Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan

Karakteristik Mikrobiologi (ALT, E. Coli dan Salmonella) pada Produk Hasil Perikanan di BPMHP Semarang Ayu Sulistiani; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i1.15342

Abstract

ABSTRAKIkan merupakan salah satu bahan pangan yang masuk dalam golongan bahan yang mudah rusak (Perishable food), karena di dalam daging ikan banyak terkandung air dan protein yang cukup tinggi, sehingga dapat mempercepat perkembangbiakan mikroorganisme apabila tidak ditangani dengan benar. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang dari tanggal 5 Januari sampai 5 Februari 2022 dengan tujuan mengetahui mutu mikrobiologis pada produk hasil perikanan berupa udang beku dan rajungan pasteurisasi dalam kaleng. Parameter uji yang dilakukan terdiri atas uji total mikroba, uji E.coli dan uji Salmonella pada udang beku dan rajungan pasteurisasi dalam kaleng. Hasil penelitian menunjukan pada udang beku memiliki nilai ALT sebesar 131,36 x 102 kol/gram E.coli 3 APM/gram, Salmonella negatif dan masih memenuhi standar mutu mikrobiologi SNI 2705: 2014. Hasil uji pada rajungan pasteurisasi dalam kaleng memiliki nilai ALT 2500 kol/gram E.coli 3 APM/gram, Salmonella negatif dan masih memenuhi standar mutu mikrobiologi SNI 6929: 2016. Produk udang beku dan rajungan kaleng pada BPMHP Semarang masih aman untuk dikonsumsi.Kata kunci: Udang beku, Rajungan pasteurisasi dalam kaleng, ALT, E.coli dan SalmonellaABSTRACTFish is one of the foodstuffs that fall into the category of perishable food because fish meat contains a lot of water and high enough protein, so it can accelerate the proliferation of microorganisms if not appropriately handled. This research was carried out at the Fishery Product Quality Testing Center (BPMHP) Semarang from January 5 to February 5, 2022, to know the microbiological quality of fishery products in the form of frozen shrimp and pasteurized crabs in cans. The test parameters consisted of a comprehensive microbial test, an E.coli test and a Salmonella test on frozen shrimp and canned crab. The result showed that ALT value of frozen shrimp was 131.36 x 102 col/gram, E.coli 3 APM/gram, Salmonella was negative and still meets the microbiological quality standard of SNI 2705: 2014. The test results on canned crab have ALT value 2500 col/gram E.coli 3 APM/gram, Salmonella was negative and still meets the microbiological quality standard of SNI 6929: 2016. Frozen shrimp and canned crab products at BPMHP Semarang were still safe for consumption.Keywords: Frozen shrimp, canned crab, ALT, E.coli and Salmonella
Pemanfaatan Ekstrak Gracilaria sp. dari Perairan Pamekasan sebagai Antioksidan Ayu Nadila Insani; Hafiludin Hafiludin; Adyos Bobby Chandra
Juvenil Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i1.14783

Abstract

ABSTRAKRumput laut merupakan salah satu sumber daya alam hayati laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki peranan ekologis serta memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu sebagai antioksidan alami karena mengandung senyawa bioaktif yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas. Salah satu rumput laut yang berpotensi dikembangkan dalam bidang farmasi yaitu Gracilaria sp. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan proksimat, kandungan bioaktif dan aktivitas antioksidan dari rumput laut Gracilaria sp. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: preparasi rumput laut, analisis proksimat, analisis fitokimia dan uji aktivitas antioksidan yang dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Laut, Universitas Trunojoyo Madura. Kandungan proksimat dari rumput laut Gracilaria sp. kaya akan kadar air dan abu dalam bentuk segar dan kering, sedangkan jumlah lemak dan proteinnya sangat rendah. Senyawa bioaktif dalam rumput laut Gracilaria sp. mengandung saponin, steroid dan fenol hidrokuinon.  Rumput laut Gracilaria  sp. mempunyai aktivitas antioksidan terbaik dengan pelarut metanol dengan IC50 sebesar 308,19 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumput laut Gracilaria sp. mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bidang farmakologi dan pangan fungsional. Kata Kunci: Antioksidan, bioaktif, Gracilaria sp. proksimat. ABSTRACTSeaweed is one of the marine biological natural resources that has high economic value and has an ecological role and has many benefits, one of which is as a natural antioxidant because it contains bioactive compounds that function to ward off free radicals. One of the seaweeds that has the potential to be developed in the pharmaceutical sector is Gracilaria sp. This study aimed to analyze the proximate content, bioactive content and antioxidant activity of seaweed Gracilaria sp. The research was carried out in several stages, namely: seaweed preparation, proximate analysis, phytochemical analysis and antioxidant activity tests carried out at the Marine Biotechnology Laboratory, University of Trunojoyo Madura. Proximate content of seaweed Gracilaria sp. rich in ash content in fresh and dry form, while the amount of fat and protein is very low. Bioactive compounds in seaweed Gracilaria sp. contains saponins, steroids and phenol hydroquinone. Seaweed Gracilaria sp. has the best antioxidant activity with methanol solvent with IC50 of 308,19 ppm. The results of this study indicate that the seaweed Gracilaria sp. has the potential to be developed in the fields of pharmacology and functional food.Keywords: Antioxidant, bioactive, Gracilaria sp., proximate.
Nilai Organoleptik (Sensori dan Bobot Tuntas) Produk Perikanan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang Jawa Tengah Ike Hidhayatul Sholehah; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 3 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i3.16855

Abstract

ABSTRAKProduk perikanan segar khususnya ikan mengalami kemunduran kualitas yang cepat sehingga ikan termasuk produk yang mudah rusak (high perishable food), karena kandungan air dan protein yang cukup tinggi yang sangat mendukung aktivitas mikroorganisme dan enzimatis dalam daging ikan sehingga dibutuhkan penanganan dan pengolahan yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang dari tanggal 5 Januari-7 Februari 2022 dengan tujuan menentukan mutu organoleptik pada produk hasil perikanan berupa udang segar, rajungan kaleng, dan ikan dalam kaleng (sarden). Parameter uji yang dilakukan terdiri atas sensori dan bobot tuntas. Nilai rata-rata sensori udang segar dan rajungan kaleng sama, yaitu 7,4; sedangkan pada ikan dalam kaleng (sarden) didapatkan nilai rata-rata lebih rendah yaitu 7,2. Semua sampel masih aman untuk dikonsumsi dengan nilai sensori di atas standar pada SNI 01-2728.1:2006 udang segar, SNI 6929:2016 rajungan kaleng, dan SNI 8222:2016 ikan dalam kaleng (sarden) yaitu minimal 7. Hasil bobot tuntas udang segar didapatkan sebesar 37,55%, rajungan kaleng sebesar 85,72%, dan ikan dalam kaleng (sarden) sebesar 55,84%. Nilai bobot tuntas pada ketiga sampel yang memenuhi syarat mutu yaitu ikan dalam kaleng (sarden) sesuai dengan SNI 8222:2016.Kata kunci: Udang segar, rajungan kaleng, sarden, sensori, bobot tuntasABSTRACTFresh fishery products, especially fish, experience rapid deterioration in quality so fish are highly perishable food products, due to the high water and protein content which strongly supports microorganism and enzymatic activity in fish meat, so proper handling and processing are required. This research was conducted at the Fisheries Product Quality Testing Center (BPMHP) Semarang from January 5-7 February 2022 to determine the organoleptic quality of fishery products in the form of fresh shrimp, canned crabs, and canned fish (sardines). The test parameters carried out consisted of sensory and complete weight. The average sensory value of fresh shrimp and canned crab was the same, namely 7.4; while in canned fish (sardines) the average value is lower, namely 7.2. All samples are still safe for consumption with sensory values above the standard in SNI 01-2728.1:2006 for fresh shrimp, SNI 6929:2016 canned crabs, and SNI 8222:2016 canned fish (sardines) which is at least 7. The result of the complete weight of fresh shrimp is obtained by 37.55%, canned crabs by 85.72%, and canned fish (sardines) by 55.84%. The complete weight value of the three samples that met the quality requirements, namely fish in cans (sardines) under SNI 8222:2016.Key words: Fresh shrimp, canned crabs, canned fish (sardines), sensory test, and complete weight test
Manajemen Pemberian Pakan Pada Pembesaran Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) di Karamba Tancap Balai Benih Ikan Pamekasan Layla Regita Cahyani; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i2.15915

Abstract

 ABSTRAK Manajemen pemberian pakan merupakan faktor utama yang paling penting untuk menciptakan keberhasilan dalam suatu budidaya perikanan. Tujuan penelian ini adalah; (1) mengetahui tentang manajemen pemberian pakan pada pembesaran ikan lele mutiara di karamba tancap (FR, FCR, dan SR). (2) Mengetahui tentang kualitas air (suhu, DO, pH, dan kecerahan). Metode penelitian yaitu melakukan pemberian pakan, penimbangan sampel dan pengecekan kualitas air (pH, suhu, DO, dan kecerahan). Perlakuan pemberian pakan, dan pengecekan kualitas air dilakukan selama 22 hari, dan penimbangan sampel dilakukan selama 2 minggu sekali untuk menentukan FR. Hasil FR pada minggu pertama 960 g, dan minggu kedua 1.432 g. Nilai FCR selama kurang lebih 22 hari dengan FR 3% mencapai sebesar 1,05 dengan jumlah pakan yang dihabiskan mencapai 33 kg, nilai SR 99%. Hasil analisa kualitas air yaitu nilai rata-rata suhu pada pagi hari 29,3oC dan pada sore hari 29,4oC, nilai rata-rata DO pada pagi hari 8 ppm dan pada sore hari 8,2 ppm, nilai rata-rata pH pada pagi dan sore hari 8,1, kecerahan mendapatkan hasil 39 cm. Hasil analisa kualitas air pada karamba tancap pembesaran ikan lele mutiara memenuhi persyaratan SNI 7550 : 2009.Kata kunci: Manajemen pakan (FR, FCR, SR) dan kualitas air (DO, pH, suhu, kecerahan)ABSTRACTFeeding management is the most important main factor to create success in a aquaculture. The purpose of this study is; (1) knowing about feeding management on pearl catfish enlargement in karamba tancap (FR, FCR, and SR). (2) knowing about water quality (temperature, DO, pH, and brightness). The research method is to feed, weigh samples and check water quality (pH, temperature, DO, and brightness). Feeding treatment, and water quality checking was carried out for 22 days, and sample weighing was carried out once every 2 weeks to determine FR. The FR yield in the first week was 960 g, and the second week was 1,432 g. The FCR value for approximately 22 days with FR 3% reached 1.05 with the amount of feed spent reaching 33 kg, the SR value was 99%. The results of the water quality analysis were the average temperature value in the morning 29,3oC and in the afternoon 29,4oC, the average DO value in the morning was 8 ppm and in the afternoon it was 8,2 ppm, the average pH value in the morning and evening was 8,1, the brightness gets a result of 39 cm. The results of the water quality analysis on the karamba tancap enlargement of pearl catfish meet the requirements of SNI 7550: 2009. Keywords: Feed management (FR, FCR, and SR) and water quality (DO, pH, temperature and brightness) 
Manajemen Kualitas Air Pada Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Di Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan Putri Alfatika Indriati; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i2.15812

Abstract

ABSTRAKKualitas air merupakan salah satu indikator yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembenihan ikan. Ikan nila (Oreochromis   niloticus) merupakan jenis ikan yang sangat potensial dan memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan perairan. Penelitian ini dilakukan selama 22 hari mulai 3 Januari-2 Februari 2022, dengan tujuan untuk mengetahui manajemen kualitas air pada pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Balai Benih Ikan (BBI) Teja Timur Pamekasan. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengukur parameter kualitas air yang meliputi derajat keasaman (pH), Dissolved Oxygen (DO), suhu dan kecerahan. Nilai rata-rata parameter kualitas air pada kolam 1 pembenihan ikan nila yaitu, nilai pH adalah 7,64, nilai DO adalah 8,5 mg/L, nilai suhu adalah 28,04°C dan nilai kecerahan berkisar 57 cm. Nilai rata-rata parameter kualitas air pada kolam 2 pembenihan ikan nila, yaitu nilai pH adalah 7,87, nilai DO adalah 8,62 mg/L, nilai suhu adalah 27,5°C dan nilai kecerahan berkisar 48,2 cm. Kualitas air pada kolam pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diperoleh menyatakan bahwa hasil pengukuran parameter kualitas air di Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan sudah sesuai dengan penelitian sebelumnya dan Standar Nasional Indonesia.Kata kunci: ikan nila, Oreochromis niloticus, kualitas air pembenihan ikan nila.ABSTRACTWater quality is one of indicators that greatly affects the success of fish hatcheries. Tilapia (Oreochromis niloticus) is a type of fish that has great potential and high tolerance for changes in the aquatic environment. This research was conducted for 22 days from Januari 3 to February 2, 2022 with the aim of knowing the management of water quality in tilapia hatchery at Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan. The data collection method was carried out by measuring water quality parameters which included acidity (pH), Dissolved Oxygen (DO), temperature and brightness. The average value of the water quality parameters in the first tilapia hatchery pond is, the pH value is 7,64, the DO value is 8,5 mg/L, the temperature value is 28,04°C, and the brightness value is 57 cm. The value of the water quality parameters in the second tilapia hatchery pond is, the pH value is 7,87, the DO value is 8,62 mg/L, the temperature value is 27,5°C, and the brightness value is 48,2 cm. The quality of the water in the tilapia (Oreochromis niloticus) hatchery pond obtained states that the results of measuring water quality parameters at Balai Benih Ikan (BBI) Teja Timur Pamekasan are in accordance with previous research and the Indonesian National Standard.Keywords: tilapia fish, Oreochromis niloticus, water quality of tilapia hatchery
Manajemen Kualitas Air Pada Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI) Pamekasan Elfira Puspa Sugianti; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i2.15813

Abstract

ABSTRAKIkan lele merupakan jenis ikan yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat serta mampu hidup di perairan dengan kondisi buruk. Penelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Pamekasan dari tanggal 3 Januari-2 februari 2022 dengan tujuan mengetahui pengukuran kualitas air pada pembenihan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Pengukuran kualitas air pada pembenihan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) meliputi pH, suhu, DO (Dissolved Oxygen), dan kecerahan yang dilakukan pada 5 kolam pemijahan. Nilai pH yang dihasilkan berkisar 8,1-8,3, nilai suhu berkisar25,7-27,80C, nilai DO (Dissolved Oxygen) berkisar 8,5-8,7 mg/L, dan nilai kecerahan 25 cm. Hasil kualitas air pada kolam pemijahan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) relevan dengan penelitian sebelumnya dan sudah memenuhi standar baku mutu SNI.Kata kunci : Ikan lele mutiara, pembenihan dan kualitas airABSTRACTCatfish is a type of fish that has a fast growth rate and able to live in waters with bad conditions. This research was conducted at the Fish Seed Center (BBI) Pamekasan from January 3 to February 2, 2022 with the aim of knowing the measurement of water quality in the hatchery of pearl catfish (Clarias gariepinus). Measurements of water quality in pearl catfish hatcheries (Clarias gariepinus) including pH, temperature, DO (Dissolved Oxygen), and brightness were carried out in 5 spawning ponds. The resulting pH values ranged from 8.1-8.3, the temperature values ranged from 25.7-27.80C, the DO (Dissolved Oxygen) values ranged from 8.5-8.7 mg/L, and the brightness value was 25 cm. The results of water quality in spawning ponds of pearl catfish (Clarias gariepinus) are relevant to previous studies and SNI quality standards.Key words : Catfish, hatchery and water quality
Karakteristik Kimia (Kadar Air, TVB-N, dan Protein) pada Produk Perikanan di BPMHP Semarang Cindera Nur Hayati; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i1.17389

Abstract

ABSTRAKProduk perikanan merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak (Perishable food), karena memiliki kandungan protein dan air yang tinggi sehingga dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba apabila tidak dilakukan penanganan dengan benar. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP) Semarang dari tanggal 5 Januari – 5 Februari 2022 dengan tujuan menentukan karakteristik mutu kimiawi pada produk hasil perikanan berupa ikan asin, cumi-cumi beku, tepung ikan, udang vannamei beku dan rajungan kaleng beku. Parameter uji yang dilakukan terdiri atas uji kadar air pada cumi-cumi beku, ikan asin, dan tepung ikan, uji kadar TVB-N pada rajungan kaleng beku dan tepung ikan serta uji kadar protein pada udang vannamei beku, ikan asin, dan tepung ikan. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar air pada ikan asin sebesar 23,68 ± 0,063%, pada cumi-cumi beku sebesar 81,89 ± 0,668%, dan pada tepung ikan sebesar 7,34 ± 0,061%. Rata-rata kadar TVB-N pada rajungan kaleng beku sebesar 29,18 ± 1,446 mgN/100g dan pada tepung ikan sebesar 134,43 ± 6,658 mgN/100g. Hasil uji protein mendapatkan rata-rata pada sampel ikan asin sebesar 36,71 ± 1,733%, pada udang vannamei beku sebesar 18,13 ± 0,134%, dan pada tepung ikan sebesar 58,37 ± 1,23%.Kata kunci: Produk perikanan, Kadar air, Kadar TVB-N, Kadar protein.ABSTRACTFishery products are one of the foodstuffs that are easily damaged because they have high protein and water content, so they can be a good medium for microbial growth if not handled properly. This research was conducted at the Fisheries Product Quality Testing Center (BPMHP) Semarang from January 5 to February 5, 2022. The aim of the research was determined chemical quality characteristicswith of fishery products in the form of salted fish, frozen squid, fish flour, frozen shrimp and frozen canned crab. The test parameters consisted of testing the water content of frozen squid, salted fish, and fish flour, the content of TVB-N on frozen canned crab and fish flour, and the protein content of frozen shrimp, salted fish, and fish flour. The results showed that the average water content in salted fish was 23,68 ± 0,063%, the frozen squid was 81,89 ± 0,668%, and the fish flour was 7,34 ± 0,061%. The average TVB-N content in frozen canned crab was 29,18 ± 1,446 mgN/100g and in fish flour was 134,43 ± 6,658 mgN/100g. The protein test results obtained an average of 36,71 ± 1,733% for salted fish, 18,13 ± 0,134% for frozen shrimp, and 58,37 ± 1,23% for fish flour. Key words: Fisheries product, Moisture content, TVB-N Content, Protein content.
Analisis Kadar Residu Antibiotik Kloramfenikol Pada Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Di Kabupaten Bangkalan Dengan Metode Elisa (Enzym Link Immunosorbent Assay) Jihan Mayang Sari; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 4, No 2: Mei 2023
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i2.18075

Abstract

ABSTRAKPenggunaan antibiotik pada budidaya udang masih dilakukan. Antibiotik yang sering digunakan yaitu kloramfenikol yang merupakan antibiotik berspektrum luas dalam aktivitas untuk melawan bakteri aerobik, anaerobik, dan fungi. Tujuan dari peneltian ini adalah mengetahui adanya kandungan kloramfenikol dan mengetahui kadar kloramfenikol pada udang vannamei. Metode yang digunakan yaitu metode ELISA (Enzym link immunosorbent assay) untuk menganalisis kandungan dan kadar kloramfenikol pada udang vannamei. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat kandungan kloramfenikol pada semua sampel udang vannamei dengan perubahan warana menjadi kuning. Kadar residu yang diperoleh dari Kwanyar sebesar 0,006 ppb, Sepulu sebesar 0,027 ppb dan Socah sebesar 0,014 ppb. Hal ini menunjukkan bahwa udang vannamei di tiga lokasi tersebut masih aman untuk dikonsumsi dan di ekspor karena tidak melebihi BMR yang ditetapkan SNI 01- 6366-2000 yaitu sebesar 0,01 ppm dan Uni Eropa sebesar 0,3 ppb.Kata Kunci: Antibiotik, Kloramfenikol, Udang vannamei, ELISAABSTRACTThe use of antibiotics in shrimp cultivation is still being carried out. The most commonly used antibiotic is chloramphenicol. Chloramphenicol is a broad-spectrum antibiotic with activity against aerobic, anaerobic, and fungal bacteria. The purpose of this study was to determine the content of chloramphenicol and to determine the levels of chloramphenicol in vannamei shrimp. The ELISA (Enzyme link immunosorbent assay) to analyze the content and levels of chloramphenicol in vannamei shrimp. The results obtained were that there was chloramphenicol content in all vannamei shrimp samples with a change in color to yellow. The residual level obtained from Kwanyar was 0,006±0,0044 ppb, Sepulu was 0,027±0,0172 ppb and Socah was 0,014±0,0026 ppb. It can be concluded that vannamei shrimp in the three locations are still safe for consumption and export because they do not exceed the BMR set by SNI 01-6366-2000 which is 0,01 ppm and the European Union is 0,3 ppb.Keywords: Antibiotics, Chloramphenicol, Vannamei Shrimp, ELISA
Analisis Rantai Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Branta Kabupaten Pamekasan Silvi Qodrunnada; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 4, No 3: Agustus (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i3.21135

Abstract

ABSTRAKDistribusi merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari rantai pasok suatu produk. Peran distribusi sangat menentukan tersampainya sebuah produk sampai ke tangan konsumen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui rantai distribusi ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Branta Pamekasan, menganalisis margin pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Branta dan menganalisis dampak distribusi ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Branta terhadap ekonomi para pelaku usaha. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berupa pola distribusi hasil tangkapan ikan di TPI Pelabuhan Branta Kabupaten Pamekasan. Sampel ikan yang dianalisis dalam penelitian ini berupa ikan swanggi, ikan kurisi, dan ikan selar kuning. Rantai distribusi yang ada di TPI Branta Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan memiliki 5 tipe distribusi. Rantai disrtibusi tipe 1 yaitu nelayan - pengecer -konsumen akhir. Tipe 2 yaitu nelayan - pengepul - konsumen akhir. Tipe 3 yaitu nelayan -pengecer -konsumen akhir. Tipe 4 yaitu nelayan - konsumen akhir dan tipe 5 yaitu nelayan -pabrik pengolahan ikan. Margin pemasaran dalam setiap rantai distribusi ikan swanggi, ikan kurisi dan ikan selar kuning diperoleh untuk pengepul sebesar Rp.5,000-10,000 dan untuk pengecer sebesar Rp.5,000-3,000 dan pengolah sebesar Rp.3,000. Pendapatan rata-rata perhari untuk nelayan yaitu Rp.150,000. Pendapatan rata-rata perhari untuk pedangan pengepul ikan yaitu Rp.50,000.000, sedangkan pendapatan rata-rata pedagang pengecer ikan yaitu Rp.100,000.Kata kunci: Distribusi, margin pemasaran, farmer’s share, efisiensi pemasaranABSTRACTDistribution is an inseparable part of the supply chain of a product. The role of distribution is very decisive for the arrival of a product into the hands of consumers. The purpose of this study was to determine the distribution chain of fish caught by fishermen at TPI Branta Pamekasan, to know the analysis of marketing margins of fish caught by fishermen at TPI Branta and to determine the impact of distribution of fish caught at TPI Branta on the economy of business actors. This research uses descriptive analysis. Descriptive analysis technique in this case is used to describe the distribution pattern of fish catches at TPI Branta Port, Pamekasan Regency. The fish samples analyzed in this study were swanggi fish, kurisi fish, and yellow sea bass. The distribution chain in the Branta fish auction, Tlanakan District, Pamekasan Regency has 5 types of marketing. Type 1 chain distribution, where fishermen sell fish to shops, then sell fish to individual consumers. Type 2 is fishermen selling fish to collectors and collectors selling fish to final consumers. Type 3, where fishermen sell fish directly to retailers and continue to individual consumers. Type 4 is fishermen selling fish directly to individual consumers and type 5 is fishermen selling fish to processors. The marketing margin in each distribution chain of swanggi fish, kurisi fish and yellow selar fish is known to have a margin of Rp. 5,000-10,000 for collectors and Rp. 5,000-3,000 for retailers and Rp. 3,000 for processors. The daily income for fishermen is the highest around Rp. 3,660,450, the lowest is around Rp. 50,000 and the average income is Rp. 150,000. daily income for collectors is the highest, reaching Rp. 120,000,000, the lowest is Rp. 2,000,000 and the average is Rp. 500,000,000. The income at TPI Branta is the highest at Rp. 50,000, the lowest is Rp. 25,000 and the average is around Rp. 100,000.Keywords: Distribution, marketing margin, profit sharing, marketing efficiency
Manajemen Kualitas Air Pada Kolam Budidaya Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, jawa Tengah Ardhiya Pramesti Regita Cahyani; Fitria Hersiana Afifa; Hafiludin Hafiludin
Juvenil Vol 4, No 4: November (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i4.23115

Abstract

ABSTRAKIkan bandeng (Chanos chanos) adalah spesies ikan air payau yang dapat dibudidayakan serta berpotensi untuk dikembangkan. Ikan bandeng merupakan ikan laut yang dapat dibudidayakan secara komersial pada kolam air payau dan dapat beradaptasi pada salinitas antara 0-158 ppt, sehingga dapat digolongkan sebagai ikan eurihalin. Ikan bandeng dapat melakukan osmoregulasi dengan baik dan dapat beradaptasi terhadap ekosistem air tawar. Kualitas air merupakan faktor penentu bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan karena seluruh proses kehidupan ikan sepenuhnya bergantung pada kualitas lingkungannya. Menejemen kualitas air dilakukan untuk mengetahui kondisi suatu kolam tersebut sesuai dengan kegiatan budidaya perikanan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari manajemen kualitas air dan menganalisis kualitas air pada budidaya pembesaran ikan bandeng (Chanos chanos) di BBPBAP Jepara. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu melakukan teknik manajemen kualitas air, melakukan analisa pengukuran kualitas air (suhu, pH, salinitas, DO, amonia, nitrit dan nitrat). Penelitian dilaksanalkan pada 2 petak tambak pembesaran ikan bandeng, pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi dan sore hari. Hasil penelitian diperoleh bahwa manajemen kulitas air pada tambak pembesaran ikan bandeng di BBPBAP Jepara meliputi pengisian air, pemupukan, sistem aerasi, pergantian air, pembrantasan hama dan menejemen pakan. Nilai pengukuran kualitas air yang diperoleh pada tambak pembesaran ikan bandeng 1 dan 2 yang dilakukan pada pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 17.00 WIB yaitu pada petak 1 suhu 29,4-31,7˚C, pH 8,62-9,63, salinitas 15,1-19,1 ppt, DO 3,12-3,48 mg/L, Amonia 0,147 mg/L, nitrit 0,078, nitrat 0,131 mg/L hasil pada petak 2 suhu 28,4-30,4˚C, pH 8,4-9,62, salinitas 15,2-16,1 ppt, DO 3,11-3,71 mg/L, Amonia 0,033 mg/L, nitrit 0,100, nitrat 0,183 mg/L. Hasil penelitian ini menjadi acuan penting dalam pengembangan teknik budidaya ikan bandeng di masa yang akan datang. Kata kunci: Bandeng (Chanos chanos), kualitas air, salinitas, DO, ammonia, nitrit, nitratABSTRACTMilkfish (Chanos chanos) is a species of brackish water fish that can be cultivated and has the potential to be developed. Milkfish is a marine fish that can be cultivated commercially in brackish water ponds and adapt to salinities between 0-158 ppt to be classified as a euryhaline fish. Milkfish can osmoregulate well so that they can adapt to freshwater ecosystems. Water quality is a determining factor for the survival and growth of fish because all fish life processes are entirely dependent on the quality of their environment. Water quality management is carried out to determine the condition of a pond by fish farming activities. This research aims to study water quality management and analyze water quality in milkfish (Chanos chanos) rearing cultivation at BBPBAP Jepara. The research was carried out in several stages, using water quality management techniques and analyzing water quality measurements (temperature, pH, salinity, DO, ammonia, nitrite, and nitrate). The research was conducted in 2 milkfish rearing ponds, and water quality measurements were carried out in the morning and evening. The research showed that water quality management in milkfish rearing ponds at BBPBAP Jepara includes water filling, fertilization, aeration systems, water changes, pest eradication, and feed management. The water quality measurement values obtained in milkfish rearing ponds 1 and 2 were carried out in the morning at 07.00 WIB and in the afternoon at 17.00 WIB, namely in plot 1 the temperature was 29.4-31.7˚C, pH 8.62-9.63, salinity 15.1-19.1 ppt, DO 3.12-3.48 mg/L, Ammonia 0.147 mg/L, nitrite 0.078, nitrate 0.131 mg/L results in plot 2 temperature 28.4-30.4˚C, pH 8.4-9.62, salinity 15.2-16.1 ppt, DO 3.11-3.71 mg/L, Ammonia 0.033 mg/L, nitrite 0.100, nitrate 0.183 mg/L. The results of this research are an essential reference in developing milkfish cultivation techniques in the future.Keywords: Milkfish (Chanos chanos), water quality, salinity, DO, ammonia, nitrite, and nitrate