Theresia Mutia, Theresia
Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bandung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MEMBRAN ALGINAT SEBAGAI PEMBALUT LUKA PRIMER DAN MEDIA PENYAMPAIAN OBAT TOPIKAL UNTUK LUKA YANG TERINFEKSI Mutia, Theresia; Eriningsih, Rifaida; Safitri, Ratu
Jurnal Riset Industri Vol 5, No 2 (2011): Penelitian Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.795 KB)

Abstract

Alginat sampai saat ini belum dimanfaatkan untuk tekstil medis, terutama sebagai produk alternatif pembalut luka primer. Dari penelitian terdahulu diperoleh membran alginat berdaya serap tinggi, bersifat anti bakteri dan dapat mempercepat  penyembuhan  luka,  namun  bukan  antibiotik.   Penelitian  ini  adalah  penelitian  lanjutan  yang bertujuan untuk membuat membran alginat yang mengandung obat (Basitrasin dan Neomisin), agar dihasilkan membran  dengan  kualitas  lebih  baik,  karena  dapat  menyembuhkan  luka  yang  terinfeksi.  Oleh  karenanya diperlukan penelitian  lanjutan.  Pengujian yang dilakukan meliputi uji fisika, analisa gugus fungsi dan struktur mikro serta uji pre klinis.Penelitian ini berhasil mendapatkan membran yang dapat mempercepat penyembuhan luka yang  terinfeksi. Diharapkan, produk ini dapat digunakan untuk mensubstitusi kebutuhan pembalut luka impor. Dengan demikian, apabila   bahan   bakunya berasal dari sumber daya alam yang ada,  maka selain akan lebih ekonomis lagi, diharapkan terciptanya diversifikasi produk yang mempunyai nilai tambah.Dari  hasil  uji  ternyata kualitas produk  dipengaruhi  oleh  kondisi  proses.  Semakin  besar  konsentrasi  alginat, membran semakin kuat, berat dan tebal, namun mulurnya berkurang.  Membran memenuhi beberapa kriteria sebagai pembalut luka dan media penyampaian obat topikal, yaitu berdaya absorpsi tinggi, berpori, memiliki sifat fisik yang memadai, dan dapat mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi.Kata kunci: tekstil medis, pembalut luka primer, media penyampaian obat topikal, alginat, Sargassum Sp
WEBS SERAT NANO ALGINAT/POLIVINIL ALKOHOL UNTUK MEDIA PENYAMPAIAN OBAT TOPIKAL Mutia, Theresia; Moeliono, Moekarto
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.886 KB)

Abstract

Serat nano merupakan material penting untuk menghasilkan produk yang kompetitif, strategis dan ramah lingkungan. Serat hasil elektrosping untuk keperluan tekstil medis yang berdiameter <100 nm - 500 nm, digolongkan sebagai serat nano. Alginat banyak digunakan di bidang medis, misalnya untuk pembalut luka, rekayasa jaringan, dan lain sebagainya; karena bersifat nontoksik, biodegradable, biocompatible dan dapat mempercepat pertumbuhan jaringan baru. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa membran alginat yang mengandung antibiotik dapat digunakan sebagai media penyampaian obat topikal untuk luka terinfeksi, tetapi dengan metoda elektrospining akan diperoleh produk berkualitas lebih tinggi, karena mempunyai luas permukaan yang sangat besar dan berpori. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan webs (lembaran tipis) dari serat alginat/PVA yang mengandung obat melalui teknologi elektrospining untuk mendapatkan pembalut luka primer yang berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal. Pengujian yang dilakukan meliputi analisa gugus fungsi, analisa struktur mikro dan uji pre klinis. Dari hasil uji diketahui bahwa produk tersebut dapat digolongkan sebagai tekstil medis berskala nano dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu lolos uji pre klinis dan dapat digunakan untuk pembalut luka yang berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal. Kata kunci: alginat, elektrospining, media penyampaian obat topikal, polivinil alkohol, tekstil medis
BENANG GELATIN/ALGINAT SEBAGAI BAHAN BAKU KAIN KASA Eriningsih, Rifaida; Mutia, Theresia; Sjaifudin, Achmad
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.484 KB)

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan benang campuran gelatin/alginat melalui proses wet spinning.Alginat yang digunakan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut coklat yang dibuat tanpa proses pemutihan yangmemberikan kekuatan tarik yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alginat komersial (Manutex RS). Hasilpercobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada perbandingan gelatin/alginat 75/25, denganpenambahan zat pengikat Transglutaminase (TGA) dapat meningkatkan kekuatan tarik menjadi 1024 g, kekuatansimpul 688,5 g dan mulur sekitar 12 %, yang memenuhi syarat dapat ditenun menjadi kain kasa. Selain itu benangtersebut bersifat antibakteri, berdaya serap tinggi sehingga diharapkan hasil pertenunan akan memenuhi syaratsebagai kasa pembalut luka.
PEMBUATAN KARBOKSIMETIL SELULOSA DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG UNTUK PENGENTAL PADA PROSES PENCAPAN TEKSTIL Eriningsih, Rifaida; Yulina, Rizka; Mutia, Theresia
Arena Tekstil Vol 26, No 2 (2011)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.18 KB)

Abstract

Limbah pertanian, antara lain tongkol jagung sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Untukitu dilakukan penelitian dengan tujuan menaikkan nilai tambah limbah tersebut melalui proses karboksimetilasi,sehingga dihasilkan produk, yaitu karboksimetil selulosa (CMC) yang dapat digunakan sebagai pengental padaproses pencapan tekstil. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan proses, meliputi pemurnian awal,delignifikasi, alkalisasi, karboksimetilasi, pemurnian CMC, penetralan dan pengeringan. Reaksi karboksimetilasiyang terjadi dapat diketahui melalui analisa dengan spektra FTIR yang menunjukkan adanya gugus fungsi C=O.Percobaan dilakukan dengan 4 (empat) variasi proses, dan kondisi optimal dicapai pada Variasi Proses IV,yaitu proses tanpa pemurnian awal dan delignifikasi yang menghasilkan derajat substitusi (DS) 0,55. Pada prosespencapan kain kapas dengan zat warna reaktif menggunakan kasa datar, digunakan CMC tongkol jagung tersebutdengan viskositas 1750 cps. Untuk mencapai viskositas tersebut diperlukan CMC 16,5%, sedangkanpembandingnya (CMC komersil) hanya 2,1%. Namun demikian memberikan kualitas pencapan yang cukup baik,yaitu tidak memberikan efek migrasi dan ketuaan warnanya terhadap CMC komersil relatif sama (rata - rata Δ E <1). Selain itu tahan luntur warnanya terhadap pencucian, gosokan, keringat dan sinar menunjukkan nilai baik dankekakuan kainnya relatif sama dengan kain tanpa cap. Dengan demikian CMC hasil penelitian ini memenuhipersyaratan sebagai pengental untuk proses pencapan tersebut, karena tidak menodai kain putih, tidak berpengaruhterhadap warna dari zat warna yang digunakan dan mudah dihilangan pada proses pencucian.
EKSPLORASI KANDUNGAN PIGMEN DAN ALGINAT DARI RUMPUT LAUT COKLAT UNTUK PROSES PEWARNAAN KAIN SUTERA Eriningsih, Rifaida; Marlina, Rini; Mutia, Theresia; Sana, Arif Wibi; Titis, Ana
Arena Tekstil Vol 29, No 2 (2014)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.053 KB)

Abstract

Eksplorasi pigmen dan alginat dari rumput laut coklat dimaksudkan untuk mengekstraksi pigmen dari rumput laut coklat dan residunya diekstraksi kandungan alginatnya untuk proses pewarnaan pada kain sutera. Hasil ekstraksi pigmen rumput laut coklat teridentifikasi sebagai zat warna mordan asam yang memberikan warna alami yang dapat menghasilkan celupan pada kain sutera dengan ketahanan luntur warna terhadap pencucian, gosokan, keringat dan sinar dengan nilai  baik. Berdasarkan analisis gugus fungsi dari rumput laut yang telah diekstraksi pigmennya menunjukkan bahwa kandungan alginatnya tidak ikut terekstraksi dan dapat diekstraksi lanjut. Alginat yang dihasilkan memberikan viskositas lebih tinggi dari Manutex F (Alginat impor) dan memenuhi kriteria untuk proses pencapan yang dibuktikan dari hasil uji beda warna, whiteness index pada pencapan tanpa zat warna  dan motif pencapan yang tajam (tidak migrasi). Alginat dari rumput laut coklat Garut, Serang dan Madura masing-masing memberikan viskositas 10.900 cps, 13.060 cps dan 9.780 cps, sedangkan Manutex F  8.000 cps. Rendemen yang dihasilnya masing-masing 30,1%, 28,4% dan 24,2%. Hasil uji hidrolisis parsial alginat menunjukkan bahwa blok guluronat (GG) dalam polimer alginat Garut, Madura dan Serang masing-masing 60,662%, 50,274%, dan 67,906%. Hal ini berkaitan dengan sifat gel yang dibentuk. Alginat Serang cenderung lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan dengan alginat Garut dan Madura.
PENGGUNAAN MEMBRAN ALGINAT SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF TEKSTIL MEDIS PEMBALUT LUKA PRIMER PADA KELINCI ALBINO JANTAN Mutia, Theresia; Safitri, Ratu; Eriningsih, Rifaida
Arena Tekstil Vol 26, No 1 (2011)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.372 KB)

Abstract

Untuk mengetahui apakah membran alginat dapat digunakan sebagai produk alternatif tekstil medispembalut luka primer, maka telah dilakukan uji pre klinis untuk mengobati luka pada kulit kelinci albino jantan,sesuai dengan standar yang berlaku (OCDC Guidelines for the testing of Chemicals, 404). Percobaan dilakukanterhadap tiga ekor kelinci albino jantan, yaitu dengan melukai bagian kiri dan kanan punggung kelinci. Bagiankanan punggung kelinci ditempelkan pembalut luka yang kontak langsung dengan luka, sedangkan bagian kirinyatidak (sebagai kontrol). Adapun waktu pengamatannya adalah 1 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Dari hasilpercobaan diketahui bahwa membran dapat mempercepat penyembuhan luka dan tidak menyebabkan iritasi kulit,bahkan setelah tiga hari hampir tidak terlihat adanya goresan bekas luka.
EKSPLORASI DESAIN PERMUKAAN PADA BAHAN NON WOVEN SABUT KELAPA UNTUK PRODUK KREATIF Eriningsih, Rifaida; Suantara, Dermawati; Mutia, Theresia
Arena Tekstil Vol 26, No 1 (2011)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.048 KB)

Abstract

Industri kreatif merupakan salah satu perkembangan industri yang diawali dari pemanfaatan kreatifitas,keterampilan, bakat dan daya cipta individu untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta kesejahteraan. Produkprodukkreatif yang dihasilkannya dapat meningkatkan produktifitas, nilai tambah dan penggunaan sumber dayaalam serta dapat memberdayakan IKM.Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu pembuatan kain non wovenyang memanfaatkan sabut kelapa, baik seratnya (coir fiber) maupun gabusnya (coco peat). Metoda pembuatannyaadalah dengan cara pengikatan secara kimia (chemical bonded) antara kain tenun sebagai dasar dengan serat kelapa,menggunakan matriks polimer resin sebagai pengikat, dan dengan menonjolkan desain permukaan. Desainpermukaan diciptakan dengan 3 variasi yaitu desain percobaan I, II dan III dengan variasi warna serat kelapamelalui proses pemasakan, pemutihan dan pencelupan, serta variasi bentuk taburan serat dan gabus sesuai kreasi diatas kain dasar. Dari variasi tersebut dibuat produk-produk kria dengan paduan jahitan, sulaman ataupun lukisan,yang bertujuan mengikuti trend yang diminati pasar yaitu kembali ke alam untuk membantu menunjang industrikreatif. Proses finishing dilakukan dengan memberikan proses anti air dan minyak untuk meningkatkankeawetannya.Hasil uji sifat fisik dan ketahanan luntur warna dengan cat pigmen dan zat warna reaktif memberikan nilaiyang relatif baik. Hasil uji tahan luntur warna terhadap benang jahit dan benang sulam, yang digunakan untukmembentuk variasi desain permukaan menunjukkan nilai baik dan cukup. Berat bahan non woven rata-rata adalahlebih besar dari 300 g/m2, yang dapat dikategorikan sebagai kain berat, sehingga dapat dirujuk pada mutu KainDenim. Hasil uji kekuatan tarik dan ketahanan luntur warnanya memenuhi persyaratan SNI 08-0560-89, Mutu KainDenim. Dari tinjauan aspek ekonomi dengan asumsi penggunaan sabut kelapa 500 kg/hari dan rencana penjualanproduk kria 120.000 buah/tahun seharga rata-rata Rp 50.000 – Rp. 80.000, akan diperoleh laba per tahun 5,9 % -19,7%, titik pulang pokok (BEP) 83,3 – 93,1 dan return on investment (ROI) terlaksana pada tahun ke 4.
EFEKTIFITAS HIDROLISIS TEPUNG EMPULUR SAGU (Metroxylon sagu Rottb) OLEH KOMBINASI ASAM SULFAT DAN ENZIM TERHADAP HASIL GULA PEREDUKSI UNTUK BAHAN BAKU FERMENTASI BIOETANOL Safitri, Ratu; Andayaningsih, Poniah; Mutia, Theresia
Jurnal Riset Industri Vol 6, No 3 (2012): Pengembangan Industri Berbasis Hasil Tambang
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6259.466 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas hidrolisis kombinasi asam sulfat dan enzim terhadap hasil hidrolisat gula pereduksi.  Penelitian dilakukan secara eksperimental, dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hidrolisis secara kimia menggunakan larutan asam sulfat (H2S04)    6M, pH 1,0-2,0, diinkubasi pada suhu 120°Cselama 60 menit. Hidrolisis lanjutan secara enzimatik dengan menggunakan enzim α-amylase dosis 0,17 I-Il/gdosis  , enzim hemiselulase dosis 0.0003 g/g),  enzim selulase dosis 0,55 µl/g) dan enzim amiloglukosidase 0,37 µl/g.Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hidrolisis dengan asam sulfat 6 M dihasilkan konsentrasi gula pereduksi sebesar 22,6 % dengan DE (Dextrose /Equivalent)sebesar 28,63 %. Selanjutnya penggunaan hidrolisis enzimatik dapat meningkatkan konsentrasi gula pereduksi sebesar 53, 28 % dan nilai DE hingga 68, 52%KataKunci: Hidrolisis, Sagu, Selulosa, Hemiselulosa, α-amylase, amiloglukosidase, selulase 
KOMPOSIT SUNVISOR TAHAN API DARI BAHAN BAKU SERAT NENAS Eriningsih, Rifaida; Mutia, Theresia; Judawisastra, Hermawan
Jurnal Riset Industri Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8126.128 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan pemanfaatan serat nenas sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan komposit otomotif sunvisor tahan api untuk kendaraan/mobil. Bahan penguat komposit dalam percobaan ini berupa bentuk potongan serat nenas degummed sistem acak, Sebagai pengikat untuk membentuk komposit dipilih matriks resin epoksi dan poliuretan. Proses dilakukan dengan sistem hot press moulding dengan tekanan 40 kg/cm2 dan suhu 130°C.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses degumming pada serat nenas mempengaruhi struktur morfologi serat,  sehingga    derajat  kekristalan  serat menjadi  lebih tinggi.  Untuk  pembuatan  komposit    dengan  serat degummed berpengaruh terhadap peningkatan sifat fisika yang dibuktikan dari hasil uji SEM.    Zat aditif untuk mendapatkan sifat tahan api digunakan ZnCI2, KSCN, Na2Si03 dan MgCI2. Dari hasil percobaan diperoleh sifat tahan api relatif baik dengan proses impregnasi zat aditif, sedangkan dengan cara pelarutan bersama resin pengikat menghasilkan komposit yang tidak tahan api (terbakar).Dari hasil pengujian komposit sunvisor serat nenas baik dengan resin epoksi maupun poliuretan, disarankan menggunakan Na2Si03 untuk mendapatkan sifat tahan api. Kondisi optimum pembuatan komposit tersebut baik dengan resin epoksi maupun poliuretan meliputi uji tebal, densitas, moisture content, absorpsi air, perubahan ukuran pada kondisi normal dan setelah pemanasan, ketahanan bending dan modulus elastisitas (pada kondisi normal, kondisi suhu 110°C selama 5 menit dan  kondisi suhu 50°C selama 48 jam), tahan api  serta smell (bau), memenuhi persyaratan sesuai standar perusahaan otomotif, Rev7,"  Fiberboardfor Moulding Trim".Kontinyuitas  serat  nanas diharapkan  berjalan baik  dengan  harga  serat  dapat ditekan,  melalui  pengelolaan perkebunan sistem penanaman bergilir dan melakukan budi daya samping misalnya pembuatan kompos klorofil atau pakan ternak.Kata kunci  : Serat nenas, produk otomotif, sunvisor, polimer resin, tahan api.
EFEKTIFITAS HIDROLISIS TEPUNG EMPULUR SAGU (Metroxylon sagu Rottb) OLEH KOMBINASI ASAM SULFAT DAN ENZIM TERHADAP HASIL GULA PEREDUKSI UNTUK BAHAN BAKU FERMENTASI BIOETANOL Safitri, Ratu; Andayaningsih, Poniah; Mutia, Theresia
Jurnal Riset Industri Vol 6, No 3 (2012): Pengembangan Industri Berbasis Hasil Tambang
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6259.466 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas hidrolisis kombinasi asam sulfat dan enzim terhadap hasil hidrolisat gula pereduksi.  Penelitian dilakukan secara eksperimental, dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hidrolisis secara kimia menggunakan larutan asam sulfat (H2S04)    6M, pH 1,0-2,0, diinkubasi pada suhu 120°Cselama 60 menit. Hidrolisis lanjutan secara enzimatik dengan menggunakan enzim α-amylase dosis 0,17 I-Il/gdosis  , enzim hemiselulase dosis 0.0003 g/g),  enzim selulase dosis 0,55 µl/g) dan enzim amiloglukosidase 0,37 µl/g.Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hidrolisis dengan asam sulfat 6 M dihasilkan konsentrasi gula pereduksi sebesar 22,6 % dengan DE (Dextrose /Equivalent)sebesar 28,63 %. Selanjutnya penggunaan hidrolisis enzimatik dapat meningkatkan konsentrasi gula pereduksi sebesar 53, 28 % dan nilai DE hingga 68, 52%KataKunci: Hidrolisis, Sagu, Selulosa, Hemiselulosa, α-amylase, amiloglukosidase, selulaseÂ