showed positive prospect as long the market offers premium price. Grouper and snapper had a positive outlook because high demand of high-quality fish in the international market.Keywords: Leading commodity; financial analysis; aquaculture; Pidie Jaya Abstrak. Komoditas kakap (Lates calcarifer), kerapu (Epinephelus coioides),udang windu (Penaeus monodon), udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan nila (Oreochromis niloticus) adalah komoditas unggulan yang layak dibudidaya di Kabupaten Pidie Jaya. Bandar Baru dan Tringgadeng merupakan kawasan yang layak untuk pengembangan komoditas udang windu sedangkan Jangka Buya dan Ulim layak untuk pengembangan komoditas udang vannamei. Analisis AHP menunjukkan komoditas udang windu menjadi prioritas utama untuk dikembangkan berdasarkan nilai ekonomi sedangkan udang vannamei menjadi prioritas utama berdasarkan keberlanjutan usaha. Analisis indikator keuangan budidaya kakap, kerapu, udang windu, vannamei dan nila menunjukkan usaha budidaya komoditas unggulan menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif, nilai  IRR diatas 100%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi diatas 1,30 serta periode pengembalian biaya investasi 1 tahun, sehingga menunjukkan kelayakan usaha budidaya komoditas unggulan tersebut. Budidaya udang vannamei menunjukkan prospek yang positif selama harga yang ditawarkan oleh pasar masih tinggi. Ikan kerapu dan kakap memiliki prospek yang positif karena masih banyaknya permintaan ikan berkualitas tinggi di pasar internasional.Kata kunci: Komoditas unggulan; Analisa ekonomi; Perikanan Budidaya; Pidie Jaya
Peran Orang Tua dan Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak Farok Afero; Setiawan, Bahar Agus; Tamami, Badrut
Jurnal Parenting dan Anak Vol. 1 No. 2 (2024): January
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jpa.v1i2.186

Abstract

Spiritual intelligence is very important for human life. Efforts to develop this intelligence must start from the parents, because parents are the first to be known by a child, parents are the first madrasah for their child. Objectives: 1) What is the role of parents in developing children's spiritual intelligence in Gambirono Village, Gambirono Kulon Hamlet) What are the supporting and inhibiting factors for the role of parents in developing children's spiritual intelligence in Gambirono Village, Gambirono Kulon Hamlet. Method: The approach and type used in this research is descriptive qualitative field. The research subjects are: Parents, children, TPQ teachers, religious figures in Gambirono Village, Gambirono Kulon Hamlet. Data collection techniques are interviews, observation, documentation. Data analysis techniques use data reduction, data presentation, verification, while data validity uses technical triangulation and source triangulation. Conclusion: The role of parents is very important for human life, in developing children's spiritual intelligence.