Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KARAKTERISTIK GIZI ABON JANTUNG PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN IKAN LAYANG (Decapterus sp). [Nutritional Characteristics Abon of Banana Inflorescence ( Musa Paradisiaca )With Addition Of Scad Fish ( Decapterus sp)] Mamuaja, Christine F.; Aida, Yuannita
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Pascasarjana Unsrat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Basically, banana inflorescence is a part of banana trees that useless. Despite it's cheap price the banana inflorescence have benefits as a healthier food ingredients due to the high fiber and low fat content but needed to improve it's protein content by adding high protein food ingredient. The purpose of this study is to know nutritional content of abon which most likeable by the panelist. The research method using completely randomized design (CRD) method consists of 3 treatments (the concentration comparison between banana and fish) with 3 repetitions. The organoleptic test showed that the comparison mixing of banana inflorescence and scad fish based on 4 parameters (taste, texture, color and odor), A2 formula have the highest preference from the panelist. For nutritional content based on proximate analysis treatment (A2) content water = 5.395%, ash = 4,982%, fat=54.169%, protein=19.54% and crude fiber =17.81%.
PEMANFAATAN JANTUNG PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN DAGING IKAN LAYANG (Decapterus sp.) PADA PEMBUATAN ABON [Utilization of Inflorescence of Banana (Musa Paradisiaca) With The Addition Of Scad Fish (Decapterus sp) on Making Abon] Aida, Yuannita; Mamuaja, Christine F.; Agustin, Agnes T.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Pascasarjana Unsrat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to determine the effect of the concentration ratio of the shredded fish and inflorescence of banana organoleptic value and self-life this product. This research are carried out in three formulas, A1(75% inflorescence of banana : 25% shredded of fish), A2 (50% inflorescence of banana : 50% shredded of fish), and A3 (25% inflorescence of banana : 75% shredded of fish formula. Which are analysis at sensory evaluation to obtain the most preferred formula. Data analysis using a 3x3 factorial completely randomized design and repeat 3x. treatment was tested by using Annova 0,05 p. The result showed that the most preferred formula is was the formula A2. After 14 days storage in room temperature, the scores of TPC is 24.83 x 102, TBA is 0.3247 mg malonaldehid/100 g samples and pH 5.68. Storage up to 14 days, the formula A2 still has a good quality, based on the value of the TPC, TBA, and the pH is still according to standards set. Keywords:shredded fish, inflorescence of banana, sensory evaluation, rancidity
Analisis Kuantitatif Mikrobiologi pada Minuman Es Kepal Milo di Beberapa Kedai Minuman di Kelurahan Tikala Kota Manado Yuannita Aida; Filan Mandang
Journal Of Agritech Science (JASc) Vol 6 No 1 (2022): Journal of Agritech Science (JASc)
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jasc.v6i1.904

Abstract

Minuman Es Kepal Milo merupakan salah satu jajanan popular di masyarakat yang memiliki resiko terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen. Kontaminasi dapat terjadi di semua tahapan proses pengolahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total mikroba pada minuman es kepal milo di beberapa kedai di Kelurahan Tikala Kota Manado. Penelitian ini secara deskriptif dengan mengunakan sampel dari tiga kedai yang menjual es kepal milo, kemudian diuji kandungan mikroorganisme dengan metode Total Plate Count (TPC). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan acuan nilai standar TPC dari Badan Standarisasi Nasional, SNI 7388 tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalm Pangan. Hasil uji TPC dari ketiga sampel secara berurut sebagai berikut, sampel A 1.10 x 103 koloni/gr, sampel B 5.59 x 103 koloni/gr, dan sampel C 3,02 x 104 koloni/gr. Dapat disimpulkan bahwa sampel C tidak memenuhi standar mutu karena telah melewati nilai standar maksimum untuk pangan olahan untuk jenis es untuk dimakan yaitu sebesar 1 x 104 koloni/gr (BSN, 2009)
MUTU ORGANOLEPTIK TEH HERBAL BERBAHAN DASAR DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix dc) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK Aida, Yuannita; Lomo, Christine Phaskalyena
Journal Of Agritech Science (JASc) Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Of AgritechScience (JASc) - Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jasc.v8i1.1327

Abstract

Teh merupakan salah satu jenis minuman yang sering dikonsumsi selain air, yang dapat memberikan efek menyegarkan dan memiliki khasiat bagi tubuh. Selain dibuat dari daun teh, minuman teh juga dapat dibuat dari tanaman lain salh satunya daun jeruk purut. Daun jeruk purut (citrus hystrix dc) mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti tannin, polifenol, tokoferol, triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Daun jeruk purut memiliki aroma yang tajam dan khas yang berasal dari kandungan minyak atsiri di dalamnya. Karen aroma yang khas ini maka daun jeruk sering dimanfaatkan sebagai rempah untuk penyedap makanan juga sering diolah menjadi produk aromatherapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk teh herbal dari daun jeruk purut dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda- beda. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium teknologi pangan universitas prisma dengan selama dua bulan. Bahan yang digunakan adalah daun jeruk purut sebanyak 500gr, dengan perlakuan yaitu konsentrasi daun jeruk purut 5%(A1), 10%(A2), 15%(A3) yang diseduh pada air suhu 30°C selama 1 jam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap metode eksperimen laboratorium yang dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah uji organoleptik secara hedonic untuk rasa, aroma dan warna. Hasil yang diperoleh dari pengujian organoleptic teh herbal yaitu konsentrasi 5% memiliki skor tertinggi untuk rasa (2,92) sedangkan untuk aroma (3,76) dan warna(3,80) skor tertinggi diperoleh dari konsentrasi 10%. Artinya Tingkat kesukaan panelis terhadap teh herbal daun jeruk purut berada di skala netral sampai suka.
Gerakan GERAKAN TANAM CABAI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN DI KELURAHAN BUMI NYIUR KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Dusun, Citra; Kapojos, Magie; Rondonuwu, Mervina; Lomo, Christine; Lontoh, Rinny; Mandang, Filan; Aida, Yuannita
Jurnal Pengabdian Ibnu Sina Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : LPPM Universitas Ibnu Sina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36352/j-pis.v4i1.952

Abstract

ABSTRAK Permintaan cabe yang sering kali tidak diimbangi dengan pasokan yang stabil, sehingga mempengaruhi stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya cabai. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, penyuluhan, serta pembagian bibit cabai kepada masyarakat. Program ini juga mengedukasi tentang teknik budidaya yang berkelanjutan yang mendukung kemandirian pangan di tingkat rumah tangga dan membantu stabilisasi harga cabai di pasar lokal. Selain itu, program ini memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat melalui penjualan hasil panen cabai. Namun, terdapat beberapa tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap input pertanian dan pemeliharaan tanaman pasca-program. Untuk memaksimalkan dampaknya, disarankan adanya pendampingan lanjutan, pengembangan teori kemandirian pangan berbasis urban farming, dan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas program ini. Kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah diperlukan untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi di masa depan. Kata kunci : Gerakan Tanam Cabai, produksi pangan, ketahanan pangan, ABSTRACT This program was driven by the high demand for chili, which is often not matched by a stable supply, affecting price stability and the purchasing power of the community. The goal of this activity is to enhance food security and community self-reliance through the utilization of home gardens for chili cultivation. The methods used include socialization, counseling, and the distribution of chili seeds to the community. This program also educates participants on sustainable cultivation techniques that support household-level food self-sufficiency and help stabilize chili prices in local markets. Additionally, the program provides positive economic impacts for the community through the sale of chili harvests. However, there are several challenges, such as limited access to agricultural inputs and plant maintenance post-program. To maximize its impact, continued mentoring, the development of food self-sufficiency theories based on urban farming, and further research to evaluate the effectiveness of this program are recommended. Collaboration between the community, academics, and the government is essential to achieving sustainable food security and economic empowerment in the future. Keywords: Chili Planting Movement, food production, food security