Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ekstraksi Silika Dari Abu Sekam Padi Menggunakan Pelarut NaOH Ginanjar, Rhevi Raditya; Ma’ruf, Anwar; Mulyadi, Abdul Haris
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi sebagai bahan makanan pokok bangsa Indonesia kebutuhannya meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini hasil samping pengolahan padi serta limbahnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Sekam merupakan hasil samping saat proses penggilingan padi dan menghasilkan limbah yang cukup banyak, yakni sebesar 20% dari berat gabah. peningkatkan nilai ekonomis dari limbah padi dapat dilakukan dengan memanfaatkan silika dari abu sekam padi, silika dapat diisolasi dari sekam padi secara sederhana dengan cara pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil ekstraksi silika abu sekam padi menggunakan pelarut NaOH dan mengetahui pengaruh temperatur pemanasan,waktu pemanasan dan konsentrasi basa terhadap yield silika. Penelitian ini menggunakan rancangan desain faktorial dengan dua level dan tiga variabel yaitu temperatur pemanasan, waktu pemanasan dan konsentrasi basa dengan jumlah percobaan adalah 23 = 8 kali dengan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil dari penelitian ini menunjukan temperatur pemanasan dan waktu pemanasan yang digunakan tidak berpengaruh terhadap yield silika yang dihasilkan, yang berpengaruh adalah konsentrasi basa NaOH yang digunakan yaitu 0,5 dan 1 N. Berdasarkan hasil analisis XRD diperoleh persentase berat senyawa pada sampel 1 (yield silika) adalah senyawa Fe2SiV sebessar 76,9 % dan sampel 2 (abu sekam padi) adalah senyawa Iron Silicon FeSi2 sebesar 33,9%.Kata Kunci : Abu sekam padi, ekstraksi, silika
OPTIMASI PRODUKSI LECTHIN DARI PROSES WATER DEGUMMING MINYAK WIJEN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Alwani Hamad; Heru Sutopo; Anwar Ma’ruf
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v13i1.1758

Abstract

Lecithin merupakan pengemulsi alami yang memiliki dua kutup yaitu polar dan non polar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai emulsifier dan food suplemen. Vegetable lecithin dipasaran kebanyakan berasal dari minyak kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya mengkaji optimasi lechitin dari minyak nabati lain, seperti minyak wijen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil optimasi proses produk lechithin dari water degumming minyak wijen menggunakan response surface method (RSM) dengan central composite design untuk tiga variable yaitu jumlah air yang ditambahkan, waktu, dan lama pengadukan . Sebanyak 250 minyak wijen dipanaskan dan ditambahkan soft water (0.5 – 6%), diaduk selama 15-180 menit dan dipanaskan dengan suhu 40 – 100 oC, kemudian dipisahkan dan dikeringkan sehingga menghasilkan gums lecithin. Respon dalam penelitian adalah rendemen crude lecithin yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa RSM dapat digunakan untuk mengoptimasi proses produksi dengan R2 sebanyak 65,5%. Hasil optimasi menghasilkan rendemen optimum akan dihasilkan dengan komposisi 5% jumlah air yang ditambahkan pada suhu 85oC dan diaduk selama 30 menit dengan hasil rendemen sebanyak 9,55%. Kata kunci: lecithin, water degumming, minyak wijen, emulsifier, Respon surface method.
KEMAMPUAN DAYA EMULSIFIER CORN LECITHIN YANG DIHASILKAN DARI WATER DEGUMMING PROCESS MINYAK JAGUNG Alwani Hamad; Andi Ghina Septhea; Anwar Ma’ruf
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i2.1654

Abstract

Lecithin adalah senyawa phospholipid yang mempunyai daerah polar dan non polar sehingga sangat efektif jika digunakan sebagai emulsifier. Vegetable lecithin yang ada di pasaran kebanyakan hanya berasal dari minyak kedelai, hal ini menunjukan bahwa perlunya mengkaji isolasi lecithin dari minyak nabati lain, seperti minyak jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya pengemulsi dari corn lecithin yang dihasilkan melalui proses water degumming minyak jagung. Metode isolasi yang digunakan adalah water degumming dengan mencampurkan sebanyak 250 ml minyak jagung dengan 15 ml aquades kemudian diaduk dan dipanaskan dengan suhu 70 - 85°C selama 2 - 2.5 jam. Gum mentah yang dihasilkan kemudian dikeringkan didalam oven dengan suhu 90°C selama 5 - 7 hari. Gum kering yang didapat kemudian dimurnikan menggunakan fraksinasi aseton (aseton deoily) dan fraksinasi alcohol (alcohol deoily). Selanjutnya corn lecithin diuji kemampuan emulsifiernya menggunakan parameter droplet microscopy dan indeks creamy.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa corn lecithin memiliki indeks creamy yang lebih rendah dibanding kontrol, yaitu 41 - 47% dan signifikan sama dengan kemampuan daya pengemulsi dari emulsifier komersial (Gelatin, Ryoto, Quick,dan CMC) (p<0.05). Gambar droplet emulsi microscopy menunjukkan hasil droplet yang lebih kecil, seragam dan tidak membentuk flock. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa isolasi lecithin menggunakan proses water degumming pada minyak jagung dapat digunakan sebagai emulsifier yang mempunyai daya pengemulsi seperti emulsifier komersial makanan. Kata kunci:daya pengemulsi, emulsifier, lecithin, minyak jagung, water degumming.
Aplikasi Zeolit Alam Aktif Wonosari Sebagai Adsorben Zat Warna Remazol Yellow Fg Neni Damajanti; Anwar Ma’ruf; Hanafi Khafid Nugraha
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 1 (2021): Proceedings of Smart Advancement on Engineering and Applied Science
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.648 KB) | DOI: 10.30595/pspfs.v1i.138

Abstract

Zeolite as an adsorbent has been widely used. Zeolite activation was carried out to increase the absorption. This study aimed to determine the characteristics of the active zeolite and apply it as an adsorbent. The activation process was carried out by adding acid and calcining at 4500C for 6 hours. Remazol Yellow FG is a dye that is widely used in the textile industry. In this study, the adsorption process was carried out on the Remazol Yellow FG solution, then analyzed the effect of changes in pH (5, 6, 7, 8, 9), contact time (30, 60, 90, 120, 150 minutes) and the concentration of Remazol Yellow FG solution ( 50, 100, 150, 200, 250 ppm) on the adsorption of Remazol Yellow FG dye. From the analysis of the sample solution of Remazol Yellow, the values of Ce and qe can be calculated. These values were then used to calculate KL and KF in the Langmuir adsorption isotherm and Freundlich adsorption isotherm models. From the experimental results, it could be seen that as the contact time increased, the adsorption capacity would be greater. However, when the zeolite was already in the saturated phase, the adsorption capacity would tend to decrease. In the Langmuir adsorption isotherm, the KL value was 0.0274 L/mg and in the Freundlich adsorption isotherm model, the KF value was 29.25 L/mg. Remazol Yellow FG adsorption tended to follow the Langmuir adsorption isotherm model with an R2 value of 0.998.