Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA MEDIA UNTUK PERBANYAKAN AGENS HAYATI Trichoderma sp. HS, Gusnawaty; Taufik, Muhammad; Bande, La Ode Santiaji; Asis, Agus
JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA Vol 17, No 1 (2017): MARET, JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.226 KB) | DOI: 10.23960/j.hptt.11770-76

Abstract

Effectiveness test of several media for propagation biological agent Trichoderma sp.. This study aims to look at the effectiveness of some media to propagation of Trichoderma sp. and to determine the effectiveness of the media that has the best propagation of Trichoderma sp. This research is compiled in a completely randomized design (CRD), consists of seven treatment propagation medium that is 1) Media dregs sago (A), 2) Media dregs of the cashew nut shell (B), 3) Media sawdust (C), 4) Media maize (D), 5) Media bran (E ), 6) Media rice (F), 7) Media rice husk (G). The results showed that the medium used for propagation Trichoderma sp. have varying effectiveness. The most effective media for propogation Trichoderma sp. is media bran, with growth capability Trichoderma sp on day 4days after incubation reaches 100%, the difference in weight of the media before and after incubation Trichoderma sp. 2,04 g and the number of conidia 104,125.103/g media.
Swasembada Kedelai Dan Penyakit Mosaiknya Di Sulawesi Tenggara Taufik, Muhammad; HS, Gusnawaty; Hasan, Asmar; M, Rahayu; Nurmini, Nurmini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.509 KB) | DOI: 10.37149/4768

Abstract

Kedelai adalah komoditi pangan yang penting karena setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat di Sulawesi Tenggara. Kebutuhan yang tinggi terhadap kedelai menyebabkan setiap tahun pemerintah mengimpor kedelai untuk menutupi kekurangan produksi dalam negeri. Upaya mengurangi impor terus dilakukan namun beberapa kendala seperti gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT), salah satunya adalah penyakit mosaic virus yang dapat mengganggu produksi, produktivitas bahkan target swasembada kedelai tiga tahun ke depan. Oleh karena itu paper ini bertujuan memberikan informasi baru keberadaan penyakit mosaik virus pada tanaman kedelai sebagai dasar mendesain strategi pengendalian penyakit mosaik untuk mendukung swasembada kedelai tiga tahun ke depan di Sulawesi Tenggara.  Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukkan keberadaan virus Cowpea mild mottle virus (CPMMV), Cucumber mosaic virus (CMV) and Soybean mosaic virus (SMV) setelah diuji dengan teknik ELISA. Tidak ditemukan serangga vektor Aphids (kutudaun) di plot percobaan sampai akhir pengamatan, hanya ditemukan Empoasca sp.  Kutudaun adalah vektor beberapa penyakit virus mosaic sehingga tidak adanya kutudaun menjadi menarik karena mungkin telah terjadi pergeseran tugas dan fungsi vektor dari kutudaun ke Empoasca pada kondisi percobaan. Namun demikian masih dibutuhkan kajian mendalam pergeseran tersebut meskipun beberapa referensi melaporkan kemampuan Empoasca sp. sebagai vektor virus. Data ini memberikan implikasi bahwa untuk mencapai swasembada kedelai tiga tahun ke depan memerlukan kajian kolektif tentang faktor-faktor penghambat produksi kedelai sehingga dapat didesain tindakan pengendalian secara dini. Integrasi teknik pengendalian yang kompatibel dengan mempertimbangkan tiga dimensi pengendalian virus yaitu dimensi benih/tanaman sebagai inang, dimensi virus mosaik sebagai patogen dan dimensi serangga vektor virus di lapang Pengendalian vektor virus mosaik merupakan salah satu strategi untuk mengendalikan penyakit mosaic virus. 
Intensitas Penyakit yang Terdapat pada Tanaman Jagung dan Kacang Tanah dalam Pola Tumpangsari di Pertanian Lahan Kering Kabupaten Muna Barat Bande, La Ode Santiaji; HS, Gusnawaty; Resman, Resman
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.962 KB) | DOI: 10.37149/3129

Abstract

Pola tanam tumpangsari jagung-kacang tanah telah lama dikembangkan oleh masyarakat Muna dan merupakan bentuk kearifan lokal pada pertanian lahan kering. Model budidaya tanaman semusim ini dilakukan dengan tanpa olah tanah (TOT) dan belum menggunakan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas penyakit pada tanaman jagung dan kacang tanah dalam pola tumpangsari jagung-kacang tanah pada pertanian tanpa oleh tanah di lahan kering dan kondisi yang mempengaruhinya. Penelitian ini di lakukan di Desa Wakontu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat. Waktu penelitian dilakukan pada musim tanam bulan Januari 2015. Data diperoleh melalui survei pada kebun petani yang menerapkan pola tanam tumpangsari jagung-kacang tanah pada fase pertumbuhan vegetatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit yang terdapat pada tanaman jagung yaitu penyakit bulai dengan intensitas penyakit  sebesar 29,5%, dan penyakit pada kacang tanah yaitu penyakit bercak daun, penyakit belang, dan penyakit layu sclerotium dengan intensitas penyakit masing-masing sebesar 21,7, 9,2 dan 5,3%. Perbedaan waktu tanaman menyebabkan adanya variasi tingginya intensitas penyakit bulai jagung pada masing-masing kebun petani yakni yang ditanam pada curah hujan tinggi mempunyai intensitas penyakit bulai yang tinggi sedangkan yang ditanam pada awal musim hujan mempunyai intensitas penyakit yang rendah. Kebun yang sudah lama ditanami (4 kali musim tanam) mempunyai intensitas penyakit bulai lebih tinggi dibandingkan dengan kebun bukaan baru. Intensitas penyakit pada kacang tanah tidak dipengaruhi oleh waktu tanam dan lamanya kebun ditanami.
PERAN CENDAWAN ENDOFIT DAN PUPUK ANORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KETAHANAN PADI GOGO TERHADAP PENYAKIT BLAS (Pyricularia oryzae) Sainul, Ahmad; Taufik, Muhammad; HS, Gusnawaty; Khaeruni, Andi; Hasid, Rachmawati; Santiaji Bande, La Ode; Botek, Muhammad
Berkala Penelitian Agronomi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.622 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v7i1.6970

Abstract

Penelitian  bertujuan mengevaluasi pengaruh cendawan endofit dan dosis pupuk  anorganik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas (P. oryzae). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama adalah pemupukan yang terdiri dari: tanpa pupuk anorganik (P0), pemupukan dengan pupuk anorganik 25% dari rekomendasi (P1), pemupukan dengan pupuk anorganik 50% dari rekomendasi (P2), pemupukan dengan pupuk anorganik 75% dari rekomendasi (P3), pemupukan dengan pupuk anorganik 100% sesuai rekomendasi (P4) dan faktor kedua adalah penggunaan cendawan endofit yang terdiri dari: tanpa aplikasi cendawan endofit (C0), aplikasi T. asperellium (C1) dan aplikasi  Paecilomyces sp. (C2). Data  hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi pemupukan dengan pupuk anorganik dan cendawan endofit pada variabel tinggi tanaman, jumlah anakan, waktu muncul malai, bobot 1000 bulir, hasil gabah kering dan keparahan penyakit. Kombinasi perlakuan pupuk anorganik 75% sesuai rekomendasi dengan cendawan endofit Trichoderma sp. (P3C1) dan Perlakuan pupuk anorganik 75% denganPaecilomyces sp. (P3C2) memberikan respon terbaik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas.
EFFECTIVENESS OF BOTANICAL INSECTICIDE FORMULATIONS AGAINST COCOA POD BORER CONOPOMORPHA CRAMERELLA (SNELL.) Santiaji Bande, La Ode; HS, Gusnawaty; Mariadi, Mariadi; Nuriadi, Nuriadi
JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA Vol 19, No 1 (2019): MARCH, JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/j.hptt.1191-7

Abstract

Effectiveness of botanical insecticide formulations against cocoa pod borer Conopomorpha cramerella (Snell.). Cocoa pod borer (CPB), Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae), is a major pest on cocoa plants. The research aimed atfinding out botanical insecticide formulations that are effective against CPB. Plant materials used for preparing the formulations were cashew nut shell (Anacardium occidentale), whiteflower albizia (Albizia saponari), siam weed (Chromolaena odorata), and candle bush (Senna alata) extract. This research was conducted in the field using a randomized complete block design with the following treatments: formulation of cashew nut shell extract, cashew nut shell extract + whiteflower albizia bark extract, cashew nut shell extract + siam weed leaf extract, cashew nut shell extract + candle bush leaf extract, cashew nut shell extract + whiteflower albizia bark extract + siam weed leaf extract + candle bush leaf extract, and a synthetic insecticide formulation containing a mixture of lambda-cyhalotrin 106 g/L and thiametoxam 141 g/L as well as control (without botanical and synthetic insecticide treatment). The concentration of botanical pesticides applied from cashew nut shell extract used was 2.5 mL/L, while from other ingredients 250 mL/L.Variables observed were intensity of CPB infestation, degree of damage to the cocoa seed, and the efficacy of botanical insecticide treatments. The results showed that the test botanical insecticide formulations reduced the intensity of CPB infestation by 48.9?55.3% and the degree of seed damage by 52.3?58.2% compared with control. The efficacy of the test botanical insecticide formulations in controlling CPB was relatively the same when compared to each other, with a range of efficacy of 64.2?71.0%, but was lower than that of the synthetic insecticide formulation (92.8% efficacy). The implication of this research is that botanical insecticide formulations have the prospect of being continuously developed and have the potential to reduce the used of synthetic insecticides.
DEMPLOT BUDIDAYA TANAMAN TOMAT TAHAN PENYAKIT HAWAR DAUN DI LAMOMEA, KONAWE SELATAN HS, Gusnawaty; Aka, R; Taufik, M.; Asniah, Asniah
Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram Vol 3, No 1 (2021): Edisi Januari 2021
Publisher : Teknik Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/amtpb.v3i1.68

Abstract

Tanaman tomat merupakan sayuran buah yang banyak dibudidayakan oleh kelompok tani di Desa Lamomea dan menjadi salah satu sumber ekonomi penting bagi keluarga petani. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah serangan penyakit hawar daun tomat yang dapat menyebabkan gagal panen. Tujuan kegiatan adalah mendampingi petani tomat untuk mengendalikan penyakit hawar daun tomat. Metode yang digunakan adalah bimbingan teknis dan pembuatan demo plot (demplot) pengendalian penyakit hawar daun tomat. Teknis pengendalian yang diterapkan adalah penyemaian benih pada media media rockwall, pemberian mulsa plastik hitam perak, mulsa jerami dan agens hayati Trichoderma sp. Demplot berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra bahwa rockwall yang digunakan menunjukkan pertumbuhan benih tomat lebih seragam dan mengurangi penyakit hawar daun tomat. Mulsa plastik hitam perak terbuktgi efektif mengurangi gulma dan mengurangi kejadian penyakit hawar daun, sedangkan mulsa jerami mengurangi frekuensi penyulaman dibandingkan dengan penggunaan mulsa hitam perak. Aplikasi agens hayati dan jerami juga dapat mengurangi tanaman yang terinfeksi penyakit hawar daun ketika diikuti dengan perempelan tunas-tunas air atau ranting non produktif.
Analisis Hubungan Ketersediaan Unsur Hara dengan Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) pada Tanaman Kakao Rukia, Wa; Bande, La Ode Santiaji; Gusnawaty HS, Gusnawaty HS
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i1.16437

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui intesitas dan keparahan penyakit vascular streak dieback (VSD) dan menganalisis unsur hara yang berpengaruh terhadap intesitas dan keparahan penyakit vascular streak dieback (VSD) yang disebabkan oleh Oncobasidium theobromae. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan November 2020 di lahan perkebunan kakao di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggaradan Laboratorium Biomolekuler Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan survei pada pertanaman kakao untuk pengamatan intesitas dan keparahan penyakit serta pengambilan sampel tanah.Variabel yang diamati adalah intesitas dan keparahan penyakit di lapang, analisis sifat kimia tanah dan kadar unsur hara. Hasil penelitian menunjukan intesitas penyakit VSD di lapang berkisar 10 – 100%, keparahan penyakit VSD di lapang 2,5 – 95%. Unsur hara yang berpengaruh langsung meningkatkan intesitas penyakit VSD adalah P-tersedia. Unsur hara yang berpengaruh langsung menurunkan intesitas penyakit VSD adalah N-total dan K-tersedia. Unsur hara yang berpengaruh langsung meningkatkan keparahan penyakit VSD adalah P-tersedia dan N-total. Unsur Hara yang berpengaruh langsung menurunkan keparahan penyakit VSD adalah K-tersedia.Kata Kunci: Oncobasidium theobromae, penyakit VSD, unsur hara
Uji Daya Hambat Fungisida Nabati terhadap Colletotrichum sp. dan Sclerotium sp. Secara In-Vitro Afrianti, Neli; Taufik, Muhammad; Gusnawaty HS, Gusnawaty HS; Khaeruni, Andi; Asniah, Asniah
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i2.21300

Abstract

Buah tomat memiliki kandungan vitamin C, ß-carotene, lycopene yang penting bagi kesehatan. Selain itu nilai ekonomi tomat juga cukup tinggi sehingga menarik banyak petani untuk membudidayakannya. Saat ini petani tomat menghadapi kendala yaitu serangan penyakit bercak daun yang dapat disebabkan oleh beberapa patogen seperti Alternaria sp., Colletotrichum sp., Sclerotium sp., dan Pestaliopsis sp.Kompleks patogen tersebut menyulitkan petani tomat untuk mengendalikannya. Alternatif yang ditawarkan adalah penggunaan pestisida nabati berbahan minyak cengkeh dan ekstrak kulit jambu mete-phymar. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kemampuan fungisida nabati untuk mengendalikan patogen penyebab bercak daun tomat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan yaitu kontrol (N0), pestisida sintetik 2 mL (N1) phymar 10 mL (N2), phymar 20 mL (N3), phymar 30 mL (N4), minyak cengkeh 2,5 mL (N5), minyak cengkeh 5 mL (N6) dan minyak cengkeh 7 mL (N7), setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fungisida nabati phymar dan minyak cengkeh mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen Colletotrichum sp dan Sclerotium sp. Fungisida nabati minyak cengkeh dengan konsentrasi 2,5 ml/L media agar sudah efektif menghambat perkembangan Colletotrichum sp dan Sclerotium sp. secara in-vitro dengan daya hambat masing-masing sebesar 100%.Kata kunci : bercak daun, Colletotrichum., fungisida, Sclerotiu
Efisiensi Penularan Pepper yellow leaf curl Indonesia virus (PepYLCIV) dengan Kutukebul, Kejadian Penyakit dan Pertumbuhan Tanaman cabai Al Hadiat Al Hadiat; Muhammad Taufik; Rahayu M Rahayu M; Gusnawaty HS Gusnawaty HS; Syair Syair
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i2.25584

Abstract

Virus gemini adalah salah satu penyebab kehilangan hasil poduksi cabai yang signifikan. Kehilangan hasil dapat mencapai 100%. Penyakit ini menyebar secara cepat karena ditularkan oleh serangga vektor kutukebul. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi efisiensi penularan virus gemini dengan kutukebul. Penelitian didesain dengan  rancangan acak kelompok (RAK), empat perlakuan yakni tanpa kutukebul (kontrol) (S0), satu ekor kutukebul (S1), tiga ekor kutukebul (S2) dan lima ekor kutukebul (S3), diulang sebanyak lima  kali dengan 5 unit tanaman. Data dianalisis dengan sidik ragam jika terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan jumlah kutukebul yang efektif menularkan virus gemini adalah lima ekor kutukebul. Masa inkubasi tercepat yaitu tujuh hari setelah inokulasi. Gejala yang ditemukan seperti warna daun kekuningan khususnya pada daun-daun muda, mosaik, daun menggulung ke atas dan ke bawah, malformasi dan tanaman menjadi kerdil. Kejadian dan keparahan penyakit tertinggi terjadi pada perlakuan lima ekor kutukebul sebesar 88% dan 55%. Pertumbuhan tanaman terbaik adalah tanaman kontrol, tinggi tanaman adalah 64,16 cm dan jumlah daun (25,24 helai). Semakin banyak serangga vektor viruliferous maka kejadian dan keparahan penyakit virus gemini semakin meningkat. Kata kunci: Cabai; Kejadian penyakit; Kutukebul; Virus gemini. 
PENERAPAN AGENS HAYATI DAN PEMULSAAN UNTUK MENGELOLAH PENYAKIT TANAMAN TOMAT PADA KELOMPOK TANI SAYURAN DI DESA WOLASI Gusnawaty HS; Arifudin Mas’ud; Muhammad Botek; Muhammad Taufik
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pkm.v7i1.2680

Abstract

Tomat memiliki nilai ekonomi yang cukup baik sehingga cukup menartik petani untuk membudidayakannya. Selain itu mengandung vitamin C yang cukup tinggi yang berfungsi untuk mencegah berbagai penyakit seperti sehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka serta mencegah kerusakan atau pendarahan pada pembuluh darah. Namun permasalahan yang dihadapi oleh petani tomat di Wolasi adalah gangguan penyakit yaitu penyakit hawar daun tomat. Transfer teknologi tepat guna Trichoderma sp., pemulsaan, dan cara budidaya yang baik sebagai solusi. Tujuan pengabdian adalah meningkatkan level keberdayaan mitra di dalam mengendalikan penyakit hawar daun tomat. Metode yang digunakan adalah ceramah/diskusi, teknik aplikasi Trichoderma sp. plus bahan organik fermentasi, dan cara pengolahan dan pemupukan yang baik. Transfer TTG tersebut dilakukan pada demplot berukuran 30 × 40 m persegi, sekaligus sebagai media pembelajaran bagi tim pelaksana, mitra dan mahasiswa MBKM. Mitra mampu mengaplikasikan Trichoderma sp sebelum piundah tanam dan pemulsaan serta cara budidaya yang baik. Peningkatan level pengetahuan dan keterampilan mitra terlihat pada produksi tomat yang dihasilkan. Bukan hanya secara kualitas baik, tetapi juga secara kuantitas. Buah tomat cukup besar dan rata-rata jumlah buah tomat adalah 14 buah/2 kg. Sebanyak 350 kg telah dipanen oleh mitra pada populasi sekitar 700 tanaman.