The majority of Lakanmau villagers, Lasiolat sub-district, Belu regency, East Nusa Tenggara province, works as farmer-livestock breeders. In developing their livestock commodities, the community still provides feed without any further processing. If processed, it is done by cooking, which is less effective in terms of time, effort, and resources. The community service activities carried out by the Animal Feed Technology study program, Animal Husbandry Department, Kupang State Agricultural Polytechnic in this village involved the introduction and production of RABAL probiotics. Probiotics contain live microorganisms (usually fermentative) whose consumption can improve livestock health by enhancing or maintaining normal microflora balance in their digestive tract. The activities began with counseling, followed by a demonstration plot, hands-on practice by the villagers, and concluded with an evaluation. The results showed that the villagers understood the production of these probiotics both conceptually and practically. However, to increase their independence and consistency, longerterm assistance is needed. === Masyarakat Desa Lakanmau, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai petani-peternak. Dalam mengembangkan komoditas peternakannya, masyarakat masih memberikan pakan tanpa adanya pengolahan lebih lanjut terlebih dahulu. Apabila diolah, dilakukan dengan cara dimasak yang kurang efektif dari segi waktu, tenaga dan sumber daya. Kegiatan pengabdian dilakukan oleh program studi Teknologi Pakan Ternak, jurusan Peternakan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang yang bertempat di desa ini terkait introduksi dan pembuatan probiotik RABAL. Probiotik mengandung mikroorganisme hidup (umumnya bersifat fermentatif) yang pengonsumsiannya dapat meningkatkan kesehatan ternak dengan memperbaiki atau mempertahankan keseimbangan mikroflora normal dalam saluran pencernaannya. Kegiatan diawali dengan penyuluhan, kemudian diikuti dengan demplot, unjuk kerja oleh warga dan diakhiri dengan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa warga telah memahami pembuatan probiotik ini baik secara konsep maupun secara praktis. Akan tetapi, untuk meningkatkan kemandirian dan konsistensi mereka, maka diperlukan pendampingan dalam jangka waktu yang lebih lama.