Novianti Kartika Dewi, Novianti Kartika
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA ANTARA SISWA YANG BERKEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA SISWA SMK NEGERI 1 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Dewi, Novianti Kartika
Jurnal Counsellia Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Jurnal Counsellia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan teman sebaya pada siswa yang berkepribadian ekstrovert dan yang berkepribadian introvert . Penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan penerimaan teman sebaya antara siswa yang berkepribadian ekstrovert dan yang berkepribadian introvertRancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Madiun, sebesar 735 siswa. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster smapling. Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 33%, sehingga sampel dalam penelitian ini sebesar 242 siswa. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat siswa yang berkepribadianekstrovert (54,1%) lebih banyak daripada siswa yang berkepribadian introvert(45,9%). Penerimaan teman sebaya pada siswa yang berkepribadian ekstrovertberada pada kategori kurang (49,6%) sedangkan peneimaan teman sebaya pada siswa yang berkepribadian introvert berada pada kategori kurang (44,2%). Berdasarkan nilai persentase tersebut terdapat perbedaan penerimaan teman sebaya antara siswa yang berkepribadian ekstrovert dan introvert. Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan diperoleh hasil nilai p (0,000) < α (0,05) maka dapat dinyatakan terdapat perbedaan penerimaan teman sebaya antara siswa yang berkeribadian ekstrovert dan siswa yang berkepribadian introvert.Kata Kunci: penerimaan teman sebaya, ekstrovert, introvert
MENGURANGI TINGKAT AGRESIVITAS ANAK USIA TK MELALUI TERAPI BERMAIN (PLAY THERAPY) Chotim, Muhammad; Ratnaningtyas A, Dian; Dewi, Novianti Kartika
Jurnal Counsellia Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Jurnal Counsellia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat  agresivitas anak usia TK . penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimana keefektivan Play Therapy dalam mengurangi tingkat agresivitas anak usia TK.Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif eksperimen. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di TK ABA Dagangan Kabupaten Madiun diperoleh gambaran bahwa anak usia TK di TK ABA tersebut cenderung menunjukkan perilaku agresif. Hal ini terlihat dari lembar observasi Child Behavior Check List (CBCL) yang dilakukan oleh peneliti terhadap orang tua dan guru siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresi yang sering muncul pada anak TK ABA Dagangan adalah memukul, mengejek dan merebut mainan teman. Ketiga perilaku tersebut mendominasi tingkah laku mereka sehari-hari baik alam kegiatan disekolah maupun dirumah. Untuk dapat mengurangi tingkat agresi tersebut peneliti melakukan kegiatan intervensi dengan menggunakan Play Therapy sebanyak 6 kali. Rancangan Play Therapy yang digunakan dalam penelitian untuk mengurangi tingkat agresivitas ini adalah dengan permainan ular tangga dan sandiwara boneka. Berdasarkan kegiatan intervensi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat agresi anak TK Dagangan mengalami penurunan. Walaupun tidak semua anak mengalami penurunan yang drastic namun dari 6 kali kegiatan intervensi yang dilakukan (3 kali untuk kegiatan intervensi permainan ular tangga dan 3 kaliuntuk kegiatan intervensi bermain drama boneka) tersebut anak yang bernama Nina, Albert, Cika dan Deni sudah dapat mengontrol tingkah laku agresinya. Sedangkan untuk siswa yang bernama Andi dan Firman perlu rancangan intervensi lebih lanjut. Dengan demikian penggunaan Play Therapy yang dirumuskan oleh peneliti efektif untuk menurunkan perilaku agresi anak TK ABA Dagangan. Kata Kunci: anak TK, agresivitas, play therapy
PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TK KARTIKA IV-21 MADIUN Chotim, Muhammad; Dewi, Novianti Kartika; Wardani, Silvia Yula; Christiana, Ratih
Jurnal Counsellia Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Counsellia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia TK adalah anak yang sedang berada pada rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan. Anak usia TK ini memiliki karakteristik dan kepribadian masing-masing serta yang lebih unik adalah anak memiliki dunianya sendiri. Adapun karakteristik anak usia TK adalah kurang mandiri, pemalu, pendiam, penakut, bergantung pada orang tua dan guru, takut untuk salah. Penerapan token economy dirasa mampu dalam meningkatkan kemandirian siswa TK Kartika IV-21 Kota Madiun.Terkait dengan perilaku mandiri dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan.  Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu  mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Hal inilah yang dapat digunakan menjadi alternatif yang relevan untuk menangani anak yang berperilaku kurang mandiri diantaranya digunakan teknik token economy.Token economy dapat digunakan sebagai penguat yang dapat bertahan lama, ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari token economies yaitu, Pertama, mereka dapat diberikan segera sesudah suatu perilaku yang diinginkan terjadi dan dipertukarkan diwaktu mendatang dengan backup reinforcers.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif eksperimen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK Kartika IV-21Kota Madiun diperoleh gambaran bahwa anak usia TK di TK Kartika IV-21Kota Madiun tersebut cenderung menunjukkan perilaku kurang mandiri. Hal ini terlihat dari lembar observasi kemandirian yang dilakukan oleh peneliti dan juga berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap orang tua dan guru siswa.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu mulai Berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian anak TK Kartika IV-21 Kota Madiun masih rendah. Berangkat dari data tersebut peneliti melakukan perlakuan dengan menerapkan teknik token economy. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti seteah perlakuan diketahui bahwa kemandirian anak menjadi 41, 35% dan diketegorikan cukup mandiri. Sehingga dapat disimpulkan  bahwa teknik token economy  dapat meningkatkan kemandirian anak TK kartika IV-21 Kota Madiun.Kata Kunci: Token Economy, Kemandirian
PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI KARAKTER LOKAL JAWA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS) SISWA. Dewi, Novianti Kartika
Jurnal Counsellia Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Counsellia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self-awareness is the ability of individuals to think of themselves not only as an actor of environmental, but also as an object attention of the others. Based on the preliminary data the researcher found if the level of self-awareness Junior High School’s student divided into 3 categories, there are high 38.3%, moderate 40%  and lower 21.7%. Given the importance of self-awareness to be owned by all the students, so it is need necessary to relief efforts to increase self-awareness of the students. Which ones effort to help the students increase their self-awareness is optimize the implementation of guidance group services. Model of guidance group based on the value of java local characters can be used as an alternative to maximize the quality of guidance services.Keywords: model of guidance group based on the values of java local characters, self-awareness students.Kesadaran diri adalah  kemampuan individu untuk memikirkan dirinya bukan hanya sebagai aktor lingkungan, namun juga sebagai objek perhatian orang lain. Bedasarkan studi pendahuluan ditemukan bahwa tingkat kesadaran diri siwa SMP berada pada kategori tinggi 38,3%, sedang 40% dan rendah 21,7 %. Mengingat pentingnya kesadaran diri untuk dimiliki oleh semua siswa maka perlu adanya upaya bantuan untuk meningkatkan kesadaran diri siswa tersebut. Adapun upaya yang perlu dilakukan untuk membantu siswa meningkatkan kesadaran diri (self awareness) adalah dengan mengoptimalkan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Model bimbingan kelompok berbasis nilai karakter lokal jawa ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memaksimalkan mutu layanan bimbingan kelompok.Kata kunci: model bimbingan kelompok berbasis nilai karakter lokal jawa, kesadaran diri (self awareness) siswa.
ANALISIS KARAKTER TANGGUNG PADA SISWA INTROVERT DI SDIT MUHAMMADIYAH KOTA CIREBON Andini, Rea Dwi; Faiz, Aiman; Dewi, Novianti Kartika
Jurnal PGSD Vol. 9 No. 2 (2023): Juli-Desember
Publisher : PGSD Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jps.v9i2.5080

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai karakter tanggung jawab siswa yang sulit dalam bersosialisasi (introvert). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengapa siswa sulit dalam bersosialisasi (introvert) terutama dalam rasa tanggung jawab sebagai siswa dan untuk mendeskripsikan apa saja indikator tanggung jawab yang harus dimiliki siswa. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Dengan sample salah satu siswa dan satu walikelas. Data diperoleh menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa anak sulit bersosialisasi (introvert) karena kurangnya rasa percaya diri dan kurangnya perhatian dari orang tua sehingga diperlukan dukungan lebih dari orang tua dan keluarga, karena keluarga merupakan tempat pertama pembentukan karakter anak. Pendidikan yang diterima di keluarga sebagai dasar untuk bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat terutama di lingkungan sekolah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dari 4 indikator karakter tanggung jawab, siswa yang mengalami kesulitan bersosialisasi (introvert) hanya bisa mencapai 2 indikator diantaranya : (1) melaksanakan proses diskusi , dan (2) melakukan persiapan sebelum pembelajaran.