Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAJIAN SIFAT FISIK FILM TIPIS NATA DE SOYA SEBAGAI MEMBRAN ULTRAFILTRASI Puspawiningtiyas, Endar; Damajanti, Neni
Techno Jurnal Ilmu Teknik Vol 12, No 1 (2011): Jurnal Techno April 2011
Publisher : UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Whey” is one of liquid waste water that was produced from tofu making process. There are many research that process  whey to waste water that ready to dispose. One of whey utilization to product that more useful is as of nata making raw material, that often called nata de soya. The contain of nata is cellulose (Bergenia,1982). Cellulose that produced via fermentation process by bacteria often called microbial cellulose. Based of physic and chemical properties that owned by microbial cellulose, be required  a study about possibility nata de soya as separated membrane especially  ultrafiltration membrane.The Goal of this research are to study  about influence of NaOH and H2SO4 concentration to density,  swelling degree, water flux, nata de soya membrane rejection.The result of this research show that NaOH and H2SO4 treatment influence to phisical and chemical properties of nata de soya thin layer. Greatest density and smallest swelling degree are 0,94gr/cm3 and 210% at NaOH 6 % treatment. Greatest density and smallest swelling degree are 0,92gr/cm3 and 216% at H2SO4 8 % treatment. Flux value generated at  several NaOH concentration average 18,89 Lm-2jam-1bar-1.  By Murder (1996), ultrafiltration membrane has operational presure range 1.0 – 5.0 bar and water flux 10 -50 Lm-2jam-1bar-1, thus flux test result show that nata de soya thin layer adequate as ultrafiltration membrane. Smallest water flux value is obtained at NaOH 6 % concentration is 15.68  Lm-2jam-1bar-1. Fluctuating graph at influence of NaOH concentration to rejection coefficient has not been able to conclude best treatment to obtain maximum rejection coefficient, but overall average rejection coefficient at NaOH treatment to nata de soya thin layer is 47,6%. Keyword : ultrafiltration membrane, nata de soya
Pemanfaatan Arang Dari Limbah Tempurung Kelapa Sebagai Variasi Material Dalam Sand Filtration Untuk Penjernihan Air Sumur Di Kelurahan Tegalkamulyan Cilacap Atyani, Fitri; Damajanti, Neni; Hamad, Alwani
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka pemenuhan  kebutuhan air bersih, masyarakat  di desa Tegalkamulyan Cilacap pada umumnya cenderung menggunakan air tanah, yaitu dengan cara membuat sumur gali. Permasalahan yang timbul yaitu  kualitas air tanah kurang memenuhi syarat sebagai air bersih terutama warnanya keruh.Untuk mendapatkan kualitas air sumur sesuai dengan syarat baku mutunya maka cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air sederhana dengan menggunakan metode sand filtration dengan material yang mudah didapat antara lain batu,kerikil,arang,pasir,dan ijuk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pemanfaatan arang tempurung kelapa dalam susunan mterial sand filtration dapat menjernihan air agar didapat kualitas air bersih sesuai baku mutu. Pada penelitian ini digunakan masing- masing material pada proses filtrasi setinggi 10 cm dan disusun sesuai standar proses sand filtration. Digunakan arang dari batok kelapa disini karena dapat memanfaatkan limbah batok kelapa yang banyak terdapat di kelurahan Tegalkamulyan.Arang batok kelapa ini berfungsi sebagai adsorben dalm proses filtrasi.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa air hasil filtrasi berwarna jernih dengan sifat fisik warna sebesar 40 TCU (standar <50TCU), kandungan logam berat, kesadahan dan mikorba (coliform) dibawah standar baku mutu air bersih .Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses sand filtration dengan salah satu material yang digunakan dari arang batok kelapa dapat menjernihkan air sumur keruh di Desa TegalKamulyan Cilacaop dengan hasil sesuai baku mutu air bersih..Kata kunci : Penjernihan air sumur, arang batok kelapa, filtrasi, sand filtration
Pengolahan Air Limbah Sohun dengan Metode Koagulasi Menggunakan Koagulan Kitosan Damajanti, Neni; Puspawiningtiyas, Endar
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri sohun sebagai salah salah industri pangan menghasilkan air limbah dengan nilai chemical oxygen demand (COD), biological oxygen demand (BOD) dan total disolved solid (TDS) cukup tinggi. Salah satu cara pengolahan air limbah adalah dengan proses koagulasi menggunakan bahan kimia, seperti aluminium sulfat (tawas) dan garam-garam besi. Untuk mengurangi penggunaan bahan kimia, dapat digunakan koagulan alami seperti kitosan. Kitosan dapat diperoleh dari kitin yang merupakan zat pembentuk cangkang udang, kepiting dan rajungan. Kitosan dari cangkang udang memberikan keuntungan lain selain sebagai koagulan dalam pengolahan air limbah, yaitu mengurangi limbah produksi perikanan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam pengolahan air limbah sohun dengan metode koagulasi menggunakan koagulan kitosan diperoleh hasil terbaik pada dosis kitosan 4 mL dengan waktu pengadukan 20 menit (2 menit pengadukan cepat dan 18 menit pengadukan lambat). Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara dosis kitosan 4 dan 5 mL pada waktu pengadukan 20 dan 30 menit, sehingga diambil hasil terbaik pada dosis kitosan terkecil dan waktu pengadukan tercepat. Namun kesimpulan ini belum berdasarkan pada hasil kuantitatif, karena analisis COD, BOD dan TSS belum dapat dilakukan dengan sempurna.  Kata kunci: air limbah sohun, koagulasi, kitosan, COD, BOD
PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAPIOKA DENGAN METODE KOAGULASI MENGGUNAKAN KOAGULAN KITOSAN Sholikhah, Amiratus; Damajanti, Neni
PROSIDING SENATEK FAKULTAS TEKNIK UMP 2015: PROSIDING SENATEK TAHUN 2015, 28 November 2015
Publisher : PROSIDING SENATEK FAKULTAS TEKNIK UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air limbah tapioka mengandung bahan-bahan organik yang bersifat biodegradable, yang berarti bahan tersebut secara alamiah dapat atau mudah diurai oleh mikroba. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah bahan organik pada limbah cair tapioka adalah dengan memanfaatkan kitosan. Sebagai polimer alami, kitosan memiliki muatan ionik yang reaktif sehingga dapat mengikat dan mengabsorpsi komponen lain yang berlawanan muatan. Kemampuan kitosan sebagai absorben dapat digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air limbah tapioka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa dosis kitosan dan waktu flokulasi yang menghasilkan persentase penurunan terbesar pada nilai COD, BOD, dan Turbidity air limbah tapioka. Metode yang digunakan adalah koagulasi menggunakan koagulan kitosan, dengan varisi pada pemberian  dosis kitosan 50; 100 dan 150 mg/L serta waktu fokulasi 10; 20 dan 30 menit. Kitosan mampu mereduksi nilai COD 3,64-17,58% dengan nilai COD setelah perlakuan  13.600 mg/L. Nilai BOD dapat direduksi 1,22-15,05% dengan nilai setelah perlakuan 2096,50 mg/L. Turbidity pada air limbah tapioka dapat direduksi hingga 51,83-75,10% dengan nilai akhir 122,5 NTU. Niliai akhir dari COD dan BOD yang diperoleh belum memenuhi standar baku mutu yang tertera dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012.Kata kunci: Air limbah tapioka, Koagulasi, Kitosan
PENGEMBANGAN METODE STERILISASI PADA BERBAGAI EKSPLAN GUNA MENINGKATKAN KEBERHASILAN KULTUR KALUS KENCUR (Kaemferia galangal L) Anis Shofiyani; Neni Damajanti
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 17, No 1 (2015): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v17i1.1345

Abstract

Dewasa ini penggunaan obat tradisional yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan dimasyarakat semakin meningkat sebagai dampak dari konsep hidup kembali ke alam (back to nature). Salah satu tumbuhan yang dikembangkan sebagai tanaman obat di Indonesia adalah kencur (Kaemferia galanga). Kencur banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika,penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut karena rimpangnya mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain saponin, flavonoid, fenol serta minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Johnny, 1991). Tahap awal keberhasilan kultur kalus yang dilakukan tidak lepas dari ketepatan pemilihan bahan dasar eksplan yang akan digunakan dan juga teknik sterilisasi yang dilakukan selama kultur kalus. Ketepatan pemilihan sterilan dan lamanya waktu pemberian sterilan pada berbagai macam eksplan ternyata memberikan respon yang berbeda. Penelitian ini merupakan upaya dalam perolehan metode sterilisasi yang tepat pada berbagai macam sumber eksplan berupa daun, akar dan irisan rhizome dalam media MS yang digunakan dalam kultur in vitro khususnya kultur kalus tanaman kencur (Kaemferia galanga), sehingga akan diperoleh metode sterilisasi yang sesuai untuyk perbanyakan kalus kencur. Hasil penelitian menujukkan bahwa kombinasi perlakuan yang efektif untuk menekan pertumbuhan dan perkembangan sumber kontaminasi adalah Natrium hipoklorit (NaOCl 10 %), 5 menit + Alkohol 70 % ,1 menit pada eksplan daun, kombinasi perlakuan Natrium hipoklorit (NaOCl 5 %), 5 menit + Alkohol 70 % ,1 menit untuk eksplan akar dan kombinasi perlakuan Alkohol 70 % ,1 menit + Kaporit (Ca(ClO)2) 6%, 20 menit untuk eksplan rimpang kencur. Sumber kontaminan yang dominan tumbuh adalah bakteri dan jamur dari jenis Mucor dan Rhizopus dengan cirri morfologi hifa berwarna putih hingga kelabu hitam.
Aplikasi Zeolit Alam Aktif Wonosari Sebagai Adsorben Zat Warna Remazol Yellow Fg Neni Damajanti; Anwar Ma’ruf; Hanafi Khafid Nugraha
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 1 (2021): Proceedings of Smart Advancement on Engineering and Applied Science
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.648 KB) | DOI: 10.30595/pspfs.v1i.138

Abstract

Zeolite as an adsorbent has been widely used. Zeolite activation was carried out to increase the absorption. This study aimed to determine the characteristics of the active zeolite and apply it as an adsorbent. The activation process was carried out by adding acid and calcining at 4500C for 6 hours. Remazol Yellow FG is a dye that is widely used in the textile industry. In this study, the adsorption process was carried out on the Remazol Yellow FG solution, then analyzed the effect of changes in pH (5, 6, 7, 8, 9), contact time (30, 60, 90, 120, 150 minutes) and the concentration of Remazol Yellow FG solution ( 50, 100, 150, 200, 250 ppm) on the adsorption of Remazol Yellow FG dye. From the analysis of the sample solution of Remazol Yellow, the values of Ce and qe can be calculated. These values were then used to calculate KL and KF in the Langmuir adsorption isotherm and Freundlich adsorption isotherm models. From the experimental results, it could be seen that as the contact time increased, the adsorption capacity would be greater. However, when the zeolite was already in the saturated phase, the adsorption capacity would tend to decrease. In the Langmuir adsorption isotherm, the KL value was 0.0274 L/mg and in the Freundlich adsorption isotherm model, the KF value was 29.25 L/mg. Remazol Yellow FG adsorption tended to follow the Langmuir adsorption isotherm model with an R2 value of 0.998.
Peningkatan Jiwa Wirausaha Ibu-Ibu PKK Desa Kalitapen Melalui Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Anwar Ma'ruf; Neni Damajanti; Endar Puspawiningtiyas; Dini Nur Afifah
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 7 NOMOR 1 MARET 2023 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jppm.v7i1.16938

Abstract

Desa kalitapen adalah desa yang masyarakatnya mengandalkan ekonomi dari sistem pertanian, perdagangan dan penderes gula kelapa. Salah satu pusat perdagangan di desa Kalitapen adalah Pasar Desa Kalitapen. Keberadaan pasar di desa Kalitapen salah satu sisi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, akan tetapi pada sisi lain menghasilkan limbah berupa sampah. Sampah yang dihasilkan dari pasar sebagian besar merupakan limbah organik dari sisa sayuran dan buah-buahan. Sampah organik dari pasar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair (POC). Berdasarkan pertimbangan inilah, perlu dilakukan pelatihan bagi ibu-ibu PKK di desa Kalitapen tentang pembuatan POC dari limbah organik pasar. Pelatihan ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pemberiaan materi pembuatan POC dan praktek pembuatan POC. Hasil pelatihan pembuatan POC dari sampah organik bagi Ibu-ibu PKK desa Kalitapen menunjukkan bahwa peserta dapat memahami proses pembuatan POC dengan tingkat pemahaman 95% dan 100% peserta dapat melakukan praktek pembuatan POC dari sampah organik. Pelatihan ini dapat dijadikan peluang usaha bagi masyarakat Kalitapen dalam memanfaatkan sampah organik dan meningkatkan perekomomian masyarakat.
Sosialisasi Titik Kritis Halal Pangan Cepat Saji Bagi Kader IMM Kabupaten Banyumas Dini Nur Afifah; Regawa Bayu Pamungkas; Neni Damajanti; Arif Prashadi Santosa
Jurnal Pengabdian Teknik dan Sains (JPTS) Vol 2, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jpts.v2i02.13974

Abstract

Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya. Berkaitan dengan makanan, dikenal istilah halal dan tayib. Halal tersebut berarti segala sesuatu yang diperbolehkan untuk dimakan menurut hukum Islam, sedangkan tayib berarti segala sesuatu yang aman untuk dikonsumsi, bersih, menyehatkan dan bermutu. Jaminan produk halal di Indonesia diatur dalam undang undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Melalui undang-undang tersebut maka dapat diketahui bahwa produk pangan yang bersertifikasi halal memiliki pasar yang lebih luas dibanding produk yang belum bersertifiaksi halal. Penerbitan sertifikat halal didahului dengan adanya audit. Namun sayangnya tahapannya memerlukan proses yang cukup rumit dan memerlukan ketelitian, sehingga masih banyak produk pangan yang belum bersertifikasi halal. Langkah antisipasi konsumsi makanan non halal oleh kelompok mitra yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan sosialisasi mengenai titik kritis bahan pangan. Transfer pengetahuan dilakukan dengan sosialisasi daring dan pembuatan poster mengenai tema terkait. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi mengenai titik kritis pada produk pangan cepat saji meningkatkan pemahamaman kelompok mitra terhadap halal dan haram dari produk makanan. Berdasarkan hasil analisis nilai pre test dan post test diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahamaan kelompok mitra terhadap isi materi menajdi 81,33% (baseline nilai ≥60). Hal ini meningkat cukup pesat dibandingkan sebelum dilakukan penyuluhan yang hanya berkisar 32,06%.
Penyisihan COD dan TSS pada Limbah Cair Industri Tahu dengan Kombinasi Metode Elektrokoagulasi dan Filtrasi Menggunakan Media Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L) Damajanti, Neni; Ubaidillah, Saad
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 6 (2023): Prosiding Seminar Nasional Teknik (SENATEK) 2023
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v6i.854

Abstract

This study aimed to treat tofu wastewater using electrocoagulation and filtration methods with tamarind seed media. This study was conducted on a lab scale with a capacity of 2 liters, using Al-Al electrodes with a voltage of 13 volts. The variables studied were EC time (20, 30, 40, 50, and 60 minutes) and electrode plate area (90 cm2 and 99 cm2) with a thickness of 1 mm. The parameters measured were COD and TSS of tofu wastewater before and after treatment. The results showed that the electrocoagulation and filtration methods with tamarind seed media could reduce the COD and TSS levels of tofu wastewater significantly. The optimal condition was achieved at EC time of 50 minutes and plate area of 99 cm2, with COD removal of 78.7% and TSS removal of 88%. This was due to the production of metal ions (Al3+) as destabilizing agents at the anode, the formation of flocs by protein and tannin in tamarind seeds, and the pH reduction by ascorbic acid and citric acid in tamarind seeds. This method had the advantage of not using synthetic chemicals and producing a more environmentally friendly final product.
Pengembangan Desa Wisata Kesehatan Berbasis Masjid sebagai Pusat Literasi Kesehatan Kusumawinakhyu, Titik; Darodjat, Darodjat; Damajanti, Neni; Farisi, Muhammad Faqih Al
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Juni 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i2.1941

Abstract

Desa merupakan komponen negara yang mempunyai potensi sangat tinggi, dengan sumber daya alam yang masih dapat digali potensinya sebagai desa wisata. Desa wisata sedang ramai di bentuk dengan sentuhan pemberdayagunaan perilaku hidup bersih dan sehat. Sehat dalam arti ini juga sehat jiwa dan raga. Tujuan dalam kegiatan ini adalah fokus pengembangan wisata berbasis masjid adalah Masjid Abu Bakar Sidik Dusun Kesemek Desa Pekuncen, di mana sudah terbentuk TPA, Majels Taklim Ibu-Ibu, dan adanya ruangan yang dipergunakan untuk unit kesehatan masjid berupa posyandu lansia dan posyandu remaja. Metode yang digunakan berupa sosialisasi ke Permerintah Desa Cibangkong beserta seluruh Ta’mir Masjid di Desa Cibangkong, Pelatihan Ketrampilan dan sekolah kader. Lama pengabdian yang dilaksanakan adalah 8 bulan. Hasil kegiatan yang dilakukan adalah terwujudnya pengembangan desa wisata kesehatan,berbasis masjid, melatih kader posyandu agar dapat mandiri melakukan kegiatan pendataan kesehatan terutaman Penyakit Tidak Menular (PTM), Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), pencegahan penyakit tropis, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumah dan di jalan raya, pengembangan potensi alam berupa jalur susur alam jalan kaki dan sepeda, pemanfaatan tanaman herbal sebagai etalase tanaman obat keluarga (TOGA), pengembangan usaha masjid sesuai dengan kaidah Maqosyidah Syariah. Luaran berupa Unit Kesehatan Masjid (UKMD) berupa posyandu lansia dan remaja, telah mendapat ijin dari Pusat Kesehatan Masyarakat Pekuncen I, dan terbentuk struktur organisasi kader sebagai penggerak dan keberlangsungan UKMD. Melihat hasil yang ada maka dapat disimpulkan kegiatan berjalan dengan sesuai tujuan dan memberikan manfaat untuk masayarakat.