djailan mansur
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Di TK Balitka Manado Djailan Mansur
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 7, No 4 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jupe.v7i4.4123

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan masalah apakah dengan metode karyawisata dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Kemampuan berbahasa anak merupakan suatu hal yang penting karena dengan bahasa (anak umur 4–5 tahun) tersebut anak dapat berkomunikasi dengan teman atau orang-orang disekitarnya. Bahasa merupakan bentuk utama dalam menyampaikan pesan, pikiran, dan dapat berhubungan dengan orang lain.Kemampuan berbahasa sangat dibutuhkan dalam mengembangkan aspek bahasa kepada anak, karena anak dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain untuk itu dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak di perlukan metode karyawisata ini agar anak lebih memahami banyak hal dan lebih dapat menambah pembendaharaan kata. Karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran di TK yang di lakukan di luar sekolah, mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, misalnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan,  alam sekitar dan benda-benda lainnya. Anak-anak bisa langsung mengamati keadaan yang ada di alam sekitar sehingga  dengan keadaan tersebut anak bisa memahami dan memberi kesan dari hasil pengamatanya melalui panca indra dari apa yang dilihat, didengar, dan diraba. Dengan menggunakan metode karyawisata ini membantu anak menambah pembendaharaan kata dari apa yang ia lihat,  dengan secara langsung dan membuat anak menarik dan marasa senang dengan apa yang ia amati. Dengan demikian akan  mudah mengembangkan bahasa anak. Manfaat metode karyawisata ini bagi anak untuk mengenal dan belajar suatu hal yang nyata. Dengan karyawisata, anak juga belajar mengamati dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Penggunaan metode karyawisata ini membuat anak menjadi menarik dan menyenangkan serta banyak disukai oleh anak-anak. Pendidikan sekolah dapat memanfaatkan lingkungan dan alam sekitar sebagai objek wisata. Dengan demikian akan lebih mudah untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan lewat komunikasi yang baik dan penggunaan bahasa yang benar. Strategi yang digunakan guru yaitu membantu anak agar mampu berbahasa dengan baik. Dengan karyawisata, anak juga belajar untuk mengamati dan melakukan kegiatan-kegiatan lain, misalnya bermain peran, mencocokan gambar dengan kata bercerita dan sebagainya.
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata di TK Balitka Manado Djailan Mansur
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 7, No 4 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jupe.v7i4.4179

Abstract

This research was conducted with the problem of whether the field trip method can improve children's language skills. Children's language skills are important because with language (children aged 4-5 years) children can communicate with friends or people around them. Language is the main form of conveying messages, thoughts, and being able to relate to other people. Language skills are needed in developing aspects of language to children, because children can communicate or relate to other people. Children understand many things better and can increase their vocabulary more. Field trips are one of the learning methods in kindergarten that are carried out outside of school, observing the world according to the realities that exist directly, for example humans, animals and plants, the surrounding nature and other objects. Children can directly observe the conditions that exist in the natural surroundings so that with these conditions children can understand and give an impression of the results of their observations through the five senses of what is seen, heard, and touched. Using this field trip method helps children increase the vocabulary of what they see, by directly and making children interesting and happy with what they observe. Thus it will be easy to develop children's language. The benefits of this field trip method are for children to get to know and learn something real. With field trips, children also learn to observe and do other activities. The use of this field trip method makes children interesting and fun and is liked by many children. School education can take advantage of the environment and nature as a tourist attraction. Thus it will be easier to develop children's language skills through good communication and the use of correct language. The strategy used by the teacher is to help children to be able to speak well. With field trips, children also learn to observe and do other activities, such as role playing, matching pictures with word stories and so on.
PROFESSIONALISM GUIDANCE AND COUNSELING TEACHERS Yasin Taher; Mint Husen Raya Aditama; Suehartono Syam; Djailan Mansur
Educouns Journal: Jurnal Pendidikan dan Bimbingan Konseling Vol. 2 No. 2: November 2021
Publisher : Prodi Bimbingan Konseling Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/educouns.v2i2.2607

Abstract

Guru bimbingan dan konseling/konselor secara yuridis dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik sejajar dengan guru, dosen, pamong, dan tutor sebagaimana disebutkan dalam UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 6. Seperti halnya guru dan tenaga pendidik professional lainnya yang diwajibkan memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi, guru bimbingan dan konseling/konselor juga diwajibkan memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan kompetensi professional yang kemudian secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Profesionalisme konselor mencakup kemampuan guru bimbingan konseling menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi kebutuhan, dan masalah konseli; menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling; merancang program bimbingan dan konseling; mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif; menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling; memiliki kesadaran dan komitment terhadap etika professional; menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling
ANALISIS KEBERLANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK DARI KELUARGA BROKEN HOME DI DESA MALIAMBAO KECAMATAN LIKUPANG BARAT Herlambang, Netania F. R.; Mangantes, Meisie L.; Mansur, Djailan
PSIKOPEDIA Vol. 6 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/pj.v6i1.11459

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak keluarga broken home terhadap pendidikan anak di Desa Maliambao, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, dengan fokus pada keberlangsungan Pendidikan , kondisi emosional, peran guru Bimbingan dan Konseling dan peran orang tua. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan guru, orang tua, dan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari keluarga broken home cenderung mengalami penurunan dalam kinerja akademik, terutama dalam pelajaran yang memerlukan konsentrasi tinggi. Tekanan emosional yang dihadapi anak, seperti kecemasan dan kekhawatiran terhadap kondisi orang tua, juga memengaruhi keseimbangan emosional mereka, mengurangi antusiasme dalam belajar, dan menyebabkan kurangnya konsentrasi dan focus dalam kegiatan belajar. Kolaborasi antara, guru BK, dan orang tua terbukti efektif dalam mendukung perkembangan anak, dan dengan langkah konseling individual yang meliputi identifikasi masalah, penguatan emosional, pemecahan masalah akademik, dan peningkatan motivasi mampu memperkuat self actualization dalam diri anak sehingga tetap melajutkan Pendidikan walaupun dalam kondisi keluarga Broken Home. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa keluarga broken home berdampak signifikan terhadap pendidikan anak di Desa Maliambao. Namun, dampak ini dapat diminimalisir melalui dukungan emosional dari orang tua, perhatian dari guru, dan kolaborasi yang baik antara sekolah dan keluarga. Layanan konseling yang sistematis oleh guru BK juga terbukti membantu anak dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung keberlangsungan pendidikan anak-anak dari keluarga broken home
PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA Hurukao, Fegledia; Mangantes, Meisie L.; Mansur, Djailan
PSIKOPEDIA Vol. 6 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/pj.v6i1.11642

Abstract

Kedisiplinan belajar merupakan suatu kesediaan untuk menepati atau mematuhi peraturan selama proses belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Peran guru bimbingan dan konseling adalah seorang dengan rangkaian untuk membantu mengatasi hambatan dan kesulitan yang di hadapi siswa. Guru bimbingan konseling sebagai representasi pendidik yang memiliki rasional yang kuat untuk menyampaikan pendidikan karakter pada peserta didik. Guru bimbingan konseling juga berperan penting dalam membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan. Mereka memberikan bimbingan dan dukungan yang memungkinkan siswa untuk membuat keputusan yang berinformasi dan bertanggung jawab, baik dalam konteks akademik maupun pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaamana peran guru bimbingan konseling dalam layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Haltim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pengambilan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru bimbingan konseling dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di kelas X SMAN 4 Haltim dengan sangat baik dan efektif. Kemudian strategi yang dilakukan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di kelas X SMA Negeri 4 Haltim.
Upaya Guru Bk Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Pasir Putih Fakfak Papua Mere, Yetty Monica; Mansur, Djailan
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 9 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12563278

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini pada SMP Negeri 4 Pasir Putih Fakfak. Subjek penelitian yaitu Guru Bimbingan konseling, kepala sekolah, Wali Kelas, dan beberapa peserta didik. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara menyusun data, menghubungkan data, mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Kesulitan belajar yang sering dihadapi oleh sebagian peserta didik, ditandai dengan prestasi belajar rendah. Mereka memperole layanan bimbingan belajar. Juga diberilakan layanan secara kelompok dan individual dengan materi peningkatan tanggung jawab diri, motivasi berprestasi serta disiplin diri. Hasil penelitian menunjukkan usaha guru bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi sudah terlaksana. Sebagian besar peserta didik telah mampu mengatasi kesulitan dalam belajar artinya sudah mengalami peningkatan prestasi. Masalah ekonomi dan kurangnya komunikasi dengan orang tua, hal tersebut, diupayakan agar peserta didik juga dapat menyampaikan apa yang mereka perlukan kepada orang tua, termasuk menjelaskan kewajiban orang tua untuk memvasilitasi anak (peserta didik) untuk termotivasi untuk berprestasi. Masalah ekonomi diminimalir melalui penerapan kurikulum merdeka belajar dimana para peserta didik didorong berkreatif menjawab masalah yang mereka hadapi, selanjutnya bimbingan lintas budaya juga turut mewarnai layanan sehingga masalah ekonomi bisa terjawab walaupun belum sebagaimana diharapkan tapi sedikit membantu.
Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan Rational Emotif Behaviour Therapy Untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa di SMA Kristen 1 Tomohon Mansur, Djailan
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 12 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13309371

Abstract

Rational Emotive Behavior Therapy to improve students' self-esteem is a guidance and counseling service that aims to change a person's irrational views and beliefs into rational ones. This research aims to look at individual counseling services using a rational emotive behavior approach for students at SMA Kristen 1 Tomohon. Students with low self-esteem were found, such as being alone, not liking socializing, and being bullied. The problem examined in this research uses guidance and counseling action research (PTBK). The target subjects of this research were class XII students of SMA Kristen 1 Tomohon. The data collection instruments were the researchers themselves using observation techniques, interviews, checklists and document analysis. The data was analyzed using qualitative analysis. This research took place in 2 cycles and the results can be concluded that individual counseling services using a rational emotive behavior therapy approach can increase students' self-esteem.