Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TIPOLOGI SETTING DAN AKTIVITAS REKREASI DI SEPANJANG TUKAD BADUNG, KOTA DENPASAR Nyoman Gema Endra Persada
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 2 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.988 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2015.v02.i01.p06

Abstract

Abstract The Revitalization of Badung River has provided a significant waterfront for Denpasar. Having been used for irresponsibly disposed waste, this river has now emerged as a significant public space. It has promoted diverse recreational activities engaged by urban dwellers of both Denpasar and its surrounding areas. This paper analyses the relationship between numerous spatial settings along the river and their contained recreational activities. The potential attraction of each spatial setting is evaluated by the presence of one or more of the following elements, visible sceneries; aesthetic plants; shade trees; fish; planned space; abandoned or/and vacant  land. Meanwhile, type of activities pertained to recreational function of this waterfront include relaxing; sitting around; fishing; chatting; snacking; resting after work; ceremonial activities; and food vendoring (permanent and non-permanent). The research then makes a connection between each spatial element and activities to draw certain relationships between space and its use. Keywords: Badung River, public space, spatial setting, recreational activities Abstrak Kegiatan revitalisasi Sungai Badung telah menghasilkan daerah aliran sungai yang penting bagi Kota Denpasar. Setelah sekian lama dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah kota, area ini muncul sebagai ruang publik yang signifikan. Area ini mengundang terjadinya beragam aktivitas rekreasi yang dilaksanakan baik oleh penduduk kota yang berasal dari Denpasar dan area-area di sekitarnya. Paper ini menganalisa hubungan antara beragam setting keruangan yang terjadi di sepanjang aliran sungai ini dengan aktivitas rekreasi yang terjadi di dalamnya. Ketertarikan dari setiap spasial setting dievaluasi berdasarkan keberadaan dari satu atau lebih elemen-elemen berikut ini: pemandangan (view); tanaman hias; pohon peneduh; ikan hias berenang dalam aliran air sungai; ruang-ruang yang direncanakan; dan ruang-ruang tidak/belum terencanakan. Sementara itu, kegiatan rekreasi yang telah terjadi adalah: bersantai; duduk-duduk; bersenda gurau; memancing; menikmati makanan kecil; istirahat dari kerja; upacara keagamaan; dan berjualan makanan kecil. Penelitian ini kemudian mengkorelasikan antara ruang serta kegiatan yang terjadi dalam rangka mengkaji hubungan antara tempat dan pemakainya. Kata kunci: Tukad Badung, ruang publik, setting keruangan, aktivitas rekreasi
Physical Interior Setting of Angkringan Vendor on Jalan Tukad Barito Denpasar Persada, Nyoman Gema Endra; Rahayu, Ni Nyoman Sri
Pendhapa Vol. 14 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/pendhapa.v14i1.5152

Abstract

The angkringan business is spreading rapidly in big cities throughout Indonesia with a strong characteristic with a Javanese atmosphere, cheap food and an intimate atmosphere. Another characteristic of angkringan is the mobility and territoriality of the traders, which is not very visible in angkringan on Jalan Tukad Barito Denpasar. An angkringan that uses a shop parking area that is closed at night is studied based on interior design components such as floors, walls and ceilings. Qualitative descriptive research method with observation of phenomena that occur accompanied by interviews and photo documentation. Observations were mapped using a place centered map which were grouped based on existing functions in the form of food counters, kitchens, dining areas for visitors and live music areas. Other findings are the cart design which still maintained, the goods storage system, the phenomenon of full shop rentals and the importance of live music in angkringan.
Physical Interior Setting of Angkringan Vendor on Jalan Tukad Barito Denpasar Persada, Nyoman Gema Endra; Rahayu, Ni Nyoman Sri
Pendhapa Vol. 14 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/pendhapa.v14i1.5152

Abstract

The angkringan business is spreading rapidly in big cities throughout Indonesia with a strong characteristic with a Javanese atmosphere, cheap food and an intimate atmosphere. Another characteristic of angkringan is the mobility and territoriality of the traders, which is not very visible in angkringan on Jalan Tukad Barito Denpasar. An angkringan that uses a shop parking area that is closed at night is studied based on interior design components such as floors, walls and ceilings. Qualitative descriptive research method with observation of phenomena that occur accompanied by interviews and photo documentation. Observations were mapped using a place centered map which were grouped based on existing functions in the form of food counters, kitchens, dining areas for visitors and live music areas. Other findings are the cart design which still maintained, the goods storage system, the phenomenon of full shop rentals and the importance of live music in angkringan.
PENYULUHAN MASYARAKAT PENGRAJIN MEBEL BAMBU TENTANG TEKNIS PENGGAMBARAN DI DESA BELEGA, GIANYAR Rahayu, Ni Nyoman Sri; Dewi, Ni Made Emmi Nutrisia; Persada, Nyoman Gema Endra
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19212

Abstract

ABSTRAKMebel bambu banyak diproduksi oleh pengrajin di Desa Belega. Masalah yang dipecahkan dalam pengabdian ini adalah terkait upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan teknis penggambaran mebel interior bambu. Tujuan Kegiatan pengabdian ini adalah agar dapat meningkatkan pengetahuan teknis penggambaran mebel interior bambu yang mana pengetahuan mengenai gambar sangat diperlukan ketika berhadapan dengan klien dan menjelaskan mebel. Manfaat kegiatan: (1) Dapat mempermudah pengrajin dalam produksi; (2)  Meningkatkan pengetahuan pengrajin mengenai teknis penggambaran.   Metode diantaranya: (1) Input: Metode survey, observasi ke workshop, dokumentasi dan wawancara; (2) Proses: Digunakan teknik penyuluhan individu. Pendekatan dengan datang ke tempat bekerja pengrajin, memberikan informasi mengenai teknis penggambaran meliputi dimensi, denah, tampak samping, potongan, perspektif, skala; (3) Output : Metode evaluasi. Tim kembali bertanya menggunakan kuisioner guna mengetahui pemahaman peserta. Skor peserta pada kuisioner tahap kedua menunjukkan peningkatan dibanding kuisioner pertama yang menandakan peserta sudah mendapatkan pemahaman yang benar sesuai materi yang dijelaskan. Keahlian mengolah bambu menjadi mebel bagi masyarakat di Desa Belega adalah potensi desa yang harus dipertahankan. Jika sebelumnya pengrajin bambu terbiasa dengan pekerjaan lapangan, dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, pengrajin bambu mendapat pengetahuan tambahan mengenai teknis gambar. Sehingga harapannya mereka dapat lebih mudah membaca gambar kerja sebagai panduan dalam mengerjakan mebel bambu. Kata kunci: penyuluhan; pengrajin; mebel bamboo; teknis penggambaran. ABSTRACTMany bamboo furniture is produced by craftsmen in Belega Village. The problem solved in this community service is related to efforts made to improve knowledge of technical drawing for bamboo furniture. The aim of this community service activity is to increase knowledge of technical drawing for bamboo furniture, where it is very necessary when dealing with clients and explaining furniture. Benefits of the activity: (1) Can make production easier for craftsmen; (2) Increasing craftsmen's knowledge about technical drawings. In this counseling, a survey was carried out by observing visiting craftsmen's workshops using individual counseling techniques. The methods include: (1) Input: Survey method, observations to the workshop, documentation and interviews; (2) Process: its used Individual technique counseling. Approach by coming to the craftsman's work place, providing information about technical drawings including dimensions, plans, side views, cuts, perspectives, scale; (3) Output: Evaluation method. The team asked questions for the twice using a questionnaire to find out the participants' understanding. The participant's score on the second questionnaire showed an increase compared to the first questionnaire. Its indicating thFdiat the participant had gained the correct understanding according to the subject explained. The skill of processing bamboo into furniture for the people of Belega Village is a potential of the village that must be maintained. If previously bamboo craftsmen were accustomed to field work, with this community service activity, bamboo craftsmen gained additional knowledge of technical drawing for bamboo furniture. So it is hoped that they can more easily read working drawings as a guide in working on bamboo furniture. Keywords: counseling; craftsmen; bamboo furniture; technical drawing.