Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Banjar Elite Response to Ethical Policy 1900—1942 on Education Aspect Noor Hasanah
Kapata Arkeologi Vol. 17 No. 2 (2021)
Publisher : Balai Arkeologi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/kapata.v17i2.121-130

Abstract

Keberadaan dan perkembangan lembaga pendidikan di Banjar, Kalimantan Selatan, sebagai reaksi terhadap Etische Politiek (Kebijakan Etis Belanda) relatif pesat. Namun, penelitian terkait hal tersebut masih terkesan minim, seringkali hanya berupa biografi tokoh, ulama, dan sejarah Islam yang diyakini oleh masyarakat Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa meskipun kolonial Belanda menerapkan Kebijakan Etis sebagai pembatasan hak pendidikan pribumi, para elit ulama, cendekiawan, dan pedagang menanggapi aturan tersebut dengan membentuk lembaga pendidikan tandingan, baik yang berbasis pada nasionalisme dan yang berbasis Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-intelektual sejarah dan historis-kritis. Metode ini digunakan karena mengamati sejarah gerakan pendidikan di Banjar sebagai respon terhadap pendidikan yang diselenggarakan oleh Belanda. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa sejarah yang berkaitan langsung dengan pendidikan di Banjar. Tahapan penelitian ini antara lain: heuristik, verifikasi atau kritik, interpretasi, dan historiografi. Selanjutnya, data yang ditemukan ditulis secara kronologis menurut catatan sejarah para penulis sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan Etis pada aspek pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap masyarakat Banjar karena mereka lebih memilih madrasah atau pesantren untuk sekolah, serta sekolah nasionalis, yang secara konsisten menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat kemerdekaan. The existence and development of educational institutions in Banjar, South Kalimantan, as a reaction to Etische Politiek (Dutch Ethical Policy) are relatively rapid. However, the research related to it still seems minimal, often only in the form of biographies of figures, scholars, and the history of Islam believed by the Banjarese. The research aims to prove that although the Dutch colonials applied the Ethical Policy as a limitation of indigenous education rights, the elites who were ulama (Islamic clerics), intellectuals, and traders responded to these rules by forming rival educational institutions, both those based on nationalism and those based on Islam. This research uses a socio-intellectual history and historical-critical approach. These methods are used because it observes the history of the education movement in Banjar as a response to education organized by the Dutch. This approach aims to describe historical events that are directly related to education in Banjar. This research takes the following steps: heuristics, verification or criticism, interpretation, and historiography. Then, the data found are written chronologically according to the historical records of the historical writers. The research shows that Ethical Policy on the education aspect did not significantly influence the Banjarese because they preferred madrasa or pesantren for school, as well as nationalist schools, which consistently fostered a sense of love for the homeland and the spirit of independence.
Pengaruh Interaksi Pembelajaran Terhadap Kepuasan Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Muhammad Ridha; Muhammad Irfan Islamy; Agus Riwanda; Noor Hasanah
Jurnal PTK dan Pendidikan Vol 9, No 1 (2023): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/ptk.v9i1.8722

Abstract

Abstract: Online learning provides more opportunities and flexibility in constructing knowledge and acquire skills. However, it also creates transactional distance. Students become more anxious and feel pressured. The distance makes the learning process does not meet student needs and interests. Learning interaction offers a key to minimize the distance and ensuring learning satisfaction. Satisfaction indicates the meaningful activities in the learning process. This research aims to investigate the effect of balanced interaction between humans and learning content on student satisfaction. A Quasi-experimental posttest-only group design was used. The experimental group was taught using an online flipped classroom with balanced interaction, and the control group was taught using a traditional online classroom. Two intact classes that consist of 44 students were used. This research found out that level of student satisfaction in both groups were at a moderate level. Although statistically not significant, the mean differences showed that students in the control group felt more satisfied than students in the experimental group. Keywords: Flipped Classroom, Interaction, Online Learning, Satisfaction. Abstrak: Pembelajaran daring memberikan lebih banyak kesempatan dan fleksibilitas dalam membangun pengetahuan dan memperoleh keterampilan. Namun, hal itu juga menciptakan jarak transaksional. Mahasiswa menjadi lebih cemas dan merasa tertekan. Jarak membuat proses pembelajaran tidak sesuai dengan kebutuhan dan minat mahasiswa. Interaksi belajar menawarkan kunci untuk meminimalkan jarak dan memastikan kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran. Kepuasan pembelajaran menunjukkan adanya kegiatan yang bermakna dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pembelajaran seimbang antara manusia dan konten pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan posttest-only group design. Kelompok eksperimen dibelajarkan menggunakan strategi kelas terbalik daring yang dipadukan dengan interaksi seimbang, dan kelompok kontrol dibelajarkan menggunakan strategi kelas daring tradisional. Penelitian ini menggunakan dua kelas utuh yang terdiri atas 44 mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa pada kedua kelompok berada pada tingkat sedang. Meskipun secara statistik tidak signifikan, perbedaan rata-rata menunjukkan bahwa mahasiswa di kelompok kontrol merasa lebih puas daripada mahasiswa di kelompok eksperimen.Kata Kunci: Kelas Terbalik, Kepuasan, Interaksi Pembelajaran, Pembelajaran Daring.
Kiprah Perempuan di Masa Kesultanan Banjar: Sebagai Aktor Intelektual Hingga Memimpin Rakyat Noor Hasanah; Raudatul Jannah
Muadalah Vol. 10 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/muadalah.v10i1.7440

Abstract

Gender discrimination has been around for a long time. Interestingly in Banjar, at the elite level, women are actually entrusted to play an active role in the public sphere. Such as an intellectual actor in the development of Islamic knowledge and as a leader. This role was played by Fatimah, Putri Mayang Sari, Nyai Kumala Sari, and Ratu Zaleha. Everyone has their own role in their era. The writing of this article uses the library method, by applying 4 steps, that are heuristics, verification or source criticism, interpretation, and historiography. The results of the study indicate that historically Banjar women, at the elite level, have had opportunities and open roles to be able to contribute to the public sphere. The implementation of this role relies on clarity of thought, flexibility of knowledge, courage to take risks, and the ability to read situations and understand social conditions. Thus, the role and contribution of women in various fields cannot be denied and underestimated. The role and contribution of Banjar women needs to be disclosed more broadly, because studies related to this matter are still limited.
Pemenuhan Hak Belajar Pendidikan Agama bagi Anak oleh Orangtua Tunggal Noor Hasanah
Muadalah Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/muadalah.v11i1.9753

Abstract

Pendidikan agama merupakan hak anak dan urgen diberikan sedini mungkin karena berkenaan dengan kemanusiaan. Bukan semata ritual ibadah. Setiap individu berhak mengetahui ajaran agamanya. Pemenuhan hak pendidikan agama menjadi bagian dalam usaha perlindungan anak yang dilakukan oleh orangtua. Bagi keluarga dengan orangtua tunggal, pemenuhan hak ini bukanlah hal yang mudah. Karena mereka harus membagi fokus pada sektor domestik dan publik. Penelitian ini mengungkap pendidikan agama yang diberikan oleh orangtua tunggal kepada anak-anaknya dan juga mengulik kendala-kendala yang dihadapi oleh mereka. Adapun sasaran penelitian ini adalah ibu atau janda yang tinggal di wilayah kota Banjarmasin. Menjadi menarik karena angka pernikahan dini dan perceraian di Banjarmasin cukup tinggi. Penelitian dilakukan pada sampel dengan usia, profesi, dan latar pendidikan yang beragam. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan observasi yang dilakukan secara periodik untuk mengecek validitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa single parent cukup menyadari dan memperhatikan urgensi pendidikan agama bagi anak. Pendidikan agama diberikan secara langsung dan tidak langsung. Sedangkan kendala yang dihadapi ada 6, berkenaan dengan materi, psikologis dan spiritual.    Religious education is a child's right and it is urgent to give as early as possible, because it relates to humanity. For single parent, fulfilling this right is not an easy thing. They have to divide the focus on the domestic and public sectors. The aims of this research is to find out about the religious education given by single parents to their children and also to explore the obstacles faced by them. The target of this research was mothers (widows) who live in Banjarmasin. It becomes interesting because the rate of early marriage and divorce in Banjarmasin is quite high. The research was conducted on samples of various ages, professions and educational backgrounds. Data collection techniques using observation and interviews. The results showed that single parents are pay attention to the urgency of religious education for children. There are 6 obstacles faced, with regard to material, psychological and spiritual.  
UNIVERSALITAS ISLAM: MELURUSKAN PANDANGAN BIFURKASI ANTAR ILMU Noor Hasanah; Mardhiya Agustina
TASHWIR Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jt.v10i2.7511

Abstract

ABSTRACTThe classification of knowledge is not intended as a bifurcation between general science and religious science. Bifurcation can lead to the misconception that non-religious science is separate from Islam. Whereas in the Islamic intellectual tradition, harmonious unity between science is always maintained. Science is a single entity because the source of all knowledge is the One (al-ahad). The meaning is the concept of science in Islam boils down to the concept of monotheism. Science must be able to bring people closer to the Creator, acknowledge His greatness, encourage people to do good deeds, transform people to be authoritative and respected and be able to offer solutions to crises. So, studying a science does not mean leaving a study of other sciences. This is what is meant by the holistic integration of science. This research is a qualitative research with library method. The focus of this research is to reread the basic principles of science, trace their roots and prove their integration.  Keywords: Universality of Islam, Bifurcation, SciencesABSTRAKKlasifikasi ilmu pengetahuan bukan dimaksudkan sebagai bifurkasi antara ilmu umum dan ilmu agama. Bifurkasi dapat memunculkan kesalahan konsepsi bahwa ilmu non agama adalah terpisah dari Islam. Padahal dalam tradisi intelektual Islam, kesatuan yang harmonis antar ilmu senantiasa dijaga. Ilmu adalah kesatuan tunggal karena sumber dari segala ilmu adalah Yang Esa (al-ahad). Maknanya, konsep ilmu dalam Islam bermuara pada konsep tauhid. Ilmu harus dapat mendekatkan manusia kepada Sang Khalik, mengakui keagungan-Nya, mendorong manusia untuk melakukan amal shaleh, mentransformasikan umat menjadi berwibawa dan disegani serta mampu menawarkan solusi terhadap krisis. Sehingga, mempelajari suatu ilmu tidak berarti meninggalkan kajian atas ilmu yang lainnya. Inilah yang dimaksud dengan integrasi ilmu secara holistik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pustaka riset. Fokus penelitian ini adalah untuk membaca ulang prinsip dasar ilmu pengetahuan, melacak akar dan membuktikan keterpaduannya.  Kata Kunci: Universalitas Islam, Bifurkasi, Ilmu