Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Letak Buah pada Berbagai Umur Tanaman Terhadap Mutu Kakao (Theobroma cacao L.) Asrianingsi, Asrianingsi; Mamma, Sarawa; Boer, Dirvamena
Berkala Penelitian Agronomi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.967 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v6i1.7519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak buah dan perbedaan umur tanaman terhadap mutu kakao. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2015. Pengambilan sampel dilakukan di lahan petani kakao di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Penelitian dilakukan pada tanaman kakao jenis hibrida (Trinitario) warna hijau umur 8, 10, 12 dan 14 tahun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan tersarang dengan pola RAL dengan 3 ulangan. Umur tanaman yaitu umur 8, 10, 12 dan 14 tahun; serta umur letak buah tersarang pada umur tanaman meliputi batang, cabang primer dan cabang sekunder. Setiap plot terdiri dari 3 unit percobaan dan setiap unit percobaan  terdiri dari 3 tanaman sehingga jumlah tanaman menjadi 36 tanaman kakao dan 108 buah kakao. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan hasil analisis yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak buah kakao berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel penelitian kecuali pada variabel berat buah yang berpengaruh tidak nyata. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tua tanaman kakao maka semakin menurun mutu kakaonya. Umur tanaman kakao terbaik terhadap mutu kakao diperoleh pada umur 8 tahun. Kata kunci: Kakao, kualitas biji, letak buah, umur tanaman
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (ARACHIS HYHYPOGAEA L.) Mamma, Sarawa; Rahni, Nini Mila; Arma, Makmur Jaya; Halim, Halim; Rahmasari, Winda
Berkala Penelitian Agronomi Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v7i2.10563

Abstract

Kacang tanah merupakan komoditas penting sehingga perlu mendapat perhatian serius. Produktivitas kacang tanah di Sultra masih lebih rendah dari produktivitas nasinal. Umumnya petani menanam kacang tanah pada lahan dengan tingkat kesuburan rendah, sehingga diperlukan pemupukan,  khususnya pupuk organik, baik padat maupun cair. Kombinasi Pupuk organik padat dan cair dipandang cocok  untuk meningkatkan produktivitas lahan marginal. Penelitian telah dilakukan pada bulan  Juli sampai  Oktober 2019 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan  pupuk  organic cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea (L.). Penelitian  menggunakan Rancangan Acak Kelompok dalam pola Faktorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah pupuk kandanag yang terdiri atas tanpa pupuk kandang (Ko), pemberian pupuk kandang  5  tha-1  (K1), pemberian pupuk kandang 10 tha=1 (K2), dan pemberian pupuk kandang 15 tha-1 (K3). Faktor kedua adalah pemberian pupuk organic cair yang terdiri atas 4 taraf yaitu tanpa pemberian (C0), pemberian Pupuk organik cair konsentrasi 75 ml L-1 air (C1), konsentrasi 150 ml L-1 (C2), dan konsentrasi 225 ml L-1 (C3). Hasil penelitian diperoleh bahwa Pemberian Pupuk kandang dengan Pupuk organik cair tidak memberikan pengaruh interkasi terhadap tinggi dan diameter batang, akan tetapi Pupuk kandang memberikan pengaruh mandiri yang nyata. Pemberian  pupuk kandang 15 ton ha-1 memberikan pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang tertinggi. Perlakuan pemberian Pupuk kandang dengan Pupuk organik cair memberikan pengaruh interaksi terhadap luas daun, jumlah polong dan produksi polong (t/ha).Perlakuan pemberian pupuk kandang 10 ton ha-1 dengan Pupuk organik cair konsentrasi 150 ml L-1 air memberikan produksi polong tertinggi (2,65 t ha-1)Kata kunci: Kacang tanah, Pupuk kandang, Pupuk organik cair
PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH BESAR PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM MAMMA, SARAWA; RAHNI, NINI MILA; ALAM, SYAMSU
Jurnal Agroteknos Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Jurnal Agroteknos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Large red chilies are a horticultural commodity that has quite high economic in Indonesia. This research aims to determine the effect of cow manure and planting distance on the production of large chili plants. The research was carried out at the Experimental Fields 2 of Agricultural Faculties of Halu Oleo University from November 2022 to April 2023. The experimental design used was a randomized block design in a factorial pattern consisting of 2 factor. The firs factors is cow manure which consists of 4 doses, namely without manure (Ko), 7,5 t/ha (K1), 15 t /ha (K2), and 22,5 t/ha (K3). The second factors is plant distance which consist of 3 types, namely plant distance 30 cm x 30 cm (J1), 30 cm x 40 cm (J2), and 30 cm x 50 cm (J3). Each treatment was repeated 3 times so that there were 36 experimental unit. The variables observed were the number of branches, number of flowers, length of fruit, number of fruit and weight of fruit. The results of the research showed that there was an interaction effect between the manure application treatment and plant spacing treatment on the production of large chili plant. The treatment of providing 15 t/ha of manure with a planting distance of 30 cm x 40 cm (J2K2) gives the highest production of large red chilies, namely 16,39 t/ha.
PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum Melongena L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BERBAHAN DASAR AIR CUCIAN BERAS ADAWIYAH, ROBIATUL; MAMMA, SARAWA; ARMA, MAKMUR JAYA
Jurnal Agroteknos Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Jurnal Agroteknos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is motivated by the fact that eggplant production is still low because it is triggered by the condition of agricultural land which is less fertile and the limited availability of nutrients. One alternative used to overcome this is liquid organic fertilizer (LOF) from rice washing water. This research aims to determine the effect of LOF made from rice washing water on the growth of eggplant plants and to determine the treatment that has the best effect on the growth of eggplant plants. This research was carried out at the Experimental Garden Field Laboratory II and the Agrotechnology Laboratory, Agronomy Unit, Faculty of Agriculture, Halu Oloe University (HOU) Kendari, Southeast Sulawesi from August to October 2023. The design used was a randomized block design (RBD) with LOF treatment of washing water rice consisting of three levels, namely 150 mL (B1), 300 mL (B2) and 450 mL L-1 water (B3). The variables observed were stem diameter, number of leaves, leaf area, number of branches, flowering age, total dry weight and root shoot ratio (RSR). Data from observations were analyzed using variance analysis (ANOVA) and further testing using Duncan's multiple range test (DMRT) at a confidence level of 95%. The results showed that LOF treatment of rice washing water had a very significant effect on stem diameter at 56 DAP; number of leaves and total leaf area at 14, 28, 42 and 56 DAP; number of branches, and total dry weight. The best treatment to increase the growth of eggplant plants is LOF at a dose of 450 mL L-1 water.
DETEKSI POTYVIRUS PADA NILAM (Pogostemon Cablin (BLANCO) BENTH) DENGAN TEKNIK ELISA DI SULAWESI TENGGARA TAUFIK, MUHAMMAD; HASAN, ASMAR; KHAERUNI, ANDI; -, GUSNAWATY HS -; MAMMA, SARAWA
Jurnal Agroteknos Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Agroteknos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.655 KB)

Abstract

Mosaic symptoms were observed on Patchouli (Pogostemon cablin) around North Kolaka and Kolaka, Southeast Sulawesi during surveys in early 2012. Indirect-ELISA based detection was conducted using symptomatic leaf samples. The objective of the research was to determine disease incidence of Potyvirus in several farms of Patchouli plant in Southeast Sulawesi. The results showed that Patchouli plant (Pogostemon cablin) was found to be infected with Potyvirus disease showing mosaic symptoms and malformation on the leaf samples i.e. in Amotowo and Boro-Boro Villages of subdistrict Boro-Boro, and Landabaro Village, Mowila subdistrict of South Konawe regency; Asinua Village of subdistrict Unaaha, Lambuya district of subdistrict Lambuya, and Bungguosu district, Konawe subdistrict of Konawe regency; and Anduonohu district, Poasia subdistrict of Kendari regency. This is the first report on Potyvirus infection on patchouli in Southeast Sulawesi. Keywords: Inderect-ELISA, mosaic, Potyvirus, Pogostemon cablin
Penanganan Sumur Gali yang Bocor dan Tercemar Bunyamin, Bunyamin; Alimin, Alimin; Mamma, Sarawa; Imran, La Ode Ali; Nasser, Gamal A; Djohar, Abdul; Hay, Sahabuddin; Abdullah, Sukmawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i2.47380

Abstract

Permasalahan mitra adalah dinding sumur gali mengalami keropos atau sambungan cincin mulai rusak (kalah) yang berakibat pada kebocoran sumur yang menyebabkan air sumur menjadi keruh dan tercemar dari bahan-bahan bawaan yang masuk melalui tempat yang bocor tersebut. Oleh karena itu dalam memenuhi kebutuhan airnya, terutama untuk keperluan memasak dan minum warga membeli air yang diyakini bersih dan sehat serta layak konsumsi. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk mengatasi kebocoran sumur dan menghasilkan air yang jernih serta layak konsumsi. solusi yang ditawarkan adalah melakukan rekonstruksi sumur yang memanfaatkan keunggulan teknologi pipa paralon sebagai dinding sumur pengganti cincin beton. Metode pendekatan yang akan digunakan yaitu demonstrasi, dengan jalan mempraktekkan rekonstruksi sumur dengan memanfaatkan teknologi pipa paralon dalam Penanganan sumur bocor dan keruh. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rekonstruksi sumur sangat efektif mengatasi kebocoran sumur akibat cincin sumur yang keropos. Dengan menambahkan sistem filtrasi akan mengembalikan lagi kejernihan air yang dihasilkan oleh sumur gali.