Perilaku merokok telah menjadi beban bagi Indonesia, baik kesehatan maupun ekonomi. Perilaku merokok menjadi faktor risiko dari penyakit tidak menular yang persentasenya terus meningkat. Tren perokok belum mengalami perbaikan, bahkan dikalangan remaja. Perokok yang memulai kebiasaannya di usia remaja memiliki kecenderungan menjadi perokok hingga dewasa. Menelusuri fenomena ini di DI. Yogyakarta, Kabupaten Bantul adalah kabupaten dengan persentase perokok remaja yang paling tinggi di antara kabupaten/kota lainnya. Determinan yang berhubungan dengan perilaku merokok telah banyak diteliti secara kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi determinan perilaku merokok remaja secara kualitatif. Desain yang digunakan adalah deskriptif. Subjek dipilih secara purposive, yang terdiri dari tujuh infoman, baik yang sebagai perokok aktif maupun mantan perokok. Peneliti menggunakan analisis tematik dalam proses analisis. Penelitian ini menghasilkan empat tema, yaitu faktor intrapersonal, interpersonal, lingkungan, dan tindakan merokok remaja. Faktor intrapersonal, interpersonal, dan lingkungan mempengaruhi terjadinya tindakan merokok remaja. Masing-masing faktor memiliki determinan yang menjelaskan pengaruhnya terhadap tindakan dan perilaku merokok remaja. Peneliti menggarisbawahi pentingnya orang tua dan remaja mengontrol faktor interpesonal remaja karena usia remaja adalah periode perkembangan psikologis untuk pencarian jati diri menuju kedewasaan. Determinan-determinan tersebut penting untuk diperhatikan dan menjadi landasan dalam mengembangkan program intervensi perilaku merokok remaja.