Ribut Lupiyanto, Ribut
Center for Environmental Study (PSL) UII, Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengembangan Kawasan Pinggiran Kota dan Permasalahan Lingkungan di Kampung Seni Nitiprayan, Bantul Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, Ribut
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 3, No 1 (2011): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan wilayah secara umum masih kurang menyentuh dan memperhatikan karakteristik khasdaerah rurban (rural-urban). Daerah ini umumnya berada pada pinggiran perkotaan, yang terpengaruholeh karakter kota (baik fisik maupun non fisik) dan di sisi lain juga masih memiliki karakter desa. Tanpaperhatian yang khusus dalam pengembangannya, wilayah ini akan semakin menerima implikasiproblematika kota yang kompleks dan semakin pudar potensi asalnya. Kampung Nitiprayan adalah salahsatu pinggiran kota yang mengkhawatirkan perkembangan lingkungan dan pembangunannya. Kawasanini secara fisiografis terletak pada pinggiran Kota Yogyakarta dan secara administratif masuk dalamDesa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Tulisan ini bertujuan merancang arahandan strategi pengembangan Kampung Nitiprayan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan danoptimalisasi potensi unggulan wilayah. Analisis dilakukan dengan metode SWOT berdasarkan datasekunder dan survei lapangan. Nitiprayan sebagai wilayah pinggiran kota memiliki potensi unggulandalam bidang seni budaya. Nitiprayan diarahkan secara umum sebagai kampung wisata terpadu danberkelanjutan. Basis pengembangan adalah seni budaya lokal dengan berorientasi pada peningkatankesejahteraan masyarakat, mempertahankan karakter asli, ramah terhadap kelestarian lingkunganhidup, dan penguatan partisipasi masyarakat.Kata kunci: pinggiran kota, pengembangan, lingkungan, Nitiprayan
Pengelolaan Kawasan Sungai Code Berbasis Masyarakat Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, Ribut; Wijaya, Donan
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 2, No 1 (2010): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diantara beberapa sungai yang melintas di Yogyakarta, Sungai Code menjadi pusat perhatian banyakpihak dan memiliki tingkat kemendesakan dalam pengelolaannya. Kawasan Sungai Code memiliki potensipositif berupa letak yang strategis dalam orientasinya dengan lokasi lain, eksotisme lingkungan yangberpotensi bagi pengembangan ekowisata, juga potensi sosial budaya yang menarik. Semakinmeningkatnya aktivitas pembangunan ekonomi, perubahan tata guna lahan dan meningkatnyapertumbuhan penduduk mengakibatkan tingginya tekanan kawasan sungai terhadap lingkungan.Pemukiman yang padat telah menghiasi bantaran sungai dan kondisi kualitas airnya pun menunjukkankecenderungan semakin memburuk. Salah satu prasyarat penting dalam implementasi penataan kawasanyang optimal adalah pelibatan peran seluruh stakeholder (community-based development), mulai dariperencanaan hingga operasionalisasi dan evaluasi. Partisipasi masyarakat lokal menjadi kunci strategisuntuk dapat diberdayakan dan disinergiskan dengan komponen lainnya. Komunitas masyarakat lokalbanyak terbentuk dan terorganisasi di setiap penggal kawasan sungai. Perguruan tinggi dan instansipemerintah juga banyak melakukan program di Sungai Code. Permasalahan mendasarnya adalah pihakpihakterkait tersebut belum terkoordinasi secara terpadu dan program penataannya juga belumsistematis. Hasil analisa tulisan ini merekomendasikan agar supaya pelibatan partisipasi masyarakatdilakukan melalui pemberdayaan komunitas lokal. Seluruh komunitas yang ada dapat dikoordinasikandalam satu lembaga formal yang didukung penuh oleh pemerintah daerah. Dukungan pemerintah daerahberupa fasilitasi program, jaringan, hingga pendanaan. Pihak-pihak lain seperti perguruan tinggi,swasta, LSM, dan lainnya juga dapat berperan dengan turut menguatkan komunitas tersebut denganprogram-program pemberdayaan.Kata kunci: Sungai Code, Pemberdayaan Masyarakat, Komunitas Lokal
Pengembangan ”RWH” dari aspek ”WTP” dan ”ATP”: Studi Kasus Yogyakarta Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, Ribut
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 2, No 2 (2010): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rainwater harvesting (RWH) secara teknis dan ekologis layak dikembangkan di Kartamantul(Yogyakarta, Sleman dan Bantul) DIY dalam bentuk sumur resapan, penampungan air hujan (PAH),kolam konservasi, vegetasi, dan lahan terbuka. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kelayakan sosialekonomi RWH. Kelayakan sosial ditentukan dengan metode Willingness To Pay (WTP) melalui penelitiansurvey. Kelayakan ekonomi ditentukan dengan metode Cost Benefit Ratio (CBR) dan Ability To Pay(ATP). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa teknik RWH yang layak secara sosial ekonomi di daerahsurplus dan daerah kritis antropogenik adalah sumur resapan, kolam konservasi, vegetasi, biopori, danlahan terbuka, sedangkan untuk daerah kritis alami adalah penampungan air hujan.Kata kunci: Rainwater Harvesting (RWH), Kelayakan Sosial Ekonomi, Yogyakarta
VALUASI LINGKUNGAN BERBASIS ITCM DAN WTP WISATA EMBUNG TAMBAKBOYO, KABUPATEN SLEMAN, DIY Lupiyanto, Ribut; Nurmawati, Subekti; Sodikin, Sodikin; Hidayati, Ruti Nurul
Jurnal Pariwisata Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v10i1.14775

Abstract

ABSTRAK Embung Tambakboyo berlokasi pada kawasan strategis dan memiliki daya tarik wisata yang potensial. Permasalahannya wisata Embung Tambakboyo belum dikelola secara baik dan jelas. Valuasi ekonomi lingkungan belum pernah dilakukan untuk wisata Embung Tambakboyo. Penelitian ini penting dan menarik sebagai sumber informasi valid dan bahan rumusan kebijakan pengelolaan dan pengembangan wisata Embung Tambakboyo ke depannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai ekonomi jasa lingkungan, menilai estimasi kesediaan untuk membayar (Willingness To Pay/WTP) terhadap jasa lingkungan, dan menyusun rekomendasi optimalisasi jasa lingkungan Kawasan Wisata Embung Tambakboyo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode biaya perjalanan individu (Individual Travel Cost Method/ITCM) dan pendekatan kesediaan untuk membayar (WTP). Hasil penelitian menunjukkan surplus konsumen per individu per kunjungan berdasarkan analisis regresi adalah Rp. 106.470 dan nilai ekonomi totalnya adalah Rp. 6.569.170.531. Surplus konsumen per individu per kunjungan berdasarkan kurva permintaan adalah Rp. 156.854 dan nilai ekonomi totalnya adalah Rp. 9.677.865.078. Hasil perhitungan WTP antara lain rata-rata WTP peningkatan kebersihan Rp. 1.273 per pengunjung, rata-rata WTP penambahan penghijauan Rp. 5.156 per pengunjung, rata-rata WTP peningkatan keindahan Rp. 10.000 per pengunjung, dan rata-rata WTP pemberlakuan retribusi Rp. 1.556 per kunjungan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa eksistensi Kawasan Wisata Embung Tambakboyo memberikan keuntungan nilai ekonomi jika dilakukan perlindungan lingkungan secara berkelanjutan melalui usaha perbaikan kualitas lingkungan dan perbaikan layanan yang diawali dengan kejelasan kelembagaan pengelola. Adapun usaha perbaikan lingkungan dapat dilakukan berbasis partisipasi pengunjung, baik langsung maupun tidak langsung. Kata kunci: valuasi lingkungan, jasa lingkungan, kualitas lingkungan, metode biaya perjalanan, kesediaan membayar   ABSTRACT  Embung Tambakboyo ecotourism located in strategic areas  and has a potential tourist attraction. The problem is that the Embung Tambakboyo ecotourism has not been managed properly and clearly. An environmental economic valuation has never been carried out for Embung Tambakboyo ecotourism. This research is important and interesting as a source of valid information and material for policy formulation for the management and development of Embung Tambakboyo ecotourism in the future. This study aims to analyze the economic value of environmental services, estimate willingness to pay of enviromental services and give recommendation to optimize environmental services. This study is a survei research conducted using the method of Individual Travel Cost Method and approach of Willingness To Pay. The results showed that consumer surplus for each person of each visit based on regression analysis is Rp. 106.470 and economic value is Rp. 6.569.170.531. Beside that, consumer surplus for each person of each visit based on demand curve is Rp. 156.854 and economic value is Rp. 9.677.865.078. The result of Willingness To Pay approach is average of Willingness To Pay for cleaning facilities is Rp. 1.273 each visitor, average of Willingness To Pay for green facilities is Rp. 5.156 each visitor, average of Willingness To Pay for public facilities in ecotourism is Rp. 10.000 each visitor and average of Willingness To Pay for retribution Rp. 1.556  each visitor.  The results of this study, it can be concluded that the existence of Embung Tambakboyo ecotourism provides great economic benefits if its sustainability continues to be maintained by quality improvement of enviroment and environmental services, that started with good performance institutional management. Furthermore, environmental quality improvement can be implement with visitors participation, directly and indirectly.  Keywords: economic valuation, environmental services, environmental quality, travel cost method, willingness to pay
Analisis Kinerja Pengelolaan Lingkungan TPS3R Perkotaan (Studi Kasus: TPS3R Kenanga, Kabupaten Sleman, DIY) Lupiyanto, Ribut; Nurhasanah, Nurhasanah; Hamzah, Hadian Pratama
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 8 No 4 (2023): Volume 8 Nomor 4, November 2023
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/briliant.v8i4.1573

Abstract

TPS-3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse Reduce Recycle) memiliki peran strategis dalam upaya pengelolaan sampah terpadu, khususnya melalui reduksi sampah yang masuk ke TPA. Keberlanjutan lingkungan dalam penyelenggaraan TPS-3R membutuhkan kinerja pengelolaan lingkungan yang optimal. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat kinerja pengelolaan lingkungan TPS-3R Kenanga dan signifikansi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode analisis kinerja pengelolaan lingkungan menggunakan analisis gap (gap analysis) dengan skoring. Tingkat signifikansi faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan lingkungan menggunakan dianalisis menggunakan uji  statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan TPS-3R Kenanga adalah berkategori sedang/cukup. Kinerja pengelolaan lingkungan TPS-3R Kenanga dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan, kelembagaan, teknis, pembiyaan, pembinaan, sosialisasi, monitoring dan evaluasi, efisiensi reduksi sampah, kepuasan serta partisipasi masyarakat serta gabungan keseluruhan variabel tersebut. Hasil penelitian ini dapat diadopsi sebagai bahan kebijakan untuk wilayah lain yang memiliki karakteristik sama dengan lokasi penelitian khususnya terkait TPS-3R di wilayah perkotaan.