Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KAJI EKSPERIMENTAL PENINGKATAN SUB-COOLING KONDESER PADA KULKAS SATU PINTU MENGGUNAKAN AIR KONDENSAT M. Fathan Sugih Bagja; Windy Hermawan Mitrakusuma; Triaji Pangripto Pramudantoro
KURVATEK Vol 6 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v6i2.2616

Abstract

Condensate water that collects in storage containers under the freezer cabin is often a problem in household refrigerators because it causes ice formation and puddles. In this final project, an experimental increase in sub-cooling in a single-door refrigerator is carried out by spraying condensate water on the kondenser outside the refrigerator every 2 minutes. It aims to utilize condensate water and improve system performance. After the measurement and data assessment process was carried out, the kondenser condition with spraying obtained chilling time for 38 minutes with the average data being stable from the 30th to the 36th minute resulting in an COPactual value of 3.2, COPcarnot 4.21, and an efficiency value. by 75.8%, while in kondenser conditions without spraying by condensate water, chilling time is obtained for 40 minutes with an average stable time from 32 to 38 minutes resulting in an COPactual value of 2.91, COPcarnot 3.97, and an efficiency value of 73.3 %. Then it can be concluded that the increase in sub-cooling using condensate water effectively utilizes condensate water and improves system performance.
Quantitative Approach to Condensate from Residential Air Conditioners with Different Capacity as Drinking Water Kasni Sumeru; Triaji Pangripto Pramudantoro; Cecep Sunardi; Afif Miftakh Hafidzudin; Mohamad Firdaus bin Sukri
Jurnal Internasional Penelitian Teknologi Terapan Vol 3 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Bandung State Polytechnic (Politeknik Negeri Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/ijatr.v3i1.76

Abstract

During operation, the evaporator of split-type air conditioner (A/C) produces condensate water due to lower evaporator temperature, as compared to dew point temperature of the indoor air. So far, the condensate is considered unimportant and therefore being wasted. The split-type A/C is widely used in high-rise buildings, hotels, shopping areas, and even residential. The study aims to investigate the potential feasibility of the condensate to be used as for drinking water. Of course, treatment of the condensate is required before it can be used as a drinking water. The experiments were carried out in two cities, namely Bandung and Cirebon. Bandung represents a city with a cool climate, while Cirebon represents a city with a hot climate. The capacities of the A/C utilized in Bandung and Cirebon are 0.5 HP and 1 HP, respectively. The quantities of the condensate from the A/C were collected for 24 for hours. The quality of the condensate was benchmarked with guidelines/standard from PERMENKES NO 492/MENKES/PER/IV/2010. The benchmarking process involved testing and evaluation of 22 significant parameters related to water quality for drinking purpose. By utilizing waste condensate water, it is predicted that it can be a vital alternative of potable water in the future
PELATIHAN DAN PEMBEKALAN INSTALASI AC SPLIT SISWA SMKN-1 CIPATAT KABUPATEN BANDUNG BARAT Triaji Pangripto; Sumeru; Tandi Sutandi; Apip Badarudin; Adrianto S; Markus; Edi Sukamto
Jurnal Difusi Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.165 KB) | DOI: 10.35313/difusi.v3i1.1949

Abstract

SMKN1 Cipatat berlokasi di Wilayah Kabupaten Bandung Barat yang berdekatan dengan dengan Tempat pembuangan akhir sampah Kerta Mukti, sehingga para siswa banyak yang berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu karena mata pencaharian orang tua mereka adalah mengandalkan dari sampah. Para lulusan SMK Jurusan otomotif pada umumnya hanya mampu atau terampil mengerjakan persoalan yang berkaitan dengan bidang mesin otomotifnya saja, itupun tergantung pada sarana praktikumnya yang masih belum memadai jumlahnya untuk melayani semua siswa. Ada keinginan dari mitra untuk menambah wawasan bagi para siswa sebagai bekal keahlian tambahan setelah lulus dan salah satu pilihanya adalah tentang keahlian di bidang A/C Split.Sampai saat ini SMKN 1 Cipatat belum memiliki sarana praktikum berupa sebuah training unit A/C Split yang representatif untuk dapat digunakan sebagai sarana praktikum. Hal tersebut dapat menyebabkan para lulusan SMK menjadi kurang terampil dan kurang kompetitif untuk menghadapi peluang kesempatan kerja yang tersedia di lapangan. Dengan adanya peningkatan kompetensi di bidang A/C Split maka pengetahuan dan ketrampilan para siswa SMKN 1 jurusan otomotif tersebut menjadi bertambah dan diharapkan dapat menguasai dalam hal memasang, memvakum dan mengisi refrigeran/freon serta memperbaiki mesin A/C split dengan benar Metode yang dilakukan adalah dengan menyediakan satu buah training unit A/C Split berikut peralatan servicenya, selanjutnya para siswa akan mengikuti pembekalan dan pelatihan sesuai dengan modul-modul yang disediakan dan dirancang secara sederhana sehingga mudah dipraktikkan oleh para siswa. Program peningkatan kompetensi ini diharapkan pula diikuti oleh guru pengampu pelajaran otomotif sehingga program pembekalan dan pelatihan di bidang A/C split ini dapat dilanjutkan untuk dapat diberikan kepada para siswa angkatan berikutnya Dengan adanya kegiatan peningkatan kompetensi di bidang teknik A/C split bagi para siswa SMKN1 Cipatat maka para lulusannya diharapkan memiliki ilmu pengetahuan tambahan di bidang A/C split sebagai nilai tambah untuk dapat bersaing dalam mendapatkan pekerjaan atau dapat pula digunakan sebagai bekal untuk berwirausaha di bidang service A/C split. Kata kunci: Pelatihan, pemasangan A/C, A/C split, SMKN 1 Cipatat
Kajian Variasi Campuran R-1270 dan Isobutane Sebagai Pengganti R-22 Dhyta Aulia Nurhaniffah; Windy Hermawan Mitrakusuma; Triaji Pangripto Pramudantoro; Sri Murniati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.517 KB)

Abstract

Kajian Variasi Campuran R-1270 dan Isobutane Sebagai Pengganti R-22
Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap dan Pemanfaatan Panas Kondenser Untuk Penetas Telur Mochamad Fatih Gemadzan; Triaji Pangripto Pramudantoro; Muhamad Anda Falahuddin
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4215

Abstract

Prinsip dasar dari sistem refigerasi sendiri adalah memimdahkan suatu panas dari suatu kabin atau ruangan ke lingkungan luar yang menyebabkan penurunan temperatur. Sistem refrigerasi kompresi uap adalah salah satu jenis sistem refrigerasi yang paling umum digunakan. Refrigeran sebagai media pemindah panas dari dalam kabin atau ruangan dibuang ke lingkungan untuk menurunkan temperatur kabin atau ruangan yang dikondisikan. Energi panas yang dibuang kondenser bisa dimanfaatkan, pada tugas akhir kali ini panas kondenser dimanfaatkan untuk pemanas inkubator untuk penetas telur ayam negeri. Telur ayam tetas (fertile) yang akan ditetaskan di inkubator berjumlah 12 butir, sedangkan kabin pendingin digunakan untuk menyimpan dan mendinginkan telur konsumsi (infertile). Sistem refrigerasi kompresi uap yang digunakan pada rancang bangun ini menggunakan kompresor dengan kapasitas 1/4 Pk, kondenser yang digunakan adalah jenis air cooled kondenser, alat ekspansi yang digunakan adalah pipa kapiler berdiameter dalam 0,31 inch dan evaporator yang digunakan adalah evaporator sirip. Kabin pendinginan untuk telur konsumsi (infertile) menggunakan bahan polyurethane dengan volume 44 cm x 44,5 cm x 40 cm. Sedangkan inkubator penetas telur tetas (fertile) menggunakan bahan yang sama dengan kabin polyurethane dengan volume 48 cm x 31 cm x 40 cm. Efisiensi sistem saat panas kondenser dialirkan ke lingkungan senilai 70,50 % sedangkan pada saat panas kondenser dialirkan ke dalam inkubator adalah 69,68 %. Temperatur rata – rata inkubator selama masa inkubasi (21 hari) senilai 38,5°C.
Perbandingan Uji Performansi Sistem Refrigerasi pada Mesin Refrigerated Air Dryer Menggunakan R134a dan MC134 Evita Rahmania Lestari; Arda Rahardja Lukitobudi; Triaji Pangripto Pramudantoro
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.183 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4257

Abstract

Refrigerated air dryer merupakan sebuah mesin sistem refrigerasi yang digunakan dalam pengeringan udara yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan industri – industri. Refrigeran yang digunakan adalah jenis hydrofluorocarbon (HFC), seperti R134a, yang memiliki pengaruh yang berbahaya bagi lingkungan sekitar. Maka dari itu, refrigeran hidrokarbon MC-134 menjadi alternatif sebagai pengganti refrigeran R134a yang tidak memiliki pengaruh bahaya ke lingkungan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui performansi sistem refrigerasi kompresi uap terhadap penggunaan refrigeran R134a dan hidrokarbon jenis MC 134. Metodologi penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan cara pengambilan data yang dilakukan per 5 menit sekali selama 2 jam. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan saat sistem menggunakan refrigeran R134a memiliki COPactual dan COPcarnot sebesar 3,25 dan 5,1, kemudian konsumsi energi sebesar 0,91 kWh dengan efensiesi sebesar 63,7%, sedangkan pada saat pengujian sistem saat menggunakan refrigeran hidrokarbon MC-134 diperoleh COPactual dan COPcarnot sebesar 3,26 dan 4,87 kemudian konsumsi energi sebesar 0,77 kWh dengan efisiensi sebesar 66,9 %.
Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Untuk Penyimpanan Buah Alpukat Nurshabi Juliansyah Ramdan; Arda Rahardja Lukitobudi; Triaji Pangripto Pramudantoro
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.939 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4289

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan perancangan pembangunan sistem refrigerasi kompresi uap untuk penyimpanan buah alpukat. Biasanya sistem refrigerasi kompresi uap digunakan untuk menyiimpan berbagai macam makanan dan minuman yang contohnya yaitu lemari es. Penelitianini dikhususkan untuk menyimpan produk buah saja yaitu buah alpukat. Kabin penyimpanan untuk sistem ini menggunakan cool box. Menggunakan kompresor berkapasitas 1/8 HP dan alat ekspansi berjenis pipa kapiler. Hasil yang diamati pada penelitian ini adalah perbandingan chilling time, dan efisiensi sistem pada data perancangan dengan data hasil penelitian. Didapatkan dari hasil penelitian ini waktu chilling time lebih cepat dari data perancangan sebesar 31 menit. Efisiensi sistem dari hasil penelitian lebih rendah dari data perancangan sebesar 62,04%.
Kaji Numerik Penggunaan Subcooler LSHX pada Refrigeran R22 dan R290 dengan Variasi Temperatur Evaporasi Hassan Muhammad Sumeru; Triaji Pangripto Pramudantoro; Rizki Muliawan
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.169 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4312

Abstract

Refrigeran R22 sudah lama digunakan sebagai fluida kerja pada pengkondisi udara (AC) maupun mesin pendingin (freezer). Namun, kekurangan R22 adalah pada segi lingkungan, karena masih memiliki nilai ODP dan GWP yang masih relatif tinggi. Sehingga, penggunaan R22 sebagai fluida kerja harus dihentikan dan diganti dengan refrigeran yang lebih ramah lingkungan. Salah satu refrigeran pengganti R22 adalah R290. Refrigeran R290 memiliki nilai ODP nol dan nilai GWP yang kecil. Dari sisi tekanan kerja, R290 tidak berbeda jauh dengan R22. Salah satu metode peningkatan sistem refrigerasi dengan menggunakan metode Liquid Suction Heat Exchanger. Di lapangan efektivitas penggunaan LSHX mempengaruhi derajat subcooling. Pada penelitian ini dapat terlihat perbandingan efektivitas penggunaan LSHX pada kinerja sistem refrigerasi dengan memvariasikan derajat subcooling dan superheating yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10 K. Selain itu, penelitianini memvariasikan temperatur evaporasi 5oC yang mewakili temperatur pengkondisi udara dan temperatur evaporasi -10oC, -20oC, -30oC dan -40oC yang mewakili temperatur freezer. Hasil simulasi menunjukkan setiap kenaikan temperatur superheating dan subcooling sebesar 2 K pada R22 dan R290 membuat nilai temperatur discharge meningkat sebesar 2,44% dan 3,01%, nilai kerja kompresi meningkat sebesar 0,98% dan 1,05%, nilai efek refrigerasi meningkat sebesar 2,53% dan 3,35% dan nilai COPaktual meningkat sebesar 1,51% dan 2,27%.
Pengaruh Variasi Massa Pengisian R290 Sebagai Refrigeran Pengganti R22 Pada Kinerja Freezer Triaji Pangripto Pramudantoro
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-12 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Refrigeran R22 telah lama digunakan sebagai fluida kerja pada mesin pendingin (freezer) maupun pengkondisi udara (AC). Sebagai fluida kerja, secara termodinamika, R22dapat  menghasilkan kinerja yang optimal pada mesin refrigerasi. Namun, kekurangan R22 adalah dari sisi lingkungan, karena masih memiliki nilai ODP (ozone depletion potential) dan GWP (global warming potential) yang masih relatif tinggi. Sehingga penggunaan R22 sebagai fluida kerja harus dihentikan dan diganti dengan refrigeran yang lebih ramah lingkungkan. Salah satu refrigeran pengganti R22 adalah R290. Refrigeran R290 memiliki nilai ODP nol dan nilai GWP yang sangat kecil. Dari sisi tekanan kerja, R290 tidak berbeda jauh dengan R22. Massa pengisian refrigeran R290 hanya sekitar 40% dari massa pengisian R22, hal ini disebabkan karena massa jenis R290 adalah sekitar 40% dari R22. Pada penelitian ini, massa  pengisian ideal R290 untuk menggantikan adalah perbandingan massa jenis R290 dengan R22 pada suhu -10oC pada kondisi cair jenuh, yaitu 40,6%. Oleh karena massa pengisian R22 pada freezer adalah 286 gram, maka pengisian ideal (100%) adalah 286 x 40,6% = 116 gram. Pengujian kinerja freezer dilakukan dengan variasi massa pengisian R290 adalah 95%, 100% dan 105% atau setara dengan massa pengisian 110,2 gram, 116 gram dan 121,8 gram. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja freezer  akan optimal untuk massa pengisian sebanyak 95%. Pada pengisian sebesar ini, COP (coefficient of performance) adalah 2,8. Sedangkan COP untuk pengisian 100% dan 105% adalah 2,5 dan 2,2. Kapasitas pendinginan terbesar juga dicapai oleh massa pengisian 95%. Massa pengisian 105% justru akan menurunkan kapasitas pendinginan dan COP freezer.   Kata Kunci: Penggantian refrigeran, freezer, ramah lingkungan, R22,R90, COP.
PENGARUH HAMBATAN ALIRAN UDARA PADA KONDENSER TERHADAP PERFORMANSI AC SPLIT 1 PK Triaji Pangripto Pramudantoro Pramudantoro
Retii 2021: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-16
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Poor maintenance will decrease the performance of the split Air Conditioning unit, some cases that are often encountered include: the fins on the outdoor unit are dirty, fragile or even fold. Disruption of air flow in the outdoor unit will then have an impact on the performance of the split A/C unit, especially on cooling rate, working pressure, coefficient of performance and consumption of electrical energy. The purpose of this study was to determine the correlation/impact of airflow resistance in the outdoor unit on A/C unit performance and the magnitude of changes/increases in electrical energy consumption. The method used is by comparing the normal performance without being disturbed by the air flow in the outdoor unit compared to the engine with the outdoor unit airflow experiencing obstacles. Starting with a given resistance successively equal to 1/6, 1/8 and 1/4 of the surface area of ​​the condenser. The results obtained in the form of an increase in discharge temperature, suction temperature, condenser temperature, evaporator temperature and electric current. On the other hand, there was a decrease in the refrigeration effect by 6.25%, a decrease in the COP value from 4.63 to 3.7 and an increase in electrical power consumption by 9.3%. Keywords: condenser air flow, split AC.